Zhou Yi tahu di mana letak masalahnya. Ia melihat Sahin berulang kali terjebak pressing lawan di lini tengah-belakang. Paris Saint-Germain jelas telah melakukan pengaturan taktik yang menyasar Sahin selama jeda babak pertama.
Logika mereka benar dan efeknya sangat signifikan.
Tapi ini bukan berarti tidak ada solusi untuk memecahkannya.
Zhou Yi memutuskan untuk sedikit bertahan, mendekati Sahin, dan membangun hubungan kembali dengannya.
Meski ini akan membuatnya sedikit lebih menjauh dari gawang lawan, bagi Zhou Yi ini bukan masalah. Dia pernah bermain sebagai Gelandang Serang dan gelandang bertahan, jadi jarak dari gawang lawan tidak mempengaruhi performansinya.
Ketika Sahin kembali menghadapi pressing lawan dalam pertandingan, Zhou Yi berteriak dari samping: "Nuri, berikan bolanya padaku!"
Sahin buru-buru mempertahankan bola sambil menengadah mengamati. Ia melihat Zhou Yi berada di sisi depannya... Tapi masalahnya dirinya sedang menghadap arah berlawanan dari serangan. Jika Zhou Yi ada di sisi depannya, bukankah itu berarti Zhou Yi justru berada lebih ke belakang darinya?
Namun saat itu, Sahin tidak sempat memikirkan detail-detail kecil. Ia segera mengoper bola yang berhasil menembus lingkaran kepungan dan mendarat di kaki Zhou Yi.
Kali ini Zhou Yi memang menarik diri sangat dalam, bahkan lebih mundur dari posisi Sahin. Tarikan mundurnya ini merusak keseimbangan yang ada, menyebabkan tidak ada pemain Paris Saint-Germain yang mengawalnya untuk sementara.
Zhou Yi bisa menguasai bola dengan tenang. Karena posisinya yang sangat mundur, dia menghadap langsung ke arah serangan. Ia bisa langsung melancarkan serangan dari sini tanpa perlu berbalik atau melepaskan diri.
Ia mengirimkan umpan silang miring yang mendarat tepat di kaki Aubameyang.
Setelah menguasai bola di sayap kiri, Aubameyang memaksakan terobosan dengan kecepatan, lalu melakukan umpan silang dari garis dasar. Marco yang menyusul di area tengah melompat dan menyundul... bukan untuk mencetak gol, tapi mengoper!
Ia mengoper bola ke belakangnya tempat Yan Min yang baru saja menerobos area penalti mengayunkan kaki untuk tembakan dorongan!
Meskipun Yan Min berusaha keras menekan bola dan menembak dalam jangkauan gawang, kekuatan tembakannya kurang sehingga kecepatan bola tidak cukup. Kiper Paris Saint-Germain Sirigu berhasil menangkap bola dengan terjatuh.
Meski serangan ini tidak berbuah gol, ini merupakan tembakan pertama Borussia Dortmund yang masuk dalam bingkai gawang setelah serangkaian serangan Paris Saint-Germain.
Seolah menjadi sinyal bahwa kondisi mulai berbeda dari sebelumnya.
"Dengan cepat, Zhou Yi kembali menarik diri untuk membantu Sahin. Setelah menerima umpan dari Sahin, ia segera menggiring bola ke depan. Setelah berhasil menarik perhatian pemain Paris Saint-Germain yang berkerumun ke arahnya, ia memberikan umpan balik ke Sahin yang maju menyambut."
"Kemudian ia berlari maju sendiri. Para pemain Paris Saint-Germain yang tadinya mengepungnya terpaksa berbalik untuk bertahan menghadapi Sahin."
"Sahin kemudian mengoper bola ke depan, mengirimkannya tepat ke kaki Zhou Yi."
"Zhou Yi! Kolaborasi satu-dua beruntunnya dengan Sahin di area tengah berhasil membawa bola masuk ke Zona 30 Meter Paris Saint-Germain!"
"Dari posisi ini, Zhou Yi melakukan umpan lob. Bola melambung melewati kepala bek-bek Paris Saint-Germain dan mendarat di sisi kiri area penalti besar. Di sana, Aubameyang yang mengandalkan kecepatan menerjang masuk, mengayunkan kaki dan menghajar tendangan keras yang sayangnya melambung di atas mistar gawang."
"Gol masih belum tercipta, namun serangan Borussia Dortmund sudah menunjukkan peningkatan dibanding sebelumnya."
"Yang terpenting, Sahin telah menemukan cara untuk melepaskan diri dari kepungan - dengan menjalin sinergi bersama Zhou Yi."
"Selama keduanya tetap terhubung, skema pertahanan Blanc yang menyasar Sahin menjadi tidak efektif."
"Bagaimana dengan Sahin?"
Cara ini membuatnya teringat situasi saat dia belum meninggalkan Borussia Dortmund. Saat itu, dia masih menjadi pemain inti Dortmund. Zhou Yi awalnya hanya sebagai pendukungnya, namun perlahan menunjukkan potensi menjadi pemain inti. Klopp kemudian meminta keduanya saling terhubung dalam pertandingan dengan menerapkan "taktik dual-core". Jika satu orang dijaga ketat, yang lain akan maju, dan sebaliknya. Dengan koordinasi ini, lawan sulit membekukan salah satunya.
Serangan dengan sistem double insurance ini membantu Dortmund mencapai hasil gemilang.
Seandainya Sahin tidak pindah ke Real Madrid dulu, mungkin taktik ini masih akan terus digunakan...
Dia dan Zhou Yi akan bersama-sama menjadi sistem inti ganda Dortmund.
Sayangnya, dia memilih tantangan ke Real Madrid namun gagal.
Setelah berkeliling beberapa tahun dan kembali ke Dortmund, segalanya sudah berubah. Zhou Yi sekarang adalah pemain inti absolut yang tak tergoyahkan. Bagaimana dengannya? Setelah menyia-nyiakan beberapa tahun dengan performa menurun, dia bukan lagi remaja jenius dulu... Janggan jadi partner dual-core Zhou Yi, bahkan sulit menjadi pendukungnya. Lebih sering jadi pemain pengganti.
Tak disangka dalam pertandingan hari ini, Sahin kembali merasakan chemistry dengan Zhou Yi. Berjuang bahu membahu... Seperti ikan di air.
……
Klopp yang awalnya gelisah, langsung duduk tenang begitu melihat perubahan di lapangan.
Zhou Yi telah melakukan penyesuaian lebih dulu, tidak ada yang perlu dikhawatirkannya lagi.
Justru Blanc yang merasa ada yang tidak beres, mengeluarkan kedua tangannya dari saku dan menggosok-gosokkannya di depan dada.
Agak rumit...
Segera, dia memerintahkan pemain untuk memperhatikan Zhou Yi. Saat Zhou Yi mundur untuk memberikan dukungan ke Sahin, lakukan man-to-man marking.
Secara teori ini bisa dilakukan.
Tapi satu tim hanya bisa menurunkan 11 pemain, selain kiper tersisa 10 orang yang bisa bergerak bebas di lapangan.
Namun setiap pemain sebenarnya memiliki posisinya masing-masing, mereka tidak bisa benar-benar meninggalkan posisi untuk berlari sembarangan. Jadi jumlah pemain di area tertentu ada batas maksimalnya. Dengan personel terbatas, awalnya perlu 2-3 orang untuk menjaga Sahin. Sekarang Zhou Yi datang, harus mengalokasikan pemain lagi untuk mengawasinya. Dari mana cukup personel?
Pasti harus menarik pasukan dari pemain yang menjaga Sahin. Tapi bukankah pertahanan terhadap Sahin jadi tidak seketat sebelumnya?
Tak lama kemudian, saat Zhou Yi dijegal pemain PSG, Sahin pura-pura ingin memberi operan ke Zhou Yi, tapi tiba-tiba berbalik badan dan menggiring bola melewati pertahanan PSG!
Kemudian dia melesat ke depan, membawa serangan Dortmund ke area lawan.
Penyesuaian Blanc gagal...
……
Saatan Zhou Yi, Sahin, dan Blanc saling bersaing taktik, waktu pertandingan telah memasuki menit ke-75.
Skor tetap 1-0, Dortmund unggul di kandang sendiri.
Namun skor ini tidak membuat Borussia Dortmund mengeliminasi Paris Saint-Germain, malah membuat mereka sendiri yang akan tersingkir.
Mereka setidaknya harus mencetak satu gol untuk bisa memegang kendali atas takdir mereka sendiri.
Blanc melihat waktu yang tersisa - masih 15 menit. Taktik pressing terhadap Sahin sudah tidak efektif. Ia memutuskan untuk segera melakukan penyesuaian. Saat ini moral Borussia Dortmund sudah pulih dan waktu tinggal sedikit, serangan mereka pasti akan semakin ganas.
Jika tidak segera menyesuaikan taktik, Gawang mereka sendiri mungkin akan dalam bahaya.
Maka dari pinggir lapangan ia memberikan instruksi: tim harus bertahan dan melakukan serangan balik. Dalam kondisi pertahanan yang solid, lakukan serangan balik jika ada kesempatan. Jika tidak ada peluang, jangan nekat menyerang. Lebih baik tidak mencetak gol daripada kebobolan.
Jika bisa mempertahankan skor ini hingga akhir pertandingan, Paris Saint-Germain akan lolos ke Babak Semifinal.
Bersamaan dengan itu ia juga melakukan pergantian pemain: Cabaye masuk menggantikan Verratti.
Memperkuat pertahanan di lini tengah.
Maka pemain-pemain Paris Saint-Germain yang sebelumnya melakukan pressing ketat terhadap Sahin di area depan, mundur bagai air surut.
Zhou Yi kembali ke posisi Gelandang Serang, memungkinkannya lebih dekat mengancam gawang Paris Saint-Germain.
Seluruh tim Borussia Dortmund juga sadar waktu yang tersisa sedikit. Mereka harus memberikan segalanya dalam serangan, berharap bisa mencetak gol sebelum pertandingan berakhir.
Meski mungkin sadar bahwa serangan maju mereka akan menyisakan ruang kosong untuk serangan balik Paris Saint-Germain, mereka tak sempat memikirkan hal itu.
Nyatanya, Paris Saint-Germain memang berhasil melancarkan beberapa serangan balik.
Pada menit ke-77, mereka bahkan mendapat peluang bagus yang hampir menyamakan skor.
Saat itu Cabaye di lini belakang langsung mengirim umpan panjang ke kaki He Ying di area depan.
He Ying melakukan dribel penetrasi di sayap sebelum mengirim umpan silang. Hasilnya, Cavani yang berada 14 meter dari gawang justru mengangkat tembakan kaki kirinya!
"Cavani!! Peluang sebaik ini malah gagal ia manfaatkan! Sungguh sulit dipercaya!" teriak komentator stasiun TV Prancis dengan nada takjub.
Memang mengejutkan. Saat Cavani menembak, hanya kiper Weidenfeller yang berdiri di hadapannya. Saat itu, jantung para suporter Borussia Dortmund hampir copot menahan degup.
Tapi Cavani malah meludahkan "kue" yang sudah disuapkan He Ying ke mulutnya: "Pah! Ksatria sejati tak mau menerima pemberian!"
……
Meski terjadi situasi berbahaya di depan gawang, Borussia Dortmund tetap terus mengepung gawang Paris Saint-Germain.
Menit ke-78, Mark menyundul bola ke gawang di area penalti yang ditepis Sirigu, sementara rebound Yan Min melenceng dari gawang.
Menit ke-80, Zhou Yi memberikan operan, Sahin melepaskan tembakan keras dari jarak 20 meter yang kembali diamankan oleh Sirigu.
"Pertandingan memasuki 10 menit terakhir... Saya rasa sekarang di Westfalenstadion ini, baik suporter Borussia Dortmund maupun Paris Saint-Germain, mungkin tak ada satu pun yang masih bisa duduk di posisinya menyaksikan pertandingan..." ujar Marcel Leif.
Siaran TV menunjukkan adegan di pinggir lapangan. Tak hanya suporter, para pemain cadangan dan pelatih dari kedua tim juga hampir semuanya berdiri, menatap tegas ke lapangan dengan penuh ketegangan.
Menit ke-81, Aubameyang melakukan penetrasi di sayap kiri yang menyebabkan bek PSG Jallet melakukan pelanggaran. Wasit utama memberikan tendangan bebas untuk Dortmund di sisi lapangan tersebut.
Setelah Sahin mengeksekusi tendangan bebas ke sudut belakang gawang, tak ada pemain dari kedua tim yang berhasil menyambut bola di area tengah. Sirigu kembali tampil gemilang dengan melompat mundur dan meninju bola keluar!
Menit ke-83, Dortmund melancarkan serangan dari sisi lapangan. Zhou Yi membagi bola ke sayap kanan tempat Yan Min langsung memberikan umpan silang ke Mark yang berlari masuk ke area penalti. Namun Thiago Silva yang mundur bertahan memaksakan diri melompat dengan gerakan sulit, menyundul bola tepat sebelum Mark!
Kaki Mark sudah terayun untuk menendang, tapi tak sempat menyentuh bola yang melayang di atas kepalanya.
"Aubameyang yang mengejar tepat sampai di titik jatuh bola, langsung menghajar tanpa mengontrol bola!"
Bola melesat ke sudut jauh gawang, kali ini Sirigu gagal menyentuh bola, tapi bola juga tidak masuk ke gawang, melainkan menggeser tiang gawang jauh dan keluar melewati garis lapangan...
"Aubameyang... Aaaaaah! Dortmund kembali menyia-nyiakan kesempatan mencetak gol!"
"Borussia Dortmund terus mengepung gawang Paris Saint-Germain, namun selalu sedikit kurang beruntung untuk mencetak gol! Sekarang sudah menit ke-84 pertandingan, waktu yang tersisa untuk Dortmund semakin sedikit!" He Ping tak kuasa mengucapkan kalimat legendaris itu.
