Secara logika, keunggulan dua gol seharusnya membuat lega. Tapi Jürgen Klopp tetap tak puas. Pelatih berambut perak itu terus berdiri di pinggir lapangan, mengawasi setiap perkembangan pertandingan. Setiap kali pemain Dortmund menyia-nyiakan peluang, ia akan menepuk telapak tangan dengan frustrasi sambil berteriak instruksi.
Sikap frustrasinya yang seperti ini membuat banyak orang tidak mengerti -- saat ini Borussia Dortmund sudah sepenuhnya menguasai permainan, tidak hanya mencetak dua gol tetapi juga sepenuhnya menekan lawan, bahkan menguasai statistik pertandingan.
Selama Borussia Dortmund bisa bermain seperti ini, kemenangan sama sekali tidak diragukan lagi.
Mereka tidak paham mengapa Klopp masih begitu emosional, bahkan tidak bisa duduk tenang di bangku cadangan.
Beberapa berspekulasi, apakah cedera Kuba yang membuatnya begitu frustrasi dan mudah marah. Jika benar begitu, itu wajar -- siapapun yang menghadapi gelombang cedera seperti ini pasti akan kehilangan kendali.
Pada menit ke-41, Borussia Dortmund merebut bola di area pertahanan, Zhou Yi yang mendapatkan bola langsung berbalik dan memberikan umpan terobosan ke depan Yan Min yang meleset seperti panah, membawa bola menerjang area penalti Augsburg.
Sekali lagi serangan yang mengancam!
Namun serangan cepat Dortmund kali ini tidak berhasil, Yan Min baru membawa bola dua langkah sudah digagalkan oleh penyapuan pemain Augsburg yang membuatnya kehilangan keseimbangan dan terjatuh.
Siulan keras bergemuruh dari tribun suporter Borussia Dortmund.
Semua orang menganggap ini sebagai pelanggaran keras yang pantas mendapat kartu kuning, bahkan kartu merah langsung.
Tapi wasit utama sama sekali tidak memberikan hukuman, hanya menyuruh Dortmund melakukan lemparan ke dalam.
Meski penguasaan bola masih di tangan Borussia Dortmund, kesempatan terbaik mereka untuk melancarkan serangan balik sudah hilang. Seluruh pemain Augsburg telah mundur bertahan dengan rapi, membuat tingkat kesulitan serangan Dortmund jauh lebih tinggi dibanding sebelumnya.
Yan Min yang tersapu sliding tackle hingga terjatuh berguling-guling mendapati wasit tak memberikan pelanggaran untuk orang itu. Dengan murka, dia melompat sambil membentangkan tangan dan berteriak protes ke wasit utama.
Wasit utama mengabaikannya.
Di pinggir lapangan, Klopp bahkan lebih kalap. Tak bisa meluapkan emosi ke wasit, dia mencengkram ofisial keempat sambil berteriak: "Ini sliding tackle dari belakang! Mau kena bola atau enggak, harusnya itu pelanggaran!"
"Perhatikan bahasa Anda, Tuan Klopp," ofisial keempat mengingatkan.
"Bahasa apaan?! Augsburg harus membayar harga untuk pelanggaran ini! Tapi pemain mereka masih utuh di lapangan, sementara pemain kami cuma hoki enggak cedera. Kalau enggak, dia juga harus diangkut pakai tandu!"
Klopp terus memuntahkan kritikan pedas kepada wasit utama pertandingan.
Rupanya cedera Kuba masih memengaruhi emosinya. Sliding tackle pemain Augsburg tadi memang terlihat membahayakan. Seandainya tackle itu mengenai Yan Min dengan sempurna, pasti dia harus keluar lapangan lebih awal.
Yan Min lolos dari bahaya, sementara pemain lawan yang melakukan pelanggaran juga lolos dari hukuman. Hal ini membuat Klopp geram.
Menurutnya wasit Bundesliga tidak memberikan perlindungan memadai bagi pemainnya.
Ofisial keempat malas berdebat dengannya, langsung menghubungi wasit utama melalui interkom.
Wasit utama memberi sinyal untuk menghentikan pertandingan sementara, lalu berlari ke sisi lapangan menuju bangku cadangan Borussia Dortmund. Tanpa basa-basi, dia langsung menunjukkan kartu merah ke Klopp! Sambil melambaikan tangan, dia menunjuk ke tribun dengan gerakan dramatis, menyuruh Klopp segera meninggalkan area teknik.
Kekacauan terjadi di area bangku cadangan Dortmund - pelatih kepala diusir dari lapangan. Meski Dortmund sedang unggul dua gol, ini tetap menjadi pukulan berat. Dampaknya tidak hanya pada pertandingan ini, tapi juga laga selanjutnya... Siapa tahu Klopp akan dapat hukuman tambahan...
Asisten pelatih Zeljko Buvac segera menahan Klopp yang masih ingin protes ke wasit, sambil berteriak: "Peringatan lisan saja cukup, kartu merah terlalu keras bukan?"
Wasit hanya menggelengkan kepala, tetap menunjuk ke tribun, memaksa Klopp segera pergi.
Klopp menggeram sambil menatap wasit dengan mata berapi-api. Tapi wasit tetap teguh, terus memberi isyarat agar dia meninggalkan lapangan.
"Klopp juga tidak mungkin benar-benar meninju orang itu, sebenarnya dia tidak menyangka bahwa melampiaskan emosi ke ofisial keempat justru membuatnya mendapatkan kartu kuning. Biasanya, wasit utama akan memberikan peringatan lisan terlebih dahulu, lalu dia akan mengambil kesempatan untuk menghentikan protes, dan masalah selesai begitu saja."
"Tidak disangka wasit utama hari ini begitu tegas, tanpa ragu-ragu langsung menghampirinya dan memberikan kartu merah."
"Pada akhirnya, Klopp hanya bisa berbalik dengan geram dan meninggalkan lapangan."
"Klopp diusir keluar lapangan. Ini sangat menyedihkan... Padahal situasi menguntungkan Borussia Dortmund, tapi Klopp gagal mengendalikan emosinya. Ini benar-benar menambahkan kesulitan baru bagi Dortmund..." kata Marcel Leif sambil melihat Klopp meninggalkan bangku cadangan.
"Pemain yang cedera berturut-turut, kritik media terhadap pilihan taktis dan metode latihan Klopp yang dianggap sebagai biang keladi timnya dipenuhi pemain cedera, ditambah peringkat liga tertinggal dari Bayern München dan Bayer Leverkusen - semua ini memberi tekanan besar pada Klopp..." ujar Duan Xin. "Di bawah tekanan berat, akhirnya Klopp meledak... Tapi ini justru tidak akan mengurangi tekanannya. Dalam pertandingan selanjutnya, Dortmund harus menghadapi situasi sulit tanpa pelatih yang memimpin langsung di lapangan..."
Awalnya dirinya yang disapu hingga terjatuh, tapi orang itu tidak melakukan pelanggaran. Ini membuat Yan Min sangat kesal. Saat dia hendak meluapkan amarah ke wasit utama, Klopp justru berhasil mencuri perhatian.
Melihat pelatih diusir keluar lapangan karena protes, Yan Min pun menarik lehernya - lebih baik tidak menjadi kelinci percobaan. Baru-baru ini dia sudah diusir dengan kartu merah dalam pertandingan, kalau terulang lagi, dia benar-benar khawatir tidak bisa tampil...
……
Karena diusir dengan kartu merah, Klopp bahkan tidak bisa masuk ke ruang ganti selama jeda babak pertama. Jadi ketika para pemain Borussia Dortmund kembali ke ruang ganti setelah babak pertama, mereka semua agak bingung menghadapi asisten pelatih Buvac.
Bukankah di babak pertama mereka unggul dua gol? Kenapa sekarang suasana terasa tidak enak?
Zeljko Buvac adalah asisten pelatih tim, tangan kanan Klopp yang paling andal. Seringkali pengaturan taktik pemain dia yang melakukan. Dari segi kemampuan, Buvac sebenarnya tidak bermasalah.
Tapi dalam situasi saat ini, Kuba cedera parah, pelatih diusir keluar. Masalah yang dihadapi tim bukan lagi teknis-taktikal, melainkan masalah mental. Semua agak bingung, saat seperti ini dibutuhkan sosok berwibawa yang bisa menenangkan mereka.
Dalam hal ini, Klopp yang emosional memiliki keunggulan alami. Selama bertahun-tahun di Borussia Dortmund, dia membangun otoritas pribadi dan mencetak ciri khasnya pada tim ini. Banyak pemain yang tunduk pada karisma pribadinya. Jadi meski banyak kritik eksternal terhadap metode latihannya, internal tim relatif stabil.
Tapi ketika sosok sentral tidak ada, gejala ketidakmampuan adaptasi mulai muncul.
Bahkan Zeljko Buvac pun tidak bisa menggantikan posisi dan peran Klopp di ruang ganti.
Melihat para pemain yang kebingungan, Buvac hanya bisa menepuk kepala dan mengulangi dengan sia-sia: "Jangan pikirkan hal di luar lapangan. Kita masih unggul dua gol, keunggulan ada di pihak kita..."
Apakah para pemain benar-benar mendengarkan, atau apakah perkataannya efektif? Itu yang tidak dia ketahui pasti.
Sementara itu, di ruang ganti sebelah, pelatih Augsburg Markus Weinzierl sedang memompa semangat pemainnya.
"Mereka terlihat unggul dua gol, tapi sekarang bahkan pelatih mereka diusir ke tribun. Ini kesempatan kita! Tanpa komando Klopp di pinggir lapangan, saat Dortmund menghadapi kesulitan di lapangan, mereka akan panik... dan akhirnya runtuh!"
Weinzierl berencana memanfaatkan kesempatan ini untuk menjungkalkan Borussia Dortmund.
Meskipun Augsburg seharusnya tidak memiliki masalah untuk lolos dari degradasi musim ini, siapa yang tidak ingin peringkat lebih tinggi? Setiap poin di liga sangat penting, mungkin di akhir musim, hanya karena satu poin, itu bisa menjadi perbedaan yang sangat besar bagi tim ini.
……
Setelah babak kedua dimulai, siaran TV pertama kali menampilkan close-up shot Klopp di tribun. Dia duduk di antara sekelompok suporter Borussia Dortmund dengan ekspresi muram, entah karena masih kesal atas hukuman pengusiran ke tribun atau khawatir dengan nasib tim selanjutnya...
Setelah babak kedua dimulai, Duan Xin mulai menghibur suporter Borussia Dortmund asal China, terutama penggemar Zhou Yi.
Dia berkata: "Meskipun situasi terlihat tidak menguntungkan bagi Borussia Dortmund saat ini, saya percaya ini hanyalah ilusi. Efek samping setelah Klopp diusir keluar lapangan. Sebenarnya jika tenang, kita bisa lihat Borussia Dortmund masih unggul dua gol, keunggulan bisa dibilang cukup besar. Selama Borussia Dortmund tidak mengacaukan formasi sendiri, Augsburg juga sulit mengancam gawang mereka. Meski tanpa Klopp, Borussia Dortmund hanya perlu menjalankan strategi yang sudah direncanakan sebelum pertandingan, dengan bermain seperti ini seharusnya tidak ada masalah..."
Belum lima menit setelah Duan Xin menyelesaikan komentarnya, Augsburg mengorganisir serangan di sayap kanan yang masuk ke Zona 30 Meter Dortmund. Hahn kemudian menciptakan kombinasi satu-dua yang brilian dengan rekan setim di sisi kanan, menerobos pertahanan sebelum mengirimkan umpan datar ke depan gawang.
Sven Bender yang menggantikan Mats Hummels yang cedera sebagai bek tengah, dalam proses mundur bertahan berhasil melakukan sliding tackle lebih dulu sebelum pemain Augsburg Milik, berusaha merebut bola.
Tapi siapa sangka akhirnya bola justru disapunya masuk ke gawang sendiri!
Weidenfeller yang sedang merayakan penampilan ke-300nya untuk Dortmund mana menyangka Sven Bender akan mencetak gol bunuh diri? Perhatiannya sepenuhnya tertuju pada Milik, sama sekali tidak punya kemampuan bereaksi terhadap tendangan hantu Sven Bender ini, hanya bisa melihat bola melesat masuk lewat sudut dekat...
