Ketika Borussia Dortmund menunjukkan serangan dan tekad mereka dalam 10 menit pertama pertandingan, banyak orang yang tertipu.
Suporter Borussia Dortmund di tribun terus menyemangati tim mereka, di internet pun banyak yang terkejut melihat kegarangan Dortmund.
Tapi seperti kata pepatah: orang awam melihat keramaian, ahli melihat esensi.
Guardiola sang ahli berhasil melihat kelemahan Dortmund di balik "gertakan kosong" serangan mereka.
Masalah mematikan Dortmund tetap ada di lini pertahanan.
Meski Klopp akhirnya berhasil menyusun empat pemain bertahan, waktu latihan bersama mereka terlalu singkat, terutama minimnya latihan taktik. Ini menyebabkan koordinasi dan rotasi pertahanan mereka bermasalah.
Menurut Guardiola, ini justru celah yang bisa dimanfaatkan.
Saat Durm dan Großkreutz maju menyerang, area belakang mereka meninggalkan ruang kosong besar. Untuk menutupinya, dua gelandang bertahan Dortmund harus sering berpindah ke sayap, membuat area tengah lapangan menjadi kosong.
Ruang kosong di tengah lapangan inilah yang akan dimanfaatkan Bayern München.
Sebelum pertandingan, dia bahkan meminta timnya untuk lebih sabar dan tidak terburu-buru.
Namun sekarang tampaknya dia harus merevisi pengaturan taktiknya.
Karena kelemahan Borussia Dortmund telah ditemukan, manfaatkan kelemahan lawan untuk mengakhiri pertandingan!
Guardiola memanfaatkan momen bola mati untuk memanggil Javi Martínez ke sisinya dan memberikan instruksi langsung.
……
Saat Klopp menoleh, dia melihat Guardiola sedang membisikkan sesuatu di telinga Martínez. Meski tidak tahu isi pembicaraan itu, nalurinya mengatakan ini bukan sekadar obrolan santai.
Dia kembali memandang ke lapangan.
Beberapa kesempatan emas Borussia Dortmund terlewatkan berturut-turut, kondisi ini akan semakin memburuk.
Yang lebih parah, sebagai pelatih kepala, upaya yang bisa dilakukannya sangat terbatas menghadapi situasi ini.
……
Setelah mengirim Javi Martínez masuk, Guardiola menyampaikan instruksi terbaru kepada rekan setim: Saat Bayern München mendapatkan penguasaan bola di separuh lapangan sendiri, trio penyerang Lewandowski, Robben, dan Müller harus secepatnya melakukan sprint ke area depan dan menunggu umpan dari gelandang.
Philipp Lahm berperan sebagai penghubung antara lini pertahanan dan gelandang, dengan cepat mengoper bola dari empat bek belakang kepada Kroos dan Martínez.
Pengaturan taktik Guardiola ini menyasar kondisi aktual lini pertahanan Borussia Dortmund.
Pertahanan Borussia Dortmund biasanya bersifat dinamis, sering mengambil risiko maju untuk melakukan pressing guna menghentikan serangan. Namun, pertahanan seperti ini juga memiliki masalah, yaitu membuka lebih banyak ruang kosong di belakang. Hanya saja sebelumnya lini pertahanan yang terdiri dari Mats Hummels, Subotic, Schmelzer, dan Piszczek telah bermain bersama selama bertahun-tahun dengan chemistry yang baik, sehingga meski ada ruang kosong, selalu bisa ditutup dengan cepat.
Namun dengan lini pertahanan saat ini, Klopp khawatir mereka kurang komunikasi dan tidak bisa menutup celah dengan cepat. Oleh karena itu dalam pertandingan ini, ia menerapkan formasi pertahanan paralel empat pemain.
Keempat pemain tetap berada dalam satu garis, maju dan mundur bersama. Keuntungannya adalah bisa menjaga integritas pertahanan tanpa meninggalkan celah besar di belakang garis pertahanan.
Masalahnya adalah ini akan memberikan ruang luas di depan pertahanan untuk Bayern München, dan ini sangat berbahaya...
Setelah Bayern München melakukan penyesuaian, situasi pertandingan segera berbalik.
Tembakan mengancam dari Borussia Dortmund menghilang, digantikan oleh serangan gencar Bayern München.
Terutama dua bek sayap Bayern München, Rafinha dan Alaba, yang terus menerus melakukan overlapping ke belakang pertahanan Dortmund sebagai respons terhadap penyesuaian serangan sayap Großkreutz dan Durm, menjadi penghubung serangan balik Bayern München.
"Menghadapi serangan Bayern München, Borussia Dortmund begitu terdesak ke separuh lapangan belakang, hanya bisa bertahan dengan susah payah. Situasi berubah drastis."
Duan Xin melihat kondisi tersebut dengan cemas berkata: "Ini tidak bisa terus begini. Begitu Borussia Dortmund beralih dari menyerang ke bertahan, semua kelemahan lini pertahanan mereka langsung terlihat. Lihat bola ini!"
Belum habis bicaranya, Alaba berhasil menembus pertahanan sayap Großkreutz dan memberikan umpan silang.
Robert Lewandowski melompat tinggi di depan gawang, mengalahkan Papastathopoulos dengan sundulan ke gawang!
Weidenfeller melakukan penyelamatan brilian, menangkis sundulan jarak dekat itu dengan satu tangan hingga bola menyentuh mistar gawang!
"Bahaya! Bahaya! Robert Lewandowski hampir saja menaklukkan gawang mantan klubnya dengan sundulan!" Duan Xin menghela napas lega.
Marcel Leif menyoroti bahwa ini bukan pertama kali Alaba menembus pertahanan sayap Dortmund: "...Masih ada masalah kurang chemistry antara empat bek Dortmund. Pada situasi tadi, jarak antara Friedrich dan Großkreutz terlalu jauh, memungkinkan Alaba leluasa melakukan aksi satu lawan satu dan melakukan penetrasi berani... Jika terus begini akan berbahaya!"
Tak lama kemudian, Bayern München kembali mendapatkan kesempatan emas di depan area penalti Dortmund.
Thomas Müller di sayap kiri melakukan terobosan, tiba-tiba mengoper bola ke area tengah! Karena Robert Lewandowski menekan lini pertahanan Borussia Dortmund hingga masuk ke area penalti, menyebabkan zona depan kotak penalti tak terjaga. Toni Kroos dengan leluasa melepaskan tembakan tanpa dijaga sama sekali!
Bola menggelinding rapat di rumput menuju tiang gawang kanan, nyaris meleset sedikit saja! Bola menyikat tiang gawang dan keluar garis lapangan!
"Kroos— Wah! Hampir saja!" Duan Xin kaget bukan main. Saat bola melewati kiper Weidenfeller, dia hampir yakin itu akan jadi gol...
……
Di menit ke-34, Bayern München merebut penguasaan bola di lini belakang. Gelandang bertahan Javi Martínez yang menguasai bola tidak memberikan operan pendek ke Philipp Lahm, melainkan mengangkat kepala melihat situasi area depan sebelum melepaskan umpan silang akurat ke sayap kanan lapangan lawan!
Di sana, celah besar terbuka setelah Durm maju menyerang. Karena harus menjaga zona depan pertahanan, kali ini Sven Bender tidak bergeser ke pinggir lapangan, menciptakan peluang eksploitasi di area tersebut.
Di lokasi itu, Arjen Robben melesat seperti panah dalam serangan balik!
Dengan sempurna dia menangkap umpan panjang dari Javi Martínez.
Setelah mengontrol bola dengan kaki, Robben terus melaju tanpa mengurangi kecepatan, menerobos masuk ke area penalti!
"Robben! Robben datang!!"
Friedrich dan Papastathopoulos mengejar dari depan dan belakang, kiper Weidenfeller juga nekat meninggalkan gawang untuk menutup tembakan Robben.
Saat Robben hampir membawa bola ke area penalti kecil, dia melepaskan tembakan!
Bukan tendangan keras maupun tembakan rendah menyusur rumput, melainkan sebuah... chip shot!
Bola melayang melewati kepala Weidenfeller dan langsung menuju titik jauh gawang.
Großkreutz berusaha keras mengejar balik, ingin menyelamatkan bola di garis gawang, tapi kakinya yang terjulur tak menyentuh bola!
Bola jatuh ke gawang tepat di depannya!
"Arjen Robben——!!" teriak Marcel Leif dengan suara yang dipanjangkan. "TOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOR！！！！！ Robben! Robben! Dia mencetak gol pembuka untuk Bayern München! Bayern München yang bertandang ke Westfalenstadion akhirnya memecah kebuntuan dan unggul!"
Saat bola masuk ke jala, Westfalenstadion diam sesaat sebelum kemudian diserbu siulan tak berujung yang menggemuruh ke segala penjuru...
……
Melihat kebobolan, Klopp sedikit menjengkalkan tubuhnya ke belakang.
Sebenarnya dia sudah punya persiapan mental untuk kebobolan, tapi jika bisa memilih, dia tetap berharap tak kebobolan.
Hanya saja tuntutan ini terlalu tinggi untuk lini pertahanan.
Kebobolan tadi jelas menunjukkan masalah di pertahanan belakang.
Tentu ini bukan kesalahan para bek, ini masalah pengaturan taktik kami sendiri. Tapi selain mengatur seperti ini, adakah cara lain yang lebih baik? Jika tidak menyerang keluar melainkan bertahan mengerut, mungkin belum sampai 34 menit, Borussia Dortmund sudah kebobolan.
Situasi sekarang ini sudah bisa diprediksi saat mengatur taktik, dan harus menjadi harga yang dibayar...
Dia berjudi bahwa timnya akan mencetak gol sebelum Bayern München mencetak gol, tapi judiannya kalah.
Hari ini kalah, esok menang, dia tidak terlalu kesal, hanya ada sedikit penyesalan saja.
……
Di sisi Bayern München, Guardiola langsung melompat dan tos tangan dengan orang-orang sekitar saat gol terjadi.
Gol ini terjadi setelah penyesuaian targetnya, membuktikan bahwa penyesuaiannya memang tepat sasaran.
Sebagai seorang pelatih, momen seperti inilah yang paling membanggakan.
Selanjutnya, dia kembali memandang ke lapangan.
Sudah unggul satu gol, selanjutnya adalah mencetak lebih banyak gol, menghancurkan pertahanan dadakan Borussia Dortmund!
Dia sudah bisa membayangkan pemandangan indah itu.
Bayern München akan menghancurkan Borussia Dortmund di kandang sendiri, membalas kekalahan gelar liga dan Champions Eropa musim lalu, serta kekalahan di Piala Super Jerman awal musim ini!
