Akhirnya Ibrahimović berjalan pincang keluar lapangan ditemani fisioterapis, disambut tepuk tangan meriah suporter Paris Saint-Germain di tribun untuk sosok bak raja ini.
Satu menit kemudian, Blanc memasukkan Lucas untuk menggantikan Ibrahimović yang cedera.
Tanpa Ibrahimović, Cavani bergeser ke area tengah sebagai striker tengah, sedangkan Lucas menempati posisi asli Cavani. He Ying tidak terpengaruh, tetap di sayap kiri.
Tak lama setelah pertandingan dilanjutkan, beberapa orang mulai menyadari situasinya berbeda dari sebelumnya.
Borussia Dortmund yang sebelumnya terus ditekan habis-habisan oleh Paris Saint-Germain tiba-tiba melancarkan serangan ganas ke gawang lawan, kecepatan mereka seolah meningkat dua kali lipat.
Pada menit ke-65, Borussia Dortmund melakukan rangkaian operan di depan area penalti Paris Saint-Germain. Semua operan dilakukan dengan satu sentuhan, membuat penonton terpana. Saat semua mengira Dortmund akan melancarkan serangan dari sayap kiri, Zhou Yi tiba-tiba berbalik dan melakukan umpan silang ke sayap kanan.
Di sayap kanan, Yan Min yang berpindah posisi ke area tersebut berhasil menerima bola.
Dia mengontrol bola dengan baik, lalu menyodoknya ke depan. Dengan ledakan tenaga luar biasa, dia langsung melewati Maxwell bek kiri Paris Saint-Germain yang belum bereaksi, lalu menerjang ke area penalti.
Terobosan Yan Min ini seperti membunyikan alarm di area penalti Paris Saint-Germain.
Bek-bek Paris Saint-Germain langsung beralih fokus dan menyerbu ke arahnya.
Yan Min tidak terus menggiring bola. Setelah berhasil menarik perhatian lawan, dia memilih untuk melakukan umpan silang!
Bola meluncur melewati titik depan dan tengah, langsung menuju titik jauh!
Di sana, Reus yang cerdik bergerak ke titik jatuhnya bola. Tanpa mengontrol bola langsung melakukan tendangan voli udara!
Bola diarahkannya rapat ke rumput, melesat ke depan.
Sirigu yang berputar mengikuti arah bola hanya bisa terjatuh tergesa-gesa saat melihat Reus menembak. Namun sudah terlambat - dia gagal menyentuh bola.
"Dia hanya bisa menatap putus asa melihat bola menggelinding ke titik jauh gawang. Tak ada satu pun pemain Paris Saint-Germain di depan gawang yang bisa menghentikan bola ini!"
Para pemain di bangku cadangan Borussia Dortmund juga bangkit dan mengintip ke arah gawang, bersiap menyambut gol dengan sorakan.
Tapi bola akhirnya ditolak oleh tiang gawang belakang!
Bola yang memantul itu mendarat tepat di kaki Alex dari Paris Saint-Germain yang sedang mundur bertahan. Tanpa pikir panjang, Alex berbalik dan menendang bola sejauh mungkin. Ke mana bola itu meluncur, sama sekali bukan urusannya. Baru setelah itu, rasa ngeri menyergapnya...
"Tiang gawang! Astaga!! Kesempatan emas Borussia Dortmund! Ditolak dengan kejam oleh tiang gawang Parc des Princes!" Marcel Leif menyangga kepala dengan kedua tangan.
"Reus menembak langsung! Ah! Tidak masuk! Mengenai tiang gawang! Serangan ini sangat sukses, kecuali hasil akhirnya..." He Ping juga menyesal.
Para pemain Borussia Dortmund di bangku cadangan serentak berdiri. Melihat bola tak masuk, mereka seperti kehilangan semua tenaga dan terjatuh kembali ke bangku.
Klopp dan rekan-rekannya juga kesal bukan main.
Tapi penyesalan semua orang ini tak ada yang melebihi Reus.
Melihat bola ditepis tiang gawang, Reus langsung terjatuh berlutut. Kedua tangannya menyangga kepala sambil membungkuk menempel tanah.
"Alangkah baiknya kesempatan ini!" Operan cepat bertubi-tubi membuat para pemain lawan kehilangan kemampuan berpikir dalam pertahanan, hanya bisa bergerak mengikuti insting tubuh mengejar bola. Serangan garang Yan Min juga berhasil menarik perhatian bek-bek lawan, menyisakan peluang tembakan sempurna baginya.
Namun kesempatan emas itu justru berakhir dengan tembakannya menghantam tiang gawang!
Ia merasa mungkin telah menyia-nyiakan peluang terbaik Borussia Dortmund dalam pertandingan ini.
Saat sedang kesal luar biasa, punggungnya tiba-tiba ditepuk.
Bangkit dan menoleh, ternyata Zhou Yi.
"Lagi apa?" tanya Zhou Yi padanya.
Reus yang sedang murung langsung ingin melirik ke atas—tidak bisakah kau lihat apa yang terjadi?
Dengan enggan Reus bangkit dari tanah.
Zhou Yi melanjutkan: "Jangan putus asa. Lihat ekspresi mereka." Ia menyodokkan bibir ke arah pemain Paris Saint-Germain.
Reus mengikuti pandangannya.
"Lihat Sirigu, wajahnya pucat ketakutan..."
Reus hampir berkomentar kulit putih memang selalu pucat, tapi ekspresi Sirigu benar-benar menunjukkan ketakutan.
"Perhatikan Alex, kulit kepalanya membiru ketakutan."
Akhirnya Reus tak tahan: "Itu kan karena Alex botak..."
Zhou Yi tetap serius: "Ekspresinya tidak bohong. Dia benar-benar dibuat gentar."
“Reus melihat lagi ekspresi Alex, memang benar, wajah panik muncul di wajah Alex.”
“Lihat pemain Paris Saint-Germain lainnya, hampir semua berekspresi sama. Mereka merasa baru saja melewati pintu gerbang kematian.” Zhou Yi berkata. “Jangan disesali, setidaknya kau sudah menggoyahkan mereka. Ini menguntungkan kita. Lakukan beberapa kali lagi, pasti akan membuat mereka mulai meragukan hidup.”
Mendengar perkataan Zhou Yi, Reus akhirnya tidak bisa menahan tawa.
Zhou Yi melihatnya tertawa, lalu ikut tertawa.
“Ayo, kita lanjutkan!”
……
“Dortmund telah kembali normal! Lihat kecepatan operan mereka, benar-benar memukau!” seru Marcel Leif bersemangat setelah pertandingan dimulai kembali.
“Dortmund bahkan menunjukkan sikap ingin menguasai kandang lawan. Mereka kini menekan Paris Saint-Germain. PSG ingin melakukan serangan balik tapi tak berdaya, meski lini belakang Dortmund kosong - mereka memutus hubungan antara gelandang dan depan PSG. Verratti dijaga ketat oleh Sven Bender, He Ying yang berada di depan terpaksa mundur membantu pertahanan karena tak mendapat bola...” He Ping menganalisis, lalu menambahkan, “Si juara bertahan tampaknya mulai bangkit.”
Dortmund benar-benar seperti hidup kembali, serangkaian serangan gencar membuat Paris Saint-Germain tak bisa mengangkat kepala.
“Serangan tekanan tinggi Borussia Dortmund terus berlanjut hingga menit ke-75.”
“Menyisakan 15 menit sebelum pertandingan berakhir, stamina para pemain kedua tim mencapai titik kritis.”
“Jika Borussia Dortmund masih belum bisa membobol gawang Paris Saint-Germain, mereka mungkin harus mengubah variasi permainan karena stamina pemain mulai menipis.”
“Di saat itu, Yan Min membawa bola di sayap, tiba-tiba melakukan berhenti mendadak dan mengubah arah, melewati seorang pemain Paris Saint-Germain, lalu bergerak ke area tengah.”
“Menghadapi pertahanan Matuidi, ia kembali menggunakan teknik berhenti mendadak dan mengubah arah untuk menerobos lurus ke arah garis lapangan.”
“Akselerasinya menarik perhatian bek Paris Saint-Germain. Matuidi membuntuti dari belakang sementara Alex menghadang di depan – sepertinya Yan Min akan terus nekat maju.”
“Tiba-tiba, Yan Min melakukan perhentian mendadak ketiga! Dengan menggunakan tumit kaki kiri, ia menghasilkan umpan ke area tengah dari belakang tubuhnya. Setelah mengerem, ia langsung berbalik dan kembali menyarang ke dalam!”
“Wah! Serangkaian perhentian mendadak dan perubahan arah yang cantik! Yan Min membuat pemain Paris Saint-Germain berputar-putar!”
“Setelah berbalik, Yan Min tidak melanjutkan dribel. Kini ia sudah berada di garis kotak penalti dengan banyak pemain lawan – tak ada ruang untuk dribel penetrasi.”
“Ia memilih memberikan umpan silang ke Zhou Yi di area tengah.”
"Zhou Yi melesat ke area penalti, menyambut bola sepak dengan persiapan mengontrol bola, kaki kanannya bahkan sudah terangkat.
Tapi saat bola menggelinding mendekat, Zhou Yi justru tidak mengontrolnya. Dia membiarkan bola lewat, lalu mengandalkan kaki kiri penopang tubuhnya untuk mendorong diri berbalik mengejar bola. Ini gerakan tipuan kontrol bola - tampak seperti mau menghentikan bola, tapi sebenarnya untuk melepaskan diri!
Melepaskan diri dari siapa?
Dari bek tengah Thiago Silva yang sudah menyergap untuk merebut bolanya!
Thiago Silva tidak menyangka Zhou Yi ternyata melakukan gerakan tipuan. Kehilangan target, tubuhnya tak bisa mengerem dan menghantam Zhou Yi yang belum sempat berbalik, menjatuhkannya tanpa ampun!
Tubuh Zhou Yi terpelanting tak terduga, jatuh terduduk di garis kotak penalti.
Peluit wasit utama langsung berbunyi, tangannya tanpa ragu menunjuk titik penalti!
"Penalti! Hah!? Penalti!" Marcel Leif tertegun sejenak sebelum berteriak gegap gempita. "Thiago Silva menjatuhkan Zhou Yi di area penalti, dihukum penalti!"
"Dortmund mendapatkan penalti! Mereka mendapat kesempatan emas mencetak gol!" He Ping juga bersemangat.
Hanya komentator Prancis yang sinis: "Zhou Yi sengaja menunggu Thiago Silva menabraknya, kan?"
"Tapi semua orang melihat dengan jelas, Thiago Silva tidak bisa mengerem dan menabrak Zhou Yi. Entah disengaja atau tidak, fakta objektifnya adalah dia menjatuhkan Zhou Yi. Dalam situasi seperti ini, keputusan penalti sama sekali tidak bermasalah."
Zhou Yi yang terjatuh telentang mengangkat kedua tinjunya, lalu langsung ditarik berdiri oleh rekan setim yang berkerumun, dipeluk erat sambil ditepuk-tepuk punggung dan digaruk-garuk rambutnya.
Siaran TV juga memanfaatkan momen ini untuk menayangkan rekaman slow motion kejadian tadi.
Dari berbagai sudut kamera yang diputar ulang, terlihat jelas kronologi kejadian yang memang tak terbantahkan sebagai pelanggaran penalti. Ini jauh lebih gamblang dibanding insiden antara He Ying dan Mats Hummels di babak pertama, logikanya lebih runtut.
"Langkah menghindar Zhou Yi sungguh brilian, gerakan tipuan inilah yang berhasil menipu tackle Thiago Silva..."
Thiago Silva sendiri juga tidak banyak membantah. Di lubuk hatinya, dia paham. Lagipula wasit utama sudah memberikan keputusan, memperdebatkan hal ini lagi sia-sia belaka.
……
Eksekusi penalti akhirnya dipercayakan kepada Reus.
Baru saja dia menyia-nyiakan peluang emas. Saat itu dirinya merasa mungkin telah melewatkan kesempatan terbaik Dortmund sepanjang pertandingan.
Tapi kini, peluang mencetak gol yang bahkan lebih baik dari sebelumnya berada di genggamannya.
Sambil memeluk bola, dia menarik napas dalam-dalam lalu membungkuk meletakkan bola di titik putih.
Setelah menempatkan bola dengan tepat, dia mundur beberapa langkah, berdiri tegak lalu menoleh memandang wasit utama.
"Menunggu peluit wasit utama."
"Sementara pemain lain dari kedua tim telah mundur dari area penalti, hanya menyisakan Reus dan kiper Sirigu di dalam area penalti."
"Siulan keras menggema di Parc des Princes, suporter Paris Saint-Germain jelas tidak puas dengan keputusan ini - kalau situasi ini layak diberi penalti, mengapa saat He Ying terjatuh di area penalti Borussia Dortmund di babak pertama tidak ada penalti?"
"Di tengah gemuruh siulan, wasit utama membunyikan peluitnya."
"Siulan semakin menjadi-jadi."
"Reus berlari ancang-ancang di bawah hujatan siulan, kemudian menendang bola ke sudut kiri bawah gawang."
"Sirigu justru menyambar ke sudut kanan bawah, membuatnya meleset dari arah bola!"
"Bola masuk ke dalam gawang!"
"TOOOOOOOOOOOOOOOR!! Gol! Reus dengan tenang mengeksekusi penalti di area penalti! Borussia Dortmund berhasil mencetak gol balasan, sekaligus mendapatkan gol tandang yang berharga!"
