Setelah serangkaian prosedur formal, kedua tim akhirnya mengambil posisi masing-masing menanti kick-off.
Galatasaray sebagai tuan rumah mendapat hak kick-off pertama. Dua penyerang Dortmund, Marco dan Aubameyang, berdiri di luar lingkaran tengah.
Wasit utama meniup peluit. Penyerang utama lawan, Drogba, menghentak lembut bola ke depan. Sneijder menyusul dengan tendangan mengembalikan bola ke separuh lapangan mereka.
Dua mantan juara Champions Eropa itu kini bersatu di klub Turki.
"Baik, dengan tiupan peluit wasit utama, pertandingan seru fase grup Liga Champions ini dimulai! Kedua tim memainkan formasi terkuat yang bisa mereka turunkan. Namun Borussia Dortmund terkendala cedera, sehingga susunan pemainnya kurang optimal. Satu-satunya kabar baik adalah performa Galatasaray musim ini yang kurang menggembirakan, bahkan di kandang sendiri mereka kalah dalam dua pertandingan grup Liga Champions. Ini tentu menjadi angin segar untuk Dortmund..." He Ping mulai memaparkan analisisnya untuk para suporter China di depan televisi.
Pandangannya tertuju pada Yan Min, "Yan Min menjadi starter dalam laga ini. Ini adalah penampilan perdananya sebagai pemain utama di fase grup Liga Champions. Performanya dalam beberapa pertandingan terakhir cukup meyakinkan. Situasi cedera yang melanda skuad Dortmund juga membuka kesempatan baginya. Semoga ia bisa memanfaatkan kesempatan starter ini untuk menunjukkan kemampuannya... Pada beberapa penampilan sebelumnya di liga, performanya biasa saja sehingga ia seringkali kembali ke bangku cadangan setelah satu kali starter. Tentu kita semua berharap ia bisa mapan di Borussia Dortmund..."
Di layar televisi, Yan Min sudah melesat maju.
Pemain yang baru saja 'dihantam' udara dingin sejak masuk lapangan ini memang perlu terus berlari agar tubuhnya menghangat.
……
Galatasaray yang bermain di kandang sendiri memanfaatkan kesempatan kick-off mereka untuk mengorganisir serangan, namun tidak mengancam gawang Borussia Dortmund. Bahkan tidak menghasilkan tembakan sama sekali, serangan mereka langsung dipatahkan begitu sampai di depan gawang Dortmund.
Selanjutnya, Borussia Dortmund menguasai bola.
Namun Borussia Dortmund tidak terburu-buru menyerang, malah saling mengoper bola bolak-balik di lini tengah-belakang.
Pertandingan ini sangat krusial bagi Borussia Dortmund, tapi juga penting bagi Galatasaray karena ini kesempatan terakhir mereka mempertahankan kehormatan. Jika tersingkir dari fase grup tanpa satu kemenangan pun, hal itu takkan bisa diterima para suporter Galatasaray yang terkenal fanatik dan bangga.
Bukankah pelatih kepala mereka Fatih Terim sudah bilang sebelum pertandingan? Galatasaray akan bertarung demi kehormatan dalam laga ini.
Jadi mustahil mereka pasrah kalah di kandang lawan melawan Borussia Dortmund.
Zhou Yi bahkan tidak maju ke depan, tetap berada di lini belakang hampir sejajar dengan bek-bek, ikut serta dalam rangkaian operan bolak-balik.
Menghadapi gaya permainan Dortmund ini, para pemain Galatasaray terus menekan ke depan, berharap bisa merebut bola di area lawan lalu menyerang Dortmund yang sedang lengah. Akibatnya garis pertahanan mereka semakin maju.
Kondisi ini tentu tak luput dari "radar" Zhou Yi.
Ketika menyadari pemain Galatasaray terus menekan tanpa mundur, dia tahu kesempatan emas telah tiba.
Namun dia tidak langsung menendang bola ke ruang kosong puluhan meter di depan. Jika dilakukan seperti itu, kemungkinan besar tidak akan membentuk serangan yang mengancam, malah bisa membangunkan ular tidur.
Zhou Yi membutuhkan persentase keberhasilan, bukan kuantitas serangan.
Ini pertandingan tandang, sebisa mungkin membuka permainan tim dengan mencetak gol.
Ini adalah pemikiran Zhou Yi.
Jadi meski melihat pertahanan Galatasaray perlahan maju menekan, Zhou Yi tetap tidak terburu-buru.
Dia mulai mengoper bola ke depan perlahan, bukan umpan panjang melainkan infiltrasi operan pendek.
Setelah beberapa kali operan, akhirnya bola berhasil didorong melewati garis tengah.
Saat itu, meski serangan Dortmund telah masuk separuh lapangan lawan, bek-bek Galatasaray juga telah menekan hingga garis 30 meter. Di belakang mereka hanya tersisa area penalti kosong yang dijaga kiper Moralez.
Zhou Yi berpindah dari area tengah ke sayap untuk memberikan dukungan pada rekan setim.
Ketika rekan setim mengoper bola padanya, dia menggunakan punggung kaki luar kanan untuk mengoper lembut ke samping, menghindari tekanan gelandang Galatasaray Melo yang menyambar, lalu tanpa ragu langsung menendang bola dengan kaki kanan mengangkat umpan lambung ke depan.
Kali ini bukan infiltrasi operan pendek lagi, melainkan umpan lambung 20 meter!
Bersamaan dengan umpan Zhou Yi, Mark yang berada di depan tiba-tiba melesat melakukan serangan maju!
Bek tengah Galatasaray Gökhan Zan yang awalnya menjaga Mark langsung mengejar saat melihat Mark bergerak maju.
"Tapi karena operan lurus Zhou Yi ini sangat mendadak, Gökhan Zan yang baru bergerak setelah melihat Mark berlari sudah kehilangan inisiatif bertahan. Meski dia mendekat, tetap terhalang posisi oleh Mark."
"Mark kemudian menyodok bola operan Zhou Yi ke depan!"
"Tanpa perlu mengurangi kecepatan, dia langsung menerobos area penalti! Menghadapi kiper Morales yang keluar, Mark menyodok bola dengan kaki kirinya!"
"Bola melesat melewati sisi Morales dan menghujam jaring gawang!"
"Oh! Oh! Oh— Baru empat menit berjalan, Borussia Dortmund sudah unggul! Tidak ada awal yang lebih baik dari ini!" teriak Marcel Leif dengan penuh semangat.
"Sebelum pertandingan, semua tahu laga ini sangat krusial bagi Dortmund. Justru karena itu, banyak kekhawatiran timbul akan tekanan berlebihan yang mungkin mengganggu performa mereka."
"Tapi dari beberapa menit awal ini, kekhawatiran itu tampaknya tidak beralasan."
"Sekalipun ada tekanan dan kecemasan, semuanya telah pupus berkat gol ini."
"Usai mencetak gol, Mark dengan gembira melambaikan tangan ke Zhou Yi, mengajaknya merayakan bersama."
"Zhou Yi pun mengajak rekan-rekan Dortmund lainnya mendekat. Di depan area penalti Galatasaray, mereka berpelukan dalam sorakan kemenangan."
"Asal menang lawan ini, mereka tak perlu peduli hasil pertandingan Napoli dan Arsenal di lapangan lain…"
……
Di Stadion São Paulo, kandang Napoli, pertandingan melawan Arsenal sedang berlangsung. Baru saja dimulai, kedua tim masih belum masuk kondisi atau sama-sama bermain hati-hati.
Tapi situasi kehati-hatian ini segera akan berubah.
Di menit kelima pertandingan, kabar dari Istanbul yang jauh tiba.
"Borussia Dortmund unggul?" Benitez memastikan ke asistennya yang mengangguk memberi jawaban pasti.
Alis Benitez berkerut melihat hal ini.
Jika Dortmund menang di kandang lawan Galatasaray, poin mereka jadi dua belas. Napoli harus menang atas Arsenal agar poinnya setara Dortmund.
Awalnya ingin bermain aman untuk menghindari kesalahan yang memberi peluang ke Arsenal.
Tapi melihat situasi ini, meski pelatih bisa tenang, dikhawatirkan para pemain Napoli tidak stabil. Kabar gol Dortmund pasti cepat tersebar. Meski tak diumumkan, suporter di tribun punya banyak cara memberi tahu pemain di lapangan.
Maka Benitez segera putuskan untuk meningkatkan intensitas serangan.
Ketika Napoli meningkatkan intensitas serangan, Arsenal juga langsung merasakan tekanan.
Wenger tahu alasan di balik ini. Karena Borussia Dortmund unggul, Napoli harus mengalahkan Arsenal di kandang sendiri jika ingin lolos grup.
Wenger telah memperkirakan dengan matang tingkat kesulitan pertandingan ini.
Arsenal memang masih bisa kalah, tapi tidak boleh kalah dengan selisih lebih dari tiga gol.
……
Hanya dalam lima menit pertama sudah mencetak gol, hal ini membuat moral Borussia Dortmund meningkat pesat. Setelah pertandingan dimulai kembali, mereka hampir mengepung Galatasaray.
Menghadapi dominasi mutlak Borussia Dortmund, suporter Galatasaray merasa kecewa - ini kan kandang mereka, bagaimana mungkin membiarkan lawan berbuat semena-mena?
Meski tim sudah tak punya harapan lolos grup, para suporter masih berharap tim bisa menang di pertandingan kandang terakhir. Mengakhiri partai Champions Eropa musim ini dengan kemenangan.
Stadion Ali Sami Yen pun bergemuruh dengan siulan keras, akhirnya ada sedikit atmosfer "kandang neraka".
Namun siulan suporter tidak mempengaruhi permainan Borussia Dortmund. Di bawah pimpinan Zhou Yi, mereka tetap mempertahankan kendali penuh atas situasi pertandingan.
Marcel Leif sebagai komentator Jerman seharusnya mendukung Borussia Dortmund, tapi permainan Galatasaray benar-benar payah sampai-sampai dia tak tahan: "Galatasaray memberi terlalu banyak ruang gerak untuk Zhou Yi, kalau terus begini tidak akan bisa..."
He Ping juga berkata: "Mungkin ini bisa menjelaskan mengapa Galatasaray bermain buruk musim ini... Ini pertandingan terakhir fase grup, Galatasaray sepertinya bahkan tidak memiliki motivasi..."
Pelatih kepala mereka Fatih Terim sangat kecewa dengan performa tim, di pinggir lapangan terus membuka kedua tangan dan berteriak-teriak, tapi tampaknya sia-sia.
Pada menit kesepuluh, Borussia Dortmund menyerang ke depan area penalti lawan. Zhou Yi di area tengah menerima operan Yan Min, tanpa mengontrol bola langsung memilih tendangan jauh!
Tendangan ini akhirnya hanya melambung sedikit di atas mistar gawang, membuat suporter Galatasaray hampir panik.
"Zhou Yi—sayang sekali! Hanya kelebihan sedikit! Terasa kalau Dortmund terus menekan seperti ini, mereka akan mencetak gol lagi, dan tidak akan lama lagi..." kata He Ping penuh keyakinan.
