Setelah melewati Zhou Yi dengan nutmeg, Götze segera mengejar bola, menggiring sambil mengubah arah menuju area penalti Borussia Dortmund.
Sven Bender mengejar dari belakang, mengincar timing tepat untuk melakukan sliding tackle.
Namun Götze sudah lebih dulu menggeser bola dan melompat menghindari tackle-nya.
"Gol bagus!" Marcel Leif bersorak melihat rangkaian dribel Götze.
Suporter Bayern München di tribun Allianz Arena juga bergemuruh menyambut aksi ini.
Götze seperti pisau panas yang siap menembus area penalti.
Yan Min yang mundur bertahan dari depan menyergap Götze, mengait bahunya dengan tangan, lalu menggunakan momentum sprint untuk menjatuhkan Götze yang sedang on fire...
Sorakan berubah menjadi siulan, diiringi bunyi peluit wasit utama.
"Pelanggaran Yan Min... Tapi ini forced error. Kalau tidak, Götze bisa masuk area penalti dan bahkan sulit melakukan faul nanti..." Duan Xin segera membela rekan setimnya.
"Tackle Yan Min sangat tepat timing-nya!" Marcel Leif juga memuji.
Meski kadang pemain China ini terlihat ceroboh, tapi kali ini tindakannya benar.
Zhou Yi yang membalik mengejar juga menepuk-nepuk bahu Yan Min sambil menariknya pergi: "Setelah melakukan pelanggaran, jangan terus berkeliaran di depan wasit utama, apa ingin mengingatkannya untuk memberimu kartu?"
Yang membuat suporter Bayern München dan Guardiola sangat kecewa, wasit hanya meniup pelanggaran Yan Min dan memberi isyarat Bayern München untuk mengeksekusi tendangan bebas ini, namun sama sekali tidak memberikan sanksi kepada Yan Ming yang melanggar - baik peringatan lisan maupun kartu warna apapun.
Tidak memberi peringatan lisan masih bisa dimaklumi, toh ini pelanggaran taktis yang tidak perlu diingatkan. Tapi bukankah seharusnya diberi kartu?
Tidak, wasit Zwayer tetap tidak mengeluarkan kartu.
Di pinggir lapangan, Guardiola mengangkat kedua tangannya sambil tersenyum getir.
Hanya dengan cara ini dia bisa mengekspresikan kekecewaannya. Jika dia berdebat dengan wasit atau ofisial keempat, kemungkinan besar akan diusir ke tribun - kerugian besar untuk pertandingan krusial ini...
Sementara suporter Bayern München di tribun tidak perlu banyak khawatir. Mereka meluapkan protes dengan siulan dan cacian keras untuk menyatakan ketidakpuasan terhadap keputusan wasit.
……
Meski Yan Min berhasil menggagalkan serangan Bayern München dengan pelanggaran, tim tamu tetap mendapat hadiah tendangan bebas di posisi strategis. Karena itu, Dortmund tidak boleh lengah - mereka menyusun tembok pemain dengan cermat.
Tendangan bebas ini dieksekusi oleh Arjen Robben.
Bola hasil tendangannya terbang tinggi, namun berhasil diblok oleh tembok pemain Dortmund yang melompat.
Bola sepak menghantam tembok pemain dan terpantul tinggi, setelah jatuh kembali dipukul keluar oleh pemain Borussia Dortmund.
Di luar area penalti, Götze menguasai titik jatuh kedua.
Setelah menguasai bola, ia melakukan penetrasi di sayap kiri.
Dengan kondisi fisik yang sangat prima hari ini, ia tampil penuh kepercayaan diri menghadapi pertahanan lawan - siapapun yang berdiri di hadapannya, sepertinya ia punya kemampuan untuk menembusnya!
Menghadapi Großkreutz yang paling getol mencacinya, Götze menggunakan punggung kaki luar kiri untuk menggeser bola ke dekat garis lapangan, lalu berakselerasi mengejar bola seolah hendak memberikan umpan silang dari garis dasar.
Großkreutz langsung melesat maju untuk mengejar.
Setelah menyusul bola, Götze mengayunkan kaki kirinya seolah hendak melakukan umpan silang.
Großkreutz melemparkan kakinya untuk menghalangi upaya crossing tersebut.
Ternyata itu hanya gerakan tipuan! Götze menarik kembali bola dengan kaki kirinya sambil berhenti mendadak dan berbalik, menyelinap melewati Großkreutz yang sudah kehilangan keseimbangan, lalu membawa bola menerobos masuk ke area penalti!
"Götze! Penetrasi yang cantik!"
Di dalam kotak penalti, Götze melakukan dribel horizontal sebentar, alih-alih mengoper ia membuka sudut tembak lalu melepas tendangan keras!
Bola melesat tepat ke sudut dekat gawang.
Weidenfeller awalnya mengira Götze akan mengoper ke tengah, sehingga pusat gravitasinya sudah bergerak ke arah area tengah. Tak disangka Götze justru menembak ke sudut dekat!
Ia buru-buru menggeser berat badan dan terjatuh melakukan penyelamatan.
Tangannya nyaris berhasil menghalangi bola yang menggelinding, namun bola masih berputar-putar di depan gawang.
Pada saat itu, Zhou Yi yang telah mundur bertahan ke depan gawang berbalik dan menendang bola sejauh mungkin ke area depan, krisis akhirnya teratasi sementara...
……
Götze yang gagal mencetak gol terlihat sangat menyesal, menyangga kepala dengan kedua tangan.
Kini dia tak lagi menyembunyikan emosinya. Dengan mengenakan seragam Bayern München, dia memberikan segalanya untuk klubnya, sekaligus menyesali kegagalan mencetak gol. Ini adalah kandang Bayern München, jadi tak perlu khawatir dengan pandangan suporter Borussia Dortmund.
"Kondisi Götze hari ini benar-benar prima..." Duan Xin dari CCTV juga terkesima dengan performanya. "Mungkin semangatnya berkobar karena berhadapan dengan bekas klubnya. Sejak transfer ke Bayern München, banyak suporter Dortmund yang mencapnya sebagai pengkhianat. Emosi inilah yang mungkin memicu motivasi ekstra saat melawan Dortmund?"
Guardiola jelas merasa sayang atas kegagalan gol tersebut, tapi segera memberi tepuk tangan untuk usaha Götze, bersamaan dengan suporter Bayern München di tribun.
Untuk memastikan Götze tampil sebagai pemain utama di pertandingan ini, pelatih sengaja tak memainkannya di laga Champions Eropa melawan Manchester United sebelumnya, demi mengistirahatkannya agar bisa menghadapi Dortmund dalam kondisi puncak.
Guardiola tahu ketidakpuasan suporter Borussia Dortmund terhadap Götze, dan juga memahami sikap Götze terhadap hal ini.
Dia akan memanfaatkan hal ini sebaik-baiknya, menjadikan Götze sebagai penggali kubur Borussia Dortmund yang akan membantunya mengakhiri dominasi tiga musim Dortmund atas gelar Bundesliga...
Bukankah alasan Bayern München membayar mahal untuk merekrutnya sebagai pelatih adalah karena performansi luar biasa Borussia Dortmund dalam tiga musim terakhir, yang menyebabkan Bayern München gagal menjadi juara Bundesliga selama tiga tahun berturut-turut? Pengalaman seperti ini jarang terjadi dalam sejarah Bayern München.
Sejak didirikannya Bundesliga pada musim 1963-1964, Bayern München telah meraih dua puluh satu gelar liga.
Terakhir kali mereka gagal menjadi juara liga selama tiga musim berturut-turut terjadi pada musim 1992-1993 saat Werder Bremen menjadi juara, sebelumnya Stuttgart meraih gelar di musim 1991-1992, dan Kaiserslautern tampil sebagai juara di musim 1990-1991.
Setelah tahun 1993, Bayern München tidak pernah lagi gagal meraih gelar liga selama tiga musim berturut-turut atau lebih. Masa terpanjang tanpa gelar hanyalah dua musim - di musim 1994-1995 dan 1995-1996 saat Borussia Dortmund meraih gelar berturut-turut.
Kini, Borussia Dortmund kembali memberikan momen memalukan dengan membuat Bayern München gagal menjadi juara liga selama tiga musim berturut-turut.
Jika musim ini gelar liga kembali direbut Borussia Dortmund, maka Bayern München akan gagal menjadi juara liga selama empat musim berturut-turut.
Dalam sejarah, ini hanya terjadi dua kali - pertama pada periode 1964 hingga 1968 (tahun-tahun awal Bundesliga), dimana lima tim berbeda meraih gelar dalam lima tahun tanpa melibatkan Bayern München. Kedua pada 1975-1979 saat Borussia Mönchengladbach meraih tiga gelar berturut-turut, diselingi Köln dan Hamburg.
Namun itu semua terjadi di era awal Bundesliga. Kini Bayern München sudah mendominasi liga bertahun-tahun, kapan terakhir mengalami "aib besar" seperti ini?
Memasuki milenium baru, dalam 13 tahun terakhir Bayern München telah meraih tujuh gelar liga, benar-benar penguasa Bundesliga.
Tugas pertama Guardiola di Bayern München adalah mengembalikan sang raja ke tahtanya.
……
Götze terus-menerus menembus pertahanan lawan, menciptakan banyak kesempatan meski belum mencetak gol. Moral seluruh tim pulih dengan cepat.
Mereka memiliki target jelas - menyamakan skor sebelum babak pertama berakhir.
Tak lama kemudian, Bayern München melancarkan serangan dari sayap kanan. Kali ini Götze berpindah ke sisi kanan.
Setelah menguasai bola di sayap, dia langsung memberikan umpan silang akurat.
Robert Lewandowski yang berada di area tengah langsung menghajar bola dengan tendangan voli udara spektakuler!
Weidenfeller menyambar bola ke samping dengan susah payah, menyambar bola keluar, kemudian depan gawang kembali jatuh dalam kekacauan.
Di tengah kekacauan, Mats Hummels menendang bola keluar garis lapangan, Bayern München mendapatkan tendangan pojok.
Philipp Lahm mengambil tendangan pojok, Dante menyundul bola, tapi terlalu tinggi, bola langsung melambung melewati mistar gawang, keluar garis lapangan.
"Serangan Bayern München belakangan ini sangat ganas! Penggerak serangan ganas ini adalah Götze!" kata Marcel Leif. "Kondisi Götze hari ini sangat bagus, meski pernah bermain untuk Borussia Dortmund yang cukup mengenalnya, tapi tidak bisa menghentikannya dengan baik... Sekarang babak pertama sudah hampir 40 menit. Jika tidak melakukan pertahanan yang menyasar Götze, membiarkannya terus bermain seperti ini, lini pertahanan Dortmund akan terus dalam kondisi tegang, nanti mudah melakukan kesalahan..."
"Dalam pertandingan ini Guardiola memberi Götze kebebasan besar, tidak seperti sebelumnya yang selalu membatasinya di sayap... Begitu Guardiola melepas batasan pada Götze, dia membalasnya dengan bakatnya..." komentar Duan Xin juga.
Menit ke-43, Götze kembali menguasai bola di sayap kiri, menghadapi tekanan Großkreutz, pertama-tama menggoyang tubuh bagian atas seolah akan menyarang ke dalam.
Großkreutz ikut tergoyang, tapi kaki kanannya Götze menggeser bola ke arah garis lapangan.
Großkreutz segera berbalik menghadang posisi, berniat melakukan tackle.
Götze lebih cepat di kakinya, dengan lembut mengoper bola ke area penalti, lalu dengan tegas menerobos masuk ke area penalti.
Großkreutz terlihat kerepotan menghadapi langkah gesit Götze, kakinya terbelit menunjukkan tanda-tanda kehilangan keseimbangan!
Götze memanfaatkan kesempatan menggiring bola ke depan, ingin benar-benar melewati lawannya.
Großkreutz hampir merangkak ke tanah, tapi tetap tak mau menyerah. Ia melepaskan pusat gravitasi tubuhnya sepenuhnya, melemparkan tubuhnya untuk menindih kaki Götze.
Akibatnya Götze sendiri kehilangan keseimbangan, keduanya terjatuh di... area penalti.
"Tembusan Götze sangat tajam dan menarik, Großkreutz sama sekali tak berkutik dihadapannya! Dalam pertandingan ini Götze sedang on-fire, semua gerakannya sukses! Giringannya seperti main-main saja!" teriak Marcel Leif. "Apa kubilang tadi? Jika Götze terus dibiarkan bermain seperti ini, Borussia Dortmund pasti akan dapat masalah! Sekarang, masalah besar datang! Ini harusnya Penalti yang tak ada kontroversi!"
Di tengah gemuruh siulan, wasit akhirnya membuat keputusan yang memuaskan suporter Bayern München - dia meniup peluit sambil menunjuk titik penalti di area penalti Dortmund.
Ini Penalti!
Selain itu, dia juga mengeluarkan kartu kuning dari saku, mengaitkan jari menyuruh Großkreutz bangkit untuk menerima kartu.
Para pemain Borussia Dortmund berkerumun, membela Großkreutz, sementara pemain Bayern München membantu Götze berdiri lalu berpelukan dan tos tangan merayakan penalti ini.
Di area penalti Dortmund, suasana berubah drastis bagai dua dunia yang berbeda: es dan api.
Saat berpelukan dan tos tangan dengan rekan setimnya, Götze masih sempat melirik ke arah Zhou Yi.
Lihat?
Inilah tujuan transferku ke Bayern München - untuk bertarung habis-habisan melawanmu di lapangan!
