Setelah pertandingan, Borussia Dortmund tidak puas dengan kemenangan ini, sementara Bayer Leverkusen yang kalah lebih tidak puas lagi. Mereka menganggap Zhou Yi melakukan diving, atau bahkan jika benar terjatuh, itu terlalu berlebihan dengan unsur akting yang jelas. Wasit utama berhasil ditipu oleh aktingnya. Selain itu, tindakan Markus Wagner yang mengulur waktu saat ditarik keluar juga membuat media pendukung Leverkusen mengecam seluruh tim Borussia Dortmund sebagai pengecut tanpa etika profesional.
Kritik keras dari pihak Leverkusen secara alami juga memicu ketidakpuasan di kubu Dortmund.
Media Dortmund pun terlibat perang mulut dengan pihak lawan.
Bagaimana dengan Zhou Yi yang merupakan salah satu pihak terkait?
Dia sudah menjawab pertanyaan ini setelah pertandingan, sehingga menolak menjawab pertanyaan terkait lagi. Dia hanya menyampaikan kepada mereka yang menganggapnya diving: "Lebih baik tonton ulang rekaman pertandingan. Jika masih bersikeras itu diving, saya pun dua saran: Pertama, periksa mata; Kedua, periksa saraf otak, lihat apakah ada masalah di kepala mereka."
Meskipun Zhou Yi bilang tidak akan merespons, respons ini sebenarnya sudah cukup keras nada bicaranya.
Sebelumnya ketika Zhou Yi membalas kritik, biasanya lebih halus. Hampir tidak pernah ada kasus dia langsung menyebut orang lain bermasalah otak seperti ini.
Media menganalisis ini menunjukkan Zhou Yi juga berada di bawah tekanan yang cukup besar dan kondisi emosionalnya tidak terlalu baik.
Situasi Borussia Dortmund yang begitu buruk saat ini, sebagai pemain inti, tentu dia juga dibebani harapan besar. Dalam pertandingan ini, berkat dua gol yang dicetakkannya, Borussia Dortmund berhasil mengalahkan Bayer Leverkusen di kandang sendiri. Lalu bagaimana setelah ini? Saat bertandang ke Galatasaray? Semua harapan tertumpu padanya, tekanan tak kasat mata seperti ini lama-kelamaan pasti akan terasa menyiksa.
……
Setelah pertandingan, kabar terbaru mengenai cedera Sven Bender dan Sahin akhirnya keluar, ini juga menjadi perhatian utama semua orang.
Sven Bender mengalami ketegangan ligamen pergelangan kaki kanan disertai kerusakan tendon, dipastikan akan absen dalam laga terakhir fase grup melawan Galatasaray di pertengahan pekan depan. Mengenai kapan bisa pulih, Dr. Braun tidak memberikan jawaban pasti.
Sedangkan Sahin mengalami retakan pada ligamen lateral pergelangan kaki kanan, cederanya tidak separah Sven Bender. Tapi kapan bisa tampil lagi masih belum jelas, mungkin dia bisa bermain dalam pertandingan melawan Galatasaray.
Di saat genting ini, kabar terbaru pemulihan cedera İlkay Gündoğan juga muncul - pihak resmi Dortmund memastikan Gündoğan harus absen sepanjang musim ini, sama sekali tidak akan tampil di sisa pertandingan musim ini...
Dari empat gelandang bertahan tim, tiga sekarang cedera. Benar-benar memperburuk keadaan bagi Borussia Dortmund.
Satu-satunya kabar baik mungkin adalah negosiasi perpanjangan kontrak İlkay Gündoğan akhirnya bisa dilanjutkan. Mungkin karena cedera yang terlalu parah, Real Madrid mengurungkan niat merekrut Gündoğan, sehingga membuatnya meninggalkan khayalan transfer ke Real Madrid dan memutuskan bernegosiasi perpanjangan kontrak dengan Borussia Dortmund.
……
Pertandingan antara Borussia Dortmund dan Bayer Leverkusen memiliki begitu banyak isu panas, sampai-sampai duel antara Son Heung-min dan Zhou Yi tidak banyak dibahas setelah pertandingan.
Sebenarnya isu ini paling gencar diembuskan media Korea. Hasilnya dalam pertandingan Son Heung-min kalah dari Zhou Yi, baik secara tim maupun individu. Media Korea kehilangan minat mengangkat kekalahan ini, bahkan berusaha meminimalisir "Derby Asia" tersebut setelah pertandingan.
Media China saat ini fokus pada kartu merah Yan Min, sehingga tidak berminat mengikuti "duel" Zhou Yi dan Son Heung-min.
Tentang keputusan kartu merah untuk Yan Min, media China secara tegas memprotes wasit utama. Menurut mereka meski Yan Min membela Zhou Yi, ia tetap menunjukkan pengendalian diri tanpa kontak fisik. Sebaliknya dalam konflik itu ia justru korban - didorong oleh pemain lawan - mengapa malah diberi kartu kuning yang berujung akumulasi dua kuning menjadi merah?
Setelah pertandingan, media China serentak mengkritik wasit utama pertandingan ini. Di satu sisi karena skala keputusan wasit selama pertandingan terlalu longgar, di sisi lain adalah kontroversi kartu merah Yan Min.
Selain mencaci wasit, suporter China juga khawatir kartu merah ini akan mengganggu momentum kenaikan posisi Yan Min di skuad Dortmund - Sejak pertandingan kandang melawan Arsenal, semua orang bisa melihat posisi Yan Min di tim semakin penting. Dulunya bahkan tidak masuk daftar pemain, sekarang setiap pertandingan masuk daftar, sementara Hoffmann, atlet muda yang awal musim tampil gemilang, tersingkir dari daftar oleh Yan Min.
Meski masih lebih sering jadi pemain pengganti, setiap kali tampil sebagai cadangan selalu menunjukkan performansi luar biasa yang sering menentukan hasil akhir pertandingan. Dengan perkembangan seperti ini, semua yakin tak lama lagi dia bisa menjadi pemain utama yang stabil. Nantinya akan ada dua pemain China di formasi pemain utama Dortmund - betapa hebatnya pencapaian ini!
Tepat di momentum ini, Yan Min terkena sanksi kartu merah.
Selain larangan tampil satu pertandingan yang mengganggu penampilannya, publik juga khawatir temperamen yang terlihat dari insiden kartu merah ini akan mempengaruhi penilaian tim pelatih Dortmund terhadapnya...
Kartu kuning kedua Yan Min memang tidak adil, namun kartu kuning pertamanya dianggap ulah sendiri oleh banyak orang - sliding tackle berbahaya saat itu sebenarnya tidak perlu, terlalu impulsif. Tanpa kartu kuning pertama ini, meski wasit utama memberinya kartu kuning kedua yang tidak adil, dia tidak akan sampai diusir keluar lapangan.
Sliding tackle melayang sebelumnya membuktikan Yan Min masih belum bisa mengendalikan emosi dan temperamennya.
Sebenarnya tuntutan suporter China terhadap Yan Min tanpa disadari semakin tinggi. Saat berpikir demikian, mereka lupa bahwa Yan Min sebenarnya masih pemuda 21 tahun - bukankah impulsivitas dan kecerobohan justru ciri khas usia tersebut?
Mungkin citra Zhou Yi yang tenang dalam keseharian membuat orang mengira pemuda 21-22 tahun seharusnya seperti dia.
Jika dipikirkan dengan tenang dan objektif: tanpa pelanggaran sliding tackle Yan Min, bagaimana mungkin Bayer Leverkusen mendapat kesempatan tendangan bebas di area depan? Bagaimana mungkin Borussia Dortmund mendapat peluang serangan balik? Tanpa serangan balik ini, dari mana datangnya penalti?
Jadi sebenarnya semua mata rantai saling terhubung - tidak boleh ada satu pun mata rantai yang hilang.
……
Di tengah keributan luar, Klopp tidak punya waktu untuk perang mulut. Hanya ada 4 hari antara liga dan pertandingan grup Champions Eropa. Dia harus menyusun formasi tim dan melakukan latihan spesifik - waktu persiapan Dortmund sangat terbatas.
Sven Bender pasti tidak bisa bermain, status Sahin juga tidak pasti... Klopp mencoret nama Sahin di kertas, anggap saja dia tidak bisa turun.
Dalam kondisi ini, satu-satunya gelandang bertahan yang bisa digunakan Dortmund adalah Sebastian Kehl, mantan kapten tim.
Sebelumnya Dortmund selalu memainkan double pivot. Musim lalu Sven Bender dan Gündoğan, musim ini setelah Gündoğan cedera digantikan Sven Bender dan Sahin. Kedua kombinasi ini bekerja baik, performa Sahin musim ini membuat orang sementara melupakan cedera Gündoğan. Jika dirunut lebih jauh, saat Shinji Kagawa masih di sini, Zhou Yi dan Sven Bender berpasangan sebagai double pivot.
Tim ini sudah sangat terbiasa dengan taktik double pivot, namun sekarang hanya tersisa satu gelandang bertahan. Bagaimana menerapkan double pivot?
Beberapa opsi tersedia di depan Klopp - Opsi pertama: menarik Zhou Yi ke posisi gelandang bertahan untuk berpasangan dengan Kehl, memainkan Mkhitaryan sebagai gelandang serang, sehingga mempertahankan formasi asli.
Opsi kedua: memanfaatkan fleksibilitas Großkreutz yang bisa mengisi berbagai posisi, menempatkannya sebagai gelandang bertahan dadakan bersama Kehl, sementara Zhou Yi tetap di posisi gelandang serang.
Opsi ketiga: mengubah formasi, beralih dari double pivot ke formasi 442 paralel dengan Mark dan Aubameyang sebagai duo penyerang, Zhou Yi dan Kehl di area tengah lapangan.
Dari ketiga skenario ini, tidak ada satu pun yang Klopp anggap sebagai solusi terbaik.
Pertama, jika Zhou Yi ditarik mundur ke posisi gelandang bertahan, jaraknya dari area penalti semakin jauh, ancamannya memang tidak sebesar saat bermain sebagai gelandang serang. Lagipula, jika Mkhitaryan bermain sebagai penyerang, siapa yang akan mengatur serangan? Mkhitaryan atau Zhou Yi? Akankah tim kebingungan karena memiliki dua pengatur permainan?
Akankah ada konflik taktik antara Mkhitaryan dan Zhou Yi? Zhou Yi membutuhkan penguasaan bola. Saat dia menguasai bola, bagaimana dengan Mkhitaryan? Jika gelandang serang tidak memegang bola, apa bedanya dengan penyerang bayangan?
Kedua, Großkreutz hanyalah pemain serba bisa. Meski memiliki atribut serbaguna, tetap saja tidak sebaik gelandang bertahan khusus. Belum pernah dia dan Kehl berpasangan sebagai gelandang bertahan baik di latihan maupun pertandingan. Bagaimana jika terjadi kesalahan kombinasi?
Ketiga, formasi paralel 442 sama sekali asing bagi seluruh skuad Dortmund. Bagaimana memastikan tim bisa beradaptasi dengan formasi baru ini hanya dalam tiga hari?
Waktu latihan tim sangat singkat, waktu bagi Klopp untuk ragu-ragu juga tidak banyak. Dia harus segera memilih satu jalan dan konsisten menjalaninya.
Ini seperti berjudi.
