Pada sore hari tanggal 26 November 2013, sekitar dua tiga jam sebelum pertandingan dimulai, area sekitar Westfalenstadion telah dipadati oleh para suporter yang datang dari berbagai penjuru hingga tak bisa bergerak.
Siaran TV juga mulai melakukan pekerjaan tersibuk mereka pada saat ini.
Para wartawan lapangan dari berbagai media mulai mengirimkan laporan terdepan, menghubungkan studio belakang sambil menjelaskan kondisi di lokasi.
"...Para suporter Borussia Dortmund berkumpul di luar lapangan, mereka sudah tak sabar memulai paduan suara..."
"Beberapa suporter Borussia Dortmund yang kami wawancarai menyatakan UEFA harus mencabut pembatasan tribun tempat berdiri. Dengan demikian, tribun selatan Westfalenstadion bisa menampung lebih dari 20 ribu suporter Borussia Dortmund yang fanatik, yang pasti akan menjadi ancaman besar bagi Napoli yang bertandang..."
"...Suporter Napoli memang dikenal fanatik, tapi di seluruh Eropa, suporter paling fanatik tetap milik Borussia Dortmund. Beberapa organisasi suporter Borussia Dortmund telah menyatakan akan memperlihatkan 'kefanatikan sejati' kepada Napoli..."
“Sejumlah kecil suporter Napoli berada di bawah perlindungan ketat polisi……Lihatlah ke sisi kiri saya, suporter Napoli yang mengenakan seragam biru tetap sangat mencolok di tengah lautan kuning-hitam……”
“……Dalam pertandingan ini, hampir lima ribu suporter Napoli melakukan perjalanan ke Dortmund untuk mendukung tim mereka. Jumlah ini tidak sedikit. Namun di tengang gebrakan 62.000 suporter Borussia Dortmund, seberapa besar dukungan yang bisa mereka berikan kepada timnya masih menjadi tanda tanya……”
Sebelum pertandingan, pemeran utama adalah para suporter dengan kostum unik.
Namun seiring mendekatnya waktu pertandingan, para pemain perlahan menjadi pemeran utama.
Liputan langsung juga semakin banyak menyoroti para pemain dari kedua tim, mulai dari keberangkatan mereka menggunakan bus dari hotel masing-masing, hingga tiba di Westfalenstadion.
“……Pintu bus Borussia Dortmund perlahan terbuka. Yang pertama keluar adalah pelatih kepala Klopp, disusul oleh asisten pelatih Zeljko Buvac……Berikutnya para pemain Borussia Dortmund: Kapten Sebastian Kehl, Weidenfeller……Zhou Yi, Reus……Yan Min……Aubameyang……Bisakah Dortmund menciptakan keajaiban dalam pertandingan ini? Beban di pundak para pemain ini sungguh tidak ringan……”
“……Kami telah mendapatkan starting line-up resmi yang baru saja dirilis klub Borussia Dortmund untuk pertandingan ini. Berbeda dengan formasi pemain utama di laga sebelumnya melawan Bayern München, Klopp melakukan penyesuaian di lini pertahanan——Friedrich yang baru bergabung dan hanya bermain satu pertandingan tidak terdaftar dalam daftar pemain Champions Eropa, sehingga ia tidak memenuhi syarat untuk tampil di kompetisi ini dan otomatis tidak masuk sebagai starter. Posisinya digantikan oleh Sven Bender, gelandang bertahan yang ditempatkan Klopp sebagai bek tengah. Padahal sebelumnya Bender jarang bermain di posisi ini. Keputusan Klopp melakukan pergantian pemain di pertandingan penting seperti ini sangatlah berisiko...... Meskipun begitu, hal ini ternyata sesuai dengan gaya bermainnya yang konsisten......”
“……Pemilihan Sven Bender sebagai bek tengah bersama Papastathopoulos juga memiliki masalah kurangnya latihan taktik bersama. Oleh karena itu, keputusan substitusi Klopp mungkin akan menjadi faktor penentu dalam pertandingan... Di posisi gelandang bertahan yang ditinggalkan Bender, digantikan oleh Sebastian Kehl yang juga menjabat sebagai kapten lapangan Dortmund. Di lini tengah, ia akan membentuk double pivot bersama Sahin……”
“Dalam formasi penyerang, Klopp tidak melakukan banyak penyesuaian. Zhou Yi bermain sebagai gelandang serang di tengah, Aubameyang dan Reus mengisi sisi kiri-kanan, sedangkan Markus Wagner tetap menjadi ujung tombak… Formasi ini mencetak tiga gol melawan Bayern München di pertandingan sebelumnya, tapi tiga gol saja tidak cukup untuk melawan Napoli… Bisakah mereka mencetak minimal empat gol, menciptakan keajaiban, menjadi penyelamat tim dan mencegah juara bertahan tersingkat lebih awal?”
……
Sejak tim mulai pemanasan, suporter Borussia Dortmund telah menunjukkan semangat dan energi mereka sepenuhnya. Tanpa kenal lelah, mereka terus bernyanyi di tribun untuk menyemangati tim, seolah pertandingan sudah berlangsung.
Sebelum pertandingan, para suporter Dortmund berjanji akan mengubah Westfalenstadion menjadi neraka. Nyanyian dan semangat mereka akan berubah menjadi lava panas yang akan melelehkan Napoli sepenuhnya.
Sekarang terlihat jelas bahwa suporter Dortmund menepati janji mereka.
Semangat kandang seperti ini benar-benar bisa memberikan tekanan besar bagi tim tamu.
Setelah pemanasan selesai, para pemain dari kedua tim kembali ke ruang ganti masing-masing.
Klopp sudah menunggu mereka di sana.
Ketika pemain terakhir masuk, asisten pelatih Zeljko Buvac menutup pintu ruang ganti dari luar.
Sekarang di dalam ruang ganti hanya ada 16 pemain yang masuk daftar pemain plus pelatih kepala Klopp.
Klopp awalnya tidak menunjukkan ekspresi apapun. Dia berdiri di sudut ruang ganti, tidak berbicara maupun bersuara, hanya memandangi para pemainnya yang sedang melakukan persiapan sebelum tampil.
Setelah pemain terakhir merapikan kaus kaki dan berdiri tegak, barulah dia berbicara: "Tuan-tuan, saya sudah mengecek data. Sejak reformasi Champions Eropa 1992-1993 yang memperkenalkan fase grup, dalam 21 tahun sejarah hanya ada satu juara bertahan yang langsung pulang setelah fase grup - yaitu Chelsea musim lalu. Jadi mungkinkah juara bertahan Champions Eropa tersingkir di fase grup? Tentu mungkin. Tapi probabilitasnya sangat kecil."
Di sini Klopp berhenti sejenak: "Saya menyebutkan ini bukan untuk menghibur kalian dengan mengatakan probabilitas eliminasi juara bertahan itu rendah dan kita tidak akan seberuntung itu. Saya hanya mau menekankan bahwa data historis tidak relevan. Dalam rentang 21 tahun mungkin hanya ada satu juara bertahan yang gagal lolos fase grup, tapi di musim ini, jika kita tereliminasi, itu akan menjadi probabilitas 100%."
“Saya juga tahu, kondisi kita saat ini sangat sulit. Ada beberapa pemain yang tidak bisa bertanding karena cedera. Dari opini publik, banyak yang menganggap keinginan kita untuk menang telak empat gol atas Napoli di kandang sendiri adalah dongeng belaka, mustahil terwujud. Apakah ini terasa familiar?” Klopp melontarkan pertanyaan balik. “Apakah mirip dengan situasi sebelum laga melawan Bayern München kemarin? Saat itu semua orang bilang kita akan dihancurkan Bayern München di kandang sendiri... Lalu bagaimana hasilnya?”
Ia membuka tangan, memandangi para pemainnya yang sudah tersulut emosi oleh retorika tersebut.
“Kita tiga kali tertinggal, tiga kali menyamakan skor! Dengan ketangguhan, kita memberi pelajaran berharga bagi dunia yang meremehkan kita! Kalian harus tahu, di dunia sepak bola tidak ada yang mustahil! Dunia sepak bola adalah tempat keajaiban tercipta! Dan kita punya kemampuan untuk itu!”
Klopp menggelegar dengan suara meninggi.
Semangat itu merasuk ke ruang ganti. Banyak pemain mengatupkan gigi, bibir bergetar menahan gejolak.
“Bisakah kita memenangkan pertandingan ini dengan selisih empat gol atas Napoli? Tentu bisa! Ini adalah kandang sendiri kami. Jika di sini saja tidak bisa, di mana lagi?! Bisakah kita tidak kebobolan satu gol pun dalam pertandingan? Tentu juga bisa! Beberapa hari terakhir, kami terus berlatih mengkhususkan formasi pertahanan saat ini. Kondisi dan motivasi yang ditunjukkan para bek dalam latihan membuat saya sangat terkesan. Jika ada yang masih memandang kalian dengan sudut pandang lama dari pertandingan sebelumnya, saya yakin kalian pasti akan membuat mereka terkejut!”
Saat mengucapkan kata-kata ini, Klopp mengalihkan pandangannya ke empat bek starter dalam pertandingan ini: Großkreutz, Durm, Papastathopoulos, dan Sven Bender, memberikan mereka tatapan penuh kepercayaan.
“Terakhir yang ingin saya katakan, ingatlah, ini adalah Westfalen, ini adalah kandang kami, wilayah kami. Jika ini wilayah kami, maka...” Dia berhenti sejenak, lalu tertawa. “Tentu kamilah yang berkuasa!”
……
Para pemain dari kedua tim keluar dari ruang ganti dan memasuki lorong pemain untuk menunggu giliran masuk lapangan.
Di sini, Zhou Yi bertemu dengan Inler.
Dalam pertandingan ini Inler tidak masuk starting lineup, jadi dia mengenakan jaket tebal, menundukkan kepala sambil berjalan melewati para pemain utama kedua tim yang akan menuju ke bangku cadangan.
Tapi Zhou Yi memanggilnya: “Hei, Inler!”
Teriakan Zhou Yi ini menarik perhatian para pemain kedua tim. Inler juga tertegun, lalu setelah melihat Zhou Yi, ekspresinya tampak canggung.
Zhou Yi yang sebelumnya mengklaim akan menang telak empat gol atas Napoli tiba-tiba memanggilnya di depan banyak orang, membuatnya diliputi firasat buruk.
Jangan-jangan dia ingin menyelesaikan urusan dendam di depan umum?
Namun Zhou Yi tidak melakukan hal itu. Setelah Inler berhenti, dia tersenyum mendekat dan mengulurkan tangan kepada gelandang Swiss tersebut.
Ini adalah gestur universal yang menunjukkan niat baik.
Awalnya Inler terkejut, kemudian menyadari bahwa Zhou Yi sedang menunjukkan sikap bersahabat - mungkin sebagai respons terhadap berbagai isu "balas dendam" yang beredar...
Jika Zhou Yi saja bisa melupakan masa lalu dengan lapang dada, alasan apa lagi yang dimiliki Inler untuk bersikap kaku?
Akhirnya dengan tersenyum dia menjabat tangan Zhou Yi, bahkan keduanya saling berpelukan dan menepuk punggung masing-masing.
Tentu saja semua adegan harmonis ini terekam lensa kamera dan disiarkan langsung ke seluruh dunia.
Saat menyaksikan adegan ini, Duan Xin tak kuasa berkomentar: "Sebelum pertandingan Zhou Yi justru aktif menjabat tangan dan memeluk Inler. Dua orang yang dianggap bermusuhan malah bercengkerama santai... Ini menambah sentuhan kehangatan dalam laga krusial ini... Pertandingan tetaplah pertandingan, sekeras apapun persaingan di lapangan, tak menghalangi persahabatan di luar..."
……
Saat para pemain utama kedua tim menunggu di koridor, Norbert Dickel melalui penyiar lapangan memimpin suporter menyoraki nama-nama pemain Borussia Dortmund.
Sorakan gembira bergemuruh sambung-menyambung, menggema hingga ke langit.
Ini tentu juga taktik suporter kandang untuk memberi pressing psikologis pada tim tamu.
Suporter Borussia Dortmund telah menciptakan atmosfer kandang yang tidak mungkin lebih baik atau lebih menakutkan lagi. Mereka telah melakukan semua yang bisa mereka lakukan.
Selanjutnya tergantung pada para pemain di lapangan.
Apakah mereka bisa menjadi pahlawan bagi semua suporter Borussia Dortmund hari ini?
