Raja Casablanca menjadi lawan Dortmund di final, hal ini membuat para suporter China merasa terkejut dan kecewa——di satu sisi mereka masih ingin menyaksikan duel antara Zhou Yi dan Ronaldinho di final, keduanya adalah maestro gelandang kelas dunia. Di sisi lain, Guangzhou Hengyuan sebenarnya lebih berpeluang melawan Raja yang tidak terlalu kuat di perebutan tempat ketiga dibanding harus menghadapi Atlético Mineiro yang tangguh... Dengan begini, kemungkinan Hengyuan meraih peringkat ketiga pun menjadi sangat kecil.
Final digelar pada malam tanggal 21 Desember, yang bertepatan dengan dini hari tanggal 22 waktu Beijing.
Pertandingan perebutan tempat ketiga dimulai lebih dulu.
Guangzhou Hengyuan vs Atlético Mineiro.
Pertandingan kali ini Guangzhou Hengyuan masih memainkan seluruh pilar utama mereka. Mereka bermain sangat gigih dan mampu menyaingi Atlético Mineiro dengan skor yang seimbang.
Terutama di babak pertama, kedua tim menyuguhkan 45 menit yang menarik.
Pertandingan baru saja dimulai ketika Atlético Mineiro langsung unggul. Guangzhou Hengyuan bangkit mengejar, mencetak dua gol beruntun sehingga berbalik memimpin.
Menjelang akhir babak pertama, Ronaldinho menaklukkan gawang Hengyuan melalui tendangan bebas langsung, menyamakan skor menjadi imbang.
Di babak kedua, Ronaldinho diusir dengan kartu merah karena tindakan balas dendam. Meski bermain dengan 10 pemain, Atlético Mineiro tetap mencetak gol di injury time untuk mengalahkan Hengyuan.
Guangzhou Hengyuan harus menelan kekalahan dengan penyesalan dan gagal menyamai rekor terbaik tim Asia di Piala Dunia Klub.
Suporter China yang menyaksikan pertandingan ini belum bisa tidur karena masih harus menunggu final Piala Dunia Klub yang akan segera dimulai.
Tentu saja seluruh suporter China mendukung Borussia Dortmund tanpa syarat, karena klub Jerman itu memiliki dua pemain China.
Namun dalam pertandingan ini, Klopp tidak memainkan seluruh pilar utama Dortmund. Dari starting line-up yang diumumkan sebelum pertandingan, Klopp melakukan tiga penyesuaian dibandingkan pertandingan sebelumnya.
Yan Min tidak masuk dalam starting line-up kali ini. Ia duduk di bangku cadangan.
Zhou Yi tetap menjadi starter seperti biasa. Ia adalah jaminan kemenangan tim - siapapun bisa dirotasi kecuali dirinya.
Penyesuaian yang dilakukan Klopp ini menimbulkan ketidakpuasan media lokal sebelum pertandingan, mereka menganggap Borussia Dortmund meremehkan Casablanca Raja, ini kan final Piala Dunia Klub! Masih berani mainkan rotasi di final!
Apa mereka pikir Borussia Dortmund bisa mengalahkan kami tanpa mengerahkan pilar utama?!
"...Kalau lawan final mereka adalah Atlético Mineiro, apakah mereka masih berani melakukan ini?" Media Casablanca memprotes dengan murka.
Suporter Casablanca Raja memberikan siulan saat para pemain Borussia Dortmund masuk lapangan, meluapkan ketidakpuasan mereka.
Komentator Maroko juga menilai tindakan Borussia Dortmund tidak tepat: "...Kami berjuang dari babak kualifikasi untuk mendapatkan pertandingan final yang fair!"
Pelatih Casablanca Raja bahkan memanfaatkan kesempatan ini untuk membangkitkan moral tim: "Jika mereka meremehkan kita, buatlah mereka menyesal!"
Para pemain Casablanca Raja yang tampil di lapangan punya moral tinggi, mereka bertekad memberikan masalah memalukan bagi Borussia Dortmund.
Di final nanti, Borussia Dortmund akan berhadapan dengan sebelas singa berbaju seragam Casablanca Raja!
Hasilnya, tuan rumah yang ambisius ingin mengalahkan Borussia Dortmund di final dan membuat mereka membayar mahal kesombongannya, justru langsung tertekan sejak awal pertandingan.
Setelah pertandingan dimulai, lapangan penuh sesak bergema sorakan untuk Raja Casablanca. Tapi yang pertama mengancam gawang justru Dortmund.
Menit keempat, Zhou Yi tiba-tiba melepaskan tembakan mendadak dari luar area penalti. Kiper Raja, Asri gagal menangkap bola. Untung reaksi keduanya cepat, langsung memeluk erat bola sepak...
Raja yang bermoral tinggi tidak terpengaruh oleh serangan Borussia Dortmund kali ini, mereka segera membalas dengan tendangan pojok. Satu menit kemudian, Moutouari melakukan oper lurus dari sayap kanan, lalu Yarou menendang keras dari area kanan pertahanan berjarak dua belas meter dari gawang. Bola sedikit melenceng dari tiang gawang.
Meski tidak mencetak gol, serangan Raja kali ini berhasil memenangkan sorakan dan sorak gembira suporter tim favorit di tribun.
Sejenak, para pemain Raja mulai berhalusinasi - seolah gol sudah di depan mata dan bisa muncul kapan saja.
Harus diakui, halusinasi mereka cukup masuk akal... hanya saja objeknya salah paham...
Setelah serangan Raja, giliran Borussia Dortmund yang melancarkan serangan. Mereka terus mendesak hingga depan gawang Raja, lalu mendapatkan tendangan pojok.
Reus mengambil tendangan pojok dari sisi kanan, Sokratis Papastathopoulos menyundul bola di area penalti, Mark dengan cerdik melakukan serangan balik melawan offside, mengontrol bola dengan kaki kiri di depan gawang, lalu menghajar dengan kaki kanan!
Bola masuk ke gawang.
"1-0! Borussia Dortmund unggul! Awal pertandingan yang luar biasa!" teriak He Ping.
Sekarang bukan pertandingan antara Borussia Dortmund dan tim China, dia bisa sepenuhnya mendukung Borussia Dortmund tanpa keraguan.
Selain itu, penalti yang didapat Raja di menit akhir semifinal yang mengantarkan mereka ke final sangat kontroversial. Dari rekaman ulang slow motion berbagai sudut setelah pertandingan, terlihat jelas pemain Raja yang jatuh di area penalti Atletico Mineiro melakukan diving.
Hal ini membuat He Ping juga banyak mengkritik Raja yang lolos ke final, sehingga secara emosional lebih condong ke Borussia Dortmund.
Gol Mark membuat para suporter tim tuan rumah di Stadion Marrakech terdiam selama satu dua detik.
Mereka benar-benar tidak menyangka, tim Raja yang sedang tinggi moralnya justru tertinggal 1-0 sebelum sepuluh menit pertama pertandingan...
"Oh tidak... Raja tertinggal, ini pertama kalinya mereka ketinggalan skor di Piala Dunia Klub edisi ini..." Komentator Maroko terdengar kecewa.
Sebenarnya tidak perlu kecewa, karena kebobolan oleh juara Eropa itu hal yang wajar, bukan?
Namun lolos ke final Piala Dunia Klub rupanya membuat seluruh tim Raja memiliki khayalan tidak realistis, mengira mereka bisa mengalahkan Borussia Dortmund dan menjadi juara, seperti saat mengalahkan Atletico Mineiro untuk lolos ke final.
Sebenarnya pemikiran seperti itu tidak masalah. Jika lawan meremehkan, bukan tidak mungkin terjadi keajaiban, lagipula sepak bola itu bulat.
Dan mereka semua yakin Borussia Dortmund pasti meremehkan mereka.
Masalahnya justru terletak pada penilaian keliru mereka terhadap Borussia Dortmund...
Merotasi tiga pemain utama tidak bisa disebut "meremehkan lawan".
Jika mereka menempatkan Zhou Yi di bangku cadangan, mungkin masih ada sedikit kemungkinan "meremehkan lawan"...
……
Tertinggal untuk pertama kalinya di Piala Dunia Klub edisi ini membuat Raja Casablanca kebingungan.
Borussia Dortmund memanfaatkan kesempatan ini untuk melancarkan serangan lebih ganas ke gawang Raja Casablanca.
Perjalanan beruntun dalam waktu singkat memang sangat menguras stamina Dortmund. Bagaimana mengatasi masalah ini?
Klopp berpendapat tim harus meminimalisir penggunaan stamina di pertandingan tidak penting. Caranya? Tentu dengan mengamankan kemenangan secepat mungkin.
Kemenangan Raja Casablanca atas Atletico Mineiro justru membantu strategi Klopp.
Jika lawan final adalah Atletico Mineiro, mungkin dia tidak berani mengambil risiko ini. Tapi sekarang... Sejujurnya, Klopp memang tidak menganggap serius Raja Casablanca.
Tentu Dortmund punya hak untuk tidak menganggap remeh lawan.
Menit ke-16, sembilan menit setelah gol pertama, Dortmund kembali mencetak gol.
Großkreutz menginisiasi serangan dari sayap, memberikan umpan ke Zhou Yi yang langsung mengoper lurus. Kuba melakukan umpan balik, Großkreutz yang masuk ke area penalti melepaskan tendangan rendah dari 20 meter depan gawang. Bola menyelinap di bawah kiper Asmir Begović dan masuk ke jala.
“2:0！Baru 16 menit Borussia Dortmund sudah unggul dua gol! Meski sebelum pertandingan Raja penuh ambisi dan punya banyak harapan untuk final, di hadapan jurang kualitas yang besar, ambisi sebesar apapun jadi tak berarti...” He Ping tanpa ampun mengkritik Raja, sepenuhnya mengekspresikan tendensi emosionalnya.
……
Borussia Dortmund yang sudah unggul dua gol tak menghentikan gempuran gencar mereka, karena sebelum laga Klopp sudah memperingatkan mereka untuk menyelesaikan pertandingan secepat mungkin. Di satu sisi, ini pembelajaran dari kekalahan Minas Gerais di semifinal - kalau saja Minas Gerais bisa segera bangun keunggulan, mana mungkin mereka memberi kesempatan diving penalti di menit akhir?
Di sisi lain, ini juga pertimbangan penghematan stamina. Semakin cepat pertandingan masuk Waktu Sampah, pemain mereka bisa lebih banyak istirahat.
Menit ke-22, Dortmund kembali melancarkan serangan. Kali ini Zhou Yi lagi yang mengirim operan langsung dari sebelah kiri. Großkreutz yang masuk area penalti tak mengoper ke depan gawang, malah memberi umpan segitiga terbalik ke belakang.
Bola menggelinding ke arah Zhou Yi yang masuk area penalti.
Zhou Yi menyambut bola dengan tendangan chip, membentuk lengkungan melewati tangan kiper Ascri, masuk gawang dari sudut dekat.
“Zhou Yi! Gol cantik!!” He Ping bersorak gegap gempita. “Dia pemain China pertama yang mencetak gol di final Piala Dunia Klub!!”
“Di menit ke-22 sejak kick-off, Borussia Dortmund sudah unggul tiga gol. Pertandingan ini sudah kehilangan ketegangan!” Marcel Leif juga memberikan komentar tentang laga ini.
Dengan keunggulan tiga gol, suara di Stadion Marrakesh sudah jauh lebih redup dibanding awal pertandingan. Banyak suporter Raja Casablanca yang duduk di tribun dengan ekspresi hampa. Mau diakui atau tidak, peluang Raja untuk menjadi juara Piala Dunia Klub edisi ini hampir mustahil.
……
Borussia Dortmund yang sudah unggul tiga gol tetap tak berniat memperlambat ritme. Jika ingin mengakhiri pertandingan lebih cepat, mereka harus memastikan lawan tak punya celah untuk serangan balik.
Harus menghajar anjing yang sudah jatuh ke air, mematahkan semangatnya sampai ke akar-akarnya.
Unggul satu gol atau dua gol belum aman. Unggul tiga gol pun belum sepenuhnya aman. Jika bisa mencetak lebih banyak gol, jangan lengah.
Dengan panduan filosofi seperti ini, Borussia Dortmund terus mempertahankan ritme permainan berkecepatan tinggi di bawah arahan Zhou Yi.
Dan di menit ke-40, mereka menuai gol keempat dalam pertandingan ini.
Kuba mengoper bola dari depan area penalti tengah, Sibel menembak dorongan dari jarak 14 meter di sisi kanan gawang. Bola menggelinding masuk menyusur bagian dalam tiang gawang.
4:0！
"Meski babak pertama belum usai, tapi menurutku pertandingan ini sudah bisa dibilang berakhir..." ujar He Ping, nada suaranya tak segembira saat tiga gol pertama karena ia juga terkejut dengan performa Borussia Dortmund. Tak disangka Dortmund begitu kejam menusuk tim Raja empat kali di kandang sendiri di depan ribuan suporter tuan rumah, setiap tusukan mematikan. Adegan ini terlalu berdarah, brutal, dan mengerikan...
