"Lembaran ke dalam PSG dari Jallet ditujukan ke He Ying yang keluar posisi. Begitu menguasai bola, He Ying tidak langsung mengoper kembali sehingga di-marking ketat Sven Bender..." kata He Ping. "Yan Min maju untuk tackle... Bagus!"
Suara He Ping tiba-tiba meninggi saat melihat He Ying mengait bola sambil berbalik badan, meninggalkan Sven Bender di tempat.
"Yan Min ingin menyapu... Wah! Cantik!" He Ping berseru lagi menyaksikan He Ying mengendalikan bola di ruang sempit sambil menghindari sliding tackle Yan Min.
"He Ying terus menguasai bola di ruang sempit, sudah melewati Sven Bender dan Yan Min, persis seperti menari balet!"
Bek kiri Durm yang awalnya berjaga di garis kotak penalti besar segera maju mencoba menghalangi He Ying.
Menghadapi pressing frontal darinya, He Ying menggeser bola ke kanan dengan kaki kiri sambil menjulurkan kaki kanan untuk mendorong bola ke depan!
Tubuhnya sekaligus menubruk Durm, lalu mengejar bola.
Goreng Bakso yang indah!
"Woooooo!" teriak He Ping penuh semangat. "Ulakan cantik! Tiga pemain terlalui, He Ying merangsek masuk area penalti!"
Durm berbalik tak rela dilewati, tangan kanannya mencengkeram baju He Ying tanpa tekanan kuat, hanya menempel untuk membatasi pergerakannya.
Wasit utama melihat insiden ini, peluit sudah di mulutnya siap ditiup - pelanggaran tarik baju yang jelas.
He Ying mendorong Durm dengan satu tangan sambil terus menggiring bola menuju Hummels yang berjaga di garis area penalti kecil.
Pemain-pemain Borussia Dortmund lain pun berhamburan mengepungnya.
Tiba-tiba He Ying mengayunkan kakinya!
Bukan umpan, tapi tembakan!
Dengan kaki kanan terkunci, ia melepaskan tendangan keras ke sudut dekat gawang!
Bola melesat rapat tanah menyelinap di antara kaki Hummels, menerjang tiang dekat gawang!
Kecepatan bola ini sangat tinggi. Weidenfeller melihatnya menembak, lalu cepat-cepat terjatuh untuk menutup ruang. Tapi dia terlambat selangkah. Bola menggeser sisi dalam tiang gawang, menyelinap melewati tangan Weidenfeller masuk ke gawang!
"He Ying——!!! Gol yang benar-benar spektakuler!! Luar biasa! Benar-benar pertunjukan individu yang sempurna! Sendirian dia menghancurkan seluruh lini pertahanan Borussia Dortmund! Dengan gol ini, dia memberi titik final sempurna untuk performa gemilangnya di pertandingan ini! Pertandingan dimulai dengan golnya, dan akan berakhir dengan golnya! He Ying, pemain terbaik laga ini!" teriak He Ping penuh semangat.
"Ah..." Marcel Leif menghela napas panjang melihat He Ying mencetak gol. "Sebenarnya pertahanan Borussia Dortmund sudah bermain sangat baik. Mereka berhasil menghentikan serangan demi serangan gencar Paris Saint-Germain. Hanya saja tak disangka mereka akhirnya dikalahkan oleh heroisme individu... Breakthrough He Ying kali ini hampir mustahil dihentikan. Kontrol bolanya di ruang sempit akurat sampai level milimeter. Dia mempermainkan bek-bek Borussia Dortmund... Seandainya Dortmund bisa kembali ke kandang dengan skor 1-2, itu hasil yang masih bisa diterima. Tapi sekarang menjadi 1-3, situasi kualifikasi sudah miring ke pihak Paris Saint-Germain..."
……
Setelah mencetak gol, He Ying berlari penuh semangat menuju area bendera sudut. Namun di tengah jalan, Lucas berhasil menghentikannya. Tanpa sadar, He Ying terus berlari sambil menyeret Lucas. Baru saat rekan setim kedua Cabaye datang, mereka berhasil menjatuhkan He Ying ke tanah dan menumpukinya. Lebih banyak pemain Paris Saint-Germain ikut menumpuk membentuk formasi piramida.
Tak jauh di depan mereka, suporter Paris Saint-Germain di tribun bersorak-sorai.
Meski bukan gol penutup, gol He Ying terasa seperti gol penentu yang memompa adrenalin.
Berbeda dengan semangat warga Paris, pemain Borussia Dortmund seperti terkena pukulan mematikan di akhir pertandingan. Mereka terpaku tak percaya.
Para pemain berdiri membeku, memandang tak percaya ke arah bola di dalam gawang...
Beberapa bahkan menyangga kepala dengan tangan sambil meremas-remas rambut mereka.
Di pinggir lapangan, reaksi awal Klopp adalah kemurkaan, lalu berubah menjadi kepasrahan.
Ia terus menggelengkan kepala.
Seharusnya gol itu bisa dicegah, tapi tak ada yang pantas disalahkan.
Ini murni demostrasi kemampuan individu He Ying yang luar biasa.
Ia sendiri mengalahkan seluruh tim Borussia Dortmund.
Siaran TV terus memutar ulang gol He Ying: mulai dari mempertahankan bola di sayap, melewati tiga pemain, hingga menendang ke sudut sempit gawang - performa sempurna.
Di dunia maya China, perbincangan pun ramai sekali.
“Sialan sialan sialan sialan sialan sialan!! Mantap banget! Gol He Ying ini jago banget!”
“Selamat kepada He Ying yang mencapai prestasi 10 gol terbaik Liga Champions musim ini!”
“Jujur saja, menurut kalian level penyerang He Ying sekarang seberapa setelah gol ini?”
“Sendirian menerobos lini pertahanan Borussia Dortmund... Luar biasa jago!”
“Tampaknya He Ying memang menunjukkan kemajuan signifikan sejak pindah dari Barcelona ke Paris Saint-Germain. Setidaknya kepercayaan dirinya benar-benar meningkat pesat. Gol seperti ini mustahil tercipta saat dia masih di Barcelona, bahkan kalau punya kesempatan main di tim utama sekalipun...”
“Tiba-tiba merasa kasihan dengan Zhou Yi. Kalah karena gol penutup He Ying... Padahal skor 1:2 tadi cukup bagus. Sekarang hancur... Entarkah Borussia Dortmund bisa melewati rintangan Paris Saint-Germain?”
……
Usai mencetak gol, pemain Paris Saint-Germain merayakan dengan berlebihan, seolah lupa bahwa pertandingan belum berakhir.
Mungkin ini sengaja mereka lakukan untuk mengulur waktu lewan perayaan gol.
Sebelumnya saat pemain Borussia Dortmund mengulur waktu, para pemain PSG langsung protes dan bahkan sempat berkonflik.
Kini giliran mereka yang butuh mengulur waktu, pemain PSG pun melakukannya tanpa ragu.
Jadi persaingan antar tim sebenarnya mirip konflik antar negara, tidak pernah ada keadilan atau kebenaran, yang ada hanyalah kepentingan—tentu saja saya harus mati-matian mempertahankan kepentingan saya, lalu menghantam kepentingan vested milikmu...
Wasit utama berlari menghampiri mereka untuk mengingatkan agar tidak terlalu lama merayakan, karena pertandingan belum berakhir.
Pemain Paris Saint-Germain baru bangkit dari tanah dengan lamban, lalu berjalan santai ke separuh lapangan mereka sambil melambaikan tangan dan kepalan ke arah suporter di tribun, menunjukkan kejayaan.
Ketika mereka kembali ke separuh lapangan dan pertandingan bisa dilanjutkan, sebenarnya hanya tersisa kurang dari dua puluh detik sebelum injury time berakhir.
Kebobolan di menit akhir memang menjadi pukulan berat bagi Borussia Dortmund, para pemain terlihat lesu tanpa semangat untuk mencetak gol cepat dalam belasan detik tersisa.
Maka tak lama setelah pertandingan dilanjutkan, wasit utama membunyikan peluit tanda 90 menit pertandingan selesai.
“Pertandingan berakhir!” Komentator Prancis bersemangat. “Paris Saint-Germain mengalahkan juara bertahan dengan skor 3-1 di kandang sendiri! Ini merupakan kemenangan yang sangat penting. Dengan keunggulan 3-1 di kandang, harapan Paris Saint-Germain untuk lolos ke semifinal semakin besar! Di leg berikutnya di kandang lawan, selama tidak kalah dengan selisih dua gol atau lebih, tim Blanc berpeluang menyamai pencapaian sejarah terbaik Paris Saint-Germain di Champions Eropa... He Ying pantas dinobatkan sebagai pemain terbaik laga ini. Dua golnya di awal dan akhir pertandingan membuat para suporter Paris Saint-Germain bisa meninggalkan Parc des Princes dengan senyum, menikmati malam indah ini...”
Dalam lensa siaran TV, He Ying kembali menjadi pusat perhatian.
“Pertandingan berakhir. Borussia Dortmund sangat menyesal kebobolan di menit akhir. Skor 1-2 sebenarnya masih bisa diterima, namun akhirnya berubah menjadi 1-3. Performa Borussia Dortmund memang kurang bagus dalam laga ini, jadi kekalahan di akhir wajar terjadi. Mungkin persaingan di liga terlalu sengit sehingga mengganggu fokus tim... Dari sudut pandang liga, kekalahan ini mungkin bukan hal buruk... Bisa memantapkan tekad Klopp untuk memfokuskan tim pada perburuan gelar liga. Jika benar-benar bisa merebut gelar liga dari tangan Bayern München, musim ini tetap bisa dianggap sangat sukses bagi Borussia Dortmund...” Marcel Leif mulai mencari pembenaran untuk kekalahan Dortmund.
Hasil pertandingan ini memang sangat mengecewakan. Agar tidak terus kecewa, tentu harus mencari jalan keluar.
He Ping kali ini harus berbicara untuk kedua belah pihak. Dia harus memuji performa He Ying sambil menghibur pendukung Zhou Yi dan Yan Min. Dia menyatakan Paris Saint-Germain bermain sangat baik dengan taktik tepat dan kondisi pemain yang prima. Selain itu, dia menekankan kekalahan 1-3 di kandang lawan bukanlah akhir segalanya bagi Dortmund, setidaknya mereka masih punya gol tandang.
Saat ini dia tidak bisa seperti Marcel Leif yang menyuruh Dortmund menyerah di Champions Eropa. Jika tidak, suporter Dortmund dan Zhou Yi di dalam negeri pasti akan mengkritik habis-habisan...
Hanya di momen seperti inilah He Ping seolah kembali ke kondisi komentator sebelumnya - harus objektif dan netral. Salah ucap sedikit mungkin langsung dikritik habisan di internet...
