Dengan ditariknya Lewandowski dan tidak adanya striker tengah formal, serangan Bayern München justru menjadi lebih lincah, fokus mencari celah di lini pertahanan Dortmund.
Müller, Götze, dan Robben terus menerus mengganggu pertahanan Dortmund dengan pergerakan posisi yang gesit.
Lini pertahanan Borussia Dortmund yang memang kurang latihan taktik sebelumnya masih bisa mengawal ketat Robert Lewandowski seorang diri. Kini menghadapi trisula Bayern München dengan pergerakan posisi yang lebih lincah, mereka mulai panik.
Depan gawang mulai sering terjadi situasi berbahaya.
Suporter Borussia Dortmund di tribun yang melihat gawang mereka seolah-olah bisa kebobolan kapan saja juga merasa cemas. Namun yang bisa mereka lakukan hanyalah meneriaki Götze dengan siulan nyaring setiap kali dia menguasai bola.
Mereka ingin mengganggu Götze dengan siulan itu.
Namun Götze dalam pertandingan ini bagaikan batu karang, tak tergoyahkan sama sekali.
Siulan tak membuat langkahnya ragu sesaat, juga tak membuat gerakannya kacau sedikitpun.
Setiap kali menguasai bola atau melakukan operan, dia melakukannya dengan gesit dan presisi, tanpa keraguan.
Seolah dia benar-benar berubah menjadi pembunuh berdarah dingin yang tak terbelenggu oleh perasaan.
Saat Zhou Yi menguasai bola di area depan, Götze langsung menyerbu. Meski Zhou Yi bukan target pertahanannya, dia tanpa ampun langsung melakukan tackle.
Walau Zhou Yi langsung mengoper bola, tubuhnya terhempas keras akibat benturan dengan Götze, hampir terjatuh.
Melihat itu, tribun kembali bergemuruh dengan siulan mencekam.
Selain siulan, terdengar juga cacian para suporter Borussia Dortmund: "Pengkhianat! Yudas!"
"Matilah kau! Masuk neraka sana!"
“Berani-beraninya melakukan pelanggaran terhadap Zhou Yi! Apa hakmu berdiri di hadapannya!”
……
Siulan dan cacian seperti ini memenuhi udara di atas lapangan.
Zhou Yi yang ditubruk menoleh mencari Götze, tapi justru melihatnya tak berniat menunjukkan sikap bersahabat. Götze malah berbalik dan lari menjauh dengan tegas.
Melihat itu, Zhou Yi menggelengkan kepala.
Götze seperti ini benar-benar langka...
Dulu di tim muda Borussia Dortmund maupun skuad utama, Zhou Yi tak pernah melihat Götze sefokus ini.
Apakah dendamnya terhadap Dortmund sebesar itu?
Zhou Yi tak bisa memahaminya.
……
Menit ke-57 pertandingan, enam menit setelah Götze masuk, Bayern München mengatur serangan di zona 30 meter Dortmund.
Toni Kroos mengirim umpan diagonal sejauh 30 meter dari area tengah, bola mendarat sempurna di kaki Müller yang berada di sayap kanan.
Sementara Robben dan Lahm langsung menerobos ke area penalti Dortmund.
Pertahanan Dortmund yang berjajar paralel terpaksa mundur menyesuaikan.
Tapi seperti yang dijelaskan sebelumnya, formasi paralel ini memang menjaga integritas pertahanan, namun meninggalkan ruang kosong di depan mereka. Götze dengan cerdik mengeksploitasi celah ini!
Saat semua pemain menyerbu area penalti, ia justru memperlambat langkah, tetap berada di belakang.
Müller yang melihat Götze berada di ruang kosong segera mengoper bola menyilang ke arahnya.
"Bola melewati lini pertahanan Borussia Dortmund. Karena terlalu dalam mundur, mereka hanya bisa melihat bola menggelinding lewat tanpa bisa merebutnya."
"Kemudian Götze menerima bola di area busur kotak penalti. Mengejutkan, tak ada satu pun bek Dortmund di sekitarnya – bukti betapa kacaunya sistem pertahanan mereka saat ini..."
"Setelah menguasai bola, Götze bahkan sempat membawa bola maju satu langkah ke dalam kotak penalti. Dengan mengayunkan kaki kanannya, ia membuat lengkungan akurat menggunakan punggung kaki luar. Bola menembus pertahanan Dortmund, melewati tangan kiper Weidenfeller, dan menyusuri tiang jauh masuk ke gawang!"
"Götze! Götze!!! Gol cantik! Ia berhasil menaklukkan mantan klubnya Borussia Dortmund!!"
"Dalam teriakan Marcel Leif, siulan di Westfalenstadion tiba-tiba mereda."
"Pemandangan paling tidak diharapkan para suporter Dortmund akhirnya terjadi – sang pengkhianat Yudas yang mereka cibir justru mencetak gol krusial ini, membuat Dortmund tertinggal..."
"Usai mencetak gol, Götze tidak berlari merayakan. Ia malah mengangkat kedua tangan di samping bahu sebagai gesta permintaan maaf."
"Tidak merayakan gol saat membobol mantan klubnya, menjadi bentuk penghormatan yang kerap ditunjukkan pemain."
"Namun sikap Götze ini sama sekali tidak berhasil memenangkan tepuk tangan maupun pengampunan dari suporter Borussia Dortmund."
Sebaliknya, setelah keheningan sesaat, siulan di Westfalenstadion muncul kembali dan lebih keras dari sebelumnya!
"...Setelah Götze mencetak gol, para suporter Borussia Dortmund terus-menerus menyiulinya dengan liar. Konflik antara kedua pihak tampaknya sulit didamaikan. Sebenarnya, ketika Götze memutuskan meninggalkan Dortmund untuk bergabung dengan Bayern München, dia seharusnya sudah bisa membayangkan hari seperti ini, bukan?" Duan Xin berkomentar dari sudut pandang netral.
Götze sendiri tidak menyadari, tapi para pemain Bayern München justru bersemangat. Mereka berhamburan mendekati Götze dan memeluknya untuk merayakan gol.
Tanpa beban mental seperti yang dialami Götze, para pemain Bayern bebas bertindak sesuai keinginan tanpa perlu mempedulikan pendapat suporter Borussia Dortmund.
Di luar lapangan, Guardiola juga mengepalkan tangan sambil merayakan gol tersebut.
Gol Götze membuktikan satu hal - kelemahan pertahanan Borussia Dortmund semakin banyak dan membesar, sampai-sampai tak perlu usaha besar untuk mengeksploitasinya. Jika pertandingan terus berlanjut seperti ini, dominasi Bayern München akan semakin kuat dan kemenangan akhir pasti menjadi milik Der FCB.
……
Saat para suporter Borussia Dortmund mengerahkan seluruh tenaga untuk menyiuli Götze, Klopp tak punya waktu untuk berduka atas pukulan mematikan tersebut. Masih ada hal lebih penting yang harus dia urusi.
Sudah susah payah menyamakan skor, sekarang tertinggal lagi. Masalah di lini pertahanan semakin terbongkar. Untuk masalah pertahanan ini, dia tak punya solusi jitu, tapi juga tak bisa diam saja membiarkan orang itu terus mendominasi.
Tentu harus melakukan serangan balik, dan itu harus dilakukan dengan kuat.
Klopp sedang memikirkan penyesuaian apa yang bisa dilakukan untuk melancarkan serangan balik mematikan ke Bayern München.
Dengan sendirinya dia berpikir tentang pergantian pemain.
Tapi strategi pergantian pemain ini merupakan hal yang sangat krusial.
Di bangku cadangan Borussia Dortmund saat ini, opsi pemain yang bisa memperkuat serangan ada Kuba, Mkhitaryan, Sibel, dan Yan Min.
Setelah bolak-balik mempertimbangkan, Klopp akhirnya mengambil keputusan.
Dia menyuruh asisten pelatih Buvac memanggil Yan Min untuk pemanasan.
Kali ini, Buvac sama sekali tidak ragu atau terkejut, langsung menghampiri Yan Min.
Yang dibutuhkan tim sekarang adalah karakter tak kenal takut, dan dalam hal ini tak ada yang lebih "liar" daripada Yan Min.
Dia sudah membuktikan kemampuannya di pertandingan grup Liga Champions melawan Arsenal. Kini pertandingan ini adalah panggung kedua yang disiapkan khusus untuknya.
Yan Min juga tidak kaget saat dipanggil pemanasan. Tentu dia tahu akan dimainkan. Lalu apa? Jika disuruh main ya main saja, bukan hal besar. Dia langsung berlari ke area pemanasan dan fokus melakukan pemanasan.
……
Melihat Yan Min sedang pemanasan, siaran langsung segera menampilkan lensa. Ini keunggulan siaran Bundesliga, sutradara selalu paham bola, tahu lensa mana yang penting dan kapan harus menampilkannya. Siaran TV berbicara melalui bahasa lensa, menyampaikan informasi kunci kepada penonton.
Seperti sekarang, dengan melihat lensa Yan Min yang sedang pemanasan, semua orang langsung tahu Yan Min akan tampil.
Di area pemanasan yang ramai, mengapa justru Yan Min yang akan masuk? Siaran TV kembali menampilkan adegan asisten pelatih Buvac dari Borussia Dortmund memanggil Yan Min, penjelasannya menjadi sangat jelas.
Duan Xin bersemangat: "Yan Min sedang melakukan pemanasan, sepertinya Klopp berencana memasukkan dia! Sejak tampil gemilang melawan Arsenal, Yan Min perlahan meraih kepercayaan Klopp. Ini kabar baik. Tapi seiring bertambahnya waktu bermain, dia harus terus menunjukkan performa terbaik dan memanfaatkan kesempatan ini. Seperti di laga liga sebelumnya, meski jadi starter, performanya jauh berbeda dengan saat melawan Arsenal, makanya di laga kontra Bayern München ini dia kembali ke bangku cadangan..."
……
Selama beberapa menit Yan Min melakukan pemanasan, Bayern München terus mengepung gawang Dortmund. Mereka memanfaatkan kelemahan lini pertahanan Dortmund yang meninggalkan ruang kosong saat bergerak paralel, terus-menerus melancarkan serangan di area tersebut. Andai bukan karena performa gemilang Weidenfeller, mungkin mereka sudah kebobolan lagi dalam dua menit.
“Situasi Borussia Dortmund saat ini sangat genting…” kata Marcel Leif. “Götze sangat aktif dalam serangan Bayern München, meski suporter Dortmund masih menyiulinya, tapi sepertinya siulan suporter Dortmund lebih menunjukkan kepasrahan…”
Bahkan Zhou Yi turut membantu pertahanan, terus menarik diri ke lini belakang untuk melindungi area tengah.
Tapi dengan begini, partisipasinya dalam serangan jadi berkurang, dan ini merupakan kerugian bagi serangan Dortmund.
Tapi saat ini, Dortmund sama sekali tidak punya waktu dan tenaga untuk memikirkan serangan, bisa tidak kebobolan saja sudah patut disyukuri.
Beberapa menit singkat terasa sangat lama saat ini.
Ketika Sven Bender menyapu bola keluar lapangan, pemain Bayern München ingin cepat melempar bola, tapi wasit utama menghentikan mereka.
Wasit itu menoleh ke pinggir lapangan dan membuat gestur pergantian pemain.
Dortmund akhirnya melakukan substitusi!
“Menit ke-62 pertandingan, Dortmund melakukan pergantian pertama: Yan Min masuk!” seru Duan Xin bersemangat. “Yang digantikan adalah… Sahin?!”
Di akhir kalimat, nada suara Duan Xin terdengar sangat terkejut.
Dia tahu Yan Min akan masuk, tapi mengira Yan Min akan menggantikan Aubameyang yang setidaknya merupakan substitusi posisional.
Tapi Klopp kembali mengejutkan dengan memilih menarik gelandang bertahan Sahin!
Pertahanan yang sudah tidak stabil, jika gelandang bertahan ditarik keluar, bukankah pertahanan akan semakin goyah?
Demi memperkuat serangan, apakah Klopp sudah sampai se-gila ini?!
