Guardiola menunjukkan ketidakpuasan yang jelas terhadap wasit utama Zwayer dalam pertandingan ini.
Tapi masih ada hal lain yang akan membuatnya semakin kesal...
Tiga menit setelah pelanggaran Martinez, Bayern München mengepung area depan Dortmund.
Awalnya Borussia Dortmund mengirim umpan maju dari sayap, tapi Aubameyang yang menarik diri untuk membantu gagal mengontrol bola saat berbalik, karena bek kanan Bayern München Rafinha menyodok bola dari belakang.
Bola yang tersodok jatuh ke kaki Kapten Bayern München, Philipp Lahm.
Lahm langsung berbalik dan mengirim umpan maju ke Arjen Robben di sayap.
Setelah menguasai bola, Robben melakukan kombinasi satu-dua dengan Robert Lewandowski yang berada dekat. Ia melepaskan diri dari bek dengan pergerakan tanpa bola, lalu melakukan dribel horizontal setelah menerima umpan balik Lewandowski.
Saat menghadapi pressing dari pemain Borussia Dortmund, ia segera mengoper ke Bastian Schweinsteiger yang menunggu di samping, lalu melakukan akselerasi ke depan mencoba kombinasi satu-dua lagi.
Sayangnya Schweinsteiger gagal mengontrol bola dengan baik, menyebabkan bola memantul dan memaksanya melakukan penyesuaian posisi. Hal ini membuat timing umpan ke Robben terlewat.
Schweinsteiger harus memilih target umpan baru, memutuskan untuk mengembalikan bola ke Lahm.
Saat mencoba mengangkat bola, bola justru menyentuh tangan gelandang bertahan Borussia Dortmund Sven Bender yang sedang pressing!
Schweinsteiger segera mengangkat tangan menuding pelanggaran handsball oleh pemain Dortmund.
Wasit utama Zwayer pun meniup peluit menghentikan pertandingan.
Sven Bender merasa sangat tidak adil, ia menjelaskan kepada wasit utama bahwa tangannya tidak terbuka, dan itu adalah bola yang mengenai tangan, bukan tangan yang menyentuh bola.
Namun wasit utama tidak mendengarkan penjelasannya dan memberi isyarat tendangan bebas untuk Bayern München.
Tapi dia tidak memberikan peringatan lisan kepada Sven Bender, juga tidak memberikan kartu.
Hal ini membuat para suporter Bayern München di tribun tidak puas, seketika Allianz Arena bergema dengan siulan keras.
Guardiola di depan bangku cadangan juga terlihat sangat emosional, ia langsung berpaling ke ofisial keempat sambil menggelengkan kepala dan melambaikan tangan, berteriak protes: "Mengapa tidak ada kartu?!"
Ofisial keempat menekan kedua tangan sebagai isyarat agar Guardiola tetap tenang.
Guardiola masih terus mempermasalahkan hal ini dengan ofisial keempat.
Anggota tim pelatih Borussia Dortmund di sebelah secara serentak menoleh ke arah itu.
"Pertandingan baru berjalan tiga belas menit, apakah perlu Guardiola sampai sebegitu emosional?" seseorang bertanya heran.
"Kenapa tidak? Kamu kan tahu betapa pentingnya pertandingan ini. Tentu dia harus memperjuangkan setiap detail."
"Menurutku ini justru bagus, ha!" Klopp tertawa. "Ini menunjukkan Guardiola sedang panik, mentalitasnya tidak seimbang. Berita bagus untuk kita."
Saat Guardiola berdebat dengan ofisial keempat, para pelatih Bayern München lainnya juga berteriak-teriak di pinggir lapangan menyatakan ketidakpuasan mereka.
Berbeda kontras dengan mereka, di bangku cadangan Borussia Dortmund semua duduk dengan kaki disilangkan, tangan menopang dagu, menatap lapangan sambil mengobrol.
Sebagai pengejar yang selalu mengikuti pelari terdepan dalam maraton, saat hanya terpaut selangkah, mentalitas Dortmund memang lebih baik dibanding Bayern München yang sedang dikejar...
Akhirnya Sven Bender tidak mendapat kartu kuning. Tendangan bebas Alaba melenceng melewati garis lapangan. Weidenfeller bahkan tidak melakukan penyelamatan, hanya memutar kepala melihat bola melenceng dari gawang.
Serangan Bayern München kali ini tidak menghasilkan apa-apa.
Siaran TV menampilkan close-up shot Guardiola di pinggir lapangan. Dalam lensa, Guardiola meniup bibir dengan hembusan nafas, terlihat frustrasi.
……
Tak lama kemudian Bayern München kembali melancarkan serangan. Perobekan sayap kanan oleh Arjen Robben disapu Durm hingga bola keluar garis lapangan. Bayern München dapat tendangan pojok.
Dalam 10+ menit pertama ini, secara umum Bayern München yang bermain di kandang sendiri lebih mendominasi. Penguasaan bola mereka lebih tinggi dari Dortmund, frekuensi masuk ke Zona 30 Meter lawan juga lebih banyak.
Selain keputusan wasit di awal yang kontroversial, tetap terlihat jelas bahwa ini memang kandang sendiri Bayern München.
"Menghadapi serangan agresif Bayern München, Borussia Dortmund saat ini hanya bisa melakukan pertahanan mengerut. Tidak diketahui apakah mereka sedang mempersiapkan serangan balik, tetapi setidaknya sampai saat ini, Bayern München belum memberi mereka kesempatan untuk membalas."
"Lahm yang akan mengeksekusi tendangan bebas ini. Namun alih-alih mengirim bola langsung ke depan gawang, dia malah mengoper ke luar area penalti."
"Di sana, Götze sedang menanti!"
"Zhou Yi juga berada di luar area penalti. Melihat bola dioper ke luar, dia langsung menebak strategi Bayern München."
"Dia segera berlari menekan Götze."
"Götze melompat dan mengontrol bola tinggi dari Lahm dengan dadanya yang kekar, lalu langsung mengayunkan kaki kanan untuk memantulkan bola ke arah kiri!"
"Bola terbang melampaui kepala Zhou Yi."
"Wah cantik! Giringan pantulan indah dari Götze, luar biasa!" teriak Marcel Leif.
"Sambil menghindari pressing Zhou Yi, Götze langsung mengayunkan kaki menghajar bola yang jatuh dengan tendangan keras!"
"Braak!"
"Bola melesat langsung ke arah gawang!"
"Hummels melompat di kerumunan dan menghalau bola dengan tubuhnya. Bola mengenai kaki yang diulurkannya."
"Bola memantul tinggi melewati mistar gawang. Bayern München mendapat tendangan pojok lagi."
"Wu——!!"
"Sorakan di tribun tiba-tiba terhenti."
"Namun tak lama kemudian tepuk tangan bergemuruh."
"Tepuk tangan ini ditujukan untuk serangan Bayern München kali ini, dan untuk Götze."
Siaran TV langsung menayangkan rekaman ulang slow motion tembakan Götze.
"Keputusan Götze sangat cerdik! Pertama mengontrol bola dengan dada, lalu langsung menyundul bola melewati Zhou Yi yang menyambar, kemudian langsung menghajar tendangan keras... Kalau bukan karena sapuan tepat Hummels, mungkin saja bola masuk. Jika benar masuk, pasti jadi gol spektakuler..." Duan Xin juga memuji performa Götze.
Marcel Leif: "Ini membuktikan kondisi Götze sedang prima! Di tengah perebutan gelar liga yang semakin memanas, kondisi puncak Götze menjadi senjata ampuh Bayern München. Sejak transfer ke Bayern München, Götze sebenarnya terus berada di bawah tekanan berat. Suporter Dortmund mencapnya pengkhianat, sementara suporter Bayern München mengawasinya dengan curiga. Jika dia benar-benar bisa membantu Bayern meraih gelar liga, semua tekanan akan pupus seperti asap, semua masalah internal akan terselesaikan..."
Melihat tembakannya dihalau Hummels, Götze menyangga kepala dengan kedua tangan penuh penyesalan.
Di sebelahnya, Zhou Yi menoleh memandangnya.
Sundulan itu benar-benar di luar kendalinya. Meski tahu Götze akan menyundul, Zhou Yi tak bisa berbuat apa-apa. Kali ini dirinya benar-benar menjadi latar belakang kejayaan Götze...
“Götze menyesal selesai, menemukan Zhou Yi sedang menatapnya.”
Maka saat melewati Zhou Yi, dia menurunkan suara dan berbisik di telinganya: “Kali ini aku akan mengalahkanmu!”
“Apa?” Zhou Yi tertegun, tak menyangka Götze tiba-tiba mendekat dan mengucapkan kalimat itu.
Götze tidak mengulang, juga tidak memberi penjelasan, langsung masuk ke area penalti untuk mempersiapkan tendangan pojok kedua.
“Bayern München mendapatkan dua tendangan pojok beruntun, menciptakan tekanan terhadap Borussia Dortmund!” komentator radio Munich bersemangat.
Kali ini Philipp Lahm lagi yang mengeksekusi, namun tidak mengarahkan bola ke luar area penalti lagi.
Soalnya baru saja melakukan itu, harus ada variasi...
Mana ada taktik tendangan pojok yang dipakai terus-menerus? Apalagi setelah tembakan Götze yang memalukan tadi, Dortmund pasti sudah siaga.
Jadi Lahm langsung mengarahkan bola ke depan gawang Dortmund.
Mats Hummels melompat untuk duel udara, menyundul bola keluar.
Bola jatuh ke kaki Yan Min yang berada di luar.
Yan Min mengontrol bola lalu berbalik, baru saja berputar, Bastian Schweinsteiger langsung menyergap.
Yan Min menyodok bola jauh-jauh dengan tendangan panjang.
Dirinya sendiri mulai menyalip Schweinsteiger.
Seluruh proses dilakukan dalam satu tarikan napas.
“Serangan balik Dortmund!” teriak Marcel Leif.
Di tengah siulan suporter Bayern München, Yan Min mengandalkan kecepatan untuk mengejar bola, melangkah lebar membawa bola dan menekan ke depan.
Pada saat ini, pemain Bayern München baru terburu-buru mundur bertahan.
Pada tendangan pojok sebelumnya, Rafinha tetap bertahan di belakang dan tidak maju. Sekarang pentingnya tindakan itu terbukti.
Dia dengan cepat menekan ke depan, lalu menyodok bola keluar garis lapangan sebelum Borussia Dortmund sempat melancarkan serangan balik.
"Rafinha! Dia melakukan pertahanan yang cantik! Serangan balik Dortmund gagal terbentuk!"
Suporter Bayern München di tribun memberikan tepuk tangan dan sorakan untuk Rafinha.
Tapi sorakan itu belum reda ketika mereka melihat Yan Min sama sekali tidak menyerah maupun mengeluh, melainkan langsung berlari ke garis lapangan mengambil bola yang disodok Rafinha, lalu melemparnya kembali ke lapangan sebelum lawan sempat bereaksi!
Tendangan bebas bisa dilakukan cepat, tendangan pojok juga bisa cepat, lemparan ke dalam pun sama!
Dia melemparkan bola ke Reus yang tadi meleset seperti panah bersamanya.
Reus yang melihat bola keluar garis lapangan langsung mempercepat langkah mendekati sisi lapangan.
Yan Min yang paham sinyal ini pun melakukan "lemparan ke dalam" cepat.
Rafinha yang melihat situasi ini langsung menyerbu Reus, meski tak bisa merebut bola setidaknya menghalanginya membawa bola maju.
"Tetapi Reus sama sekali tidak berniat untuk maju, saat menerima bola, dia langsung mengoper dengan punggung kaki luar!"
Ini adalah operan dengan tingkat kesulitan tinggi, namun Reus yang berbakat berani melakukannya, bola tetap terkirim tepat di depan Aubameyang.
Aubameyang membawa bola menyerbu area penalti Bayern München.
"Serangan balik Borussia Dortmund masih berlanjut!" teriak Marcel Leif.
"Hati-hati..." komentator radio Munich berucap gugup.
Pemain Bayern München yang mundur bertahan langsung berkerumun ke arah Aubameyang.
Berharap bisa menekan Aubameyang ke sayap.
Aubameyang memang membawa bola ke sayap, tapi baru selangkah, dia mengoper bola melintang dengan punggung kaki kanan!
Bola menerobos lingkaran kepungan Bayern München, mendarat di depan sisi kanan area penalti.
Di sana, Zhou Yi menyambut bola!
"Zhou Yi!!"
