Saat Zhou Yi berlari kembali ke lapangan, para komentator masih membahas acara lamaran spesial ini.
Persaingan antara Borussia Dortmund dan Bayern München justru dikesampingkan, untuk sementara tidak ada yang menyebutnya.
"……Udara tegang seakan menjadi lebih manis! Ha!" Duan Xin berolok-olok.
Tapi para suporter Bayern München jelas tidak setuju.
Zhou Yi tidak hanya mencetak hattrick dan membantu Dortmund unggul dua gol, tapi juga berani melamar kekasihnya di kandang lawan.
Kisah ini akan terus diingat dalam sejarah sepakbola, dan setiap kali disebut, Bayern München takkan pernah lepas dari statusnya sebagai figuran yang dipermalukan berulang kali.
Seperti AC Milan yang selalu dikaitkan dengan dua momen memalukan: kalah 4-1 di kandang lalu tumbang 0-4 di markas Deportivo La Coruña, serta gagal mempertahankan keunggulan 3-0 di babak pertama Final Liga Champions hingga kalah adu penalti dari Liverpool.
Ini yang paling membuat para suporter Bayern München kesal. Coba bayangkan, bagaimana media nantinya menyebut momen ini: \"...Jarang ada pemain dalam sejarah sepakbola dunia yang langsung melamar pacarnya setelah mencetak gol, tapi Zhou Yi pernah melakukannya. Di hadapan penonton televisi seluruh dunia, dia melamar pacarnya Kottane... Itu terjadi pada matchday ke-30 Bundesliga musim 2013-2014, saat persaingan gelar liga antara Borussia Dortmund dan Bayern München mencapai puncak ketegangan... Dalam pertandingan ini Dortmund lebih dulu unggul, tapi sebelum babak pertama berakhir, Bayern München menyamakan skor... Tak lama setelah babak kedua dimulai, Zhou Yi mencetak dua gol membuat Dortmund kembali memimpin... Pertandingan terus berlangsung sengit hingga menit ke-81, Zhou Yi menyelesaikan hattrick sekaligus mengantarkan Dortmund unggul lagi. Usai hattrick, Zhou Yi langsung berlari ke bangku cadangan Dortmund, berlutut satu kaki untuk melamar kekasihnya yang juga fisioterapis tim Kottane. Sang pemeran utama wanita mengangguk setuju, mereka berpelukan penuh ciuman. Romansa mereka mendapat berlimpah dukungan...\"
Masa bodoh!
Setidaknya puluhan ribu suporter Bayern München di Allianz Arena saat ini jelas tidak akan memberinya dukungan, mungkin malah mengutuknya...
"Siaran TV memberikan close-up shot pada Kottane. Sejak kesegarannya sebagai wanita di bangku cadangan Borussia Dortmund berlalu, ia jarang mendapat perlakuan spesial seperti ini."
Di lensa, ketua tim medis Dortmund Dr. Braun sedang tersenyum berbicara dengan Kottane. Pipi merah Kottane yang belum pudar membuatnya terlihat semakin mempesona.
"Sungguh manusia yang penuh berkah..." gumam Marcel Leif. "Pemandangan ini mustahil dibayangkan banyak wanita, benar-benar romantis!"
……
Pertandingan masih berlanjut, tapi perhatian penonton mulai buyar.
Tinggal sepuluh menit lagi, Borussia Dortmund sudah unggul dua gol atas Bayern München.
Gol ketiga Zhou Yi menjadi pukulan mematikan bagi moral pemain Bayern München.
Meski lebih baik daripada gol di detik-detik akhir musim lalu yang hanya menyisakan waktu 10 menit untuk Bayern.
Tapi berbeda dengan pertandingan musim lalu, kali ini Bayern tertinggal dua gol...
Menyamakan skor dengan dua gol dalam 10 menit? Dortmund bukan lawan yang mudah dihajar, mana mungkin?
Lini pertahanan Dortmund memang belum solid, tapi jauh lebih baik daripada pertemuan pertama kedua tim musim ini. Saat Dortmund fokus bertahan, Gawang mereka sulit ditaklukkan.
Jarak kemampuan dua gol tentu membuat orang merasa putus asa.
Apalagi perayaan Zhou Yi tadi yang juga menjadi pukulan besar bagi moral pemain Bayern München - mengulur waktu secara terang-terangan sambil pamer kemesraan...
Meski kondisinya sulit, Götze tak mau menyerah.
Dia tahu mencetak dua gol sangat sulit, tapi itu bukan alasan untuk menyerah.
Melihat ekspresi rekan setimnya, dia menggigit gigi lalu tiba-tiba meneriakkan di lapangan: "Lebih waspada! Pertandingan belum berakhir! Kita masih punya kesempatan!"
Teriakan ini mengejutkan semua orang, karena baik di Dortmund maupun Bayern München, Götze bukan tipe pemain yang suka berteriak di lapangan. Dia bukan sosok pemimpin.
Memang Götze bukan tipe yang bisa meningkatkan moral tim. Rekan setim menatapnya, tapi dia tidak melanjutkan dengan kata-kata motivasi. Dia memilih membangkitkan motivasi tim lewat aksi nyata.
Setelah pertandingan dimulai kembali, dia berlari gesit seolah baru masuk sebagai pemain pengganti.
Pada menit ke-85, di sisi lapangan dia berhasil melewati Yan Min dengan teknik melewati lawan dengan memisahkan bola, lalu mengirimkan umpan silang rendah yang akhirnya dibersihkan oleh Piszczek.
Pada menit ke-88, Thomas Müller berhasil lolos ke area penalti dan hendak menembak, namun bola lebih dulu disodok keluar oleh Hummels. Bola mendarat di kaki Götze yang terus mengikuti dari belakang, langsung diayunkan kakinya untuk menembak!
Namun bola menghantam paha Hummels dan berubah arah, melenceng melewati garis lapangan!
"Tembakan Götze! Aduh! Ditepis! Sayang sekali..."
Dentuman erangan penyesalan bergema dari tribun penonton.
Götze tak punya waktu untuk berduka. Ia segera berlari ke garis lapangan, meminta bola dari ball boy, lalu membawa sendiri bola ke area bendera sudut. Setelah membantu Toni Kroos menyiapkan tendangan, barulah ia kembali ke area penalti.
Melihat kegigihan Götze mencetak gol ke gawang Borussia Dortmund, banyak suporter Die Borussen di tribun maupun di depan televisi mulai melontarkan cacian.
Götze paham betul sikapnya ini akan dijadikan bahan sensasi media pasca pertandingan, sekaligus memberikan alasan bagi suporter Dortmund untuk mencacinya.
Tapi saat ini, ia sudah tak peduli dengan pandangan suporter Dortmund. Motivasi sederhananya: tak mau kalah dari Zhou Yi.
Tendangan pojok dilaksanakan. Lewandowski menyundul bola, tapi arahnya melambung melebihi mistar gawang. Tak ada serangan lanjutan atau tendangan pojok kedua. Penguasaan bola kembali ke kaki Borussia Dortmund.
Saat itu sudah memasuki menit ke-89. Ofisial keempat mengangkat papan injury time di pinggir lapangan. Karena sejak awal babak kedua Neuer langsung cedera, proses perawatan yang lama ditambah kontroversi gol offside Bayern München, serta perayaan agak panjang Zhou Yi setelah gol ketiganya—injury time pertandingan ini mencapai... 9 menit!
Begitu waktu injury time diumumkan, pelatih Borussia Dortmund Klopp langsung protes. Ia mendatangi ofisial keempat sambil membentak, menuntut penjelasan mengapa waktu tambahan begitu panjang.
Sebenarnya dia tahu alasan di balik durasi tersebut. Tapi memperjuangkan kepentingan tim tidak perlu memandang benar-salah—tekanan harus tetap diberikan.
Selain Klopp, para suporter Borussia Dortmund juga geram. Sebagai pendukung Dortmund, mereka tentu tak peduli logika—hanya memihak tim sendiri. Hal ini wajar, karena seandainya Dortmund yang diuntungkan di injury time, suara siulan pasti juga akan memekik di Allianz Arena.
Guardiola berdiri di tepi lapangan dengan raut wajah serius menyaksikan pertandingan.
Di sampingnya, asisten pelatih Hermann Gerland berteriak keras ke arah lapangan: "Masih ada waktu! Manfaatkan kesempatan! Jangan menyerah!!"
Suaranya sampai parau karena terus menerus berteriak.
Seluruh pemain cadangan Bayern München juga telah bangkit dari bangku cadangan, berjejer di tepi lapangan sambil histeris berseru: "Semangat! Kawan-kawan! Ayo!!"
Di depan bangku cadangan dan bangku pelatih Borussia Dortmund, juga dipenuhi orang-orang mereka yang terus meneriakkan: "Tahan! Tahan! Jangan pedulikan berapa menit tersisa! Jangan lengah sampai wasit utama membunyikan peluit!"
Tapi sebenarnya tidak jelas apakah teriakan mereka benar-benar bisa sampai ke telinga rekan setim di lapangan, karena Allianz Arena saat ini dipenuhi suara suporter Bayern München - ada siulan, teriakan dukungan untuk tim, juga nyanyian.
Semua orang tegang luar biasa, para komentator pun berhenti membahas kisah cinta Zhou Yi dan Kottane.
"Injury time sembilan menit. Jika gol Götze tadi masuk, sekarang selisihnya hanya satu gol. Mencetak satu gol lagi dalam sembilan menit tersisa akan jauh lebih mudah... Tapi sekarang mereka harus mencetak dua gol. Bukan berarti Bayern München tidak bisa, atau mustahil, tapi secara probabilitas ini agak rendah..."
……
Menit ke-91, Götze kembali melepaskan tembakan dari luar area penalti. Bola ditepuk keluar oleh Weidenfeller, melayang ke sayap kanan. Rafinha yang berlari ingin langsung mengoper ke depan gawang, tapi tendangannya melambung tinggi membentuk lengkungan aneh dan keluar melewati garis lapangan.
"Aksi Rafinha ini... Saat itu tidak ada pemain Borussia Dortmund di dekatnya. Dia sebenarnya bisa menghentikan bola sejenak sebelum mengoper. Meski waktu yang tersisa bagi Bayern München sudah sedikit, tapi ini terlalu terburu-buru!" Marcel Leif mengkritik performa Rafinha tanpa ampun. "Ini sama saja merusak moral tim sendiri!"
Kemudian Borussia Dortmund melakukan tendangan gawang.
Kali ini mereka tidak lagi maju lapis demi lapis dari lini belakang. Weidenfeller menendang bola jauh ke area depan. Mark melompat menyundul bola kembali ke arah Zhou Yi.
Zhou Yi menguasai bola di lingkaran tengah. Menghadapi pressing dari Lahm, dia berbalik badan melindungi bola tanpa terburu-buru melakukan operan. Selain karena tidak ada target passing yang lebih baik, ini juga upaya untuk mengulur waktu. Bahkan satu detik tambahan penguasaan bola di kakinya berarti satu detik waktu terbuang.
Tapi pemain Bayern München mana mungkin tidak menyadari maksudnya?
Lahm terdesak di belakang Zhou Yi, sementara Schweinsteiger datang dari samping dan menyapu bola sekaligus menjatuhkan Zhou Yi dari sisi belakang.
Namun wasit utama Zwaier kali ini tidak meniup peluit untuk pelanggaran, malah ikut berlari mengikuti arah bola.
Zhou Yi yang tergeletak di tanah membuka kedua tangan tanda frustasi, sementara Klopp kembali meneriakkan kemarahan dari pinggir lapangan.
Duan Xin menyatakan keraguan: "Bola ini tidak dianggap pelanggaran? Schweinsteiger jelas-jelas menyentuh kaki tumpuan Zhou Yi kan? Bagaimanapun juga ini harus dianggap pelanggaran?"
Namun tidak ada yang bisa mengubah keputusan wasit utama.
Zhou Yi juga cepat bangkit dari tanah dan segera kembali ke pertahanan tim.
Bayern München memanfaatkan pressing ini untuk melancarkan serangan lagi, sayangnya tendangan jauh Thomas Müller terlalu tepat ke tengah gawang sehingga mudah ditangkap Weidenfeller.
Sebenarnya ini bukan penyelamatan yang sulit, Weidenfeller cukup membungkuk ke depan untuk menangkap bola, tapi dia sengaja berbaring lebih lama setelah menguasai bola.
Sudah memasuki menit ke-93 pertandingan, Weidenfelle berhasil mengulur waktu beberapa detik sebelum akhirnya bangkit.
Siulan dari tribun Allianz Arena sudah menyelimuti seluruh suara lain, protes penonton ini ditujukan untuk Weidenfeller.
Setelah bangkit, Weidenfeller menendang bola ke area depan dengan tendangan jauh, namun sengaja mengarahkannya ke sayap kiri lapangan. Bola melewati garis tengah dan meluncur sepanjang garis gawang sebelum akhirnya keluar di dekat bangku cadangan Bayern München.
Wasit memberikan lemparan ke dalam untuk Bayern München, tapi untuk melakukan lemparan ini pemain Bayern harus berlari mengambil bola dan mencari rekan yang bisa menyambut lemparan - semua proses ini memakan waktu.
Borussia Dortmund benar-benar bertarung habis-habisan untuk mengulur waktu.
Bahkan lemparan ke dalam pun dimanfaatkan untuk taktik ini.
Di sisi Bayern München, untuk menghemat waktu, kiper mereka Lucas Reid sudah berlari keluar dari gawang sejak Weidenfeller memulai permainannya. Begitu bola melewati garis lapangan, dia langsung berlari mengambil bola yang dilempar rekan setim dari pinggir lapangan, lalu melemparnya dengan kuat ke dalam lapangan ke bek tengah Dante yang menarik diri untuk membantu.
Kemudian dia buru-buru berlari kembali ke posisi kipernya.
Berlomba dengan waktu.
