Menit ketiga puluh, Yan Min melakukan dribel penetrasi di sayap kanan. Pertama ia menarik bola ke kaki kiri seolah ingin menyarang ke dalam, tapi kemudian kembali menggunakan kaki kiri untuk menggeser bola dan melanjutkan serangan ke garis lapangan.
Karena jarak ke garis lapangan sudah sangat dekat dan hampir tak ada ruang untuk dribel, Yan Min memaksakan umpan silang.
Bola dihalangi oleh bek kiri PSG Maxwell yang telah menjaga ketatnya, keluar melewati garis lapangan.
Dortmund mendapatkan lemparan ke dalam yang sangat dekat dengan bendera sudut.
Masih ingat pertandingan leg pertama antara kedua tim?
Hampir di posisi yang sama, PSG pernah mendapatkan lemparan ke dalam.
Menghadapi kerumunan pemain di area penalti, He Ying secara proaktif menarik diri ke luar area penalti untuk menyambut bola, lalu menampilkan pertunjukan individu spektakuler: menembus pertahanan Dortmund sendirian dan memasukkan bola ke gawang Weidenfeller, membantu PSG mengalahkan Dortmund 3-1 di kandang sendiri.
Kali ini, giliran Dortmund yang mendapatkan lemparan ke dalam di posisi serupa.
Area penalti PSG sekarang juga dipadati oleh kerumunan pemain.
Cara melempar lemparan ke dalam ini perlu menggunakan sedikit otak.
Umumnya yang bertugas melempar lemparan ke dalam adalah bek sayap setiap tim, dan lemparan ke dalam merupakan salah satu aspek yang perlu dilatih oleh bek sayap.
Namun dalam pertandingan ini, karena bek kanan utama Borussia Dortmund Piszczek dihukum skorsing, posisinya digantikan oleh pemain serbaguna Großkreutz.
Dalam hal keahlian khusus, ia masih sedikit kalah dibandingkan bek sayap asli.
Großkreutz memegang bola sepak, melihat kerumunan padat di area penalti, agak bingung.
Tapi dia tidak bisa terus memegang bola tanpa melempar, karena akan dianggap pelanggaran dan kepemilikan bola akan diberikan ke orang itu.
Awalnya, Großkreutz berniat langsung melempar bola ke Yan Min yang berada di dekatnya.
Tapi gerakan lemparannya sudah dimulai, tiba-tiba dia mengerem mendadak karena ada pemain Paris Saint-Germain yang melakukan pertahanan ketat 24/7 di samping Yan Min - jika bola dilempar ke sana, 90% akan direbut.
Keragu-raguan ini membuat waktu yang tersisa untuknya semakin sedikit.
Akhirnya Großkreutz mengeratkan gigi, berhenti berpikir, dan memutuskan untuk melemparkan bola sekuat tenaga ke area penalti - toh di sana banyak orang, siapa pun yang menyentuh bola mungkin bisa menciptakan kesempatan cetak gol.
Jenis strategi ini mengandalkan prinsip "menang dalam kekacauan" - semakin kacau di depan gawang, semakin baik!
Lagipula, lemparan ke dalam keras langsung ke depan gawang memang merupakan taktik mencetak gol yang efektif.
Akhirnya dia mundur lagi, kali ini jarak mundurnya lebih jauh. Melihat posisinya, semua orang tahu apa yang akan dilakukannya. Akhirnya, kedua tim di depan gawang mulai cemas.
Großkreutz melakukan ancang-ancang, lalu berakselerasi menuju garis tepi. Dengan kedua tangannya, dia melempar bola ke area penalti Paris Saint-Germain.
Zhou Yi biasanya tidak masuk ke area penalti. Bola seperti ini hampir tidak melibatkannya. Di dalam sana penuh pemain tinggi bagai hutan, masuk ke area penalti hanya akan mempermalukan diri. Seharusnya dia menunggu titik jatuh kedua di luar area penalti.
Tapi kali ini, Zhou Yi memilih untuk berlari masuk ke area penalti.
Diam-diam dia mendekati bek tengah Paris Saint-Germain Alex, bersembunyi di belakangnya.
Kehadirannya tidak menarik perhatian. Di dalam area penalti, Zhou Yi yang tingginya kurang dari 180cm bukanlah pusat perhatian. Tinggi badan dan kekuatannya sama sekali tidak mengancam gawang lawan. Faktanya, dia jarang mencetak gol dengan sundulan.
Lalu Großkreutz melemparkan bola ke area penalti.
Kebetulan bola mengarah ke zona tempat Zhou Yi berada. Tentu saja lemparan itu tidak sengaja mengarah ke kepala Zhou Yi. Sebenarnya Großkreutz sama sekali tidak melihat Zhou Yi, dia hanya melempar ke zona tersebut karena di sana berkumpul pemain kedua tim - selangkan dua bek tengah Paris Saint-Germain Thiago Silva dan Alex, juga pemain Dortmund Markus Wagner dan Hummels.
Empat orang berkumpul di area penalti, dia hanya perlu melemparkan bola ke sana lalu berdoa agar rekan setim bisa menyentuhnya dan mengarahkan bola ke gawang...
Tapi lemparan Großkreutz kali ini agak terlalu tinggi...
Melihat ketinggian ini, Hummels bahkan tidak melompat - dia tahu melompat pun takkan bisa menyundul.
Justru Alex di belakang Hummels yang melompat, mencoba menyundul bola keluar.
Tapi dia juga meremehkan ketinggian bola ini.
Dia melompat sekuat tenaga, tapi gagal menyentuh bola! Bola nyaris menyentul dari kulit kepala licinnya.
Dan Zhou Yi tepat berada di belakangnya!
Dengan bola jatuh sedekat ini, Zhou Yi sama sekali tidak mungkin melakukan kontrol bola atau tembakan.
Tapi reaksi Zhou Yi sangat cepat, dia segera membungkuk dan terjun ke depan. Bola yang jatuh tepat menghantam punggungnya lalu memantul ke belakang...
Di belakangnya, Yan Min yang menyusup ke area penalti dari sisi lain.
Dia baru berlari ke area penalti setelah melihat Großkreutz melakukan lemparan ke dalam.
Berbeda dengan pola pikir tenang Zhou Yi yang memilih menunggu titik jatuh kedua di luar kerumunan karena merasa posturnya kurang ideal.
Yan Ming sama sekali tidak peduli! Baginya ancaman tercipta dengan mendekati gawang, jadi dia terus menerobos area penalti meski belum tentu bisa merebut bola...
"Tapi kali ini, dia benar-benar berhasil merebutnya!"
Bola yang dipantulkan Zhou Yi dengan punggungnya jatuh tepat di depan Yan Min. Bahkan tanpa perlu melakukan penyesuaian, Yan Min dengan natural mengayunkan kaki kanannya sambil berlari. Pantulan dari Zhou Yi memperlambat kecepatan bola, memungkinkannya menendang dengan akurat dan mudah.
Cukup dengan satu pantulan!
Bola melayang ke atas, menggesek mistar gawang bagian bawah, lalu masuk ke gawang!
"Gol... GOL!" He Ping berseru. "Yan Min! Yan Min! Dia berhasil memecah kebuntuan untuk Borussia Dortmund! Agregat sekarang 2:3! Dortmund hanya tertinggal satu gol! Mereka hanya butuh satu gol lagi untuk mengeliminasi Paris Saint-Germain!"
"TOOOOOOOOOOOOOR! TOOOOOOOOOOOR!!" Marcel Leif mengacungkan kepalan tangan sambil bersorak. "Yan Min! Luar biasa! Yan Min! Dengan assist dari Zhou Yi, dia mencetak gol penentu! Di tengah cedera Reus, gol Yan Min ini sangat-sangat krusial!"
Seluruh Westfalenstadion bergemuruh pada detik ini.
Suporter Borussia Dortmund yang sejak cedera Reus diliputi kekhawatiran akhirnya bisa bersorak gembira.
Yan Min yang baru saja mencetak gol langsung berlari ke tribun selatan, melambaikan tangan ke suporter.
Para suporter di tribun pun meneriakkan namanya dengan penuh semangat.
Meski baru bergabung di Borussia Dortmund kurang dari satu musim, dan baru setengah musim ini benar-benar bermain di tim utama Dortmund. Ditambah sebelumnya sempat memicu antipati suporter Borussia Dortmund karena pernyataan kontroversial dalam wawancara. Tapi sekarang, dia telah memenangkan dukungan suporter Dortmund melalui kerja keras dan performanya.
Lebih banyak rekan setim berhamburan mendekat, memeluknya, bersama-sama merayakan gol ini.
Setelah Reus cedera dan turun lapangan, gol ini datang tepat waktu dan krusial, menenangkan hati semua orang sekaligus memberi mereka kepercayaan diri.
……
Saat para pemain Borussia Dortmund merayakan gol, siaran TV sedang memutar ulang proses terjadinya gol tadi.
Menyaksi Alex yang prediksinya meleset, Zhou Yi menggunakan punggungnya untuk mengoper bola ke Yan Min yang datang dari belakang, He Ping tertawa: "Cara assist ini benar-benar di luar dugaan - ada operasi seperti ini? Entah Zhou Yi sengaja atau refleks, yang jelas dia menyelesaikan assist yang unik... Dalam Derbi China ini, dua pemain China menyelesaikan kombinasi cerdik dan gol spektakuler. Pertandingan sebelumnya He Ying yang bersinar, mungkinkah kali ini giliran Zhou Yi dan Yan Min?"
Di sini, He Ping tampak mulai berharap.
“Benar-benar pantas disebut raja assist Bundesliga, seolah seluruh tubuhnya kecuali tangan bisa memberikan umpan mematikan...” Marcel Leif juga takjub. “Tentu serangan Yan Min yang tepat waktu, kalau tidak operan Zhou Yi ini hanya akan jadi kesalahan... Singkatnya, serangan dan gol cantik! Dortmund kini hanya tertinggal satu gol, sementara pertandingan masih panjang. Ini akan jadi tontonan seru!”
Komentator dari Prancis terdengar kecewa: “Ah... Paris Saint-Germain kebobolan! Gol ini...” Dia terdiam sejenak sebelum melanjutkan. “Sungguh tak bisa dijelaskan. Ini bukan kesempatan Dortmund sama sekali! Kok bisa jadi gol mereka? Hanya dengan keberuntungan seperti ini mereka mencetak gol? Dortmund benar-benar sedang beruntung!”
……
Setelah gol Dortmund, giliran Paris Saint-Germain yang melakukan kick-off untuk memulai kembali pertandingan.
Setelah pertandingan dimulai kembali, Paris Saint-Germain memanfaatkan kesempatan kick-off mereka untuk melancarkan serangan ke gawang Dortmund.
He Ying memberikan umpan ke Lucas, tapi alih-alih mencari kesempatan yang lebih baik dengan operan lanjutan, Lucas langsung melepaskan tembakan dari luar area penalti.
Hasilnya, tembakan terburu-buru itu tentu saja melenceng jauh. Gawang Dortmund sama sekali tidak terancam. Weidenfeller bahkan tak perlu melompat, hanya memiringkan kepala menyaksikan bola keluar garis lapangan, masih jauh dari gawang yang dijaganya.
He Ying mengangkat tangan pada Lucas, setelah memberikan operan, dia langsung melakukan serangan ke area penalti. Namun saat menoleh, dia melihat Lucas langsung menembak tanpa mencari kombinasi dengannya.
Dia menunjukkan kekecewaan dan ketidaksenangan pada Lucas.
Tapi Lucas sepertinya tidak melihat gerakannya, dan malah berlari kembali ke posisi.
He Ying menggelengkan tangan dengan pasrah di belakangnya.
