Bab 234: Kebobolan dan Mencetak Gol

　　"Gol kedua! Stuttgart mencetak gol kedua! Mereka kini unggul dua gol atas Dortmund!" 　　Pertandingan berjalan tanpa insiden khusus, tiba-tiba sorakan gembira menggema di Allianz Arena. 　　Tak ada yang terkejut. Mereka semua tahu makna sorakan itu. 　　Di bangku cadangan Bayern München, semua orang juga telah mengetahui kabar terbaru dari Stadion Mercedes-Benz. Wajah-wajah mereka merekah senang. 　　"Tuhan masih berpihak pada kita..." Bahkan ada yang sempat bercanda dengan meme terkenal musim lalu. 　　Musim lalu, penyiar Bayern München berulang kali menyatakan Tuhan mendukung Bayern saat menyiarkan pertandingan melawan Dortmund. 　　Zhou Yi membungkam mereka dengan gol penutup di detik-detik akhir. 　　Media kemudian mengangkat kasus ini hingga menjadi bahan ejekan terkenal untuk Bayern. 　　Kini orang Bayern bisa menertawakan diri sendiri dengan kisah itu - bukti kepercayaan diri dan kekuatan mereka yang tak lagi risau dengan celaan. 　　Lensa siaran TV menangkap adegan di bangku cadangan Bayern München, di mana semua orang sedang mengobrol sambil menutup mulut. Meski mulut tertutup, tak ada yang tahu apa yang mereka bicarakan. Namun dari senyum dan ekspresi santai mereka, jelas terlihat bahwa suasana hati pemain Bayern München saat ini sedang baik. Mereka sepertinya sudah merasa gelar juara hampir berada dalam genggaman. 　　…… 　　Dalam siaran televisi, Klopp digambarkan seperti sedang mengembangkan janggut dan rambutnya. Alisnya terangkat tinggi, matanya melotot sebesar buah duwet, gigi terkunci rapat, wajahnya terlihat garang. 　　Ia sangat tidak puas dengan skor ini, juga tidak puas dengan jalannya pertandingan. 　　Memang klub degradasi sulit dihadapi, tapi tidak mungkin sampai dalam dua puluh menit kita kebobolan dua gol! 　　Benar-benar tak punya kemampuan untuk membalas serangan! 　　Para pemain Borussia Dortmund di lapangan juga terpukul cukup berat. 　　Apakah semua kerja keras selama satu musim ini akan musnah di sini? 　　Kiper Weidenfeller yang kebobolan dua gol bangkit dari tanah, berteriak murka kepada rekan setimnya: "Mengapa tidak ada yang mundur bertahan di area tengah?!" 　　Tak ada yang menjawab pertanyaannya. Semua berpaling dengan bingung, enggan menatap matanya. Semangat mereka sudah jatuh ke titik nadir. 　　Setelah pertandingan dimulai, Stuttgart berencana melanjutkan momentum kemenangan. Memanfaatkan kesempatan saat para pemain Borussia Dortmund masih kehilangan fokus, mereka melancarkan serangan ke gawang Dortmund. Jika bisa mencetak gol lagi, pertandingan ini mungkin akan berakhir lebih awal... 　　Menghadapi serangan gencar Stuttgart, Zhou Yi bahkan harus berperan sebagai gelandang bertahan terlebih dahulu, membantu tim bertahan untuk mencegah kebobolan lagi. Dia hampir tidak bisa mengorganisir serangan yang berarti. 　　…… 　　Saat Borussia Dortmund bertahan mati-matian menghadapi serangan Stuttgart, Bayern München masih larut dalam euforia melihat rival juara mereka tertinggal dua gol. 　　Hasilnya, di menit ke-23 ketika Bayern München melakukan pressing penuh, Hoffenheim justsu merebut bola dan melancarkan serangan balik. 　　Gelandang mereka Volland yang menguasai bola di area tengah lalu membawanya maju. Alih-alih cepat mundur bertahan, lini pertahanan Bayern München malah menekan ke depan, seolah ingin merebut bola Volland untuk kemudian membalas serangan balik Hoffenheim. 　　Bahkan bek tengah mereka Dante melangkah maju melewati garis tengah. Akibatnya, di separuh lapangan belakang hanya tersisa kiper Neuer tanpa satu pun pemain Bayern München lainnya. 　　Di saat kritis ini, Volland memberikan umpan terobosan melewati sisi Dante yang sedang pressing. Saat perhatian Dante tertuju pada bola, di sisi lain Modeste - penyerang Hoffenheim - menyelinap seperti bayangan dan menerobos belakang Dante untuk menerima umpan! 　　"Jebakan offside yang cantik!" teriak komentator. 　　Neuer awalnya ingin maju, namun melihat kecepatan Nordtveit yang sangat tinggi telah sepenuhnya menguasai bola, dia buru-buru mundur kembali. 　　Mundur ke area penalti agar bisa menggunakan tangan untuk menghalau bola. 　　Modeste melihat Neuer sedang mundur bertahan, memutuskan untuk langsung menembak! 　　Maka sebelum masuk area penalti, dia langsung melepaskan tendangan rendah! 　　Bola mengarah ke celah kaki Neuer. 　　Neuer refleks menarik kaki dan terjatuh, berhasil menghalangi bola sesaat, namun bola masih berhasil menembus tubuhnya dengan gigih, melambat dan menggelinding ke arah gawang... 　　Neuer berbalik melihat bola masih mungkin diselamatkan, bangkit dari tanah sambil merangkak, berusaha mengejar bola. 　　Modeste, pemain kulit hitam ini, menunjukkan ledakan tenaga yang luar biasa. Melihat Neuer masih punya kesempatan menghalangi, dia kembali melesat dari tempatnya, dua langkah menyusur sisi Neuer, langkah lebar mengejar bola, meninggalkan semua pemain Bayern München di belakang, menyusul bola tepat di garis gawang, lalu menambah tembakan dorongan! 　　Bola melesat tanpa ampun ke dalam gawang Bayern München! 　　"Ah... Ini... Hoffenheim mencetak gol! Modeste! Dia mencetak gol pertama untuk Hoffenheim!" Komentator tertegun sejenak sebelum berseru. "Luar biasa, yang unggul duluan justru Hoffenheim yang bermain di kandang lawan!" 　　"Ketika melihat Modeste melewati Neuer yang oleng, lalu mengejar bola, Guardiola langsung berdiri dari kursinya." 　　"Gol kebobolan ini datang terlalu tiba-tiba, bahkan dirinya sendiri terkejut. Sebelumnya Bayern München yang mendominasi, kok malah Hoffenheim yang pertama mencetak gol?" 　　"Bayern München justru kebobolan duluan dalam situasi menguntungkan! Apakah mereka terlalu santai? Sama sekali meremehkan Hoffenheim? Padahal Hoffenheim terkenal sebagai 'pisau saraf'... Tim yang musim lalu masih berjuang lolos dari degradasi, musim ini berubah menjadi tim dengan serangan ganas ketiga di Bundesliga, hanya kalah dari Bayern München (79 gol) dan Dortmund (74 gol)... Tentu saja Hoffenheim sudah kebobolan 59 gol, terbanyak di Bundesliga. Justru karena ini karakter 'pisau saraf' mereka semakin menonjol... Menghadapi Bayern München, serangan ganas mereka tetap tidak dikompromi!" 　　…… 　　"Lho, Bayern München juga tertinggal..." 　　"Awalnya tertinggal dua gol membuat suasana di bangku cadangan Dortmund agak mencekam, tapi tiba-tiba kabar ini membuat semangat mereka kembali menyala." 　　"Beneran?" 　　"Benar, penyerang Hoffenheim Modeste mencetak gol, Bayern München tertinggal di kandang sendiri." 　　"Hah..." 　　Hati semua orang tiba-tiba merasa lebih seimbang. Jika Borussia Dortmund benar-benar kalah dari Stuttgart, bagaimana jika Bayern München juga kalah? Bukankah itu akan saling meniadakan? Dengan pemikiran ini, situasi saat ini ternyata tidak terlalu buruk... 　　Namun Klopp mengerutkan alis dan berkata pada mereka: "Ini kabar baik bagi kita, tapi jika kita tidak bisa mengalahkan lawan di depan mata, kekalahan Bayern München juga tidak ada artinya. Malah akan membuat kita lebih menyesal - jika kita menang sedangkan Bayern kalah, bukankah selisih poin kita dengan mereka hanya tinggal satu?!" 　　Mendengar perkataannya, yang lain pun terdiam. 　　Memang benar, lawan kalah dan kita sendiri juga kalah, itu sebenarnya tidak ada artinya. 　　Jika tidak bisa menyelesaikan urusan sendiri, sekalipun lawan memberi kesempatan, kalau tidak dimanfaatkan ya percuma. 　　Maka sekelompok orang itu kembali memusatkan pandangan ke lapangan di depan. Borussia Dortmund sedang berusaha mati-matian menghadapi Stuttgart. 　　…… 　　Setelah mengepung beberapa lama dan menyadari sulitnya mencetak gol, Stuttgart memperlambat ritme permainan dan mulai berjibaku di area gelandang melawan Dortmund. 　　Mereka menggunakan pressing di lini tengah untuk merebut serangan Dortmund, mencegah pengoperan bola mudah ke area berbahaya. 　　Zhou Yi terus berlari tanpa henti, tak pernah diam di tempat. Tindakan ini jelas untuk menghindari bek Stuttgart yang berusaha membatasinya. 　　Dalam gerakannya, dia terus mencari-cari celah kesempatan. 　　Dia sangat paham, kondisi saat ini tidak memungkinkan Borussia Dortmund untuk terus mengoper bola bolak-balik. Semakin banyak operan, semakin besar probabilitas Stuttgart merebut bola dan melancarkan serangan balik. 　　Menghadapi pressing Stuttgart, Dortmund harus menyederhanakan serangan mereka, bermain lebih langsung. 　　Tapi bermain langsung bukan berarti asal mengirim umpan ke depan. Itu hanya cara lain untuk menyerahkan penguasaan bola ke lawan. 　　Tetap harus memperhatikan akurasi. 　　Menit ke-29, Zhou Yi berlari ke area depan sebelah kiri, sebuah ruang kosong. Melihat pergerakannya, Durm yang sedang menguasai bola di sayap segera memberikan umpan padanya, lalu terus berlari maju membentuk kombinasi. 　　Tapi setelah menerima bola, Zhou Yi tidak mengoper. Kini dia menghadap arah serangan, di depannya pertahanan Stuttgart yang rapi seperti garis lurus... 　　Empat bek bergerak kompak menekan di depan arc area penalti. 　　Saat Zhou Yi menguasai bola, seorang pemain Stuttgart menghalangi di depannya (jarak 2-3 meter), sementara pemain lain mendekat dari samping belakang untuk menjepitnya. 　　Jika Zhou Yi berlama-lama menguasai bola satu detik lagi, dia akan ditempel lawan. Bek depan bisa maju menyelesaikan jepitan, membuatnya sulit mengoper. 　　Pada saat itu, Yan Min tiba-tiba melakukan serangan dari sisi kiri. Dorongan agresif Durm setelah melakukan operan membuat bek kanan Stuttgart yang seharusnya menjaga area tersebut terjebak di luar. Kedua bek tengah yang menarik diri ke area tengah menyebabkan terbukanya ruang kosong di sana. 　　Zhou Yi melihat serangan Yan Min dan tanpa ragu menyilangkan pergelangan kakinya untuk mendorong bola ke depan, seperti mengarahkan putt terakhir dalam golf. Kecepatan tidak perlu terlalu tinggi, kekuatan tidak perlu berlebihan - akurasi adalah kunci. Bola harus tepat sampai ke area di depan Yan Min. Mengoper ke kakinya justru akan mengganggu ritme larinya, memberi waktu bek lawan untuk menekan. Namun di area penalti, operan terlalu kuat berisiko melambung keluar garis lapangan atau direbut kiper Ulreich. 　　Meski terdengar sederhana, presisi seperti ini sangat sulit dicapai dalam pertandingan. Sering terlihat pemain yang menemukan ruang kosong dan rekan yang sudah berada di posisi ideal, namun operan gagal tersambung atau kesempatan emas terbuang karena kualitas umpan yang buruk. 　　Tapi tendangan Zhou Yi kali ini sempurna akurasinya. 　　Saat Yan Min melewati garis bek Stuttgart, bola terus menggelinding di depannya. Yan Min tidak perlu memikirkan apa yang harus dilakukan setelah menerima dan mengontrol bola. Ia hanya perlu menyesuaikan langkahnya selama berlari, lalu... 　　Langsung menembak! 　　Bek tengah Stuttgart, Rüdiger, berbalik dan mengejar. Namun karena Yan Min tidak perlu menghentikan bola, kecepatannya tidak berkurang. Ditambah operan Zhou Yi yang sedikit melengkung, tidak lurus sepenuhnya, bola bergulir sedikit ke arah luar, lebih dekat ke Yan Min dan menjauhi Rüdiger. 　　Jadi jarak yang harus ditempuh Yan Min lebih pendek. Setelah menyesuaikan langkah, bola tepat sampai di kakinya. Ia bisa mengayunkan kaki dengan leluasa dan menendang bola dengan nyaman! 　　Ulreich baru sampai di garis area penalti kecil ketika Yan Min sudah melepaskan tembakan! 　　Masih ada jarak antara mereka. Ulreich tidak sepenuhnya menutup sudut tembakan. 　　Yan Min tidak memilih tendangan keras, melainkan menggunakan teknik dorongan yang presisi. 　　Bola bergulir melewati sisi kaki Ulreich. Rüdiger yang berusaha menyapu juga tidak mencapainya. 　　Bola melesat melewati mereka, menuju sudut belakang gawang, lalu masuk ke dalam jala! 　　Borussia Dortmund mengurangi ketertinggalan!