Bayern München dan Borussia Dortmund sama-sama berhasil lolos ke semifinal Champions Eropa tanpa harus berhadapan.
Hal ini memicu spekulasi media Jerman - apakah final Liga Champions musim ini akan menghadirkan ulangan final musim lalu sebagai derby sepak bola Jerman?
Cukup dengan Dortmund mengeliminasi Atletico Madrid dan Bayern mengalahkan Real Madrid, kedua tim Jerman bisa bertemu di final lagi - bayangkan saja sudah membuat gempar.
Namun mungkin kedua tim sendiri tidak menginginkan hal itu, mereka lebih ingin lawan abadinya tersingkir di semifinal sementara mereka lolos ke final.
Media Spanyol menganggap ada data statistik yang mungkin mengisyaratkan Atletico Madrid akan menjadi juara kali ini. Jika ini terjadi, berarti Borussia Dortmund harus tersingkir.
Alasan media Spanyol terdengar agak "fatalistik" - atau bisa dibilang takhayul - mereka menganalisis persamaan antara juara Champions Eropa beberapa musim terakhir, menemukan bahwa sejak musim 2007-2008, kecuali dua musim lalu dan sebelumnya, semua juara Champions Eropa entah Barcelona atau tim yang berhasil mengeliminasi Barcelona.
Contohnya juara Champions Eropa musim 2007-2008 adalah Manchester United. Mereka bertemu Barcelona di semifinal, setelah mengeliminasi Barcelona, Manchester United mengalahkan Chelsea lewat adu penalti dalam hujan deras di Moskow untuk merebut trofi.
Juara Champions Eropa musim 2008-2009 memang Barcelona sendiri.
Juara Champions Eropa musim 2009-2010 adalah Inter Milan. Di bawah Mourinho, Inter berhasil mengeliminasi Barcelona di semifinal, dengan pertandingan tandang melawan Barcelona menjadi contoh klasik taktik parkir bus ala Mourinho.
Musim 2010-2011, trofi Champions Eropa kembali diraih Barcelona.
Berdasarkan pola ini, Atletico Madrid yang berhasil mengeliminasi Barcelona memiliki tingkat kemungkinan tinggi menjadi juara Champions Eropa musim ini.
Namun media Jerman mengejek argumen media Spanyol ini - jika ini disebut pola, sebenarnya sudah lama dilanggar dan tidak berlaku lagi.
Karena musim 2011-2012 dan 2013-2014 sama sekali tidak sesuai dengan "pola" yang disebutkan.
Juara musim lalu adalah Borussia Dortmund. Sepanjang perjalanannya, Dortmund tidak pernah bertemu Barcelona. Sementara itu, Bayern München yang berhasil mengeliminasi Barcelona di semifinal justru dikalahkan oleh Dortmund di final.
Adapun musim 2011-2012, gelar liga pada musim itu diraih Chelsea. Namun mereka juga tidak berhadapan dengan Barcelona. Borussia Dortmund berhasil mengeliminasi Barcelona setelah melalui pertarungan sengit di perempat final, namun Dortmund yang mengeliminasi Barcelona itu sendiri akhirnya dikalahkan Chelsea dan gagal melaju ke final.
Oleh karena itu, ini membuktikan bahwa media Spanyol sekedar membuat korelasi yang dipaksakan. Kebetulan yang sengaja diciptakan ini sama sekali tidak tahan dikritik.
Media Jerman tidak terlibat perdebatan dengan media Spanyol mengenai hal ini. Setelah memaparkan data sebagai tamparan telanjang, mereka langsung beralih memfokuskan pada "pertarungan puncak" Bundesliga berikutnya.
Bayern München akan menjamu Borussia Dortmund di kandang sendiri. Pertandingan inilah yang menjadi pusat perhatian, bukan hanya bagi sepak bola Jerman... melainkan seluruh dunia olahraga Jerman.
Kedua tim baru saja mengeliminasi lawan masing-masing di Champions Eropa yang baru berakhir, dan berhasil melaju ke semifinal.
Dengan demikian, pengaruh pertandingan Champions Eropa terhadap kedua tim menjadi setara. Tidak ada situasi dimana satu tim tersingkir sehingga harus berusaha sekuat tenaga memastikan gelar liga.
Meskipun pertarungan besar sudah di depan mata, Borussia Dortmund tetap memberikan liburan satu hari bagi para pemainnya.
Di satu sisi, tentu karena liga sudah mencapai tahap ini, semua orang sangat lelah. Baru saja bermain pertandingan Champions Eropa, memberikan beban dan tekanan pada stamina dan mental pemain. Pemain butuh istirahat untuk melepas tekanan.
Di sisi lain, mungkin karena kedua tim sudah terlalu saling mengenal. Di Bundesliga, mereka telah menjadi rival selama banyak musim, terutama empat musim terakhir. Karena sudah terlalu akrab, latihan taktik yang menyasar tidak diperlukan lagi. Reaksi masing-masing tim selama pertandingan seharusnya bisa ditebak. Dalam situasi seperti ini, lebih baik fokus pada istirahat pemain. Pada momen krusial, stamina lebih penting daripada latihan taktik.
Namun meski Borussia Dortmund melakukan ini, Bayern München yang juga mengenal lawan justru tidak mengikuti. Guardiola bahkan tidak memberikan liburan setengah hari pun. Setelah pertandingan Champions Eropa melawan Manchester United malam sebelumnya, tim langsung mengadakan latihan normal keesokan paginya.
Diduga ada dua alasan di balik ini.
Pertama, kedalaman formasi Bayern München lebih kuat dibanding Dortmund. Mereka juga melakukan rotasi pemain selama Champions Eropa. Selain itu, dalam pertandingan sebelumnya Bayern selalu melakukan rotasi, sehingga stamina pemain inti mereka jelas lebih baik daripada Dortmund. Apalagi Dortmund harus bertahan dengan formasi tidak lengkap sejak banyak pemainnya mengalami cedera.
Alasan kedua adalah kondisi yang tidak memungkinkan — pertandingan Bayern München melawan Manchester United digelar pada Rabu malam tanggal 9 April, sedangkan pertandingan melawan Borussia Dortmund dijadwalkan pada Sabtu malam tanggal 12 April. Dengan perhitungan ketat, hanya tersisa dua hari di antaranya. Jika Bayern München mengambil waktu istirahat setengah hari atau sehari, praktis tidak ada waktu untuk mempersiapkan pertandingan melawan Borussia Dortmund. Karena itu Guardiola tidak memberikan libur kepada tim.
Alasan kedua ini menimbulkan ketidakpuasan media Munich. Mereka mengkritik federasi Bundesliga yang dianggap tidak cukup fleksibel dalam menyusun jadwal. Meskipun jadwal telah ditetapkan sejak awal musim, penyesuaian tetap bisa dilakukan. Dalam situasi seperti ini, pertandingan penting yang berdekatan dengan jadwal Champions Eropa seharusnya tidak dipaksakan pada hari Sabtu. Mengapa tidak menjadwalkannya pada Minggu malam? Dengan begitu Bayern München akan mendapatkan tambahan satu hari, baik untuk istirahat maupun latihan, sehingga persiapan mereka bisa lebih optimal.
Tentu saja, keluhan media Munich langsung diejek oleh media Dortmund: "...Media Munich bilang harus mengubah jadwal pertandingan ke Minggu malam? Apa mereka lupa, di pertengahan pekan depan tim mereka masih ada semifinal Piala Jerman melawan Kaiserslautern. Kalau Bundesliga benar-benar memindahkan pertandingan ini ke Minggu, nanti ketika Bayern München bertanding melawan Kaiserslautern, apakah media Munich akan mengeluh lagi tentang jadwal semifinal Piala Jerman yang tidak memberi waktu istirahat? Intinya, pengaturan jadwal harus memuaskan Bayern München, jangan sampai Bayern München merasa sedikit pun tidak nyaman, kalau tidak dianggap tidak adil dan memihak Dortmund. Jujur saja, retorika seperti ini sudah kami dengar bertahun-tahun, bisakah media Munich cari alasan baru lain kali?"
Dua media lokal ini benar-benar saling beradu strategi dengan penuh bubuk mesiu.
Sebelumnya media Dortmund pernah protes tentang penjadwalan Champions Eropa, di leg pertama Dortmund bertanding di hari kedua, tapi leg kedua tiba-tiba dipindah ke hari pertama sehingga waktu istirahat tim berkurang satu hari. Saat itu sudah diejek oleh media Munich.
Sekarang giliran media Dortmund yang mengejek dan mengkritik media Munich.
Selama persaingan antara Borussia Dortmund dan Bayern München masih ada, tradisi media lokal kedua wilayah yang saling beradu strategi dan bertengkar sengit ini akan terus bertahan...
Perdebatan seperti ini tidak ada benar salahnya, hanya masalah posisi. Seperti pepatah "posisi pantat menentukan kepala" – di mana pantat duduk, di situlah kepala akan bicara.
……
Setelah istirahat penuh sehari, para pemain yang bermain di pertandingan Champions Eropa pertengahan pekan baru kembali ke Basis Pelatihan Brackel untuk berlatih bersama tim mempersiapkan pertandingan Sabtu malam.
Karena rival lama Bayern München dan Borussia Dortmund sudah terlalu saling mengenal, mustahil mencari kejutan baru dalam waktu terbatas. Tidak ada tim yang bisa mempelajari taktik atau formasi baru hanya dalam sehari latihan.
Dalam kondisi seperti ini, daripada membuat "senjata rahasia", lebih baik menguasai sepenuhnya peralatan yang sudah ada.
Oleh karena itu, dalam latihan dua hari terakhir fokus pada latihan rutin, dengan peningkatan khusus pada set-piece mencetak gol dan latihan pertahanan.
Mengingat pertandingan ini kemungkinan besar akan menentukan pemegang gelar liga musim ini, media pun ramai memberitakan. Berbagai legenda tim dan pendukung dari kedua kubu ikut nimbrung dalam perang mulut.
Untuk sementara, komentar-komentar kontroversial bertebaran bagai percikan ludah.
Untungnya persiapan hanya butuh 2-3 hari. Bayangkan jika persiapan seminggu – skala perang mulut ini bisa tak terkendali...
Kedua tim juga menjadi objek wawancara utama media.
Misalnya pemain seperti Götze yang pernah bermain untuk Borussia Dortmund.
Belakangan kondisi Götze cukup baik. Dia sama sekali tidak bermain di pertandingan Champions Eropa sebelumnya, bukan karena Guardiola mengesampingkannya lagi, melainkan untuk mengistirahatkannya guna mempersiapkan pertandingan melawan Borussia Dortmund ini.
Semua ingin mendengar pendapat Götze tentang pertandingan ini.
Götze tentu tahu maksud media-media ini. Saat menjawab pertanyaan, dia sangat berhati-hati. Pertama-tama dia memuji performansi Borussia Dortmund musim ini: "...Saya senang melihat mereka lolos ke semifinal Champions Eropa bersama kami..."
Kemudian dia tidak ingin membuat pendukung Bayern München kecewa, sehingga langsung mengubah nada pembicaraan: "Tapi sekarang saya pemain Bayern München. Saya akan berjuang demi kehormatan tim kami. Saya ingin meraih kesuksesan di sini, dan saat ini saya merasa sangat baik."
Di sisi Borussia Dortmund, meskipun Zhou Yi adalah pemain inti, media lebih suka mewawancarai Großkreutz. Pendukung setia Dortmund ini selalu memberikan pernyataan mengejutkan yang menjadi bahan sensasi media.
Dia secara blak-blakan menyatakan ketidaksukaannya terhadap para pengkhianat.
"Kami akan mengalahkan mereka di kandang lawan dan merebut gelar liga musim ini! Biarkan mereka yang pergi melihat betapa salahnya pilihan mereka dahulu!"
Tentu saja, sebagai pemain inti tim, Zhou Yi tidak mungkin tidak diwawancarai. Apa yang akan dia katakan?
“Saya rasa kalian salah menyebut pertandingan ini sebagai ‘final’…” Zhou Yi mulai mengkritik wartawan media yang menjadikan pertandingan ini sebagai bahan sensasi. “Di liga mana ada konsep ‘final’? Setelah pertandingan ini, masih tersisa empat laga liga. Kalah di satu pertandingan saja bisa mengubah hasil akhir. Jadi harus berpikir lebih jangka panjang…”
Orang-orang mengira Zhou Yi kembali mengucapkan “omongan kosong yang klise”, tapi dia melanjutkan: “Untuk jadi juara, kita harus jamin kemenangan penuh. Bukan cuma mengalahkan Bayern München lalu selesai! Kita harus terus menang sampai akhir! Sama sekali tidak memberi kesempatan Bayern München membalikkan keadaan!”
Baru saat itulah semua tersadar—Zhou Yi-lah yang paling lancang bicaranya! Pertandingan melawan Bayern München bahkan belum dimainkan, dia sudah menetapkan pemenangnya…
