Ketika Klopp mengumumkan Yan Min akan menggantikan Reus yang cedera dalam starting line-up sebelum pertandingan, tidak ada kejutan di ruang ganti. Kemampuan dan kondisi fisik Yan Min dalam beberapa waktu terakhir memang sudah terlihat jelas oleh semua orang. Sikapnya selama latihan juga menjadi bukti nyata. Performansi seperti ini layak mendapatkan kesempatan menjadi pemain utama, tidak ada yang mengejutkan.
Bahkan Yan Min sendiri juga tidak terlalu terkejut.
Dua jam sebelum pertandingan, publik akhirnya mendapatkan starting line-up kedua tim. Di sisi Bayer Leverkusen tidak ada kejutan berarti.
Sementara di Dortmund, Reus sama sekali tidak masuk dalam daftar pemain utama. Posisinya digantikan Yan Min.
"Reus bahkan tidak masuk starting line-up, sepertinya cederanya memang cukup serius..." Presenter dan tamu undangan di stasiun TV berdiskusi tentang daftar pemain ini.
"Keberuntungan Dortmund musim ini benar-benar berada di titik terendah. Banyak pemain inti yang terkena gelombang cedera... Dan melihat tren ini, badai cedera Dortmund masih akan berlanjut, mustahil terselesaikan dalam waktu dekat..."
"Tentu tidak akan terselesaikan. Selama Klopp masih mempertahankan gaya bermain taktis dan intensitas latihan seperti sekarang, daftar pemain cedera Dortmund akan terus bertambah..."
"Saya kurang bisa memahami pemikiran Klopp. Tim ini sudah meraih cukup banyak gelar juara, bisa dikatakan para pemain Borussia Dortmund sudah dimeras hingga batas maksimal olehnya. Mengapa masih terus bertahan dengan variasi permainan seperti ini? Perlu diketahui, jika terus begini, pasti akan menyebabkan lebih banyak cedera. Selain itu, motivasi para pemain mungkin tidak sekuat dulu... Performa naik turun Dortmund musim ini tidak hanya dipengaruhi cedera, tapi juga berkaitan dengan menurunnya semangat juang para pemain."
Para tamu undangan mulai berdiskini tanpa henti tentang masalah cedera di Dortmund. Presenter terpaksa menarik kembali topik pembicaraan: "Bagaimanapun juga, Reus sudah cedera. Dalam pilihan pemain pengganti, Klopp memilih Yan Min, pemain muda China yang baru-baru ini menunjukkan performa bagus. Apa pandangan kalian tentang penyesuaian ini?"
Para tamu undangan saling bertatapan. Salah satu dari mereka berkata: "Pemain Yan Min memang memiliki Bakat dan kemampuan yang luar biasa, tapi sepertinya dia belum beradaptasi dengan baik dengan sepak bola Eropa. Saya menemukan satu masalah yang cukup mencolok - ketika dia masuk sebagai pemain cadangan, dia sering menampilkan performa yang mengagumkan. Tapi saat menjadi starter, performanya jauh lebih buruk dibanding saat menjadi pemain pengganti..."
"Pemain Cadangan Super?" tanya presenter.
"Benar, ada sedikit maksud seperti itu. Entah karena faktor stamina yang membuatnya lebih mampu berlari saat bermain sebagai pemain cadangan dibanding pemain lain, atau masalah mentalitas -- saat menjadi starter, terlalu banyak pertimbangan, tuntutan lebih tinggi, dan lebih panik. Sedangkan sebagai pemain cadangan, posisinya relatif tidak setinggi itu, mungkin lebih mudah untuk menunjukkan performa..."
"Jadi maksudmu, keputusan Klopp memilih Yan Min sebagai starter menggantikan Reus bukan pilihan yang tepat?"
"Saya tidak berkata begitu. Tapi saya memang punya kekhawatiran tersebut. Sebenarnya di posisi sayap, Borussia Dortmund tidak kekurangan pemain. Mereka masih punya Kuba, Mkhitaryan juga bisa bermain di sayap. Menurut saya, pemilihan Yan Min oleh Klopp sedikit banyak merupakan apresiasi atas performanya di beberapa pertandingan terakhir -- dalam pertandingan grup Liga Champions melawan Napoli dan Arsenal, serta laga melawan Bayern München, Yan Min selalu memberikan kontribusi krusial meski masuk sebagai pemain cadangan. Untuk pemain yang sedang dalam kondisi puncak, tidak mungkin terus dijadikan cadangan..."
Di dalam negeri China, tidak ada kekhawatiran dan diskusi seperti ini. Baik komentator, wartawan media, maupun suporter biasa, semuanya bersuka cita dengan kepastian Yan Min sebagai starter.
Ini berarti Borussia Dortmund akan memainkan dua pemain China sekaligus di starting lineup. Mereka tentu berharap Yan Min bisa mengukuhkan posisi sebagai pemain utama.
……
Saat kedua tim berjalan keluar dari koridor menuju lapangan, siaran TV memberikan close-up shot kepada Zhou Yi dan Son Heung-min, membuktikan bahwa kedua pemain ini adalah figur kunci di tim masing-masing.
Zhou Yi adalah inti Borussia Dortmund, sementara Son Heung-min bisa disebut sebagai "momok Borussia Dortmund". Dia sendiri telah mencetak tiga gol saat melawan Borussia Dortmund, menjadikannya pemain Bayer Leverkusen dengan gol terbanyak melawan Dortmund saat ini.
Meskipun sebelum pertandingan sempat dibahas pengganti Reus yaitu Yan Min, namun saat pertandingan sesungguhnya, semua tetap berfokus pada Zhou Yi dan Son Heung-min.
Dari formasi pemain utama kedua tim ini terlihat jelas, mereka tidak berniat bermain setengah-setengah dalam pertandingan ini, juga tidak berencana menyimpan tenaga untuk pertandingan grup Liga Champions pertengahan pekan depan.
Pertandingan grup Liga Champions tentu penting, namun pertandingan liga ini juga sama pentingnya.
Meski bermain di kandang lawan, Bayer Leverkusen tampil agresif sejak babak pertama dimulai.
Mereka tidak bermain konservatif meski sebagai tim tamu, meski menghadapi kekuatan Borussia Dortmund, maupun dengan pertimbangan jadual pertandingan grup Liga Champions pertengahan pekan depan.
Baru delapan menit berjalan, Son Heung-min memberikan operan mundur di area penalti, gelandang Leverkusen Haigler menyambut dengan tembakan dari depan area penalti yang berhasil dihalau Weidenfeller dengan terjatuh.
Empat menit kemudian, serangan Leverkusen kembali datang. Bek sayap Emre Can melakukan dribel penetrasi di sayap kiri lalu menyarang ke dalam, sebelum melepaskan tendangan jauh dari busur kotak penalti yang melambung di atas mistar gawang.
"Oh! Emre Can! Bahaya! Hanya sedikit melewati mistar!" komentator Marcel Leif berteriak kaget. "Setelah pertandingan dimulai, serangan yang lebih dominan justru datang dari Bayer Leverkusen yang bermain di kandang lawan, ini cukup mengejutkan banyak pihak..."
Komentator Korea dengan penuh semangat berkata: "Penampilan Son Heung-min sangat aktif sejak awal pertandingan! Lari tanpa lelah, dia hampir bisa muncul di setiap sudut area depan! Pertandingan ini adalah kesempatan Son Heung-min untuk secara resmi menantang bintang sepak bola Asia nomor satu, Zhou Yi!"
Meskipun pihak Korea memberikan dukungan untuk Son Heung-min, mereka tidak menyangkal posisi Zhou Yi saat ini. Menyebutnya sebagai bintang sepak bola Asia nomor satu memang tepat. Setelah Park Ji-sung meninggalkan Manchester United dan liga-liga top Eropa, sementara Shinji Kagawa bahkan sulit mendapatkan tempat bermain di MU, dari sekian banyak pemain Asia yang bermain di Eropa, siapa yang bisa dibandingkan dengan Zhou Yi?
Sun Pan bisa dianggap, tetapi sebagai kiper, sebaik apapun performanya, tetap memberi kesan ada selisih kualitas.
Mengatakan Zhou Yi sebagai bintang sepak bola Asia nomor satu memang tidak salah. Tapi mengapa bintang sepak bola Asia nomor satu ini belum pernah memenangkan Pemain Terbaik Asia?
Ini terkait aturan aneh Konfederasi Sepak Bola Asia - sebelumnya AFC tidak membatasi pemain Asia yang bermain di luar negeri untuk ikut pemilihan Pemain Terbaik Asia, sehingga Hidetoshi Nakata yang bermain di Perugia pun pernah dua kali memenangkan penghargaan ini.
Tapi kemudian Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) menetapkan prosedur bahwa pemenang harus menghadiri upacara penyerahan medali, jika tidak maka akan didiskualifikasi. Upacara penghargaan AFC selalu diadakan pada akhir November setiap tahun, saat itu liga Eropa sedang berlangsung sengit. Hanya sedikit klub yang mau melepas pemain inti mereka terbang ribuan kilometer hanya untuk menerima penghargaan. Contohnya figur ikonis sepak bola Korea, Park Ji-sung, tidak pernah meraih gelar Pemain Terbaik Asia karena selalu menolak menghadiri upacara AFC. Tentu saja AFC tidak akan memberikan penghargaan tertinggi yang mewakili prestasi individu sepak bola Asia kepada orang yang tidak menghormati mereka.
Sejak tahun lalu, AFC mereformasi sistem pemilihan Pemain Terbaik Asia. Mereka tidak lagi memberikan penghargaan tunggal "Pemain Terbaik Asia", melainkan mengubahnya menjadi penghargaan untuk pemain Asia terbaik yang bermain di Asia. Bagi pemain yang bermain di luar Asia, AFC membuat penghargaan baru "Pemain Terbaik di Luar Asia" yang khusus disiapkan untuk Zhou Yi dan Son Heung-min. Namun hal ini juga berarti selama mereka tidak kembali bermain di Asia, Zhou Yi dan Son Heung-min tidak akan pernah bisa meraih gelar Pemain Terbaik Asia...
Pemenang Pemain Asia Luar Negeri Terbaik di tahun pertama langsung memicu kontroversi, penghargaan ini diraih oleh Shinji Kagawa. Saat itu media China merasa tidak puas, menganggap hasil seleksi penghargaan ini kontroversial. Dari segi kemampuan tim dan pengaruh, bagaimana mungkin Shinji Kagawa bisa dibandingkan dengan Zhou Yi? Perlu diketahui, di dalam tim Borussia Dortmund pun, Shinji Kagawa selalu berada di bawah Zhou Yi. Kini saat Shinji Kagawa pindah ke Manchester United malah mendapat penghargaan Pemain Luar Negeri Terbaik, banyak yang menganggap ini karena reputasi Manchester United lebih besar daripada Dortmund.
Padahal saat itu Shinji Kagawa bahkan tidak menghadiri upacara penyerahan medali, alasannya sibuk dengan Liga Premier. Tapi siapa tahu apakah ada alasan lain di balik ini.
Tahun ini penghargaan Pemain Luar Negeri Terbaik akhirnya tidak kontroversial. Zhou Yi yang membawa Borussia Dortmund meraih tiga gelar liga berturut-turut, memenangkan Champions Eropa, dan terpilih sebagai Pemain Terbaik Eropa musim lalu - jika dia tidak mendapat gelar Pemain Asia Terbaik, maka Konfederasi Sepak Bola Asia akan menjadi bahan tertawaan di sepakbola dunia.
Pemenang penghargaan ini adalah Zhou Yi, namun dalam upacara tahunan Konfederasi Sepak Bola Asia yang baru saja berakhir, hasil pemenang tidak diumumkan.
Ini karena Zhou Yi juga tidak menghadiri upacara penghargaan Konfederasi Sepak Bola Asia.
Saat itu Zhou Yi mengumumkan alasan resmi bahwa karena jadwal Borussia Dortmund yang sangat padat dengan banyak pertandingan krusial, dia benar-benar tidak punya waktu dan tenaga untuk terbang ke Abu Dhabi menerima penghargaan. Dia secara khusus berterima kasih kepada Konfederasi Sepak Bola Asia atas pengakuan terhadap prestasinya.
Sikap dan pernyataannya tak tercela, tapi semua orang tetap merasa ketidakhadiran Zhou Yi di acara penghargaan tidak sesederhana yang dia katakan. Pasti ada sedikit faktor "balas dendam" di dalamnya.
Di dalam negeri China, baik media maupun suporter memahami dan merasa puas dengan tindakan Zhou Yi. Sekalipun ada yang sesekali mengkritiknya sok selebriti, suara itu segera tenggelam dalam protes massa.
Karena Konfederasi Sepak Bola Asia memisahkan pemain yang bermain di Asia dengan pemain Asia di Eropa, bahkan jika Zhou Yi tidak hadir, penghargaan itu tetap miliknya. Tidak seperti kasus Park Ji-sung dulu yang kehilangan penghargaan karena absen. Namun, apakah Zhou Yi masih menginginkan penghargaan cacat seperti ini sekarang? Itu masih jadi pertanyaan.
Yang pasti, para suporter China tidak mempermasalahkannya.
