Saat Dortmund menaklukkan gawang Bayern München, yang terkejut bukan hanya pemain Bayern tapi juga para komentator.
Mereka mengira serangan Dortmund di babak kedua hanyalah perjuangan sia-sia seperti di babak pertama.
Tak disangka, binatang terpojok ini malah berhasil menggigit keras sang raksasa Bayern München!
Mereka menyamakan skor!
Siaran TV sedang memutar ulang gol yang baru saja terjadi.
Yang paling menarik perhatian semua orang adalah bagaimana Zhou Yi berhasil mengoper bola ke kaki Reus di bawah tekanan pertahanan ketat.
Dia dipaksa oleh Javi Martínez untuk berbalik badan, menghadap arah berlawanan dari serangan sambil melindungi bola.
Pada saat ini, sama seperti Javi Martínez dan Boateng, semua orang mengira serangan Borussia Dortmund akan melambat sementara.
Tapi justru ketika mereka berpikir demikian, bola tiba-tiba dioper Zhou Yi ke Reus.
Karena terlalu mendadak, tidak ada tanda-tanda sebelumnya.
Pemain biasa akan mengangkat kepala untuk mengamati situasi saat mengoper, tapi Zhou Yi sibuk beradu fisik dengan Javi Martínez tanpa pernah mengangkat kepala. Bagaimana mungkin dia tahu bahwa operan tumit ini akan menemui rekan setim yang siap menerima di belakangnya?
Rekaman ulang slow motion justru tidak menjawab pertanyaan ini, sebaliknya membuat semua orang semakin takjub.
Dari rekaman jelas terlihat Zhou Yi benar-benar tidak mengamati sekeliling, tapi dia mengoper bola dengan keyakinan penuh. Kalau bukan karena kepastian mutlak, operan ini bisa dianggap sebagai umpan sembarangan yang ceroboh, sama saja dengan menyerahkan penguasaan bola.
Namun Zhou Yi benar-benar berhasil mengoper bola ke kaki Reus, dan Reus pun berlari ke ruang kosong untuk menerimanya.
“Operan Zhou Yi ini... benar-benar tidak masuk akal! Dan itu berhasil! Tidak ada yang tahu apakah dia hanya beruntung atau sengaja melakukannya... Yang penting, berkat assist-nya, Borussia Dortmund berhasil menyamakan skor!”
Siaran TV sempat menampilkan close-up shot Guardiola. Di lensa, ekspresi Guardiola terlihat tidak percaya karena skor akhirnya imbang oleh Dortmund.
Tapi sebenarnya yang membuatnya terkejut bukanlah gol Reus, melainkan operan Zhou Yi.
Operan bola itu memiliki tingkat kesulitan yang sangat tinggi.
Guardiola pernah menjadi pelatih Barcelona. Barcelona punya banyak maestro operan, baik Xavi maupun Iniesta yang memiliki kemampuan operan luar biasa.
Secara alami, Guardiola membandingkan Zhou Yi dengan mantan rekan kerjanya. Dia menyadari bahwa kemampuan operan Zhou Yi bahkan sedikit melampaui Xavi dan Iniesta... Padahal usia Zhou Yi baru 22 tahun. Di usia muda sudah memiliki kemampuan dan prestasi seperti ini, selama tidak terkena cedera di masa depan, potensinya benar-benar tak terbatas...
Dulu saat Zhou Yi mengikuti pertandingan tim muda di Barcelona dan mendapat perhatian La Masia, Guardiola baru mengetahuinya belakangan. Seandainya dia tahu sejak awal, akankah ada perubahan? Kecuali Guardiola bisa meramal prestasi Zhou Yi di masa depan, mungkin tidak akan ada yang berubah.
Seorang remaja 16 tahun yang sama sekali tidak pernah menjalani latihan sepak bola profesional, malah meminta klub menjamin kesempatan bermain di tim utama di masa depan... Ini terlalu muluk. Bahkan Guardiola pun tidak mungkin menyetujui syarat ini, Messi saja tidak pernah mendapat perlakuan spesial seperti itu!
Lagipula, meski dia dipromosikan ke tim utama, bagaimana mungkin bisa bersaing dengan Xavi, Iniesta, atau Busquets? Alasan Barcelona tertarik pada Zhou Yi kemudian juga karena faktor penuaan Xavi yang membutuhkan penerus.
Namun hingga Guardiola meninggalkan Barcelona, Xavi masih belum menemukan pengganti yang cocok dan harus terus bertahan di puncak performa.
Kemudian, Guardiola bergabung dengan Bayern München, sekali lagi menjadi lawan Zhou Yi.
……
Gol Reus berhasil menyamakan skor untuk Borussia Dortmund sekaligus meningkatkan moral para pemainnya.
Pada babak pertama, mereka mengepung pertahanan Bayern München selama belasan menit tanpa mencetak gol, membuat beberapa pemain mulai meragukan efektivitas taktik ini.
Di babak kedua, dengan taktik yang sama mereka akhirnya mencetak gol, kepercayaan diri para pemain terhadap taktik langsung pulih.
Maka ketika pertandingan dimulai kembali, pemain Borussia Dortmund melanjutkan serangan gencar ke gawang Bayern München.
Dihibur sorakan para suporter kandang, serangan mereka benar-benar mengancam gawang Bayern München.
Menghadapi situasi yang begitu genting, Guardiola berniat melakukan penyesuaian.
Dia menyuruh asisten pelatih Hermann Gerland untuk memanggil Götze bangkit.
Götze tahu dirinya akan dimainkan. Ia menatap Guardiola, mengira idolanya akan berbicara atau memberi instruksi. Namun Guardiola justru berdiri membelakangi Götze di pinggir lapangan, fokus mengamati situasi permainan.
Pengaturan taktik spesifik diserahkan kepada "Harimau" Hermann Gerland.
Pelatih senior berambut putih itu batuk-batuk kecil untuk menarik perhatian Götze yang masih terpaku melihat Guardiola.
Mendengar suara batuk itu, Götze akhirnya mengalihkan pandangannya.
Hermann mengacungkan papan taktik sambil berkata: "Aku tahu pertandingan ini istimewa bagimu, Mario. Tapi fokuslah saat masuk. Tugasmu sangat berat..."
……
Setelah menjelaskan taktik, Hermann membawa Götze ke pinggir lapangan untuk bersiap sebagai pemain pengganti.
Keberadaan Götze di samping ofisial keempat langsung disadari semua orang.
Westfalenstadion bergemuruh oleh siulan keras, membuat para pemain di lapangan terhenti sejenak.
Zhou Yi mengoper bola, lalu menoleh ke arah pinggir lapangan. Di sana terlihat Götze berdiri dengan seragam merah Bayern München.
"Götze yang mengenakan seragam merah, benar-benar terasa tidak biasa..." Duan Xin berkomentar dengan haru.
Sebelumnya saat membawakan pertandingan Borussia Dortmund, Götze selalu memakai seragam kuning-hitam. Baik di kandang sendiri, kandang lawan, maupun seragam ketiga Dortmund, tidak ada yang menggunakan warna merah. Jadi penampilan Götze seperti ini memang terasa asing.
"Siulan penonton begitu keras, sampai hampir menenggelamkan suaraku sendiri!" Marcel Leif meninggikan volume suaranya. "Inilah 'hadiah khusus' yang disiapkan suporter Borussia Dortmund untuk Götze! Dahulu sang pahlawan Dortmund, kini kembali ke Westfalenstadion justru menjadi Yudas di mata para suporter. Sungguh memilukan... Akankah Götze yang masuk sebagai pemain cadangan ini bisa menunjukkan performansi gemilang di lingkungan yang tidak bersahabat ini?"
Saat terjadi bola mati di lapangan, ofisial keempat mengangkat papan tanda pergantian pemain di pinggir lapangan.
Götze akan masuk, menggantikan mantan pemain Dortmund lainnya, striker tengah Robert Lewandowski.
Lewandowski sendiri dalam pertandingan ini melewatkan beberapa kesempatan emas, performansinya kurang memuaskan. Mungkin terpengaruh oleh suasana tidak bersahabat ini...
Ketika Robert Lewandowski menguasai bola di lapangan, dia masih bisa mendengar siulan yang ditujukan padanya. Meskipun saat meninggalkan Borussia Dortmund musim panas ini, pihak yang lebih tidak benar sebenarnya adalah klub Borussia Dortmund. Tapi suporter fanatik paling loyal adalah makhluk ajaib, mereka seringkali tidak peduli benar salah, yang lebih penting adalah jangan sampai kepentingan klub yang mereka dukung dirugikan. Tindakan Lewandowski telah memancing kemarahan mereka.
Lewandowski mengira dirinya pasti tidak disambut di Westfalenstadion, tapi ketika dia digantikan oleh Götze, barulah dia menyadari betapa salahnya anggapannya sebelumnya...
Siulan bergemuruh seperti gelombang raksasa menerpa mereka. Suara siulan yang menakutkan seperti ini sama sekali belum pernah dia rasakan selama tampil dalam pertandingan.
Dibandingkan dengan siulan yang dialami Götze, siulan yang ditujukan padanya tiba-tiba terasa seperti sekadar gurauan.
Dulu saat membela Borussia Dortmund, dia bangga dan bersemangat dengan kegilaan dan dukungan para suporter. Tapi sekarang, setelah berganti status, kegilaan suporter Borussia Dortmund justru menjadi masalah yang membuatnya pusing...
……
Götze berlari masuk lapangan di tengah siulan keras, wajahnya tetap datar seolah tidak terganggu oleh suara itu.
Tapi siapa yang tahu apakah dia benar-benar tenang atau hanya pura-pura kuat?
Para pihak netral memandang Götze dengan penuh belas kasihan. Mereka menganggap wajar bahwa siapa pun yang bermain dalam lingkungan seperti ini pasti menghadapi tekanan besar, sehingga patut dikasihani.
Mereka berpikir transfer Götze hanyalah perpindahan biasa, seperti karyawan perusahaan yang pindah kerja. Setelah membuat pilihan sendiri, seharusnya dia tidak diperlakukan seperti ini.
Banyak kritik di internet terhadap suporter Borussia Dortmund yang dianggap terlalu sempit pemikirannya. Saat mereka menyiuli Götze, mereka lupa pernah bersorak gembira untuknya sebelumnya. Perilaku kontradiktif mereka merupakan ironi besar.
Berbeda dengan suporter yang merenungkan takdir Götze, para komentator profesional lebih memperhatikan konsekuensi penarikan Robert Lewandowski dan penggantian dengan Götze di Bayern München. Tanpa striker tengah resmi, bagaimana cara menembus gawang Dortmund?
Mungkinkah Guardiola akan menerapkan taktik tanpa striker di Bayern München?
Ini benar-benar sesuai gaya bermain Guardiola...
