Pertandingan tunda melawan Galatasaray digelar sore waktu setempat. Usai laga, seluruh tim Borussia Dortmund langsung menuju bandara. Salju masih turun tapi lebih ringan dari semalam, tidak mengganggu penerbangan normal.
Mereka bisa kembali ke Dortmund hari ini untuk mempersiapkan laga liga akhir pekan melawan Hoffenheim.
Ini pertandingan kedua terbawah di paruh pertama musim. Laga pamungkas paruh pertama sementara ditunda karena Piala Dunia Klub - pertandingan kandang melawan Hertha Berlin di matchday 17 dijadwal ulang ke 30 Januari tahun depan.
Bermain satu laga lebih sedikit dari Bayern München dengan poin tertinggal, apapun hasil Dortmund vs Hoffenheim takkan mengancam posisi Bayern. Sementara apapun hasil Bayern, mereka sudah mengamankan gelar juara musim dingin Bundesliga musim ini.
Gelar ini sangat penting, hampir menjadi penanda arah juara liga akhir musim.
Di bawah kepemimpinan pelatih baru Guardiola, Bayern München tampil sangat impresif musim ini. Sepertinya mereka akhirnya akan mengakhiri dominasi Borussia Dortmund di liga domestik.
Saat seluruh tim Borussia Dortmund menaiki pesawat kembali ke Jerman, media Eropa juga membuat ringkasan tentang pertandingan grup Liga Champions yang baru saja berakhir.
Fase grup Champions Eropa musim ini menciptakan berbagai rekor, bukan hanya rekor Napoli yang tersingkir meski meraih poin tertinggi, tapi juga rekor kontras berupa tim dengan poin terendah yang lolos grup - ringkasan ini ibarat menyodok pisau ke luka Napoli lalu menaburkan garam...
Zenit Saint Petersburg memegang rekor "lolos grup dengan poin terendah", meraih hak lolos ke babak knockout Champions Eropa hanya dengan 6 poin.
Mereka hanya memenangkan satu dari enam pertandingan grup, menjadi tim pertama dalam sejarah Liga Champions modern yang lolos dengan 6 poin.
Selain itu, fase grup musim ini juga mencatatkan runner-up grup dengan poin tertinggi - Manchester City meraih 15 poin namun harus puas sebagai runner-up grup. Ironisnya, mereka selevel poin dengan Bayern München (15 poin), tapi harus berada di peringkat kedua karena catatan head-to-head yang lebih buruk.
Fase grup Champions Eropa akhirnya berakhir. Selanjutnya akan dilakukan pengundian untuk babak 16 besar.
Juara grup akan dipertemukan dengan runner-up grup dalam babak penyisihan ini.
Tapi tidak ada yang optimis dengan jalan juara bertahan untuk mempertahankan gelar, karena cedera mereka terlalu banyak, dan siapa tahu cedera aneh apa lagi yang akan mereka alami selanjutnya... Lagipula jadwal mereka ke depan juga tidak mudah, intensitas pertandingan pemain sangat tinggi, kelelahan, rentan bermasalah.
……
Zhou Yi tengkurap di tempat tidur pijat di rumah—karena pacarnya seorang fisioterapis, dan juga karena sang suami adalah atlet profesional, fasilitas rumah Zhou Yi agak berbeda dengan orang lain, kehadiran tempat tidur pijat terasa kurang serasi.
Tapi sebenarnya sangat berguna, toh tidak bisa selalu memijat di tempat tidur empuk, sulit memberikan tekanan yang tepat.
Zhou Yi tengkurap di tempat tidur, Kottane sedang memijatnya sambil mengobrol tentang kejadian terakhir.
Kottane bercerita pada Zhou Yi tentang informasi internal tim yang dia dengar dari ketua tim medis Dr. Braun: "Klopp mungkin akan meninggalkan Champions Eropa..."
Mendengar ucapan pacarnya, Zhou Yi langsung berbalik duduk, membuat Kottane yang sedang memijatnya kaget, menatapnya bingung: "Ada apa?"
"Meninggalkan Champions Eropa?" Zhou Yi balik bertanya.
"Iya, kondisi cedera tim musim ini terlalu parah, kalau tetap bermain di dua kompetisi, Klopp khawatir akhirnya liga dan Champions Eropa sama-sama mengalami kekalahan. Apalagi tahun depan ada Piala Dunia, kalau ada pemain timnas yang cedera di klub hingga absen di Piala Dunia, tim juga akan mendapat tekanan besar..."
Kottane tidak memberi tahu Zhou Yi bahwa tekanan terbesar justru berasal dari para wartawan China yang setiap hari berkumpul di Borussia Dortmund.
Ini adalah kedua kalinya dalam sejarah Timnas China berhasil lolos ke Piala Dunia. Zhou Yi sebagai tokoh inti yang mutlak tak tergantikan di tim nasional sama sekali tidak boleh mengalami kesalahan. Musim ini Borussia Dortmund seolah dikutuk, para pemain inti tim berturut-turut mengalami cedera. Media dan suporter China terus-menerus khawatir cedera akan menimpa Zhou Yi - sebelumnya Zhou Yi sempat koma akibat benturan dalam pertandingan melawan Napoli yang menyebabkan absen selama lebih dari sebulan, memicu kontroversi besar di dalam negeri China dan memperparah ketakutan mereka akan cedera Zhou Yi.
Meski Zhou Yi kini telah pulih dari cedera, Yan Min juga mulai mendapatkan tempat di tim dengan tampil gemilang. Alhasil para suporter China kini punya objek kekhawatiran tambahan.
Dalam setiap konferensi pers pra dan pasca pertandingan, pertanyaan para wartawan China kepada Klopp selalu menyiratkan harapan agar pelatih tidak terlalu sering memainkan dua pemain China tersebut, khawatir Zhou Yi dan Yan Min akan cedera.
Ditambah lagi kondisi cedera tim musim ini memang sangat parah, kekurangan personel yang signifikan.
Di liga, Bayern München menunjukkan stabilitas yang menakutkan. Di Champions Eropa, Borussia Dortmund bahkan kesulitan meraih hak lolos grup. Setelah kesuksesan besar musim lalu, motivasi para pemain menurun, rasa haus akan kemenangan dan gelar juara tidak sekuat dulu...
Faktor-faktor ini mendorong Klopp untuk serius mempertimbangkan meninggalkan satu kompetisi dan fokus pada satu kompetisi lain.
Jika Borussia Dortmund tidak meraih Champions Eropa musim lalu, maka Klopp mungkin akan berjudi di Liga Champions musim ini dengan mengerahkan seluruh tenaga untuk merebut gelar tertinggi tersebut.
Tapi kini setelah Dortmund sudah menjadi juara Champions Eropa, kompetisi ini tidak lagi terasa begitu penting - meskipun lolos lebih jauh tetap baik, namun jika harus menguras energi besar bahkan mengganggu performa liga, hasilnya tidak sebanding. Bagaimanapun liga adalah fondasi utama, jika performa liga buruk maka tahun depan mungkin bahkan gagal meraih kualifikasi Champions Eropa.
Oleh karena itu dalam hati Klopp sebenarnya sudah memutuskan untuk meninggalkan Champions Eropa dan berkonsentrasi penuh pada liga.
Meski fokus pada liga, belum tentu Dortmund bisa mengalahkan Bayern München untuk merebut gelar liga. Performa Bayern München musim ini luar biasa, stabilitas dan kehebatan mereka membuat putus asa.
Maka dalam hati, target realistis Klopp untuk Dortmund musim ini cukup sederhana - cukup dengan meraih kualifikasi Liga Champions musim depan.
Tujuan ini tidak direncanakan Klopp untuk diumumkan secara terbuka, karena jika dia mengatakannya, hanya akan mengundang cemoohan dan serangan dari kompetitor, sekaligus mempengaruhi moral dan kepercayaan diri para pemain timnya. Di permukaan, dia tetap akan menampilkan sikap bersaing dengan Bayern München untuk merebut gelar juara, tapi di dalam hati, dia merasa puas dengan masuk tiga besar liga.
Pikiran-pikiran dalam hati Klopp ini belum diketahui oleh Zhou Yi dan Kottane saat ini. Dia hanya mengerutkan alis setelah mendengar pacarnya mengatakan bahwa pelatih kepala ingin mengabaikan Champions Eropa.
Dia sebenarnya tidak ingin meragukan pelatih kepala, tapi tidak bisa menghindari ingatan tentang keputusan sengaja mengabaikan Piala Jerman musim lalu.
Memilih untuk menyerah dalam Piala Jerman melawan Bayern München adalah hal yang terus membebani pikiran Zhou Yi.
Belum lagi kemungkinan Borussia Dortmund meraih treble winner, tapi dari segi timing penyerahan diri saja - tidak memilih menyerah di awal atau akhir, justru menyerah saat duel melawan Bayern München... Ini benar-benar menimbulkan rasa tidak nyaman.
"Zhou Yi" sendiri sebenarnya tidak memiliki preferensi khusus terhadap tim Bundesliga. Dia bukanlah suporter fanatik salah satu klub. Namun sejak memilih bergabung dengan Borussia Dortmund dan bermain di sana selama beberapa tahun, secara alami dia menjadi pendukung setia Dortmund. Karena hatinya telah melekat pada Dortmund, wajar jika Schalke 04 dan Bayern München dianggapnya sebagai musuh bebuyutan. Tentu saja dia tidak ingin melihat para rival ini berjaya. Oleh karena itu, Zhou Yi selalu bermain total saat melawan Schalke 04 maupun Bayern München, menjadi momok menakutkan bagi kedua kubu pendukung tersebut.
Keputusan untuk "menyerah secara strategis" dalam pertandingan Piala Jerman melawan Bayern München sama sekali tidak bisa diterima oleh Zhou Yi.
Hal ini juga menimbulkan penolakan psikologis dalam diri Zhou Yi terhadap konsep "pengabaian strategis".
Memang, "mengalah" bisa dianggap sebagai tindakan bijaksana, seperti pepatah "berkorban untuk mendapatkan sesuatu".
Tapi di hati Zhou Yi selalu ada pemikiran keras kepala - bagi tim-tim lemah, pengabaian adalah langkah terpaksa sekaligus taktis. Tapi sebagai klub raksasa seperti Borussia Dortmund, mengapa tidak mencoba menantang berbagai kompetisi sekaligus?
Memang di musim ini Dortmund mengalami krisis personel dengan banyak pemain cedera. Tapi tidak semua cedera separah İlkay Gündoğan dan Subotić yang harus absen sepanjang musim. Mereka pasti akan kembali, formasi Dortmund pasti akan lengkap kembali.
Zhou Yi benar-benar tidak mau menyerah sebelum bertanding. Beberapa hal tetap harus diperjuangkan sampai batas kemampuan.
“Aku akan menemui pelatih besok.” Zhou Yi kembali tengkurap di tempat tidur, meminta Kottane memijatnya.
“Kamu mau menentang langsung?”
“Bukan begitu. Cuma menyampaikan pendapat. Mendengar atau tidak urusan pelatih, tapi menyampaikan atau tidak itu urusanku.” Zhou Yi menyeringai. “Bukankah pelatih juga pernah mengajakku berdiskusi soal taktik?”
“Itu diskusi taktik, sedangkan ini masalah strategis.” Kottane membetulkan pemikiran Zhou Yi.
“Sama saja. Aku tetap punya hak menyampaikan pendapat, kan?”
Kottane diam. "Kebebasan berpendapat" adalah hal yang politis benar, dia tak bisa membantah pernyataan Zhou Yi.
