Para pemain Arsenal merayakan gol dengan penuh euforia. Pantas saja mereka begitu gembira karena mampu mencetak gol dan menyamakan skor dalam situasi yang sangat tidak menguntungkan.
Sekarang skor sudah imbang, berikutnya apakah giliran mereka yang unggul?
"Arsenal tetap tak terkalahkan dalam 4 kunjungan terakhir ke Jerman di Champions Eropa, dengan 2 kemenangan dan 2 imbang..." Komentator Inggris menjelaskan situasi kepada suporter Arsenal di depan televisi. "Mereka telah mencetak gol dalam 8 laga tandang Eropa secara beruntun di Jerman. Kini rekor itu menjadi 9 pertandingan beruntun!"
Marcel Leif juga menghibur suporter Dortmund dengan data historis: "...Meskipun performa Dortmund di fase grup Champions musim ini kurang memuaskan, mereka telah meraih 7 kemenangan beruntun di kandang sendiri di Champions - menyamai rekor klub periode 1996-1998. Selain itu, Dortmund belum pernah kalah saat menghadapi tim Inggris di Signal Iduna Park dengan catatan 4 kemenangan dan 3 imbang... Jika memasukkan pertandingan di luar kompetisi resmi UEFA, kekalahan terakhir Dortmund di kandang sendiri dari tim Inggris terjadi pada November 1964 di Piala Fairs melawan Manchester United..."
Data historis memberitahu para suporter Borussia Dortmund bahwa Borussia Dortmund tak terkalahkan di kandang sendiri saat menghadapi tim-tim dari Inggris.
Namun bagi Borusia Dortmund saat ini, sekadar mempertahankan rekor tak terkalahkan tak ada artinya. Mereka sekarang mengincar kemenangan!
Kebobolan ini jelas merupakan pukulan berat.
……
Setelah pertandingan dimulai kembali, Arsenal memiliki semangat tinggi. Bahkan mereka tak hanya bertahan, tetapi mulai lebih banyak mencoba serangan, berharap bisa mencetak gol lagi dalam waktu singkat untuk menguasai inisiatif sepenuhnya.
Menit ke-64, Giroud melakukan umpan silang dari sayap kiri. Ramsey di titik jauh mengontrol bola dengan dada sekaligus menyodok melewati Schmelzer yang berusaha menekan, lalu melakukan tembakan setengah volley miring dari jarak 8 meter di depan gawang!
Untungnya Weidenfeller berkinerja stabil dan luar biasa, menangkis tembakan tersebut ke garis lapangan!
Arsenal mendapatkan tendangan pojok karenanya.
Tendangan pojok diambil oleh Cazorla. Lagi-lagi striker tengah Arsenal Giroud yang melompat tinggi di depan gawang dan menyundul bola!
Dari posisi sekitar 7 meter di depan gawang, sundulan kerasnya mengarah ke gawang!
Kiper Weidenfeller berusaha mati-matian menyambar, namun belum pasti apakah bisa menepis bola.
Beruntung di dekat tiang gawang masih ada gelandang Borussia Dortmund Sahin yang lebih dulu menyepak bola keluar!
Tangan Weidenfeller baru sampai setelah bola ditendang Sahin - Andai bukan karena sepakan Sahin, mungkin bola itu benar-benar masuk ke gawang...
"Benar-benar membuat merinding kalau diingat kembali!"
Para suporter Borussia Dortmund di tribun juga serentak terkejut.
Giroud menyangga kepala dengan kedua tangan, penuh penyesalan.
"Sahin menyelamatkan situasi!" teriak He Ping. "Pembersihan bolanya di garis kotak penalti sangat krusial! Gol sebelumnya dari Ramsey adalah hasil operan sundulan Giroud, sekarang Giroud hampir saja mencetak gol langsung... Tampaknya ketidakhadiran Hummels memang sangat mempengaruhi kemampuan udara Dortmund..."
……
Sementara semua orang masih lega karena lolos dari bahaya, pelatih kepala Dortmund Klopp sudah membuat keputusan penyesuaian.
Dia menyuruh asisten pelatih Zeljko Buvac untuk memanggil pemain pemanasan kembali.
Dia menyebut nama: "Yan Min."
Buvac sempat bingung, mengira akan memanggil Kuba atau Mkhitaryan, tapi Klopp malah memilih Yan Min. Awalnya dia tidak mengerti keputusan ini, tapi setelah melepaskan emosinya, segera paham alasan Klopp.
Maka dia berbalik dan langsung berlari ke area pemanasan.
Waktu sekarang sangat berharga bagi Dortmund, satu detik pun tidak boleh disia-siakan.
Yan Min yang terus melakukan pemanasan di pinggir lapangan tidak menyangka Klopp akan memikirkan dirinya pertama kali saat tim terpuruk.
Dia menunjuk diri sendiri dengan jempol, memastikan pada asisten pelatih.
“Tentu saja kamu!” Buvac kesal, dirinya sedang berlomba dengan waktu, tapi anak ini malah asyik membuang-buang waktu di sini.
Yan Min pun mengikuti asisten pelatih berlari kembali ke bangku cadangan.
Gerakan ini terekam oleh kamera siaran langsung dan ditayangkan, membuat semua orang bisa melihat—Klopp akan melakukan penyesuaian pertama.
Saat wajah Yan Mun muncul di layar, banyak orang bereaksi sama seperti ekspresi awal Buvac—terkejut.
Semua bingung, saat tim menghadapi masalah serius, Klopp malah memilih pemain yang sebelumnya pernah melakukan kesalahan.
“Kenapa bukan Kuba?”
“Kenapa bukan Mkhitaryan?”
Para komentator ramai mengeluarkan pertanyaan serupa.
He Ping juga terkejut. Dia tentu ingin melihat lebih banyak pemain China tampil di panggung tertinggi Champions Eropa, tapi sekarang dia tidak ingin Yan Mun bermain.
Pertandingan sebelumnya, Borussia Dortmund gagal menang di kandang lawan Arsenal, Yan Min menjadi kambing hitam kekalahan. Performa-nya selama dan setelah pertandingan juga sangat kontroversial.
Kini, saat tim kembali bermasalah dengan lawan yang sama Arsenal, Klopp memutuskan memainkan Yan Min lagi. He Ping khawatir ini justru jadi beban yang menghancurkan mentalnya, membuat performanya buruk.
Jika dua penampilan berturut-turut buruk, bisa dipastikan karirnya di Dortmund akan berakhir... Tak ada yang akan memberi kesempatan ketiga.
Jadi mengapa Klopp memilih untuk menjadikan Yan Min sebagai pemain pengganti, benar-benar membuat He Ping bingung. Apakah Klopp mungkin punya dendam pribadi dengan Yan Min, sehingga sengaja menurunkannya di momen krusial seperti ini? Bukankah ini justru membahayakannya?
Di dunia maya China, respons netizen terhadap penampilan Yan Min sama sekali tidak antusias atau penuh harapan, malah dipenuhi kecemasan.
"Di momen penting seperti ini, menurunkan Yan Ming, tekanan sebesar apa ini!"
"Apa otak Klopp kemasukan air? Bagaimana bisa menurunkan Yan Min di saat seperti ini, menjadikannya kambing hitam, sanggupkah dia memikulnya!"
"Ini bukan memberi kesempatan pada Yan Min, ini merusaknya..."
……
Saat semua orang terkejut dengan pilihan Klopp, Yan Min sudah berdiri di hadapan pelatih asal Jerman itu.
Biasanya pergantian pemain akan dijelaskan tugas dan arahan oleh asisten pelatih, pelatih kepala tidak menangani urusan teknis seperti ini.
Tapi kali ini, yang berdiri di depan Yan Min adalah Klopp sendiri, bukan Buvac.
Klopp bertanya dalam Bahasa Jerman: "Tahu mengapa aku memilihmu?"
Yan Min menggelengkan kepala.
Setelah belajar keras selama beberapa bulan, pemain muda ini sudah bisa memahami percakapan Bahasa Jerman dengan baik. Untuk berbicara, dia juga mampu melakukan komunikasi sederhana.
"Pada pertandingan melawan Arsenal sebelumnya, ada banyak kritik yang ditujukan padamu setelah pertandingan." Klopp berkata. "Tapi menurutku tidak baik jika langsung menghakimi seseorang dan menyangkal semuanya sekaligus. Jadi aku ingin memberimu kesempatan lagi untuk membuktikan diri. Arsenal adalah lawan yang bagus, di mana kau terjatuh, di situ kau harus bangkit."
Setelah mengatakan itu, dia menyerahkan Yan Min kembali ke asisten pelatih Buvac.
Buvac yang mendengar perkataan Klopp di sampingnya menyeringai ke arah Yan Min: "Jürgen sepertinya sangat mempercayaimu, tapi aku tidak, nak. Jujur saja, jika aku jadi kau, aku tak akan bersemangat untuk tampil kali ini."
Dia melirik Yan Min yang sedang bersemangat.
"Memainkanmu di saat seperti ini akan membuatmu menerima tekanan besar dan menghadapi hambatan hebat. Tekanan dan hambatan ini akan membuat performamu buruk. Tapi kejatuhanmu bukan urusanku, aku hanya perlu memberitahumu apa yang harus dilakukan di lapangan..."
……
Saat Yan Min menerima instruksi langsung dari pelatih di pinggir lapangan, di atas lapangan Zhou Yi juga menyadari perubahan ini.
Klopp malah memilih Yan Min?
Zhou Yi mengalihkan pandangannya ke pelatih kepala.
Zhou Yi merasa pilihan ini bukan sekadar klik sembarangan di daftar pemain cadangan, pasti ada maksud khusus Klopp di baliknya.
Lalu mengapa Klopp memilih Yan Min?
Zhou Yi melirik layar besar.
Menit ke-67 pertandingan, skor 1-1.
Sejak menyamakan skor, Arsenal terus melancarkan serangan gencar, bahkan hampir mencetak gol lagi. Sementara itu, Borussia Dortmund terlihat lebih lesu dalam periode ini.
Dalam kondisi seperti ini, memasukkan pemain yang agak "liar" sepertinya merupakan pilihan yang tepat...
Zhou Yi memahami alasan Klopp memilih Yan Min daripada Kuba atau Mkhitaryan.
Dibandingkan dengan mereka, semangat membara Yan Min justru lebih cocok dengan situasi saat ini.
……
Setelah mendengarkan dengan sabar penjelasan asisten pelatih Buvac tentang tugasnya, Yan Min bersiap menuju pinggir lapangan. Namun alih-alih langsung pergi, ia berkata pada Buvac: "Pelatih Buvac, maaf akan mengecewakanmu. Hambatan dan tekanan apapun tidak akan membuatku tampil buruk!"
Setelah mengucapkan itu, ia berbalik dan berlari keluar.
Membiarkan Buvac tercengang di tempat.
Klopp tertawa: "Zeljko, kau sampai tidak bisa berkata-kata ditantang anak muda itu..."
Buvac yang sudah sadar menggeleng sambil mencibir: "Setidaknya provokasiku berhasil."
"Jangan buru-buru, mungkin provokasikulah yang bekerja?"
Klopp menoleh melihat Yan Min yang sudah berdiri di samping ofisial keempat. Pemain China ini benar-benar berbeda dengan Zhou Yi, dan justru itulah yang menarik...
