Zhou Yi melakukan Tendangan Bebas Cepat, memberikan umpan ke Mark yang menarik diri untuk membantu. Mark langsung membalikkan arah permainan ke sayap, mengoper ke Yan Min di sisi lapangan.
Saat menguasai bola di sayap, Yan Min tidak melakukan penyesuaian posisi sama sekali, langsung melayangkan umpan silang ke area penalti.
Karena ini Tendangan Bebas Cepat, lini pertahanan Bayern München belum sempat berorganisasi. Ini kesempatan emas untuk membuat mereka kewalahan.
Umpan silang Yan Min akurat menemui Aubameyang! Penyerang asal Gabon ini melompat dan menyundul bola!
"Aubameyang! Menyundul ke gawang--"
Sebelum Marcel Leif menyelesaikan kalimat, Lucas Redet sudah melakukan penyelamatan nyaris mustahil. Ia menerjang ke tiang gawang terdekat, berhasil menghalau bola yang nyaris masuk.
Bola masih berkeliaran di depan gawang!
Dante yang sedang mundur tepat mencapai titik jatuh bola, membalikkan badan dan menendang bola keluar area penalti!
"Nyaris! Borussia Dortmund hampir menaklukkan gawang lagi lewat strategi Tendangan Bebas Cepat... Tapi pertandingan masih berlanjut!"
Bola yang ditendang Dante mendarat di kaki Toni Kroos. Kroos ingin mengoper bola ke depan ke Götze.
Tapi dia langsung menyesal setelah menendang bola, karena melihat Zhou Yi tiba-tiba muncul di depan Götze dan menghalangi jalur bola - Zhou Yi berhasil membaca maksud operannya!
Götze sambil mundur mempersiapkan diri menyambut bola, agar bisa langsung berbalik dan melancarkan serangan balik tanpa membuang waktu.
Tak disangka, dengan mundur ini justru membuatnya semakin jauh dari bola.
Dia hanya bisa menyaksikan Zhou Yi muncul lebih dulu dan menyundul bola semi-voli dari Toni Kroos ke samping!
Sundulannya mengarah ke Yan Min di sayap kanan.
"Zhou Yi menyergap bola! Penguasaan bola kembali ke tangan Borussia Dortmund!" teriak Marcel Leif.
Ritme serangan dan pertahanan kedua tim belakangan ini berubah sangat cepat, sampai-sampai Leif merasa "kewalahan mengikuti" alur permainan.
Yan Min yang baru saja melakukan umpan silang cantik, melihat Bayern München ingin serangan balik, buru-buru mundur bertahan. Kebetulan bola dioper kembali oleh Zhou Yi, dia berhenti untuk mengontrolnya.
Yan Min yang menerima bola langsung menggiring bola secara agresif melewati bek sayap Bayern München, Alaba. Dribelnya mencapai hampir 10 meter, disusul akselerasi eksplosif yang membuatnya menyamai posisi Alaba dalam sekejap. Alaba baru mulai bereaksi dan berusaha berbalik...
Alaba juga dikenal dengan kecepatan tingginya, tapi pertemuan antara yang siap vs tidak siap, sprint lurus melawan pivot, perbedaan kemampuan ini tetap sangat mencolok...
Saat Alaba berbalik, Yan Min hampir menyusul bola. Ia buru-buru mengejar Yan Min.
Melihat Alaba langsung tertembus oleh Yan Min, Dante di area penalti segera bergerak sebagai pemain pengisi.
"Kecepatannya luar biasa!" seru Marcel Leif terkejut melihat penetrasi Yan Min. "Yang lebih hebat, di situasi kritis ini dia masih punya akselerasi secepat itu..."
Begitu Yan Min menyusul bola, Dante sudah menghadang jalur sarangannya ke dalam.
Ia pun berhenti sejenak, mengangkat kaki kanan seolah akan melakukan umpan silang.
Baru saja ia memberikan umpan tinggi cantik yang membantu Aubameyang melakukan sundulan mengancam.
Bek-bek Bayern München tentu tak bisa menyepelekan umpan silang Yan Min...
Dante segera menyembunyikan kedua tangannya di belakang punggung sambil menjulurkan kaki untuk menghalau.
Mengapa harus menyembunyikan tangan?
Karena berada di area penalti, jika tangan terbuka - meski itu gerakan alami menjaga keseimbangan - risiko terkena bola dan dihukum handball yang berujung penalti untuk Dortmund tetap ada.
Sebagai bek tengah, tentu harus memitigasi risiko itu dengan menyembunyikan tangan di belakang dan menghalau menggunakan bagian tubuh lain.
Tapi Yan Min sebenarnya tak berniat mengumpan.
Kaki kanannya yang terayun tidak menendang bola, melainkan berhenti di belakang bola. Gerakan tipuan ini diikuti dengan bola yang terus menggelinding ke depan. Dengan punggung kaki luar kiri, ia mengoper bola ke arah diagonal depan, lalu melakukan akselerasi dan serangan ke dalam untuk menyalip Dante dari sisi luar.
Dante segera melangkah cepat untuk menghalangi Yan Min.
Sementara itu, tangannya yang semula di belakang kini diangkat ke atas kepala. Menghadapi kontak fisik yang akan terjadi, ia memberi isyarat kepada wasit utama bahwa tangannya bersih. Jika Yan Min terjatuh di area penalti, itu pasti diving!
Tapi Yan Min malah tidak mencoba menembus, melainkan langsung mengirim umpan silang dengan kaki kanan setelah mengejar bola!
Kali ini bukan gerakan tipuan, tapi umpan silang sungguhan!
Namun karena tekanan ketat dari Dante, ia terpaksa mengirim bola ke area dekat yang kosong dari pemain Borussia Dortmund. Apakah ini umpan terburu-buru?
Tidak!
Bersamaan dengan laju bola, Zhou Yi tiba-tiba muncul di ruang kosong area depan. Dengan kaki kanan terayun, punggung kakinya yang tegang menghajar bola ke sudut atas dekat gawang!
……
Lucas Reid yang baru saja melakukan serangkaian penyelamatan brilian kini penuh kepercayaan diri. Ia yakin tak ada bola yang tak bisa dihentikannya. Bayangan indah tentang menjadi pahlawan penyelamat tim mulai terbayang.
Di saat yang tepat, Yan Min mengirim umpan silang ke sudut dekat. Dengan posisi sempurna untuk menutup sudut, semuanya terasa ideal.
Kemudian Zhou Yi tiba-tiba muncul di hadapannya, disusul bayangan melintas cepat dan terbang melewatinya. Ia hanya refleks mengangkat tangan ke atas, namun tak menyentuh apa-apa...
Tubuhnya kaku di tempat, berlutut satu kaki dengan kedua tangan terangkat tinggi, persis seperti pose menyerah.
Bola sudah bersarang di gawang di belakangnya.
Keyakinannya bahwa tak ada bola yang bisa menembus jari-jarinya, kini hancur sudah...
"Zhou Yi!! Zhou Yi!! Zhou Yi!! Zhou Yi! Zhou Yi!!! Zhou Yi——!!" Marcel Leif berteriak hingga parau, tak peduli apapun.
"Ketiga kalinya! Bola ketiga kalinya masuk ke gawang Bayern München! Zhou Yi ketiga kalinya mengantarkan bola ke jala Bayern! Luar biasa! Tidak masuk akal! Zhou Yi bahkan berhasil membuat hattrick melawan Bayern München! Ini hattrick pertama dalam kariernya!" Marcel Leif terus menerus berkomentar takjub.
……
Usai mencetak gol, Zhou Yi menoleh memastikan bola benar-benar masuk gawang, lalu berbalik dan berlari menjauh.
Namun ia tak menuju bendera sudut lapangan, juga tak mendekati Yan Min yang memberi assist operannya. Justru ia berlari diagonal melintasi lapangan dari depan gawang langsung ke area bangku cadangan Dortmund.
Saat gol Zhou Yi terjadi, Klopp langsung melompat kegirangan dari duduknya.
Melihat Zhou Yi berlari ke arahnya, ia semakin bersemangat. Kedua tangannya sudah terbuka lebar siap menyambut pelukan.
Namun ketika Zhou Yi sampai di depannya, tiba-tiba ia menyelinap melewati Klopp lalu... memeluk Kottane yang berada tak jauh di belakang pelatih itu!
Ia menyangga wajah Kottane, dan sebelum gadis itu sempat bereaksi, langsung menciumnya dengan penuh gairah!
Orang-orang di sekitar yang awalnya riang gembira langsung terpaku.
Tapi mereka segera menyadari situasinya - hubungan Zhou Yi dan Kottane bukanlah rahasia. Meski aksi mesra mereka agak "keluar pakem", tetap bisa dipahami...
Maka mereka pun tertawa sambil bertepuk tangan, memberi sorakan untuk Zhou Yi.
Kottane benar-benar dibuat kewalahan oleh aksi Zhou Yi.
Saat melihat Zhou Yi berlari ke bangku cadangan, ia sudah menduga sang kekasih mungkin menuju ke arahnya.
Tapi yang ia bayangkan paling-paling hanya pelukan hangat, mana sangka Zhou Yi berani berciuman di depan umum sevulgar itu?
Sebagai orang China, karakter Zhou Yi yang ia kenal sama sekali tidak pantas melakukan hal seperti ini!
Namun Zhou Yi benar-benar melakukannya. Di mata orang terlihat seperti menyangga wajahnya, tapi yang dirasakan Kottane lebih seperti "cengkeraman". Genggaman erat itu tak memberi kesempatan untuk mengelak, memaksakan ciuman panas di hadapan puluhan ribu suporter di Allianz Arena dan tak terhitung penonton televisi!
Dan...
Kottane bahkan merasakan Zhou Yi menyelipkan lidahnya ke dalam!
"Mm…" Kottane ingin protes, tapi hanya bisa mengeluarkan erangan yang justru terdengar menikmati.
……
"Wah!!" Marcel Leif juga terkejut, "Gerakan celebrasi Zhou Yi ini benar-benar… sangat kreatif!"
Duan Xin malah bingung berkomentar: "Ini… Zhou Yi dan Kottane memang hubungan pacar, jadi… mereka… ha… Tapi ini terlalu berani, ha!"
Pemain yang mencium untuk merayakan gol sebenarnya bukan hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tapi biasanya hanya sesama rekan setim – cium pipi masih wajar, meski ada yang terlalu emosional sampai berciuman mulut ke mulut, bahkan ada kasus 'oral climax'.
Tapi mencium lawan jenis sangat-sangat langka.
Karena umumnya di bangku cadangan sepak bola tidak ada lawan jenis.
Kehadiran fisioterapis wanita Chelsea di bangku cadangan dulu, maupun Kottane di bangku cadangan Dortmund, sempat menjadi perbincangan hangat media.
Keberadaan wanita di bangku cadangan saja sudah melanggar tabu sepak bola pria – olahraga yang selama 100+ tahun didominasi laki-laki. Lama beredar mitos seperti larangan membawa wanita ke bus tim agar tidak KALAH. Jika naik bus saja dilarang, apalagi masuk ke area bangku cadangan.
"Tapi beberapa tahun terakhir, pandangan takhayul seperti ini mulai goyah, ditambah dengan bangkitnya gerakan feminis, sehingga muncul situasi seperti Kottane di bangku cadangan Dortmund dan Eva di bangku cadangan Chelsea."
"Tapi meski perempuan-perempuan ini muncul, mustahil ada pemain yang karena semangat merayakan gol langsung mencium mereka."
"Laki-laki mencium laki-laki bisa dipuji, dimaklumi, didukung. Tapi jika seorang pria berani mencium lawan jenis yang bukan pasangannya di depan umum, bersiaplah dihujat cap 'pelecehan seksual'."
"Karena itu, di pinggir lapangan belum pernah terjadi situasi seperti hari ini."
"Tapi Zhou Yi tak perlu khawatir dituduh 'pelecehan' karena Kottane bukan hanya fisioterapis Dortmund, tapi juga pacarnya! Ia bisa mencium Kottane secara sah di acara resmi..."
"Sungguh membuat iri..."
