Zhou Yi sebenarnya ingin menemui Klopp setelah latihan berakhir. Tak disangka, sebelum latihan dimulai, Klopp justru yang mendatanginya.
“Ada waktu?” Klopp menyelipkan kedua tangan di saku, memiringkan kepala melihat Zhou Yi yang baru saja berganti seragam latihan.
“Ada.” Zhou Yi tertegun sejenak lalu mengangguk. Latihan belum dimulai, tentu saja ada waktu – lagipula, bahkan pelatih kepala belum ke lapangan latihan. Meski waktu latihan sudah tiba, mungkin latihan belum bisa dimulai...
“Bagus. Ada hal yang ingin kubicarakan denganmu, ingin dengar pendapatmu.” Klopp membuat gestur, mereka berdua berjalan beberapa langkah ke sudut sepi yang tidak ada orang, memudahkan percakapan.
“Bagaimana pendapatmu tentang kondisi tim musim ini?” Klopp tidak buang-buang waktu, langsung ke inti percakapan.
“Zhou Yi juga sudah terbiasa dengan gaya bicara pelatih, jadi dia langsung menjawab tanpa basa-basi: \"Di musim ini keberuntungan agak tidak berpihak pada kita, terlalu banyak pemain yang cedera.\"”
“Hmm...” Klopp mengangguk, lalu berkata. “Menurutmu apakah kita perlu melakukan beberapa pengorbanan?”
Pertanyaan Klopp sangat langsung, ini karena sebelumnya dia pernah berdiskusi taktik tim dengan Zhou Yi sehingga kedua pihak memiliki dasar dialog. Seringkali Klopp tidak menganggap Zhou Yi sekadar pemain biasa, kalau tidak tentu tidak akan mencari dia untuk berdiskusi.
“Maaf pelatih, menurut saya masih terlalu dini untuk memikirkan pengorbanan saat ini.” Zhou Yi menyampaikan pendapatnya tanpa tedeng aling-aling.
Klopp juga tidak menunjukkan ekspresi terkejut, sepertinya jawaban Zhou Yi tidak mengejutkannya.
“Kita baru saja memperoleh hak lolos grup Champions Eropa, di liga juga masih mengejar ketat Bayern München. Liga bahkan belum separuh jalan, masa depan masih belum jelas. Kalau sekarang sudah memikirkan untuk mengorbankan salah satu kompetisi, saya khawatir akan menyesal nantinya. Bagaimanapun saya tetap percaya diri dengan masa depan tim ini.” Zhou Yi mengeluarkan isi hatinya lalu menatap pelatih kepala.
Seperti yang dia katakan pada Kottane, dia punya hak memberi saran tapi keputusan mendengarkan atau tidak ada di tangan pelatih kepala, dia tidak bisa memaksa orang lain.
Jika Klopp tetap ingin mengabaikan suatu kompetisi, Zhou Yi hanya bisa menerima dan berusaha bermain sebaik mungkin. Itulah yang seharusnya dilakukan seorang pemain. Dia tidak mungkin terang-terangan melawan perintah, kan? Meski beberapa netizen bercanda menyebut Zhou Yi sebagai "penguasa lapangan", tapi Zhou Yi sendiri tidak ingin menjadi seperti itu.
Setelah mendengar perkataan Zhou Yi, Klopp menjelaskan: "Kalau bicara tentang waktu... Rencana kami selalu dibuat lebih awal. Selain itu, apakah kamu tidak menyadari bahwa hasrat kemenangan di internal tim jelas tidak sekuat dulu..."
"Tentu, beberapa orang seperti kehilangan motivasi. Tapi kurasa tidak semua seperti itu... Sebenarnya aku belum benar-benar paham masalah ini..." kata Zhou Yi. "Mengapa setelah meraih satu gelar juara, motivasi bisa hilang? Apa ada yang merasa cukup dengan satu gelar saja, dan tidak tertarik meraih lebih banyak?"
Klopp tersenyum mendengar pertanyaan balik Zhou Yi: "Ya, aku juga tidak mengerti kenapa bisa begitu."
"Aku tidak tahu pikiran orang lain, Pelatih. Tapi aku masih menyukai gelar juara dan ingin meraih lebih banyak. Karena itu aku tidak ingin tim menyerah duluan pada suatu pertandingan - Jika akhirnya kami tidak juara, aku ingin itu karena kami sudah berjuang habis-habisan, bukan karena menyerah lebih awal. Setidaknya, dengan begitu aku tidak akan menyesal."
Setelah mengucapkan itu, Zhou Yi menatap Klopp tanpa berkata-kata lagi.
Klopp pun terdiam.
Keheningan menyelimuti kedua pria itu.
Tidak tahu berapa lama waktu berlalu, Klopp akhirnya sadar kembali. Ia mengibaskan tangan ke arah Zhou Yi: "Baik, kamu pergi latihan dulu."
Baru setelah itu Zhou Yi berbalik menuju lapangan latihan.
Ia tidak tahu apakah kata-katanya benar-benar didengar Klopp, juga tak yakin bisa mengubah pemikiran sang pelatih. Tapi ia sudah melakukan semua yang harus dilakukan, itu cukup.
……
Dalam latihan selanjutnya, Zhou Yi sama sekali tidak melihat perubahan dari pelatih. Tapi ini wajar, baru satu hari, mana mungkin terlihat?
Zhou Yi sudah menyampaikan pendapatnya, tugasnya selesai. Awalnya ia ingin menemui Klopp membahas ini, bukan untuk memaksa pelatih menyesuaikan diri, hanya ingin menyuarakan pemikirannya, berharap bisa mempengaruhi keputusan pelatih.
Waktu yang tersisa untuk Zhou Yi memperhatikan masalah ini tidak banyak.
Sebentar lagi, Borussia Dortmund akan berangkat ke kandang lawan untuk lanjutan liga.
Dalam pertandingan tandang ke Hoffenheim ini, Klopp menerapkan rotasi. Banyak pemain yang tampil di laga sebelumnya melawan Galatasaray tidak masuk starting lineup, bahkan beberapa sama sekali tidak masuk daftar 18 pemain, istirahat di rumah.
Masih ada dua pertandingan Piala Dunia Klub menanti mereka, Klopp tentu harus memastikan para pemain mendapat istirahat cukup.
Meski rotasi mungkin menyebabkan tim kesulitan di kandang lawan, Klopp tidak punya pilihan lain.
Tentu saja, tindakannya ini tidak berarti menyerah dalam pertandingan. Setidaknya Zhou Yi masih tercantum dalam daftar starting line-up.
Selain itu, Yan Min juga kembali masuk sebagai starter - performa gemilangnya di pertandingan melawan Galatasaray sebelumnya berhasil mengamankan kesempatan tampil starter secara beruntun.
……
Seperti yang dikhawatirkan sebelum pertandingan, Borussia Dortmund yang melakukan rotasi besar-besaran tampil kurang maksimal di kandang lawan. Mereka mendapat perlawanan sengit dari Hoffenheim.
Hoffenheim bermain sangat agresif. Baru 11 menit pertandingan, penyerang mereka Kevin Volland sudah menerima kartu kuning karena perebutan bola ganas di area depan.
Menit ke-17, target man mereka Sven Schipplock memanfaatkan umpan silang dari sayap untuk menyundul bola masuk ke gawang Langerak - bahkan kiper Weidenfeller pun duduk di bangku cadangan kali ini. Biasanya posisi kiper jarang dirotasi, namun Klopp sampai merotasi kiper utama, menunjukkan betapa padatnya jadwal Dortmund.
Setelah unggul, Hoffenheim semakin bersemangat. Para pemain berlari lebih gesit dan berebut bola lebih agresif.
Di menit ke-37, Kevin Volland mencetak gol kedua untuk Hoffenheim. Belum juga babak pertama berakhir, tuan rumah sudah unggul dua gol.
“Meski banyak yang menduga pertandingan ini akan sulit, tak ada yang menyangka akan seberat ini... Hoffenheim sudah unggul dua gol! Serangkaian pertandingan padat belakangan ini membuat Borussia Dortmund menderita... Sebagai pengejar gelar liga musim ini, situasi Dortmund bahkan lebih sulit dibanding musim lalu...”
……
Saat pemain Hoffenheim merayakan gol kedua mereka, Zhou Yi berdiri di lapangan dengan kedua tangan di pinggang.
Berbeda dengan analisis komentator, dia sebenarnya sudah mempersiapkan diri matang akan kesulitan pertandingan ini. Dalam simulasi pertandingan, kondisi serupa telah muncul berkali-kali.
Tim memang dalam kondisi lelah. Rotasi pemain pun tak banyak membantu. Soal ketebalan bangku cadangan, sejujurnya Dortmund tidak terlalu kuat – sebenarnya cukup baik, tapi setelah sejumlah pemain inti cedera, kedalaman skuad langsung menipis.
Semua ini adalah hambatan objektif, tapi tak lantas membuat Zhou Yi menyerah secara subjektif.
Jika dia ingin merebut gelar liga, mustahil baginya untuk menyerah sekarang. Seberat apapun rintangannya.
Baru saja dia menyampaikan tekadnya kepada pelatih Klopp, kata-kata heroik sudah diucapkan – tak mungkin mundur lebih awal.
Masak baru sebentar sudah mau menyangkal diri sendiri?
Tentu tidak.
Zhou Yi menoleh melihat Yan Min. Pemain ini juga masuk dalam starting lineup hari ini. Di tengah ketertinggalan 0-2, raut wajahnya tetap tak menunjukkan keputusasaan – persis seperti biasanya.
Zhou Yi tersenyum.
Yan Min benar-benar orang yang luar biasa, tidak tahu dari mana dia mendapatkan motivasi yang begitu besar...
Tapi itu tidak penting, yang penting dia punya semangat, itu sudah cukup.
Pertandingan bahkan belum mencapai paruh waktu pertama, seperti yang dia katakan ke pelatih Klopp, masih terlalu dini untuk menyimpulkan tim tidak bisa menang.
Motivasi Yan Min bisa memainkan peran penting.
Setiap ada kesempatan serangan balik, Zhou Yi selalu berusaha memberikan umpan ke Yan Min, lalu memanfaatkan kecepatan dan kemampuan menerobos Yan Min untuk mengancam pertahanan Hoffenheim.
Taktik ini terbukti cukup efektif.
Kerjasama Zhou Yi dan Yan Min menciptakan ancaman besar bagi pertahanan Hoffenheim.
Terutama setelah unggul dua gol, Hoffenheim tampaknya merasa kemenangan sudah di tangan, mengalahkan Borussia Dortmund yang kelelahan bukan masalah, sehingga mulai lengah.
Semua ini memberi kesempatan bagi Zhou Yi dan Yan Min untuk menunjukkan kemampuan.
Performa Zhou Yi dan Yan Min kemudian memicu semangat pemain lain di Borussia Dortmund.
Melihat Zhou Yi dan Yan Min tidak menyerah, alasan apa lagi yang mereka punya untuk menyerah?
Meski tidak mengenakan ban kapten, Zhou Yi sangat dihormati di dalam tim.
Bisa dibilang, Zhou Yi adalah panutan bagi seluruh tim.
Seluruh skuad Borussia Dortmund pun bangkit, melancarkan serangan bertubi-tubi ke gawang Hoffenheim.
Ketika Hoffenheim menyadari situasi, mereka sudah terlalu tertekan oleh Borussia Dortmund. Merebut kembali dominasi tidak semudah yang mereka bayangkan.
Mereka terpaksa menarik diri ke area pertahanan sendiri, bertahan mati-matian sambil berharap bisa bertahan hingga babak pertama berakhir untuk melakukan penyesuaian.
Di menit ke-44 pertandingan, saat kemenangan tampak di depan mata, namun kebobolan gol.
Zhou Yi memberikan umpan ke Yan Min. Setelah menembus pertahanan Hoffenheim dengan dribel individu, Yan Min mengirim bola ke area tengang. Sibel, penyerang starter, langsung menembak cepat dan bola masuk ke gawang!
"Sibel! Dortmund mengurangi ketertinggalan! Sayangnya babak pertama hampir berakhir. Performa gemilang Dortmund setelah kemasukan dua gol seperti baru terbangun. Serangan bertubi-tubi akhirnya membuahkan gol, namun momentum ini akan terhenti oleh jeda babak. Hoffenheim mendapat waktu recuperasi berharga. Perubahan situasi setelah 15 menit istirahat masih menjadi tanda tanya..."
Duan Xin menyayangkan gol Dortmund yang datang terlalu telat...
Pikiran kebanyakan orang sama dengan Duan Xin. Misalnya di bangku cadangan Hoffenheim, meski kebobolan, pelatih kepala Gisdol tidak terlalu kesal. Meski kecewa dengan kebobolan timnya, dia cepat bangkit dan mulai merencanakan penyesuaian selama jeda babak pertama untuk menekan serangan Borussia Dortmund.
Bahkan menurutnya, kebobolan di saat ini justru menguntungkan timnya - karena bisa menyadarkan para pemain yang sebelumnya terlalu santai.
Dengan begini, saat dia memberi tegasan selama jeda babak pertama, tidak akan ada pemain yang menganggap remeh dalam hati.
