Setelah gol Reus, moral Mainz benar-benar ambruk.
"Perlu diketahui, gol Reus terjadi pada menit ke-88 pertandingan. Mereka juga menyadari bahwa sangat sulit untuk mencetak dua gol dalam sisa waktu beberapa menit guna menyamakan skor."
"Komentator sudah mulai mempersiapkan kesimpulan akhir."
"...Pertandingan ini terlihat akan dimenangkan Dortmund dengan skor 3-1. Namun patut dicatat, ketiga gol Dortmund terjadi setelah Zhou Yi masuk. Perubahan yang dibawa Zhou Yi sangat signifikan. Klopp mungkin perlu mempertimbangkan matang-matang kebijakan rotasi Zhou Yi di pertandingan berikutnya..."
"Musim ini Dortmund tertinggal di liga domestik, status lolos grup Champions Eropa masih belum pasti, tim dilanda cedera massal... Setelah sebelumnya berjalan mulus, Dortmund kini menghadapi masalah serius. Zhou Yi mungkin menjadi kunci solusi dari semua masalah ini..."
"Dengan situasi cedera parah yang dialami Dortmund musim ini, sikap konservatif Klopp dalam menggunakan Zhou Yi bisa dimaklumi. Mengingat banyak pemain yang cedera, Dortmund benar-benar tak bisa kehilangan pemain lagi, terutama Zhou Yi... Saat ini Klopp paling perlu berdoa agar Zhou Yi tetap fit di pertandingan selanjutnya. Jika sampai mengalami cedera parah lagi, musim ini Dortmund benar-benar sial..."
……
"Sementara para komentator menyampaikan kesimpulan akhir, wasit utama pun membunyikan peluit tanda berakhirnya pertandingan."
Di menit-menit terakhir, Mainz tidak menciptakan ancaman mematikan yang berarti, Dortmund dengan mudah mempertahankan kemenangan ini.
Meski melalui berbagai gejolak, akhirnya berhasil meraih hasil yang baik. Mengalahkan Mainz memungkinkan Dortmund terus menjaga tekanan pada dua tim teratas di klasemen liga.
Di putaran liga ini, Bayern München menang 2-0 di kandang sendiri melawan Brunswick, tetap memimpin klasemen. Sementara Leverkusen yang berada di peringkat kedua juga menang 3-0 atas Nürnberg di kandang sendiri. Melihat hasil ini, jika Dortmund bermain imbang atau KALAH melawan Mainz di kandang lawan, konsekuensinya akan sangat mengerikan.
Karena Borussia Mönchengladbach di peringkat keempat juga meraih kemenangan di putaran ini, mereka menang tipis 1-0 atas SC Freiburg di kandang sendiri, mengumpulkan 28 poin. Jika Dortmund kalah, selisih poin dengan Mönchengladbach hanya akan menjadi satu poin, dan bisa tersalip kapan saja.
Tentu saja, bahkan dengan kemenangan ini, kondisi Dortmund belum tentu membaik.
Di putaran liga berikutnya, Dortmund akan menghadapi tantangan dari Leverkusen yang berada di peringkat kedua liga di kandang sendiri. Ini pertandingan sangat penting. Jika Dortmund kalah melawan Leverkusen di kandang sendiri, jarak akan semakin melebar, dan keinginan untuk memperebutkan gelar liga akan menjadi khayalan belaka.
Tapi untuk mengalahkan Bayer Leverkusen bukanlah hal mudah, karena setelah pertandingan melawan Leverkusen, Borussia Dortmund harus menghadapi pertandingan terakhir fase grup Liga Champions dengan bertandang ke Galatasaray—pertarungan yang harus dimenangkan tanpa toleransi kekalahan.
Untuk mempersiapkan pertandingan ini, Dortmund sedikit banyak akan kehilangan fokus saat menghadapi Leverkusen.
Antara Liga Champions dan liga domestik, selalu ada pengorbanan yang harus dibuat.
……
Dalam konferensi pers setelah pertandingan, Klopp ditanya wartawan tentang status Zhou Yi sebagai pemain cadangan. Menghadapi pertanyaan yang mendesak, pelatih itu tetap tenang—atau berpura-pura tenang: "Zhou Yi butuh istirahat, dia bukan manusia besi... Dortmund punya 'ketergantungan pada Zhou Yi'? Saya tidak tahu, ini pertama kali saya dengar istilah itu. Tentu dia sangat penting bagi kami, tapi yang lebih penting adalah tim secara keseluruhan, bukan individu. Saya yakin Zhou Yi juga setuju... Performanya hari ini luar biasa, dan saya tidak menyesal menempatkannya di bangku cadangan... Tidak ada konflik antara kami, sebenarnya hubungan kami sedang dalam masa bulan madu..."
Bagaimana Zhou Yi memandang statusnya yang tidak masuk starting lineup?
"Saya patuh pada keputusan pelatih. Saya tidak menganggap diri saya sebagai elemen tak tergantikan..." kata Zhou Yi sambil menggeleng. "Pemain cadangan? Saya tidak merasa sebagai cadangan. Di Dortmund tidak ada pembedaan pemain utama dan cadangan, semua adalah bagian dari sistem rotasi."
Mendengar jawaban klise Zhou Yi, para wartawan hanya bisa menggeleng dalam hati—sangat khas gaya Zhou Yi, benar secara formal namun membosankan.
Dibandingkan, jawaban pemain Borussia Dortmund lainnya justru lebih menarik bagi para wartawan - semua pemain Borussia Dortmund yang diwawancarai berbicara panjang lebar tentang pentingnya Zhou Yi bagi tim dan kekaguman mereka padanya.
Meski laporan seperti ini cenderung memuji secara sepihak, bukankah lebih baik daripada omongan datar yang membosankan?
Paling tidak media masih bisa menjadikan status Zhou Yi di Borussia Dortmund sebagai bahan sensasi...
……
Setelah pertandingan melawan Mainz, fokus perhatian beralih ke lawan berikutnya Bayer Leverkusen.
Beberapa musim terakhir, sorotan utama tertuju pada persaingan dua raksasa Borussia Dortmund dan Bayern München, namun sebenarnya Leverkusen juga merupakan kekuatan yang tak boleh diabaikan di Bundesliga.
Leverkusen pernah mengalami masa-masa sukses di awal abad ini, tapi mungkin mereka lebih suka menyebutnya "masa kelam". Itulah julukan terkenal "Raja Tiga Runner-up".
Musim 2001-2002, Bayer Leverkusen kalah dari Bayern München dalam perebutan gelar liga, lalu tumbang dari juara bertahan Schalke 04 di final Piala Jerman. Kekalahan paling menyakitkan tentu saat kalah dari Real Madrid di final Champions Eropa Glasgow, yang membuat Real Madrid meraih gelar Champions Eropa kesembilan. Dalam pertandingan itu Zidane mencetak gol spektakuler yang belum pernah terjadi sebelumnya dan dinobatkan sebagai gol terbaik sepanjang sejarah Champions Eropa, sementara Leverkusen menjadi figuran abadi...
Secara logika, Bayer Leverkusen mampu menjadi "di bawah satu orang namun di atas ribuan orang" dalam tiga kompetisi merupakan pencapaian luar biasa. Namun musim yang bergengsi ini justru membuat mereka dijuluki "Raja Tiga Piala". Julukan ini diciptakan bukan untuk memuji prestasi gemilang Leverkusen, melainkan sebagai ejekan karena usaha sepanjang musim akhirnya sia-sia tanpa meraih satu piala pun.
Fakta selanjutnya membuktikan bahwa gelar Raja Tiga Piala sama sekali bukan prestasi yang membanggakan bagi Leverkusen, melainkan sebuah pukulan berat.
Setelah musim berakhir, pemain inti Zé Roberto hengkang ke Bayern München yang merupakan kompetitor domestik tim saat itu. Performa tim pun terus merosot, nyaris terdegradasi sepanjang musim dan hampir saja mengalami degradasi di akhir.
Pada musim 2009-2010, Heynckes mulai melatih Bayer Leverkusen dan tim memasuki periode stabilitas.
Di musim 2010-2011, mereka bahkan mengalahkan Bayern München di liga dan meraih gelar juara dua liga.
Musim lalu, Leverkusen juga finis ketiga liga sehingga berhak mengikuti Champions Eropa musim ini.
Di liga musim ini, saat semua fokus pada persaingan Borussia Dortmund vs Bayern München, Leverkusen diam-diam melampaui Dortmund yang sedang mengalami penurunan performa dan menjadi peringkat dua liga.
Pertandingan liga ini merupakan perebutan posisi antara peringkat dua dan tiga klasemen liga.
Dan kedua tim juga menghadapi dampak dari Liga Champions.
Borussia Dortmund dan Bayer Leverkusen harus berjuang untuk lolos grup di laga terakhir fase grup Liga Champions - Bayer Leverkusen saat ini berada di peringkat ketiga grup mereka, dengan laga terakhir mereka bertandang ke Real Sociedad. Sementara kompetitor mereka, Shakhtar Donetsk yang berada di posisi runner-up grup, juga akan bermain tandang melawan Manchester United. Jika Leverkusen ingin lolos grup, mereka harus mengalahkan Real Sociedad terlebih dahulu, lalu berharap Shakhtar Donetsk kalah di kandang United.
Tapi markas Real Sociedad bukan lawan mudah. Saat menghadapi Real Sociedad di fase grup kandang sendiri, Leverkusen hanya menang tipis 2:1. Meski Real Sociedad telah tersingkir lebih dulu, Leverkusen tidak bisa lengah. Mereka menghadapi situasi serupa dengan Dortmund - mustahil mengabaikan pertaruhan hidup-mati di pertandingan grup Liga Champions pertengahan pekan depan, yang pasti akan mengganggu mentalitas dan performansi mereka di laga liga akhir pekan.
……
Pertandingan ini bukan hanya perebutan peringkat antara runner-up dan peringkat ketiga liga yang mempengaruhi posisi klasemen, tapi juga ajang duel dua pemain Asia top.
Bintang Asia dari Dortmund tentu bukan Yan Min yang baru mulai bersinar, melainkan Zhou Yi yang telah menjadi legenda.
Sementara di sisi Leverkusen juga ada pemain Asia mumpuni yang telah lama malang melintang - penyerang asal Korea Selatan Son Heung-min.
Ini tentu saja bukan pertemuan pertama antara Son Heung-min dan Zhou Yi, namun sebelumnya Son Heung-min berada di Hamburg - yang bukan termasuk tim kuat dan sempat hampir terdegradasi di satu musim. Reputasi dan prestasi Son Heung-min di Hamburg juga jauh lebih rendah daripada Zhou Yi. Perlu diketahui, dalam tiga musim di Hamburg, hasil terbaik Son Heung-min hanyalah peringkat ketujuh di musim lalu.
Sementara itu, Borussia Dortmund tempat Zhou Yi bermain telah menjadi juara Bundesliga selama tiga musim berturut-turut, bahkan meraih gelar Champions Eropa di musim lalu. Zhou Yi kini telah menjadi bintang sepak bola yang sangat diminati di seluruh Eropa, dan telah meraih Penghargaan Pemain Terbaik Eropa musim lalu.
Sebenarnya tingkat perbandingan antara kedua pemain ini tidak terlalu signifikan.
Namun seiring dengan transfer Son Heung-min ke Bayer Leverkusen musim ini dengan rekor biaya transfer klub sebesar 10 juta euro, ditambah performansi Bayer Leverkusen dan peringkatnya di liga saat ini. Keduanya seolah memiliki kualifikasi untuk bertanding melawan satu sama lain, dan kemungkinan untuk dibandingkan...
Terutama media Korea, yang sangat antusias dan bersemangat dalam masalah ini.
Setelah Park Ji-sung menjauh dari perspektif utama peta sepakbola Eropa, sepak bola Korea seakan kehilangan figur yang mampu mengibarkan bendera. Kemunculan mengejutkan Son Heung-min pada masa ini, memberikan suntikan kekuatan baru bagi pihak Korea. Dari klub degradasi Hamburg, pindah ke Bayer Leverkusen yang setiap tahun bisa mengikuti kompetisi Eropa, Son Heung-min semakin matang dengan pertumbuhan yang sangat cepat.
Ini secara alami membuat suporter Korea dan media menaruh harapan besar padanya.
Pada kali ini, dalam lingkungan yang setara, performa apa yang bisa ditunjukkan olehnya dan Zhou Yi?
Patut dinantikan.
