Penalti ini sama sekali tidak kontroversial.
Seberapapun para pemain Borussia Dortmund membujuk wasit utama, keputusan penalti tak mungkin diubah. Mereka sebenarnya lebih memprotes kartu kuning untuk Großkreutz.
Sebagai bek sayap pemain utama, mendapat kartu kuning sebelum babak pertama berakhir - ditambah gaya bermain Götze yang terus menyasar posisinya, Großkreutz yang sudah terkena kartu pasti akan kewalahan melawannya...
Mereka merasa bahwa terobosan Götze tadi, meski sukses, hanya mendekati garis lapangan dan tidak langsung berhadapan dengan gawang, sehingga tidak menimbulkan ancaman langsung. Dalam kondisi seperti ini, pelanggaran Großkreutz seharusnya tidak diberi kartu.
Tapi wasit utama Zwaier tidak mendengarkan pembelaan mereka.
Pada akhirnya para pemain Borussia Dortmund terpaksa bubar dengan pasrah.
Großkreutz masih bergumam: "Aku tidak sengaja, aku kehilangan keseimbangan dan tidak sengaja menabraknya saat jatuh..."
Zhou Yi menepuk bahunya dengan serius: "Jangan bahas itu lagi. Lebih baik pikirkan pertandingan selanjutnya. Jelas-jelas Götze sedang menyasarmu..."
Mata Großkreutz langsung melotot: "Menyasar aku? Akan kuajarkan dia pelajaran!"
"Justru itu yang kukhawatirkan..." Zhou Yi menghela napas. "Kau mau diusir keluar lapangan? Lalu kami bertanding dengan 10 pemain? Jika tidak menang, inisiatif akan kembali ke tangan Bayern München."
Großkreutz tertegun, menyadari kebenarannya. Tapi ia masih geram dan tak mau menunduk pada Götze. Wajahnya mengeras hingga Zhou Yi pergi tanpa respon darinya.
……
Götze berhasil memperoleh penalti untuk Bayern München, tapi eksekusi diserahkan kepada Robert Lewandowski.
"Sungguh ironis..." kata Marcel Leif melihat Robert Lewandowski berdiri di titik penalti. "Musim lalu, Götze yang membela Borussia Dortmund berhasil mendapatkan penalti untuk Bayern München. Sedangkan Lewandowski yang akan mengeksekusi penalti ini juga bermain untuk Borussia Dortmund musim lalu. Ini benar-benar separuh lapangan yang dikuasai mantan pemain Dortmund... Melepas Götze mungkin bisa dimaklumi karena dia memang sejak kecil suporter Bayern München. Tapi melepas Lewandowski adalah keputusan terbodoh yang pernah dibuat manajemen klub Borussia Dortmund..."
Siaran TV juga paham situasi, langsung menyorot podium CEO klub Borussia Dortmund Watzke - makanya kualitas siaran Bundesliga memang bagus.
Di layar, Watzke terlihat tanpa ekspresi. Tapi tidak ada yang tahu drama seperti apa yang sedang terjadi di benaknya.
Duan Xin bahkan memberikan "spekulasi jahat": "Apa Guardiola sengaja menyuruh Robert Lewandowski untuk mengeksekusi penalti ini? Ini jelas-jelas bukan hanya ingin mencetak gol, tapi juga ingin mengejek Borussia Dortmund habis-habisan. Beberapa tahun terakhir Dortmund memang bersaing langsung dengan Bayern München di liga dan Champions Eropa. Di lapangan Dortmund bisa menang, tapi di luar lapangan mereka kalah telak..."
Di internet China, ada suporter yang mengungkap "sejarah kelam" Robert Lewandowski dan masih berharap: "Pada leg kedua pertandingan antara Borussia Dortmund dan Bayern München musim lalu, Robert Lewandowski juga mendapat kesempatan penalti, tapi dia gagal mencetak gol. Entah kali ini akan sama atau tidak?"
……
Setelah semua pemain kedua tim kecuali kiper Weidenfeller dan Robert Lewandowski keluar dari area penalti, wasit utama Zvir membunyikan peluit.
Peluit berbunyi, Robert Lewandowski melakukan lari ancang-ancang, lalu melepaskan tendangan rendah!
Bola menyusur rumput dan meluncur ke sudut kiri bawah gawang!
Weidenfeller menebak arah yang benar, dia pun menyambar!
Tapi tendangan Robert Lewandowski ini sangat bertenaga, laju bola sangat cepat. Weidenfeller baru menyambar setelah bola masuk ke jaring...
"GOOOOOOOOOOOOOOOOOOOL!!! Robert Lewandowski! Robert Lewandowski!! Menjelang akhir babak pertama, dia berhasil menyamakan skor untuk Bayern München!"
Setelah mencetak gol, Robert Lewandowski berlari ke bendera sudut untuk merayakan bersama suporter Bayern München di tribun Allianz Arena.
Meski berhasil menembus gawang bekas klubnya, dia tidak perlu menyembunyikan emosi atau berpura-pura menghormati mantan klubnya. Kepergiannya dari Borussia Dortmund sebenarnya dipenuhi kekecewaan. Saat menghadapi Dortmund, gol adalah target utamanya. Jika berhasil mencetak gol, dia akan merayakannya dengan bebas tanpa peduli perasaan suporter Borussia Dortmund. Kini dia bagian dari Bayern München dan tak berniat kembali ke Dortmund. "Tak perlu bertemu lagi di dunia sepakbola, apa yang perlu ditakutkan?"
Para pemain Bayern München berduyun-duyun mendatangi Robert Lewandowski, bahkan Götze pun ikut dalam kerumunan itu.
Di area bangku cadangan, Guardiola dan rekan-rekan pelatihnya juga turut merayakan gol tersebut.
Seluruh Allianz Arena bergema dengan sorakan suporter Bayern München.
Di tengah sorakan gembira itu, Klopp hanya bisa menggelengkan kepala dengan pasrah.
Terhadap kebijakan manajemen klub, dia tak bisa melakukan intervensi apapun.
Kepergian Götze dan Robert Lewandowski juga membuatnya geram dan murka, tapi apa yang bisa dilakukan?
Yang bisa dilakukannya hanyalah memaksimalkan kartu di tangannya, bukan memikirkan kartu yang sudah bukan miliknya lagi.
……
Tak lama setelah Bayern München menyamakan skor, babak pertama pun berakhir.
Para pemain dari kedua tim meninggalkan lapangan.
Siaran TV lebih banyak menyoroti Götze. Selama sebagian besar babak pertama, performa pemain inilah yang paling menonjol. Jika harus memilih Man of the Match untuk babak pertama, gelar itu pasti jatuh ke tangan Götze.
Lensa siaran TV menangkap momen ketika Götze turun lapangan, ditahan oleh Guardiola yang kemudian menepuk-nepuk kepalanya dengan penuh keakraban.
Sebelumnya ada rumor bahwa Guardiola tidak memberikan perhatian khusus pada Götze, dan Götze mengalami tekanan berat selama di Bayern München.
Adegan ini seolah membuktikan masalah antara mereka telah teratasi, serta menghilangkan kesenjangan hubungan keduanya.
Menjelang Piala Dunia, suporter Jerman tentu berharap Götze bisa mempertahankan kondisi terbaik di bawah asuhan Guardiola.
……
Di ruang ganti tim tamu, suasana muram menyelimuti setelah kebobolan gol. Semua pemain kembali dengan diam seribu bahasa.
Melihat hal itu, Klopp tidak mengkritik pemainnya malah memberikan motivasi.
"Santai saja, ini masih imbang. Bukan tertinggal. Kita masih punya kesempatan. Masalah di babak pertama adalah pertahanan terhadap Götze tidak terlalu sukses - ini bukan kesalahan kalian tapi saya yang gagal menyiapkan strategi khusus sebelum laga. Jadi di babak kedua kita perlu penyesuaian... Großkreutz."
Ia memanggil nama Großkreutz. Si "Salib Besar" mengangkat kepala memandang pelatih, mengira Klopp akan menyuruhnya menjaga Götze 24/7... Dia menggegam tinju siap menunjukkan semangat.
Namun Klopp justru berkata: "Babak kedua kamu istirahat."
"Apa?" Großkreutz terkejut.
"Ah apa lagi, kamu sudah punya satu kartu kuning. Mau diusir keluar lapangan?" Klopp berkata lalu menoleh ke Piszczek. "Piszczek, babak kedua kamu masuk, jaga Götze."
Piszczek mengangguk.
Kemudian Klopp berbicara ke Yan Min: "Babak kedua kamu tukar posisi dengan Reus, pindah ke sayap kanan. Harus aktif mundur bertahan, bantu Piszczek menjaga Götze."
Meski penukaran posisi ini membuatnya lebih banyak bertahan, Yan Min tidak keberatan. Dia berdiri dan berseru penuh keyakinan: "Tidak masalah!"
"Untuk serangan... Bayern München pasti akan menekan di babak kedua. Jadi kita tetap mencari kesempatan serangan balik. Saat menyerang harus cepat, pemain sayap harus banyak berlari, jangan pikirkan stamina."
……
Di sisi lain, Guardiola juga sedang menyusun taktik babak kedua untuk para pemainnya.
"Kondisi Götze di pertandingan ini sangat bagus. Jadi serangan kita akan berpusat padanya, yang lain harus berusaha melakukan kombinasi dengannya."
Semua mata tertuju ke Götze. Sudah hampir satu musim sejak transfer ke Bayern München, ini pertama kalinya dia mendapat perlakuan spesial seperti ini...
"Kita tidak tahu apakah Klopp akan menarik Großkreutz yang sudah dapat kartu kuning saat jeda babak pertama. Kalau tidak ditarik, kita fokus serang sayap kanan mereka, yaitu sayap kiri kita." Guardiola menjelaskan sambil mengatur ulang pion Magnet di papan taktik, formasi tim jelas condong ke sayap kiri.
“Tentu saja, meski mereka melakukan pergantian pemain, tidak masalah, tetap serang sisi ini. Namun di saat bersamaan, pasti ada ruang kosong di sayap kanan kita. Saat itu, Arjen Robben dan Rafinha harus perhatikan timing untuk masuk ke depan. Begitu serangan di sayap kiri berhasil, secepatnya alihkan bola ke sisi seberang...”
Guardiola tak berhenti menggeser bendera kecil hitam-putih yang mewakili bola di papan taktik.
Para pemain Bayern München menyimak dengan fokus sambil mendengarkan penjelasan.
……
Setelah istirahat dan penyesuaian selama 15 menit, pemain dari kedua tim keluar dari ruang ganti menuju lapangan.
Mereka berpapasan di lorong pemain.
Mayoritas pemain kedua tim saling mengabaikan, memperlakukan lawan bak udara.
Borussia Dortmund dan Bayern München mengalami persaingan ketat dalam beberapa musim terakhir, saling menganggap sebagai musuh bebuyutan. Hubungan personal pun dingin, bahkan antar rekan setim di timnas.
Großkreutz yang sudah ditarik keluar dengan jaket Dortmund di pundak, melirik tajam ke arah Götze.
Skuat Bayern juga menyadari kehadiran Großkreutz. Jaket yang dikenakannya langsung membuat mereka paham situasi.
Thomas Müller memangkungi bahu Götze sambil berseru keras: "Bagus, Mario! Kau sudah berhasil meng-KO orang mereka!"
"Meski posisi starter Müller digantikan oleh Götze dalam pertandingan ini, demi kepentingan tim, Müller tetap berpihak pada Götze dan bersatu melawan Dortmund."
"Mana mungkin Großkreutz menangkap maksud tersembunyi dalam perkataan itu?"
"Dia yang sudah kesal karena ditarik keluar di babak pertama, darahnya langsung mendidih mendengar ucapan Müller. Tapi Zhou Yi yang berjalan di sampingnya segera menahannya: 'Jangan gegabah!'"
"Zhou Yi lalu tersenyum pada Müller: 'Großkreutz saja sudah ditarik. Provokasimu tidak akan membuat lawan kehilangan pemain di lapangan. Tidak sepadan, jangan bertindak kekanak-kanakan.'"
"Müller melirik ke atas melihat Zhou Yi, memilih diam."
"Götze membuka mulut ingin membela rekan setimnya, namun akhirnya diseret pergi oleh Müller tanpa sempat berkata-kata."
"Setelah mereka pergi, Zhou Yi mendengar gerutuan Großkreutz: 'Brengsek! Pengkhianat! Kurang ajar! Aku muak melihat si licik itu!'"
"Zhou Yi menepuk punggungnya: 'Ini sepakbola profesional. Pergantian pemain kan hal wajar?'"
"Tapi tidak untuk si itu! Dia produk akademi kami! Memilih kabur di musim lalu yang genting itu! Aku takkan pernah memaafkannya!'"
Zhou Yi tahu perasaan Großkreutz terhadap Borussia Dortmund, dibandingkan dengannya, dirinya tidak mencapai sepersepuluhnya. Jadi dia tidak lagi membujuk, hanya berkata: "Kau tahu mengapa aku suka sepak bola, Großkreutz?"
Großkreutz heran mengapa Zhou Yi tiba-tiba membahas topik ini: "Mengapa?"
Zhou Yi mengacungkan satu jari: "Ada alasan penting. Ketika seseorang membuatmu tidak nyaman, kau tidak perlu meninju mereka langsung, tapi ada cara yang lebih baik..."
Großkreutz menatap Zhou Yi, terkejut mendengar perkataan seperti ini darinya.
Zhou Yi membalas tatapan kagumnya dengan senyuman.
"Kau... kau akan menggunakan ilmu sihir?" Begitu teringat julukan menyeramkan "Penyihir Timur", Großkreutz sampai gagap ketakutan.
Zhou Yi menepuknya kesal: "Dukun hantu apa! Kalahkan mereka, kalahkan mereka dalam pertandingan! Bodoh!"
Babak 271: Babak Kedua Baru Dimulai
Pemain kedua tim sudah berada di lapangan, tapi pertandingan belum segera dimulai. Ofisial keempat di pinggir lapangan mengangkat papan pergantian pemain, menandakan Borussia Dortmund melakukan substitusi.
Nomor 19 Großkreutz turun, nomor 26 Piszczek masuk.
Guardiola melirik ke arah Borussia Dortmund.
Klopp melakukan pergantian pemain.
Tapi ini tidak mengejutkannya. Dia sudah mempersiapkan strategi selama jeda babak pertama. Penyesuaian ini tidak akan mempengaruhi taktiknya.
Para komentator justru banyak membahas pergantian ini.
"Großkreutz keluar lapangan. Dia sudah mengantongi satu kartu kuning. Klopp pasti juga tahu di babak kedua dia akan jadi sasaran serangan utama Bayern München. Kartu kuning itu adalah bibit masalah besar, jadi lebih baik langsung ditarik keluar..."
"Sebenarnya meski Großkreutz tidak punya kartu kuning, mungkin saja Klopp tetap akan menggantinya saat jeda babak pertama. Soalnya di babak pertama performansinya buruk, kalah total dalam duel melawan Götze. Menjadi kelemahan terbesar di lini pertahanan Dortmund di babak pertama. Performa seperti ini pasti akan diganti..."
Siaran TV memberikan close-up shot kepada Großkreutz yang sudah duduk di bangku cadangan.
Maksud dari shot ini ingin menunjukkan kondisi kerepotan Großkreutz yang diganti di tengah pertandingan, atau melihat apakah dia kesal karena ditarik lebih awal.
Tapi hasilnya mengejutkan. Großkreutz terlihat mengobrol dengan rekan setim di bangku cadangan. Meski dia menutup mulut dengan tangan, dari sorot matanya jelas terlihat emosinya tidak sedang murung, bahkan agak... bersemangat?
Ini benar-benar membuat penonton bingung, komentator lebih bingung lagi, sampai tidak tahu bagaimana menjelaskan adegan ini kepada pemirsa...
"Emm... Großkreutz yang ditarik keluar terlihat cukup riang, tidak tahu apa yang sedang dibicarakannya dengan rekan setim..."
"Akhirnya, komentator juga hanya bisa berkata demikian."
Mengenai mengapa suasana hatinya baik, itu tidak diketahui.
Großkreutz memang dalam suasana hati yang baik, penyebabnya adalah kejadian yang baru saja terjadi di lorong pemain.
Dia sedang menceritakan dengan antusias kepada rekan setimnya tentang konflik yang terjadi di lorong dengan Müller dan Götze tadi.
Tentu saja, yang penting bukan bagaimana dia, melainkan apa yang dikatakan Zhou Yi.
"...Zhou Yi akan melakukan ritual sihir! Di babak kedua kalian harus membuka mata lebar-lebar! Zhou Yi pasti akan melakukan ritual sihir! Aku yakin, Zhou Yi telah diprovokasi oleh mereka! Aku belum pernah melihat Zhou Yi berbicara dengan nada seperti itu, meskipun wajahnya tersenyum... Tapi kurasa itu lebih seperti ancaman bagi mereka! Müller mungkin belum tahu dia telah berhasil memancing kemarahan 'Penyihir Timur' yang menakutkan! Sekarang Bayern München akan celaka!"
Großkreutz berbicara dengan nada berlebihan, ekspresi rekan setim yang mendengarnya menunjukkan sedikit keraguan.
Julukan Zhou Yi adalah "Penyihir", bukan berarti dia benar-benar bisa melakukan sihir... Ini hanya lelucon belaka.
Penjaga gawang cadangan Langerak menyampaikan pandangan berbeda: "Kita semua tahu Zhou Yi tidak benar-benar menyihir, itu hanya julukannya saja, Kevin..."
Großkreutz mendengus, enggan berdebat dengan Langerak: "Fakta lebih kuat daripada kata-kata, nanti kalian jangan sampai tidak percaya!"
……
Saat indikator pergantian pemain muncul, Piszczek sudah berada di lapangan, sehingga tidak perlu melakukan acara serah terima pergantian.
Setelah ofisial keempat menurunkan papan, wasit utama langsung membunyikan peluit tanda dimulainya babak kedua.
Babak kedua dimulai dengan sepak mula dari Borussia Dortmund.
Mereka memanfaatkan kesempatan sepak mula dengan mengoper bola di lini belakang, sementara Bayern München menekan untuk melakukan pressing merebut bola kaki pemain Dortmund, lalu langsung melancarkan serangan balik.
Pada momen ini, Zhou Yi terus aktif berlari di lini belakang sambil menengadah mengamati situasi. Kebetulan Yan Min di sayap mengoper bola ke arahnya di area tengah. Zhou Yi tidak mengontrol bola, langsung mengirim umpan panjang ke ujung sayap kanan.
Aubameyang melaju kencang ke depan dan berhasil menyambut umpan dari Zhou Yi.
"Umpan panjang akurat bak rudal berpandu! Aubameyang menerima bola tepat di belakang lini pertahanan Bayern München! Ini kesempatan serangan balik Dortmund!"
Duan Xin berteriak penuh semangat.
Meski berhasil menerima bola di belakang bek, Aubameyang tetap dikejar ketat oleh Alaba yang memiliki kecepatan setara. Karena harus membawa bola, ia sulit melepaskan diri.
Untungnya Reus berada di area tengang memberikan dukungan.
Akhirnya ia memilih mengoper bola ke samping.
Reus bersiap menyambut bola di garis area penalti, namun umpan tersebut berhasil direbut oleh Javi Martínez yang menyapu bola saat mundur bertahan.
Sementara itu, wasit utama Zwayer juga membunyikan peluit, dari gestur tangannya terlihat memutuskan Reus offside...
Namun rekaman ulang televisi menunjukkan keputusan ini patut dipertanyakan - saat Aubameyang memberikan umpan, tubuh dan bola berada di depan Reus, dia mengoper bola ke Reus, dalam kondisi seperti ini Reus tidak bisa disebut offside.
Meskipun keputusan ini kontroversial, tidak membuat para pemain benar-benar protes, lagipula meski wasit tidak meniup offside Reus, bola ini juga tidak berhasil dikuasainya...
Pertandingan berlanjut.
Bayern München dengan cepat mengambil tendangan bebas dari lini belakang, menyerang ke area depan.
Kemudian Robert Lewandowski melepaskan tendangan keras dari tepi area penalti besar, bola mengenai kaki Mats Hummels dan berubah arah keluar garis lapangan, Bayern München mendapatkan tendangan pojok.
Saat ini babak kedua baru berjalan satu setengah menit.
Arjen Robben mengambil tendangan pojok ini, dia memilih mengirim bola langsung ke titik jauh gawang.
Di sini Sokratis Papastathopoulos melompat tinggi dan menyundul bola keluar.
Bola melayang tinggi keluar area penalti, mengarah ke sekitar sepuluh meter di luar busur kotak penalti.
Ribery berlari ke sini untuk mengantisipasi titik jatuh kedua.
Bola jatuh dari ketinggian, Ribery mengulurkan kaki kanannya bersiap memberhentikan bola.
Meski bola terbang tinggi dan jatuh cepat, bagi pemain sekelas Ribery, mengontrol bola seperti ini seharusnya bukan masalah...
Saat bola menghantam kaki Ribery, kakinya gagal melakukan gerakan penahan. Bola jatuh keras lalu memantul keluar...
Mendarat tiga meter di depannya!
Ini memberi kesempatan pada Yan Min yang sedang mengejar bola. Dia mempercepat lari untuk merebut bola.
Ribery sadar bahaya kehilangan penguasaan bola di area ini. Dia segera merapatkan tubuhnya ke Yan Min.
Yan Min berhasil menyodok bola lebih dulu, tapi tubuhnya terjatuh akibat tabrakan Ribery.
Ribery yang menabrak Yan Min juga terhuyung-huyung kehilangan keseimbangan dan terjatuh.
Namun kondisinya masih lebih baik dari Yan Min yang terimpit di bawahnya, sama sekali tak bisa bergerak.
Ribery berusaha bangkit untuk menguasai bola kembali.
Tapi bola sudah digiring pergi oleh Zhou Yi yang mengintai di samping mereka.
Persis seperti mentok jangkrik, burung gereja menyambar dari belakang...
Saat Ribery akhirnya bangkit, Zhou Yi sudah membawa bola sepuluh meter menjauh.
Ribery hendak mengejar, tapi melihat Kapten Lahm sudah mendekati Zhou Yi. Dia pun berlari ke area tengah mengisi posisi Lahm.
Zhou Yi menggiring bola menyerbu area depan Bayern München, dengan mulus melewati garis tengah.
Saat itulah Lahm menyergap mendekat.
Zhou Yi tidak berencana melakukan kontak fisik dengan Philipp Lahm, juga tidak berniat melewati Philipp Lahm.
Dalam serangan balik, kuncinya adalah kata "cepat". Kecepatan diperlambat di bagian dirinya, jadi dia melakukan, menghindar dari Philipp Lahm yang menyambar, lalu segera mengoper bola diagonal ke sayap kanan tempat Aubameyang sedang.
Bersamaan itu, setelah mengoper bola, dia kembali berlari ke area penalti.
"Serangan balik Dortmund!!" teriak Marcel Leif. "Pemain Bayern München sedang mundur bertahan mati-matian! Sekarang di area depan, Dortmund 3 lawan 3!"
Aubameyang menerima operan Zhou Yi di luar area penalti besar, sementara Marco Reus juga mendekati Aubameyang. Keduanya berusaha membangun koneksi dan melakukan kombinasi.
Dua pemain Bayern München lainnya pun bergerak ke arah itu.
Bahkan Philipp Lahm yang terkelabui Zhou Yi berbalik dan berlari ke sana, sama sekali tidak menyadari Zhou Yi di belakangnya.
Setelah menerima bola di sudut area penalti besar, sebagai penyerang, Aubameyang tentu hanya punya satu pikiran:
Memanfaatkan pemain Bayern München yang belum sempat mengurungnya, Aubameyang!
Tapi tembakan ini tidak sampai ke Neuer. Bola dihalau Rafinha dengan, lalu memantul dan secara tak terduga melayang ke sisi lain area penalti.
"Sementara itu, pemain kedua tim Borussia Dortmund dan Bayern München awalnya terkonsentrasi di sekitar Aubameyang. Siapa yang ada di sisi sana?"
Zhou Yi yang tiba-tiba menyambar dari belakang memberikan jawabannya!
"Itu Zhou Yi!"
"Kesempatan Zhou Yi!"
Meski komentator bersemangat, lihatlah lintasan bola dan rute serangan Zhou Yi—keduanya tidak sepenuhnya selaras.
Zhou Yi berlari terlalu maju, sementara bola yang memantul justru melayang ke ruang kosong di belakangnya.
Jika terus begini, bola dan pemain akan saling melintas ke arah berlawanan.
Tiba-tiba Zhou Yi mengerem mendadak sambil berbalik badan, mendongak melihat bola yang melambung.
Saat melompat, kaki kanannya mengayun tepat mengenai bola yang hendak melintas!
Namun bukan tendangan penuh—hujung sepatunya menyikat bagian bawah bola.
Bola yang tersentuh itu berbelok arah ke gawang, bukan seperti peluru melainkan...
...membentuk lengkungan misterius sebelum mendaram di sudut belakang gawang.
Neuer sudah refleks melakukan penyelamatan saat Aubameyang melepaskan tembakan.
Tapi akhirnya bola ditepis Rafinha ke sisi lain.
Neuer buru-buru bangkit dan berlari menutup ruang tembakan Zhou Yi.
Pada saat itu, Zhou Yi justru mengembalikan bola ke posisi awalnya.
Menghadapi tembakan seperti ini, Neuer sudah terlambat untuk berbalik dan berlari kembali. Ia hanya bisa melompat ke belakang di tempat sambil merentangkan tangannya sejauh mungkin, berusaha menyentuh bola di udara. Untuk memperluas jangkauan pertahanan, saat melompat ia bahkan memutar tubuh di udara, mencoba memanfaatkan momentum putaran agar bisa melompat lebih tinggi.
Lompatannya memang tinggi, namun selain udara, tak ada yang berhasil disentuhnya...
Bola terbang lebih tinggi dari jangkauan tangannya. Secara logika, bola setinggi itu mustahil masuk ke gawang.
Tapi setelah melewati Neuer, tiba-tiba bola terjun bebas dengan kecepatan sedang, bergoyang-goyang menuju sudut atas gawang.
Inilah yang disebut akurasi lengkung yang misterius!
Neuer yang masih di udara menoleh menyaksikan bola menyusur bagian bawah mistar gawang, masuk ke gawang yang ia jaga... Kemudian ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke tanah.
