Tiupan peluit wasit menandai akhir mimpi Guangzhou Hengyuan di final Piala Dunia Klub. Mereka kini hanya bisa memperebutkan peringkat ketiga.
Hasil ini memang tak mengejutkan. Meski sedikit mengecewakan, para pemain Guangzhou Hengyuan cepat kembali ke kondisi normal.
Perbedaan kemampuan tim terlalu jauh. Mereka sudah memberikan segalanya di lapangan, tak ada penyesalan atas hasil ini.
Semua ingin menang, tapi pemenang hanya satu. Mau bagaimana lagi?
Santai saja. Kalah satu pertandingan bukan akhir segalanya. Kehidupan harus terus berjalan.
Lebih realistis kalau fokus ke pertandingan perebutan tempat ketiga Piala Dunia Klub mendatang.
Hanya raut wajah Kapten Zheng Zhi yang masih masam. Rupanya kekalahan ini masih membebaninya.
Tapi di saat seperti ini, Zhou Yi justru mendatanginya: "Mau bertukar seragam?"
Zheng Zhi tertegun, sama sekali tidak menyangka Zhou Yi akan mendatanginya secara proaktif untuk bertukar seragam.
Namun setelah sadar, dia pun tidak menolak. Ia melepas seragamnya dan menyerahkannya kepada Zhou Yi.
Entah mengapa Zhou Yi ingin bertukar seragam dengannya, tapi itu tidak penting.
Setelah bertukar seragam, Zhou Yi dan Zheng Zhi tidak banyak bicara. Mereka saling tos tangan lalu berpisah.
Seluruh proses berlangsung tanpa komunikasi lebih lanjut.
Namun momen ini telah terekam oleh lensa kamera dan tersiar ke hadapan para suporter di depan televisi.
Bagi suporter luar negeri, hal ini wajar. Tapi bagi suporter China, momen ini pasti memicu berbagai spekulasi.
Zhou Yi secara aktif mencari Zheng Zhi untuk bertukar seragam setelah pertandingan berakhir?
Mereka yang mengenal Zhou Yi tahu, pria ini bukan tipe yang suka bertukar seragam. Jumlah kali dia inisiatif melakukannya bisa dihitung jari, mungkin hanya saat bertanding melawan sahabat-sahabatnya saja.
Tapi sekarang dia malah mencari Zheng Zhi untuk bertukar seragam?
Katanya ini hanya impuls sesaat?
Sama sekali tidak masuk akal.
Pasti ada alasan dan maksud yang lebih mendalam di balik ini.
Maksud apa?
Secara umum, bertukar seragam adalah aktivitas sosial umum pasca pertandingan. Misalnya fans yang meminta seragam idola, biasanya sebagai bentuk penghormatan. Ini salah satu alasan terpenting dalam tradisi ini. Dulu pernah ada dua pemain Bayer Leverkusen yang berkelahi memperebutkan seragam Messi sampai jadi bahan tertawaan.
"Tapi cara bertukar seragam seperti ini biasanya adalah penggemar yang aktif mengajukan pertukaran seragam kepada idola mereka."
"Alasan lain untuk bertukar seragam adalah karena kedua pemain saling mengagumi dan menghargai satu sama lain, sehingga bertukar seragam setelah pertandingan berakhir. Situasi ini umumnya terjadi antara dua pemain yang sudah lama terkenal di dunia sepak bola, memiliki posisi dan prestasi tertentu. Misalnya, dalam pertandingan terakhir Zidane sebelum pensiun di Real Madrid, dia bertukar seragam dengan gelandang utama Villarreal, Riquelme."
"Bagaimanapun, bertukar seragam adalah cara untuk menyampaikan niat baik dan rasa hormat."
"Tentu saja ada juga yang menolak bertukar seragam, kebanyakan karena suasana hati yang tidak baik."
"Apa maksud Zhou Yi secara aktif mencari Zheng Zhi untuk bertukar seragam?"
"Tentu saja dia bukan penggemar Zheng Zhi yang ingin mengoleksi seragam idola."
"Kalau begitu kemungkinan kedua yang lebih tepat, kedua orang ini saling menghargai?"
"Dengan cara ini, Zhou Yi menyampaikan sinyal bahwa tidak ada konflik antara dirinya dengan Zheng Zhi, membuat berbagai rumor itu runtuh dengan sendirinya."
"Ini adalah cara yang sangat cerdik - tidak perlu banyak bicara atau berhadapan dengan kejebak wartawan, cukup dengan mengorbankan sebuah seragam, masalah pun teratasi."
"Benar saja, setelah melihat adegan ini, para suporter China ramai menyampaikan pendapat mereka di internet."
"Tidak peduli bagaimana hubungan pribadi mereka, setidaknya dengan melakukan ini di depan penonton seluruh dunia, mustahil akan muncul konflik lagi di kemudian hari kan?"
“Bahkan jika hanya formalitas, saya rasa ini tetap bernilai. Seringkali, persatuan memang dipertahankan dengan basa-basi permukaan. Tak mungkin menuntut semua orang menjadi sahabat karib. Pikiran hati masing-masing tak bisa dikontrol, asal tidak diumbar publik. Menurutku langkah Zhou Yi ini cukup cerdik.”
“Fakta sekarang membuktikan Zhou Yi dan Zheng Zhi benar-benar tidak ada konflik. Bisakah kesalahan gagalnya Zheng Zhi masuk timnas ini berhenti disalahkan pada Zhou Yi kami?”
“Saya rasa ini adalah teka-teki yang Zhou Yi berikan pada Gao Hongbo—Lihat, aku dan Zheng Zhi benar-benar rukun. Jadi maukah Anda memanggil Zheng Zhi atau tidak?”
……
……
Zheng Zhi menunduk memandang seragam Zhou Yi di tangannya, lalu menoleh mencari sosok Zhou Yi di kerumunan. Pemuda itu telah mengenakan seragam merah Hengyuan, menyatu dengan kerumunan pemain Borussia Dortmund yang sedang merayakan kemenangan pertandingan.
Ia kembali menatap seragam di tangannya—kaus kuning-hitam Dortmund dengan nomor punggung dan nama Zhou Yi di belakang, serta lambang klub di bagian depan.
Ini adalah lambang klub besar Eropa.
Ia pun pernah bermain di Eropa, namun jaraknya sangat jauh dari klub-klub elite.
Di usia 18 tahun, Zhou Yi sudah bersinar di Bundesliga. 19 tahun meraih gelar liga pertama, 22 tahun menjuarai Champions Eropa sebagai pilar utama tim.
Terkadang kalau dipikir-pikir, benar-benar bikin iri campur dengki...
Bagaimana bisa jurang perbedaan bakat antar manusia sedemikian lebar?
Sekarang dia tahu mengapa Zhou Yi mendatanginya untuk bertukar seragam.
Bukan karena ingin orang lain mengatakan dia dan dirinya penuh konflik, kan?
Zheng Zhi tersenyum.
Dirinya dan dia bisa punya konflik apa?
Perbedaan besar ini jelas terlihat, mana mungkin ada konflik?
Mereka berdua jelas bukan dari dunia yang sama, sama sekali tidak mungkin ada persinggungan, dari mana konflik datang?
Dulu saat Zhou Yi baru bergabung dengan timnas, masih ada 'suara sumbang' di timnas. Tapi dia hanya butuh satu pertandingan untuk meredam suara itu, menunjukkan kemampuan yang benar-benar memukau.
Antar orang biasa bisa saling bersaing, tapi bagaimana mau bersaing dengan genius langka?
Lucu kan...
Dia menggelengkan kepala, meletakkan seragam yang ditukar dari Zhou Yi di bahunya, lalu berjalan menuju rekan setimnya.
Sebagai kapten, dia perlu menghibur rekan setimnya.
……
Setelah menyelesaikan semifinal melawan Hengyuan, pertandingan berikutnya adalah final. Final dijadwalkan pada malam 21 Desember.
Masih ada tiga hari dari sekarang.
Dibandingkan mereka, lawan final mereka sedikit lebih sial—semifinal lainnya akan digelar besok malam, artinya tim yang lolos ke final akan istirahat satu hari lebih sedikit daripada Borussia Dortmund, ujian berat untuk stamina.
Malam berikutnya, semifinal lainnya dimulai.
Pertandingan antara Raja Casablanca dari tuan rumah Maroko melawan juara Copa Libertadores Amerika Selatan, Atlético Mineiro.
Secara logika pertandingan ini seharusnya tidak ada ketegangan, karena kemampuan tim juara Amerika Selatan Atlético Mineiro jelas lebih unggul daripada Raja Casablanca.
Tim-tim lain yang berpartisipasi di Piala Dunia Klub adalah juara benua masing-masing, sementara Raja Casablanca hanya bisa ikut karena statusnya sebagai tuan rumah.
Pada akhirnya yang menang pasti tetap juara Amerika Selatan. Meskipun Piala Toyota telah digantikan oleh Piala Dunia Klub dengan jumlah tim peserta yang lebih banyak, pada dasarnya ini tetap kompetisi antara juara Eropa dan Amerika Selatan untuk memperebutkan gelar juara dunia, hanya jumlah pertandingannya yang bertambah - tim dari wilayah kurang berkembang dalam sepak bola perlu diberi kesempatan bersinar...
Jadi juara Afrika, Asia, Oseania, dan CONCACAF hanyalah pelengkap, apalagi tuan rumah yang bahkan bukan juara benua manapun.
Bintang utama Atlético Mineiro adalah legenda Ronaldinho, seharusnya tidak sulit mengalahkan tuan rumah.
Namun hasil pertandingan sungguh mengejutkan - Raja Casablanca yang pertama mencetak gol.
Ronaldinho kemudian menyamakan skor melalui tendangan bebas langsung.
Skor 1-1 bertahan hingga menit ke-84, kemudian tim tuan rumah mendapatkan penalti kontroversial.
Lewat penalti ini, tuan rumah berhasil membalikkan keunggulan.
Sedangkan saat ini, hanya tersisa beberapa menit lagi sebelum pertandingan berakhir. Atlético Mineiro yang tertinggal skor melakukan serangan balik secara gila-gilaan——merega sama sekali tidak ingin tersingkir di semifinal. Mereka datang untuk merebut juara melawan Borussia Dortmund, tim lain tidak dianggap sebagai ancaman. Bukankah memalukan jika kalah sekarang?
Akibatnya, tuan rumah Raja Casablanca memanfaatkan tekanan besar-besaran Atlético Mineiro yang ingin menyamakan skor, dengan ruang kosong di belakang pertahanan mereka, lalu memperlebar keunggulan melalui serangan balik.
Pada situasi ini, bahkan Ronaldinho pun tak mampu mengubah takdir...
Dengan demikian, tuan rumah Raja Casablanca berhasil mengalahkan kejutan tim juara Amerika Selatan, dan menjadi lawan Borussia Dortmund di final Piala Dunia Klub...
