Setelah pertandingan, media sangat tertarik dengan percakapan Zhou Yi dan Yang Muge di lapangan, berbondong-bondong mewawancarai kedua pihak terkait.
Tapi baik Zhou Yi maupun Yang Muge sama-sama menghindari topik tersebut.
Yang Muge hanya menyatakan bahwa Zhou Yi mencoba mengganggunya dengan omongan kosong yang tak berarti.
Tapi dia menolak mengungkapkan secara spesifik apa yang dibicarakan Zhou Yi.
Zhou Yi juga tidak menjelaskan detailnya, hanya berkata setengah bercanda bahwa dia sedang mengobrol nostalgia dengan Yang Muge.
Keduanya bersikeras tutup mulut, wartawan pun tak bisa berbuat apa. Namun karena ini, banyak meme atau cerita lucu bermunculan di internet, bahkan ada yang membuat video dubing seolah-olah merekalah yang berbicara, membuat orang tertawa terbahak-bahak.
Maka Zhou Yi kembali memicu gelombang parodi online...
……
Setelah melewati rintangan Derbi Ruhr, Borussia Dortmund ternyata hanya tertinggal 4 poin dari Bayern München, masih menyimpan harapan merebut gelar liga.
Fakta ini benar-benar mengejutkan banyak pihak.
Padahal sebelum masa istirahat musim dingin, saat Dortmund dilanda gelombang cedera pemain, banyak yang sudah yakin gelar liga musim ini tak lagi memiliki ketegangan.
Bagaimana mungkin Dortmund bisa menjadi juara liga hanya dengan sekumpulan pemain yang cedera?
Pencapaian tiga gelar liga berturut-turut saja sudah sangat bersejarah, apalagi bermimpi empat gelar berturut-turut? Mustahil.
Dalam sejarah Bundesliga, belum pernah ada tim yang mampu meraih empat gelar juara berturut-turut.
Rekor terpanjang hanyalah tiga gelar berturut-turut yang diciptakan oleh Borussia Mönchengladbach, Bayern München, dan Borussia Dortmund.
Jika ada yang bisa memecahkan rekor ini, di mata semua orang pastilah Bayern München sang pemimpin alami Bundesliga. Bukan Borussia Dortmund yang sepenuhnya bergantung pada satu angkatan pemain dan satu pelatih.
Setelah meraih tiga gelar liga berturut-turut dan Champions Eropa, semangat Borussia Dortmund mulai mengendor. Tim ini tak terhindarkan akan memasuki periode kemunduran, meluncur dari puncak dengan akselerasi hingga mencapai lembah kekalahan, baru kemudian berhenti dan memulai pembangunan kembali dalam siklus baru.
Kepergian Götze dan Robert Lewandowski ibarat gumpalan salju yang jatuh sebelum longsor besar, namun menjadi pertanda masa depan yang lebih menakutkan.
Selanjutnya pemain Borussia Dortmund terus-menerus cedera, İlkay Gündoğan hanya bermain satu laga liga lalu absen selamanya, Subotic juga harus absen sepanjang musim... Di masa tersuram, bahkan lini pertahanan lengkap pun tak bisa disusun.
Semua ini seolah menjadi manifestasi dari longsor salju tersebut.
Namun yang tak disangka, setelah masa istirahat musim dingin, longsor salju Borussia Dortmund tiba-tiba berhenti! Longsoran dahsyat itu ternyata berhasil dibendung!
Terbendung secara paksa!
Cedera masih kadang terjadi, namun tak mampu menerobos bendungan pertahanan untuk melanjutkan arus kehancuran.
Sungguh ajaib, tidak masuk akal.
Sekarang mari kita menganalisis ulang pertandingan demi pertandingan, nama Zhou Yi pasti tidak bisa dihindari.
Dengan assist demi assist dan gol demi gol, dia membantu Borussia Dortmund melewati gunung-gunung yang terlihat mustahil untuk didaki.
Setelah Derbi Ruhr, foto dan nama Zhou Yi kembali menghiasi halaman depan koran-koran besar, muncul dalam program-program olahraga televisi, menjadi salah satu nama yang paling banyak disebut di internet. Akun media sosialnya juga dibanjiri para suporter setelah pertandingan - tidak hanya suporter Dortmund, tapi juga penggemar tim lain termasuk suporter China dan non-China.
Semua orang terpukau oleh performansi Zhou Yi dalam periode ini.
Sejumlah media menyebut Zhou Yi sebagai faktor utama bertahannya Dortmund musim ini: "Meskipun Zhou Yi bahkan tidak masuk tiga besar Ballon d'Or FIFA, yang sempat menimbulkan kontroversi saat itu. Tapi Zhou Yi sendiri tidak terpengaruh oleh hal ini... Kondisinya sejak memasuki tahun 2014 sangat luar biasa, benar-benar layak dengan gelar Pemain Terbaik Eropa yang diraihnya di awal musim..."
"Borussia Dortmund sedang menikmati manfaat Zhou Yi. Jika bukan karena performansi luar biasa Zhou Yi musim ini, saya berani bertaruh Bayern München sudah pasti menjadi juara lebih awal. Tapi berkat Zhou Yi, Dortmund bisa terus mengejar Bayern... Performansi Zhou Yi di liga begitu gemilang sampai-sampai saya mulai penasaran dengan penampilan Tim China di Piala Dunia Brasil – Saya bukan suporter Tim China, sebelumnya hampir tak tahu apa-apa tentang sepak bola Tiongkok, tapi Zhou Yi membuat saya tertarik. Sungguh ingin tahu performansi seperti apa lagi yang akan ditunjukkan Zhou Yi di Piala Dunia..."
Selain pujian langsung dari media, ada juga wawancara dengan para pemain Borussia Dortmund tentang cara mereka memuji Zhou Yi secara kreatif.
Großkreutz: "Kami sudah terbiasa dengan Zhou Yi yang selalu mencetak gol di momen genting selama pertandingan. Bukannya dia punya julukan 'Penyihir'? Apa kalian pikir julukan itu hanya main-main?"
Hummels: "Setiap bertanding di kandang Schalke 04, Zhou Yi selalu mendapat siulan terbanyak. Tapi saya anggap ini pujian tertinggi – jika lawan sampai membencimu sepenuh hati, itu bukti kamu ancaman terbesar mereka. Pertandingan ini hanya mengkonfirmasinya."
Kehl: "Zhou Yi benar-benar luar biasa. Saya belum pernah melihat pemain muda yang begitu matang dan berpengalaman seperti dia. Di diri Zhou Yi, seolah pengalaman yang saya miliki menjadi tidak relevan..."
Sven Bender: "Zhou Yi di lapangan bisa membuat orang merasa tenang. Sebagai rekan gelandangnya, terkadang bermain sepak bola terasa seperti hal yang mudah..."
Reus: "Zhou Yi adalah seorang genius, mutlak. Aku senang bisa bermain bersamanya. Di musim ini kami menghadapi beberapa kesulitan, tapi syukurlah kami masih punya Zhou Yi. Aku harap dia bisa selalu sehat."
Markus Wagner: "Aku sudah bermain bersama Zhou Yi sejak tim muda. Dari dulu aku sudah kagum dengan kemampuannya. Siapa suporter nomor satunya? Tentu saja aku! Kalian pikir Zhou Yi baru hebat sekarang? Tidak! Dari awal pun dia sudah sangat luar biasa!"
Aubameyang: "Sebelumnya aku belum pernah bermain bersama Zhou Yi, tapi sejak datang ke Borussia Dortmund, benar-benar membuka wawasan. Aku masih ingat hari pertama latihan tim - dia seolah sudah bermain bersamaku selama bertahun-tahun, sangat mengerti karakteristikku. Dalam latihan, dia selalu bisa mengoper bola dengan nyaman ke kakiku. Saat itu aku benar-benar terkejut! Aku sangat ingin bertanya apakah kami pernah bermain bersama sebelumnya? Tapi tidak kulakukan, karena jika ada pemain hebat seperti dia di sekitarku dulu, pasti aku akan tahu namanya!"
Yan Min: "Dia pemain paling hebat yang pernah kulihat! Menurutku dia lebih hebat dari Messi maupun Cristiano Ronaldo!"
……
Untuk sementara waktu, mengagung-agungkan Zhou Yi telah menjadi tren. Aktivitas utama para suporter dalam negeri setiap hari di internet adalah memantau apakah ada "mode 'pujian Zhou'" baru yang muncul.
……
Dunia luar boleh terus memuji Zhou Yi, tapi Zhou Yi sendiri tidak boleh benar-benar tenggelam dalam emosi seperti itu.
Dia sama sekali tidak memasukkan pujian dari luar ke dalam hatinya.
Ini hanya kemenangan dalam Derbi Ruhr belaka, baginya ini bukan prestasi yang luar biasa.
Jika tidak bisa membawa Borussia Dortmund meraih gelar juara, maka semua kerja keras selama satu musim akan sia-sia - inilah yang paling dia perhatikan.
Sebelum meraih gelar juara, dia tidak akan mengendurkan tuntutan pada dirinya sendiri.
Setiap hari mengucurkan keringat di lapangan latihan dengan memberikan segalanya, pulang ke rumah dia masih meminta Kottane memijatnya untuk mengendurkan otot-otot, mencegah ketegangan otot akibat kelelahan selama latihan atau pertandingan.
Pijat fisioterapi dari Kottane juga menjadi alasan kunci mengapa Zhou Yi belum pernah mengalami keseleo otot sampai saat ini.
Waktu istirahat antara Derbi Ruhr dengan laga liga berikutnya sangat singkat.
Setelah bertanding melawan Schalke 04 pada malam tanggal 25, Dortmund harus bertandang ke Stuttgart pada sore tanggal 29.
Hanya tersisa tiga hari di antaranya, apalagi ini pertandingan kandang lawan yang pasti membutuhkan perjalanan jauh.
Semua ini akan mempengaruhi stamina dan kondisi para pemain.
Meski waktu sangat terbatas, pada tanggal 26 Klopp tetap memberikan cuti satu hari penuh bagi semua pemain yang tampil di Derbi Ruhr.
Ya, cuti penuh sehari - pagi dan sore bebas dari latihan, para pemain bisa beristirahat di rumah atau jalan-jalan, tanpa pengawasan apapun, bebas melakukan apa saja yang mereka mau.
Meski jadwal begitu padat, kemewahan Klopp ini juga karena para pemain benar-benar sangat butuh istirahat saat ini.
Selanjutnya pada dasarnya akan ada dua pertandingan dalam seminggu. Setelah menyelesaikan liga ke-28 pada 29 Maret, malam tanggal 2 April Borussia Dortmund akan bertandang ke Paris Saint-Germain, lalu malam 5 April Dortmund harus kembali menjamu Wolfsburg di kandang lawan, diikuti pertandingan kandang melawan Paris Saint-Germain pada 8 April, dan tantangan tandang ke Bayern München pada 12 April malam.
Untungnya Dortmund sudah meninggalkan Piala Jerman, kalau tidak pada 15 dan 16 April masih ada semifinal Piala Jerman.
Dalam jadwal padat seperti ini, jika tidak bisa memberikan istirahat cukup bagi pemain, tim akan menghadapi situasi di akhir musim liga dimana keinginan berjuang ada tapi tenaga tidak mendukung, ingin mengerahkan kekuatan pun tak bisa, hanya bisa pasrah melihat lawan memperlebar jarak.
Setelah sehari beristirahat, para pemain inti kembali ke Basis Pelatihan Brackel untuk latihan tim bersama, mempersiapkan pertandingan liga berikutnya melawan Stuttgart.
Hingga pekan ke-27 liga, Stuttgart mengumpulkan 24 poin, berada di peringkat 17 (kedua terbawah).
Ini berarti Dortmund akan menghadapi lagi klub degradasi.
Menjelang akhir musim, klub degradasi biasanya lebih sulit dikalahkan daripada tim pencari gelar.
Sementara di pekan yang sama, Bayern München akan menjamu Hoffenheim yang berada di peringkat 10.
Persaingan kedua tim untuk gelar liga sepertinya kembali mencapai titik persimpangan...
