Ketika bicara tentang menciptakan ruang secara aktif, orang langsung berpikir tentang dribel penetrasi. Karena itu cara paling langsung untuk menciptakan ruang.
Tapi soal dribel, ini bukan keahlian Zhou Yi.
Tugas seperti itu harus diberikan kepada Yan Min, Reus atau Aubameyang.
Namun dalam kondisi pertahanan rapat Bayern München, bahkan mereka pun sulit mendapatkan kesempatan dribel penetrasi yang cukup baik.
Dalam situasi seperti ini, kecepatan justru bukan keunggulan utama, melainkan kemampuan mengontrol bola dengan baik di ruang sempit.
Dalam hal ini, Zhou Yi justru memiliki beberapa keunggulan.
Saat menerima operan dari rekan setim lagi, dia melakukan gerakan tipuan seolah-olah akan mengoper bola ke sayap, namun malah langsung mendorong bola ke Reus yang berada dekat dengannya.
Alih-alih membuka ruang dengan bergerak horizontal atau mundur, dia justru mengambil langkah kontra dengan langsung menerjang ke area penalti Bayern München.
Gerakan mendadak ini membuat lini pertahanan Bayern München sedikit terkejut. Dan dalam sekejap keterkejutan itu, Zhou Yi sudah menyelinap masuk!
Melihat Zhou Yi tiba-tiba melakukan serangan maju, Reus langsung menyadari bahwa pola operan horizontal yang selama ini dilakukan harus diubah. Meski belum sepenuhnya paham rencana Zhou Yi, berkat chemistry selama dua musim bermain bersama dan kepercayaan padanya, Reus tanpa ragu mengoper bola ke kaki Zhou Yi.
Berbeda dengan Yan Min atau Aubameyang yang mengandalkan kecepatan, operan untuk Zhou Yi harus tepat ke kakinya - bahkan jika harus berhenti total, tak masalah - bukan di depannya beberapa meter.
Saat menerima operan Reus, salah satu kaki Zhou Yi sudah menginjak garis area penalti besar.
Jika pemain Bayern München melakukan pelanggaran di posisi ini, sangat mungkin akan dianugerahi penalti.
Jadi ketika Zhou Yi menerima operan dari Reus, Javi Martínez juga sudah mendekati, menyentakkan kaki ke arah bola di kaki Zhou Yi, ingin menyodok bola untuk merebutnya.
Saat Javi Martínez menyodok, Zhou Yi menarik bola ke bawah tubuhnya dengan kaki kanan, sambil melangkah ke kanan-depan dan berbalik menggunakan punggung untuk menghadang Martínez.
Begitu terjadi kontak fisik, Javi Martínez langsung mengangkat kedua tangan, menandakan dirinya tak bersalah dan tidak mendorong. Jika Zhou Yi jatuh di area penalti, pasti karena diving bukan kesalahannya!
Tapi Zhou Yi tidak terjatuh. Martínez takut melakukan pelanggaran jadi tidak memberikan tekanan berarti, Zhou Yi pun tak terganggu oleh benturan ini.
Setelah mengontrol bola di bawah tubuhnya, dia menggunakan punggung kaki kiri untuk menyodok bola lembut ke kiri-depan, lalu menerobos ke dalam!
Area penalti sangat padat pemain, bahkan satu langkah maju pun akan menemui hambatan bertubi-tubi.
Kini dia berhadapan dengan bek tengah Bayern München, Dante, yang menghadang langsung di depannya.
Menghadapi hadangan langsung Dante, Zhou Yi tidak nekat menyerang, melainkan berbalik untuk melindungi bola.
Melihat Zhou Yi berbalik, Dante lega—dalam serangan, begitu pemain penyerang berbalik, praktis kehilangan momentum dan inisiatif. Ancaman terhadap gawang pun berkurang drastis.
Namun Zhou Yi yang membelakangi arah serangan ini tidak diam saja. Bagian tubuh atasnya bergoyang ke kiri, seolah ingin berbalik arah.
Dante tentu tak mau membiarkannya berbalik, langsung mendesak ke depan.
Ternyata ini hanya gerakan tipuan! Punggung kaki luar kanannya menyodok bola ke sisi luar, tubuh atasnya berbalik cepat ke posisi semula!
Gerakan berbaliknya baru separuh selesai, Alaba sudah menyergap untuk merebut bola yang disodok Zhou Yi.
Zhou Yi kembali lebih dulu mengulurkan kaki kanannya, menarik bola ke kiri dengan telapak kaki sambil memotong tubuhnya untuk menghalangi Dante yang berbalik.
Mirip dengan Javi Martínez, melihat tubuh Zhou Yi mendekat, Dante langsung mengerem mendadak dengan kedua tangan terangkat, bahkan tak berani mengulurkan kaki. Khawatir Zhou Yi akan menyambar kesempatan untuk terjatuh.
Kini Zhou Yi sudah berada di sekitar titik penalti. Jika dia terjatuh, wasit utama mungkin akan memberikan penalti untuk Bayern München!
Dante harus ekstra hati-hati.
Tapi dia juga tak bisa hanya berdiam melihat Zhou Yi menyelesaikan putarannya dan menghadap gawang tanpa reaksi.
Meski tangan terangkat dan kaki ditarik, tubuh atasnya seperti terdorong inersia dari atas ke bawah menekan Zhou Yi!
Dia menggunakan tubuhnya untuk memberi pressing, memaksa Zhou Yi kehilangan keseimbangan atau mengalihkan tenaganya untuk duel fisik, sehingga tak sempat melakukan manuver lain.
Zhou Yi benar-benar merasakan tekanan dari Dante, hampir seluruh berat badannya menekan tubuhnya, memaksa Zhou Yi harus membungkuk dan menundukkan kepala, bahkan... pusat gravitasi tubuhnya condong ke depan, hampir kehilangan keseimbangan.
Saat itu, Alaba juga kembali mendekat, berencana merebut bola saat Zhou Yi sibuk menghadapi tekanan.
Tampak jelas, Zhou Yi yang condong ke depan dengan kepala tertunduk menggunakan seluruh tenaganya untuk melawan tekanan Dante. Posisi ini membuat pusat gravitasi tubuhnya sudah melewati bola, posisi tersulit yang hampir mustahil mengontrol bola dengan baik.
Atau lebih tepatnya, tidak bisa menendang bola ke depan.
Tepat ketika Alaba menerjang, Zhou Yi tiba-tiba menembak!
Ya, tembakan!
Dalam kondisi pusat gravitasi tubuh condong tajam ke depan dan keseimbangan hampir hilang, Zhou Yi menyangga tubuh dengan satu kaki, lalu menggunakan kaki lainnya untuk menendang bola tanpa ancang-ancang!
Ujung sepatunya menyodok bola ke depan!
Bola melesat langsung ke tiang gawang jauh!
Ini tembakan terselubung yang sama sekali tak terduga, tak ada yang bisa memprediksi Zhou Yi akan menembak sebelum bola meluncur!
Bahkan Neuer pun tak menyangka Zhou Yi bisa menembak dengan cara tak lazim ini!
Meski tembakan ini bukan jenis tendangan keras, kejutan menjadi senjatanya.
Neuer melihat bola terbang menuju sudut belakang gawang di belakangnya, baru menghentakkan kaki untuk menepis, tapi sudah terlambat, dia gagal menyentuh bola!
"Zhou Yi menembak——!" Dalam teriakan panjang Duan Xin, bola melesat melewati tangan Neuer dan menyusup ke gawang! "Gol!! Gol! Tendangan ini sungguh cantik!!!"
"Zhou Yi berada di tengah kepungan... Eh? Bola ini! Gol! TOOOOOOOOOOOOR!!!" Marcel Leif sempat tertegun, lalu berteriak keras setelah sadar. "Zhou Yi! Zhou Yi! Zhou Yi! Zhou Yi!!!"
Dia begitu bersemangat hingga hanya bisa terus mengulang nama pencetak gol.
Sementara seluruh Westfalenstadion saat itu juga mendidih.
……
Setelah menembak, Zhou Yi sepenuhnya menyerah melawan, sehingga tanpa hambatan ditindih Dante. Terbaring di tanah, dia tak lupa mengangkat kepala mengamati bola yang masuk gawang.
Kemudian dia merangkak bangun sambil menggeliat keluar dari bawah Dante, mengacungkan kepalan tangan sambil meraung!
Lalu bagaimana dengan Dante?
Masih mempertahankan posisi menindihnya, tapi seluruh tubuhnya kaku seperti patung...
Dia juga menatap bola di dalam gawang dengan wajah penuh ketidakpercayaan.
Bola ini... Kok bisa masuk?
Zhou Yi ini... Bagaimana dia bisa melakukannya!
Zhou Yi baru berlari beberapa langkah, langsung dirangkul pinggang oleh Mark, diikuti Reus, Aubameyang, Yan Min... Mereka berhamburan mendekat, memeluk Zhou Yi, menjatuhkannya ke tanah dan menindihnya.
Seluruh Westfalenstadion saat ini telah berubah menjadi kawah vulkanik yang sedang meletus, lava panas dan gelombang panas terus menyembur ke atas, menembus langit!
"Gol penutup Zhou Yi! Gol di menit-menit terakhir ini membantu Borussia Dortmund menyamakan skor untuk ketiga kalinya dalam pertandingan ini! Ini bukan gol yang cantik, tapi sangat-sangat penting! Gol ini memastikan Dortmund tetap bisa mengejar Bayern München, tidak sampai tertinggal jauh!" kata Duan Xin dengan penuh semangat dan kegembiraan.
"Ini benar-benar pertandingan yang tak terduga! Bencana di lini pertahanan Dortmund membuat semua orang yakin Bayern München akan dengan mudah mengalahkan mereka di kandang lawan. Tapi Dortmund dengan gigih menyamakan skor tiga kali! Zhou Yi! Dia memberikan 1 assist dan mencetak gol penentu ini! Menurutku bagi Bayern München, ketiadaan empat bek utama Dortmund pun bukan keuntungan, kecuali jika Zhou Yi tidak ada di lapangan, baru mereka bisa benar-benar mengklaim kemenangan atas Dortmund..."
"Dengarkan sorakan gembira penonton! Semua meneriakkan nama Zhou Yi!"
Di sini, Duan Xin berhenti sejenak...
Melalui sinyal satelit, teriakan para suporter di lokasi terdengar jelas dari televisi.
"Zhou Yi! Zhou Yi! Zhou Yi!"
Suporter Borussia Dortmund berseru serempak mengulang-ulang nama Zhou Yi.
"Inilah nilai sebenarnya dari seorang bintang sepak bola dan pemain inti!" Duan Xin melanjutkan. "Saat tim bermain dengan lancar, semua orang seolah bisa menunjukkan kemampuan mereka. Tapi ketika tim menghadapi masalah serius, beberapa orang justru menghilang. Hanya mereka yang berani dan mampu mengambil tanggung jawab yang akan menonjol. Zhou Yi jelas termasuk dalam kategori ini!"
Pujian Duan Xin terhadap Zhou Yi sungguh tak tanggung-tanggung. Sebelumnya saat Yan Min tampil gemilang, ia terus memuji Yan Min sampai membuat beberapa pendukung Zhou Yi cemburu. Tapi kini dengan mendengar penilaiannya tentang Zhou Yi, baru kita sadar pujiannya untuk Yan Min itu belum seberapa...
