"Wooooow!!! Zhou Yi! Zhou Yi! Zhou Yi!!!" Duan Xin berteriak histeris. "Tembakan lengkung yang indah! Ini adalah ciri khas tendangan jauh Zhou Yi! Tendangan jauhnya tidak mengandalkan kekuatan, tapi terkenal akan akurasi lengkungannya! Lengkungan seperti ini memungkinkan tembakannya menghindari pertahanan dan tepat sasaran! Gol ini tidak hanya cantik, tapi juga sangat berarti! Dia berhasil menyamakan skor untuk Borussia Dortmund!"
Kegembiraan Duan Xin tentu dipicu oleh sensasi media Korea sebelum pertandingan. Son Heung-min sudah mencetak gol, sementara Zhou Yi belum. Jika pertandingan berakhir seperti ini, siapa tahu bagaimana media Korea akan membesar-besarkan fakta. Pikiran ini membuat Duan Xin merasa jengkel.
“Zhou Yi—dia menyamakan skor untuk tim!” teriak Marcel Leif. “Setelah babak kedua dimulai, semua orang mengira Bayer Leverkusen mendominasi permainan sementara Dortmund tak punya kesempatan. Tapi begitulah sepak bola, sulit diprediksi apa yang terjadi di detik berikutnya!”
“Ah—Zhou Yi—Gol! Dortmund menyamakan skor! Sungguh disayangkan!” Komentator Korea itu awalnya terkejut lalu menghela napas. Andai bukan Zhou Yi yang mencetak gol, mungkin ia takkan menghela napas. Son Heung-min yang sebelumnya unggul, tiba-tiba di babak kedua belum genap sepuluh menit Zhou Yi sudah menyamakan skor. Kini keduanya imbang, keunggulan Son atas Zhou Yi pun sirna.
Inilah alasan utama yang membuat komentator Korea itu kesal.
……
Melihat bola masuk gawang, Zhou Yi awalnya terkejut dan terdiam sejenak.
Karena dia sendiri tak menyangka tendangannya benar-benar masuk—sebelum menendang, dia hanya ingin mencoba dan mengandalkan hoki. Tak ada yang bisa menjamin tendangan jauh seperti itu pasti masuk, terlalu banyak faktor yang memengaruhi hasil akhir.
Setelah memastikan bola masuk, barulah Zhou Yi mulai merayakan—dia tidak lari ke sudut lapangan tapi langsung melipat tangan di dada, sedikit mendongak, berpose di tempatnya.
Rekan setimnya yang berlari menghampiri pun meniru pose Zhou Yi, membentuk formasi patung hidup.
Kemudian mereka tertawa lepas dan berpelukan.
Komentator Marcel Leif berkata: "Sebenarnya taktik Zhou Yi bersembunyi di luar area penalti untuk menunggu kesempatan tendangan jauh saat tendangan pojok bukanlah rahasia lagi. Hanya saja sangat sulit diantisipasi, karena tidak setiap kali dia bisa melakukan tembakan cantik seperti itu. Jika Bayer Leverkusen mengirim lebih banyak pemain untuk mengawal Zhou Yi, pertahanan depan gawang mereka pasti akan berkurang satu orang - ini mungkin memberi celah bagi Borussia Dortmund... Faktanya, setelah serangan Yan Min di babak pertama, pengawalan terhadap Zhou Yi tidak seketat sebelumnya... Sekarang Bayer Leverkusen terjebak dalam dilema. Bagaimana tendangan pojok ini bisa terjadi? Bukankah berasal dari umpan silang penetrasi Yan Min yang memberi kesempatan tembakan kepada Mark? Lalu bagaimana Yan Min bisa mendapatkan kesempatan umpan silang? Saat melakukan serangan maju, Zhou Yi dengan cerdik memberikan umpan lob ke arahnya - Lihat, semuanya kembali ke Zhou Yi. Mengapa dia bisa dengan leluasa memberikan umpan lob di zona 30 meter Bayer Leverkusen? Karena pengawalan terhadapnya tidak seketat sebelumnya. Mengapa tidak seketat dulu? Karena Yan Min sangat agresif. Mengapa Yan Min bisa seagresif ini? Karena Zhou Yi telah menyedot terlalu banyak pasukan pertahanan Leverkusen..."
Marcel Leif hampir membuat pendengarnya pusing, tapi analisisnya sangat tepat sasaran.
Inilah skenario ideal Borussia Dortmund sekaligus masalah yang dihadapi Bayer Leverkusen.
Saat para pemain Borussia Dortmund merayakan gol, pelatih Bayer Leverkusen Hyypiä berdiri di pinggir lapangan dengan berkostum rapi, kedua tangan di saku, alis berkerut.
Tentu saja dia menyadari situasi yang terjadi, namun tak ada solusi yang bisa dilakukannya.
Ya, tak ada jalan keluar. Pelatih bukanlah segalanya, apalagi dia bukan termasuk pelatih top. Bahkan pelatih terbaik sekalipun akan kesulitan menghadapi situasi Leverkusen saat ini.
Zhou Yi jelas tak bisa diatasi sendirian. Tapi jika menambah pemain bertahan, bagaimana dengan yang lain? Bukan hanya Yan Min, Aubameyang juga mulai bergerak... Mereka semua punya kemampuan individu luar biasa dalam menerobos dan menembak.
……
Gol penyama skor membangkitkan moral Dortmund. Di kandang sendiri, rencana selanjutnya tentu mempertahankan momentum untuk unggul dan memenangkan pertandingan.
Secara logika, memang seharusnya begitu. Tim mana pun biasanya akan bermain lebih baik setelah mencetak gol.
Tapi sepak bola memang bundar, tak ada yang tahu apa yang terjadi selanjutnya...
Saat Dortmund bersiap menghancurkan Leverkusen, insiden tak terduga terjadi di lapangan.
Pada menit ke-59, gelandang Leverkusen Hegeler berebut bola dengan Sven Bender dan tanpa sengaja menginjak kaki Bender. Bender langsung terjatuh kesakitan.
Tindakan ini membuat Högler menerima kartu kuning. Namun harga yang harus dibayar Borussia Dortmund jauh lebih besar——Sven Bender tidak bisa melanjutkan pertandingan dan harus ditarik keluar!
"Sven Bender cedera... Bagi Dortmund yang sudah penuh dengan cedera saat ini, ini benar-benar tambahan penderitaan!" Marcel Leif mengeluh mewakili Dortmund. "Pertandingan ini seharusnya menjadi 'Derby saudara' antara Sven Bender dan Lars Bender, namun derby saudara ini harus berakhir lebih awal..."
Melihat Sven Bender turun lapangan tertatih-tatih didukung fisioterapis, Klopp mengumpat di pinggir lapangan.
Suasana hatinya sangat buruk——baru saja melihat harapan memenangkan pertandingan, tiba-tiba Sven Bender cedera. Dalam kondisi lini pertahanan hampir semuanya masuk daftar cedera, apakah lini tengah mulai tertular cedera juga?
……
Turunnya Sven Bender benar-benar menjadi pukulan berat bagi semangat tinggi Dortmund.
Karena Sven Bender bertanggung jawab atas pertahanan di lini tengah, jika Dortmund ingin serangan mereka lebih efisien dan mengancam, mereka harus mengandalkan pertahanan Sven Bender di belakang.
Terutama penyesuaian Klopp saat jeda babak pertama, dia mendorong pemain depan untuk bermain bebas. Bermain bebas tentu akan membanyak kesalahan dan situasi kehilangan penguasaan bola.
Bagaimana jika kehilangan penguasaan bola? Di satu sisi, pemain yang kehilangan bola harus melakukan pressing agresif di area depan. Di sisi lain, tentu saja mengandalkan intercept defensif dari gelandang. Di sinilah Sven Bender memainkan peran krusial.
Setelah Sven Bender ditarik keluar, dampaknya terlihat signifikan pada pertahanan Borussia Dortmund. Namun efeknya sama besarnya terhadap serangan mereka.
Klopp segera melakukan pergantian pemain. Dia menggantikan Sven Bender yang cedera dengan Sebastian Kehl. Musim ini, Sebastian Kehl sering terganggu oleh cedera. Hanya sekali menjadi starter, dua kali masuk sebagai pengganti, dengan total tiga pertandingan. Kondisinya jelas tidak sebaik Sven Bender. Ditambah sudah lama tidak bermain, langsung menghadapi situasi intens seperti ini merupakan ujian berat baginya.
Dampaknya, gelombang serangan ganas Borussia Dortmund berikutnya tidak terwujud.
Hyypiä di pinggir lapangan menghela napas lega - Tuhan berada di pihak mereka. Keberuntungan ini sungguh luar biasa.
……
Kedua tim kembali masuk ke fase stagnan. Bayer Leverkusen terus mengganggu ritme serangan Borussia Dortmund dengan pelanggaran berulang, membuat pertandingan terpecah-pecah.
Pada menit ke-61, Emre Can menerima kartu kuning dari wasit utama karena menyapu Yan Min saat bertahan.
Namun pelanggaran ini bukan untuk membuat pertandingan terfragmentasi, melainkan karena Emre Can terpaksa melakukan sliding tackle - Yan Min sudah memacu kecepatannya. Jika terlambat sedikit, tackle dari samping ini akan berubah menjadi tackle dari belakang, dan mungkin bukan sekadar kartu kuning yang diberikan...
Saat Emre Can menjatuhkan Yan Min, badai siulan memenuhi tribun. Suporter Borussia Dortmund sangat kecewa karena Emre Can hanya mendapat kartu kuning.
Tak lama kemudian, bek tengah Borussia Dortmund Sokratis Papastathopoulos juga menerima kartu kuning saat menghadang Son Heung-min.
Melambatnya serangan Borussia Dortmund membuka peluang Son Heung-min untuk mencetak gol.
Zhou Yi sudah mencetak gol, hasil imbang dengan Son Heung-min tentu tidak bisa diterima oleh pemain Korea Selatan itu.
Menyaksikan serangan Borussia Dortmund kembali mandek, Klopp melakukan substitusi lagi dengan memasukkan Jakub Błaszczykowski menggantikan Markus Wagner, memposisikan Aubameyang sebagai penyerang murni.
Borussia Dortmund di bawah arahan Zhou Yi melancarkan beberapa serangan, namun berhadapan dengan kiper Bayer Leverkusen Leno yang sedang dalam performa puncak, semua usaha itu berakhir sia-sia.
Detik-detik akhir pertandingan semakin menyempit, skor tetap tak berubah. Pendukung Borussia Dortmund diliputi kecemasan.
Sebelumnya imbang di kandang sendiri melawan Bayern München, apakah kali ini mereka akan kembali imbang melawan Bayer Leverkusen?
Ini sama sekali tidak bisa mereka terima!
Sebenarnya yang tidak bisa menerima bukan hanya suporter Borussia Dortmund, para pemain Borussia Dortmund sendiri pun tidak bisa menerima.
Hanya saja terlepas dari penerimaan mereka, dunia nyata mungkin tidak akan bergeser sesuai keinginan mereka.
Waktu pertandingan terus berlalu, skor tetap tidak bisa diubah.
Menjelang akhir pertandingan tinggal sepuluh menit, Borussia Dortmund memutuskan untuk melancarkan serangan habis-habisan. Tapi tepat di saat itu, kejadian tak terduga kembali terjadi!
Menit ke-79, gelandang Sahin terkilir pergelangan kaki saat mendarat setelah duel udara!
"Ya Tuhan..." Marcel Leif tertegun melihat nasib buruk Borussia Dortmund dalam pertandingan ini. "Apa Dortmund sedang dikutuk?"
Sebelumnya pertandingan timnas membuat dua bek utama Dortmund cedera, sekarang satu pertandingan liga lagi membuat dua pemain mereka cedera...
