Setelah pertandingan dimulai kembali, Augsburg melancarkan serangan gencar ke gawang Borussia Dortmund. Mereka berharap memanfaatkan momentum penyamaan skor untuk segera mencetak gol lagi dan mengambil alih inisiatif pertandingan sepenuhnya.
Menghadapi tekanan ofensif Augsburg yang agresif, Borussia Dortmund memilih formasi pertahanan mengerut.
Penyesuaian taktis ini terbilang wajar dan tidak mencurigakan.
Namun dalam bertahan, Zhou Yi terus memutar kepala ke segala arah, mengamati situasi lapangan dengan cermat.
Dia merekam seluruh dinamika pertandingan dalam ingatannya, memperbarui data secara real-time untuk melakukan analisis mendalam.
Pencarian terus dilakukan untuk menemukan kesempatan serangan balik yang paling optimal.
Sikap hati-hati ini diambil Zhou Yi untuk menghindari "membangunkan ular tidur" - jika Augsburg menyadari risiko kebobolan dalam serangan mereka, mereka mungkin akan memperketat pertahanan dan menghilangkan peluang emas Dortmund.
Bagi Augsburg sebagai tim tamu, hasil imbang pun tetap bisa diterima meski tidak meraih kemenangan penuh.
Namun Borussia Dortmund tidak punya pilihan lain - kemenangan mutlak menjadi harga mati.
Pergeseran mentalitas kedua tim nantinya justru bisa mengembalikan inisiatif ke tangan Augsburg.
Karena itu Zhou Yi harus memastikan setiap serangan balik memiliki persentase keberhasilan maksimal.
Dalam situasi bertahan yang tertekan, setiap peluang menyerang sangat berharga dan tidak boleh disia-siakan.
Lagipula, Yan Min juga tidak mungkin menempati posisi paling depan untuk menunggu kesempatan serangan balik. Sebagai seorang gelandang sayap atau penyerang sayap, dia tidak hanya bertugas menyerang tetapi juga memikul tanggung jawab besar dalam mundur bertahan. Saat serangan Augsburg mencapai puncaknya, seluruh tim Borussia Dortmund harus mundur bertahan. Jika tidak, sulit dipastikan apakah gawang mereka bisa terhindar dari kebobolan. Bagaimana mungkin dia sendirian tetap berada di depan?
Hal ini secara alami mengurangi kesempatan serangan balik Dortmund dan semakin tidak bisa disia-siakan.
……
Zhou Yi sedang mencari peluang serangan balik, Yan Min juga melakukan hal yang sama.
Dia sangat memahami kondisi saat ini - dengan posisinya di belakang untuk bertahan, harapan agar Zhou Yi langsung mengirim umpan panjang ke belakang pertahanan lawan lalu dirinya bisa memanfaatkan jebakan offside untuk menguasai bola, melakukan dribel penetrasi ke area penalti lawan, dan dengan mudah mencetak gol saat berhadapan langsung dengan kiper, hampir mustahil terjadi.
Jika dia terlalu nekat maju ke depan, formasi pertahanan tim akan menjadi tidak kompak sekaligus meningkatkan kewaspadaan lawan.
Karena itu, dia hanya bisa mempertahankan posisi sambil terus waspada mencari celah untuk serangan balik di lini belakang.
Dalam situasi seperti ini, tampaknya dia harus menerobos beberapa pemain lawan dengan dribel.
Yan Min tidak menganggap ini sebagai hal sulit. Bagi dirinya, menerobos pertahanan dengan dribel semudah makan minum - ini adalah keahlian utamanya.
Yang dibutuhkan sekarang adalah momentum tepat.
Dia menunggu kesempatan itu datang.
……
Pada menit ke-75, Augsburg melancarkan serangan yang berhasil mencapai depan gawang Borussia Dortmund. Namun umpan silang mereka langsung direbut di udara oleh kiper Weidenfeller yang keluar.
Saat mendarat, dia melirik Zhou Yi.
Chemistry bertahun-tahun bermain bersama membuatnya tak perlu menunggu sinyal dari Zhou Yi. Langsung saja dia melempar bola ke Zhou Yi yang berada di luar area penalti.
Zhou Yi mengontrol bola dengan dada sambil berbalik badan.
Kemudian dia menendang bola yang jatuh dari udara langsung ke kaki Sven Bender di samping.
Setelah mengumpan, dia langsung berlari ke depan membuka sudut untuk memberikan dukungan.
Sven Bender juga segera mengembalikan umpan.
Zhou Yi yang menerima bola seketika menjadi pusat perhatian semua orang di lapangan, terutama pemain Augsburg.
Kehebatan Zhou Yi sudah tak perlu dijelaskan lagi.
Begitu menguasai bola, langsung ada pemain Augsburg yang mendesak ingin merebutnya.
Bukan sekadar menghentikan serangan Dortmund, mereka berharap bisa membalas dengan serangan balik yang membuat kewalahan, mungkin bahkan mencetak gol?
Menghadapi pemain Augsburg yang melakukan pressing, Zhou Yi tidak langsung mengoper bola. Ia berhenti sejenak, lalu sedikit mengubah arah menuju area tengah. Gerakan menghindar ini justru menjebaknya dalam lingkaran kepungan Augsburg - perubahan arah itu membuatnya berhadapan dengan tiga pemain lawan sekaligus.
Melihat Zhou Yi membawa bola sambil mengubah arah, pemain Augsburg yang sedang mundur bertahan langsung maju pressing, berusaha mengepungnya.
"Zhou Yi masih membawa bola..." kata Marcel Leif dengan cemas. Menurutnya, Zhou Yi harus segera mengoper. Serangan balik mengandalkan kecepatan - jika ritme diperlambat, ancamannya akan hilang.
Saat semua mengira Zhou Yi akan terkepung, kaki kirinya tiba-tiba menyodok bola ke samping. Sementara itu, kaki kanannya mengayun seolah hendak menendang. Gerakan kaki kanan yang dramatis berhasil mengalihkan perhatian, membuat semua orang luput melihat sodokan tersembunyi dari kaki kirinya.
Bukan sekadar menyodok sembarangan. Operannya mengarah ke ruang kosong di sebelah kiri yang terbuka karena pergerakannya ke kanan. Ruang itu dimanfaatkan Yan Min yang datang dari belakang.
Saat itu, kaki kanan Zhou Yi juga telah menyelesaikan gerakan mengayunkan kaki. Dia menendang kosong, tidak mengenai apa pun selain udara.
Setelah menendang, dia membuka tangannya ke arah bek di depannya sambil membuat ekspresi sangat polos.
Di saat yang sama, Yan Min sudah berlari maju!
"Zhou Yi... Yan Min! Umpan Zhou Yi ini benar-benar penuh imajinasi! Gerakan tipuan ala maestro!" Pujian Duan Xin untuk Zhou Yi benar-benar tulus tanpa dibuat-buat.
Di depan Yan Min masih ada separuh lapangan. Zhou Yi mengoper bola dari area lingkaran tengah, di depannya bukan hamparan luas tanpa halangan, masih ada pemain Augsburg.
Saat itu, para pemain Augsburg juga berbalik menyambar untuk melakukan intercept terhadap Yan Min, terutama bek kanan mereka Paul Verhaegh yang masih berada di posisi bisa memotong jalur serangan Yan Min.
Tapi bagi Yan Min, ini bukan masalah besar.
Umpan Zhou Yi tidak hanya tersembunyi dan akurat, tapi juga benar-benar mempertimbangkan karakteristik teknik Yan Min. Bola tidak langsung diumpan ke kakinya, tapi ke depannya sehingga Yan Min bisa memaksimalkan kecepatannya saat melakukan serangan.
Yan Min tidak mengecewakan, semakin berlari semakin cepat, kedua kakinya bagai roda angin dan api.
Sesaat sebelum menerima bola, dia melirik posisi Verhaegh di depannya.
Jaraknya masih sekitar lima enam meter. Jika dia menguasai bola, baik melakukan penyesuaian maupun terus membawa bola, kecepatannya akan terpengaruh. Ini memberi celah bagi orang itu.
Lihat lagi area belakangnya, di sana terdapat ruang kosong di Zona 30 Meter Augsburg.
Yan Min tahu apa yang harus dilakukan.
Dia mengayunkan kaki kiri seolah akan melakukan operan langsung, tetapi saat kaki menyentuh tanah, tiba-tiba menendang bola ke depan dirinya, ke belakang Wielhegh!
Bola melesat melewati sisi Wielhegh.
Bersamaan dengan bola, Yan Min pun meluncur!
Dia langsung berakselerasi gila-gilaan, dalam sekejap menyusul jarak dengan Wielhegh.
Sementara itu tubuh Wielhegh baru berputar setengah...
"Yan Min! Oh! Astaga! Dia seperti kereta api berkecepatan tinggi yang nekat menerobos sisi Wielhegh. Wielhegh yang malang... mengulurkan tangan ingin menarik Yan Min, tapi gagal dan justru kehilangan keseimbangan hingga terjatuh... Oh tidak! Lini pertahanan Augsburg hancur lebur oleh terobosan Yan Min ini!"
Sorakan gemuruh bak tsunami menggema di Westfalenstadion.
Zhou Yi yang melihat kecepatan Yan Min bahkan berhenti berlari - Dia tahu takkan bisa menyusul untuk memberikan dukungan pada operan Yan Min.
Lagipula di momen seperti ini, dia yakin Yan Min pasti memiliki kepercayaan diri untuk menembak sendiri.
"Dia pernah dikritik media dan suporter karena tembakan-tembakannya, tapi ini tidak membuatnya berubah. Dia adalah tipe orang seperti ini, melakukan pilihan yang dianggapnya tepat dan tidak menyesalinya."
"Bukankah ini juga bagus..."
Zhou Yi dengan patuh memberikan semangat dari belakang untuk Yan Min.
……
Setelah seperti kilat menembus lini pertahanan Augsburg, Yan Min berhasil mengejar bola. Saat ini dia hampir berhadapan langsung dengan gawang. Meski Aubameyang berada di tengah memberikan dukungan, dua pemain Augsburg masih mengawalnya. Bahkan jika Yan Min mengoper, sulit baginya melakukan sesuatu.
Sebenarnya dia juga paham peranannya. Saat ini yang bisa dilakukannya hanyalah menarik perhatian beberapa pemain Augsburg untuk menciptakan kondisi lebih baik bagi serangan balik melewati offside Yan Min.
"Yan Min! Peluang Borussia Dortmund!" Duan Xin merasa dagunya bergetar. Operan atau tembakan? Pahlawan atau pengkhianat?
Adegan pertandingan melawan Arsenal dulu tiba-tiba terbayang kembali di benak Duan Xin, seolah bertumpuk dengan kejadian saat ini.
Sementara Duan Xin masih sibuk berkhayal, Yan Min sudah berhasil menembus area penalti Augsburg.
Dia sama sekali tidak memikirkan hal-hal rumit. Matanya kini hanya tertuju pada gawang Augsburg.
Dengan semangat sebesar ini, mana mungkin tidak diakhiri dengan final yang luar biasa?
Kalau tidak, dia pasti akan mengecewakan operan akurat Zhou Yi itu!
Yan Min yang berhasil lolos ke area penalti akhirnya memperlambat kecepatan. Dia melakukan gerakan berhenti mendadak dan mengubah arah ke area tengah, meninggalkan bek Augsburg Karlson-Brack yang sebelumnya menghalanginya. Kemudian dia mengayunkan kaki kanannya.
Sebagai pemain dominan kaki kanan yang bermain di sayap kiri, tujuannya adalah untuk menyarang ke dalam dan melakukan tembakan!
Sama seperti Arjen Robben yang kidal namun bermain di sayap kanan - seluruh dunia tahu dia akan menyarang ke dalam dan menembak, namun tetap tak bisa dihentikan!
Kaki kanan Yan Min menyentuh bola, mengirimkannya melesat ke sudut belakang gawang!
Kiper Augsburg Marwin Hitz yang baru saja melompat ke sisi ini harus berbalik arah. Dua perubahan gerakan berturut-turut membuatnya kelelahan. Lompatannya kurang bertenaga, terlalu rendah, dan jangkauannya tidak cukup untuk menyentuh bola.
Bola membentuk garis lengkung sempurna sebelum menyelinap masuk ke sudut belakang gawang!
Titik sempurna!
