Alasan Zhou Yi memberi thumb-up ke Reus adalah karena lari cerdas Reus yang tepat menuju ruang kosong dan menangkap timing sempurna - Jika Reus berhasil menerima bola, posisinya akan berada di belakang lini pertahanan Mainz tanpa terjebak offside, karena dia mulai bergerak tepat saat Zhou Yi mengoper.
Meski Reus gagal menerima operan, dia tetap membalas thumb-up ke Zhou Yi sebagai pujian atas operan cantik tersebut.
Pujian Zhou Yi mungkin sekadar formalitas, tapi pujian Reus berasal dari kekaguman tulus - Saat Zhou Yi sibuk melepaskan pressing bek, bahkan dalam posisi membelakangi Reus saat berbalik, dia masih bisa membaca pergerakan serangan Reus ke area itu dan mengirim bola tepat ke sana. Sungguh luar biasa...
Aksi saling memberikan thumb-up antara mereka terlihat sederhana dan biasa, gerakan yang sering terlihat di lapangan.
Tapi di mata bek-bek Mainz, ini memiliki makna yang luar biasa.
Ini adalah serangan terorganisir pertama Zhou Yi sejak masuk lapangan, yang nyaris menghasilkan tembakan mengancam bagi Dortmund.
Banyak yang menyebut Zhou Yi saat ini sebagai Gelandang terbaik Bundesliga.
Kalimat ini sangat sederhana, bahkan sudah terlalu sering digunakan. Tapi setelah bertanding melawan Zhou Yi, kita bisa benar-benar merasakan kebenaran ungkapan ini ketika diterapkan pada dirinya.
Para pemain Mainz menyadari, meski mereka bermain pertahanan mengerut, sisa belasan menit ini akan terasa sangat menyiksa bagi mereka, seketika tekanan pun membesar...
……
Pertahanan mengerut Mainz justru memberikan lebih banyak kesempatan serangan bagi Borussia Dortmund.
Menghadapi "tembok" yang dibangun pemain Mainz di sekitar area penalti, Zhou Yi tidak terlihat frustasi. Ia terus mengoper, bergerak, atau menggunakan gestur untuk mengarahkan rekan setim mengoper bola, sambil terus mencari celah operan yang semuanya terpetakan dalam peta dinamis di benaknya - lalu memilih rute terbaik dari semuanya.
Kemudian, ketika bola sampai di kakinya, secara refleks ia langsung mengirimkan umpan akurat tanpa perlu melihat sekeliling lagi.
Meski Mainz bermain pertahanan ketat, mereka tetap merasa ada banyak kelemahan dalam menghadapi organisasi serangan Zhou Yi ini, seolah terus dikejar-kejar tanpa henti.
Kini giliran Borussia Dortmund yang menggempur gawang Mainz tanpa ampun.
Seandainya ini pertandingan kandang Dortmund, pasti sorak-sorai penggemar sudah memekakkan telinga.
Meski demikian, suara riuh di lapangan tetap tak kalah hebat - sebagian besar berasal dari teriakan suporter Mainz yang campur aduk antara cemas menyaksikan gawang mereka terkepung, dan upaya mengganggu konsentrasi serangan Dortmund.
Lingkungan seperti ini mungkin bisa memengaruhi orang lain, tapi tidak mampu mengganggu Zhou Yi. Dia seperti komputer super canggih yang terus menghitung situasi dinamis di lapangan, sambil tetap bergerak: mengubah posisi, menerima operan, dan mengirim bola.
Seiring gerakannya, jalur-jalur di otaknya semakin bertambah lalu mulai menyusut.
Ketika hanya tersisa satu jalur, Zhou Yi tiba-tiba meningkatkan kecepatan!
Rekan setim mengoper bola dari sayap ke area tengah. Zhou Yi menyambut bola melambung itu. Mengontrol bola tinggi memang mudah, tapi akan membuang waktu serangan Dortmund. Waktu sangat krusial - sepak bola pada dasarnya adalah pertarungan merebut ruang dan waktu antara dua tim.
Zhou Yi tak mau menyia-nyiakan waktu. Itu berarti rute optimal yang sudah dia rencanakan menjadi tidak efektif.
Solusinya: dia melompat dan memutar pinggang kuat-kuat, bukan menyundul tapi mengarahkan bola dengan dada ke tepi area penalti.
Aubameyang menerima operan dada Zhou Yi di lokasi itu. Dengan punggung kaki luar, dia mengontrol bola melewati bek Mainz dan masuk ke area penalti sebelum melepaskan tendangan chip akurat!
Bola melesat membentuk lengkungan sempurna, menyusur rumput menuju sudut jauh gawang.
Kiper Mainz Loris Karius terjatuh sambil menyambar ke samping, namun sedikit terlambat. Ia tidak menyentuh bola. Bola melesat di bawah tangannya, lalu melesat ke gawang, berputar sekali di dalam jaring sebelum akhirnya terhenti...
"Aubameyang! Oooooooh! Borussia Dortmund menyamakan skor hanya dalam 5 menit setelah Zhou Yi masuk!" teriak Duan Xin dengan semangat.
"TOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOR!!! Aubameyang——!!! Ia menyamakan skor untuk Dortmund! Ini adalah 'serangan kilat' yang cantik! Awalnya bukan kesempatan bagus, tapi berbuah gol!" Marcel Leif berseru. "Operan Zhou Yi sangat cerdik, kontrol bola dan tembakan Aubameyang dilakukan dalam satu tarikan nafas, presisi mematikan! Kombinasi brilian keduanya membantu Dortmund menyamakan skor! Di menit ke-75, kedua tim kembali seimbang! Tapi kita yakin, meski skor imbang, permainan tak akan semembosankan sebelum gol ini!"
Keyakinan Marcel Leif ini berasal dari pemahaman dan kepercayaannya pada Zhou Yi.
Dengan Zhou Yi di lapangan, mungkinkah Dortmund puas hanya meraih imbang di kandang lawan? Mereka sedang mengejar Bayern München dan Bayer Leverkusen!
……
Setelah mencetak gol, Aubameyang yang awalnya secara refleks ingin berlari ke area bendera sudut untuk merayakan gol, namun dia segera teringat hal yang lebih penting dari ini. Maka dia berputar dan kembali berlari, lalu memeluk Zhou Yi.
Andai Zhou Yi menghentikan bola yang datang, mungkin hasil akhirnya akan berbeda.
Tentu saja Aubameyang harus berterima kasih pada assist Zhou Yi, meskipun usahanya sendiri juga luar biasa...
Lebih banyak rekan setim berkerumun mengelilingi mereka berdua, merayakan gol.
Di kandang lawan menghadapi situasi sulit tertinggal skor, Borussia Dortmund hanya butuh lima menit untuk menyamakan skor. Ini tentu layak dirayakan.
Namun di tengah kerumunan, Zhou Yi tidak berniat merayakan secara berlebihan. Dia berkata pada rekan setim: "Target kita bukan seri, tapi menang!"
Dia mengingatkan semua agar tidak terlalu larut dalam perayaan, karena waktu yang tersisa sebenarnya tidak banyak.
Meski Zhou Yi bukan kapten, perkataannya tetap didengar.
Mendengar ini, semua berhenti merayakan dan bersama-sama berbalik kembali berlari.
Mereka harus mempercepat waktu untuk mencetak lebih banyak gol. Pertandingan ini harus dimenangkan!
Setelah terlempar ke peringkat tiga liga, Borussia Dortmund sudah tidak punya ruang manuver lagi kecuali mau menyerah dari liga.
Tapi mana mungkin menyerah sebelum musim liga bahkan belum mencapai separuh?
……
Dalam waktu singkat para pemain Borussia Dortmund merayakan gol, pelatih Mainz Thomas Tuchel sudah memberikan instruksi penyesuaian taktis baru.
Sebenarnya setelah Aubameyang mencetak gol, di hadapan Mainz ada pilihan sulit: A, memilih serangan agresif dengan mempertahankan ritme permainan cepat seperti sebelumnya, berusaha merebut kembali keunggulan dalam waktu singkat. B, sementara mengabaikan strategi serangan cepat sebelumnya, fokus pada pertahanan dan serangan balik, toh yang seharusnya panik adalah Dortmund - yang terlempar ke posisi ketiga liga oleh Bayern München dan Bayer Leverkusen sehingga tidak bisa menerima hasil imbang.
Thomas Tuchel segera membuat keputusan - meninggalkan strategi serangan cepat sebelumnya, mengonsolidasi pertahanan, membiarkan Dortmund menekan untuk menyerang lalu mengeksploitasi ruang kosong di belakang lini pertahanan mereka.
Ini adalah langkah paling bijaksana.
Setelah kick-off ulang, Dortmund benar-benar menekan habis-habisan, berharap bisa segera mencetak gol tambahan.
Bagi Dortmund, satu gol tambahan sudah cukup. Gol ini mungkin datang dalam beberapa menit, seperti gol pertama mereka sebelumnya. Tapi juga mungkin tak kunjung datang hingga pertandingan berakhir - sepak bola itu tak terduga, segala kemungkinan bisa terjadi. Terkadang, bahkan usaha keras tak selalu berbuah hasil yang diinginkan.
Terutama ketika Mainz bermain bertahan ketat dan mengandalkan serangan balik.
Dortmund memang melancarkan beberapa serangan setelah kick-off, namun Mainz juga memanfaatkan kesempatan untuk melakukan dua serangan balik yang justru terlihat lebih mengancam.
Tim pada umumnya, menghadapi situasi seperti ini akan sementara menarik lini pertahanan, memperlambat ritme permainan, dan merencanakan strategi jangka panjang.
Tapi Borussia Dortmund tidak melakukan itu, atau lebih tepatnya Zhou Yi tidak berniat melakukannya. Dia seolah sama sekali tidak tahu risiko serangan menggebu ini, terus mengirim bola ke depan, membantu Dortmund langsung membakar pertahanan Mainz di depan gawang.
Ini sepertinya adu nyali dengan Mainz, melihat siapa yang akan mencetak gol terlebih dahulu.
Apakah Zhou Yi tidak tahu bahwa ruang kosong di belakang bisa dimanfaatkan untuk serangan balik lawan?
Tentu dia tahu, tapi Zhou Yi punya pertimbangan lain - saat ini Dortmund baru saja menyamakan skor, momentum psikologis tim sedang memuncak. Jika memperlambat tempo sekarang, sama saja memangkas kekuatan sendiri. Tidak bisa karena takut kebobolan lalu mengorbankan peluang seperti ini.
Dortmund yang tertekan selama sebagian besar pertandingan perlu melampiaskan amarah, kalau tidak justru akan membakar diri sendiri.
Yang bisa dilakukan Zhou Yi adalah mengerahkan seluruh kemampuan untuk menemukan celah yang tepat bagi amukian ini, membiarkan lava di bawah tanah menyembur dari kawah gunung api dan menghancurkan segalanya.
Setelah percobaan operan di area tengah gagal, Zhou Yi beralih ke sayap.
Saat menerima bola di sisi lapangan, dia menurunkan pusat gravitasi, tubuh miring ke kanan, berpura-pura akan menyerang sisi kanan. Bek kiri Mainz asal Korea Park Joo-ho sempat tergoyahkan bagian atas tubuhnya, tapi segera menyadari ini gerakan tipuan Zhou Yi. Kaki bawahnya tetap kokoh, tidak bergerak, membuat Zhou Yi tidak bisa menyarang ke dalam.
Zhou Yi memang melakukan gerakan tipuan, tubuhnya miring sebentar lalu cepat ditarik kembali, kaki tidak bergerak, hanya mengandalkan goyangan tubuh bagian atas untuk mengecoh bek.
Tapi Park Joo-ho tepat waktu membaca tipuannya. Pertandingan yang tadinya dinamis tiba-tiba berubah statis.
Zhou Yi terpaksa berhenti, tak bisa melanjutkan serangan. Ketika pemain penguasa bola benar-benar berhenti, tingkat kesulitan bertahan pun berkurang. Seketika dia berhenti, seluruh serangan Dortmund ikut mandek, meski hanya sesaat, bisa memicu kesalahan kombinasi - misalnya Zhou Yi berhenti tapi pemain pendukung terus berlari, sehingga saat Zhou Yi mengoper, penerima operan bisa offside...
Saat berhenti, Zhou Yi mengangkat kaki seolah akan mengoper, tapi tidak jadi melepaskan tendangan, hanya gerakan tipuan. Soalnya di area penalti, Sibel sudah dalam posisi offside. Jika bola dilepas, serangan Dortmund akan berakhir di situ.
Park Joo-ho yakin dialah yang berhasil membaca tipuan Zhou Yi, sehingga membuat serangan Dortmund terjebak dalam situasi canggung ini.
Pemahamannya memang tidak salah, tapi sepertinya terlalu cepat puas.
Karena saat Zhou Yi menarik kembali kakinya, tiba-tiba dia menyepak bola!
Kali ini bukan tipuan! Bagian dalam kakinya mendorong bola ke area penalti, melewati celah kaki Park Joo-ho!
Operan melewati kangkang!
Bek-bek Mainz lain yang melihat Zhou Yi benar-benar mengoper bola, secara refleks mengangkat tangan memberi isyarat offside ke Borussia Dortmund!
"Tapi wasit utama dan asisten wasit tidak sependapat."
Memang Sibel offside, tapi dia tidak terlibat dalam serangan. Operan Zhou Yi dari belakang Sibel menembus, jatuh di sekitar titik penalti. Di sini, Aubameyang bagaikan Black Panther, melesat keluar lalu menyodok bola operan Zhou Yi ke kiri!
"Kesempatan!!"
