Tak lama setelah pertandingan berakhir, malam itu juga bertebaran berita tentang pertandingan ini di dunia maya.
"KEMENANGAN EPIK! Borussia Dortmund mengalahkan Bayern München 3-1 di kandang lawan!"
“……Menghadapi tekad dan keberanian yang ditunjukkan Borussia Dortmund, Bayern München seperti gadis kecil yang ketakutan……”
“Pressing gila-gilaan yang terus-menerus dilakukan Dortmund akhirnya membuahkan hasil. Tekanan ekstrim ini membuat Bayern München tampil buruk dalam pertandingan……”
“‘Kalian Juara Jerman?’ Dortmund menyeringai. Pasukan Kuning-Hitam mencetak tiga gol, membuat warga Munich yang bangga dengan Bayern München benar-benar terluka……”
“Guardiola membawa konsep taktik modern ke Bayern München, namun tidak menyuntikkan keberanian pada tim. Menghadapi pengejaran Dortmund, mereka malah mengacaukan formasi sendiri. Kekalahan di kandang sendiri dari Dortmund bukanlah pukulan mematikan, melainkan hasil imbang melawan Hoffenheim di Bundesliga ke-28. Ini benar-benar cerminan ketidakstabilan mental……”
"Pertandingan melawan Bayern München menjadi laga ke-200 Klopp di Bundesliga. Sebelum meninggalkan Mainz untuk bergabung dengan Borussia Dortmund pada 2008, ia sudah terkenal, namun popularitasnya lebih banyak berasal dari perannya sebagai komentator tamu sepak bola di stasiun TV yang disukai suporter. Sebagai pelatih, saat itu Klopp hanya memiliki pengalaman dua musim melatih di Bundesliga, sisa waktunya dihabiskan membawa Mainz berlaga di 2. Bundesliga... Di hari bersejarah ini, Borussia Dortmund mengalahkan rival bebuyutan Bayern München 3:1. Zhou Yi mencatatkan hattrick sebagai hadiah spesial terbaik untuk mentornya..."
"...Kekalahan di kandang sendiri sudah menjadi hal asing bagi Bayern München. Terakhir kali mereka kalah di Allianz Arena adalah pada pertandingan kesembilan musim lalu, saat Bayern München takluk 1:2 dari Bayer Leverkusen di rumah. Kekalahan dalam pertandingan ini mengakhiri rekor tak terkalahkan Bayern München di kandang musim ini... Tapi dibandingkan itu, yang lebih mengkhawatirkan adalah kemungkinan kehilangan gelar liga..."
"...Statistik teknis pasca pertandingan menunjukkan Bayern München memiliki penguasaan bola mencapai 71%. Penguasaan bola yang mengerikan ini gagal membawa kemenangan. Saat menghadapi lawan seimbang, penguasaan bola tidak bisa dikonversi menjadi gol - ini sangat berbahaya. Orang-orang sering terbuai dengan dogma penguasaan bola ala Guardiola, yang belum tentu baik..."
“……Zhou Yi bersinar cemerlang dalam pertandingan, ia sepenuhnya membuktikan bahwa gelar Pemain Terbaik Eropa musim lalu memang pantas diraihnya. Paling tidak di seluruh Bundesliga, ia sudah menjadi Bintang Sepak Bola Nomor Satu yang tak tertandingi oleh siapapun……Di hadapan performansinya, seluruh tim Bayern München bagai tidur sambil berjalan……”
“Zhou Yi menjadi pemeran utama yang tak terbantahkan dalam pertandingan ini. Ia mencetak hattrick sendirian untuk mengalahkan Bayern München. Selain itu, ia juga memamerkan kemesraan dengan melamar kekasihnya secara terbuka saat pertandingan, benar-benar mengesankan. Tentu saja bagi suporter Bayern München, romantisme semacam ini tak berbeda dengan penghinaan……”
“Zhou Yi mengumumkan akan menikahi kekasihnya, fisioterapis Borussia Dortmund Cortana Wagner, meski belum merilis waktu pastinya……Orang biasa melamar dengan cincin, Zhou Yi menggunakan hattrick, kemenangan atas Bayern München, dan gelar juara yang hampir diraih……Sungguh kemewahan tingkat tinggi! Inilah gaya melamar seorang pemain top dunia!”
"Bayern München benar-benar KALAH dari Zhou Yi. Orang sering bilang Borussia Dortmund adalah momok Bayern München, Klopp adalah momok Bayern München... Tapi semua itu salah. Jika kita teliti catatan pertemuan kedua tim dalam beberapa tahun terakhir, sebelum Klopp datang ke Borussia Dortmund, mereka bukanlah momok bagi Bayern München. Setelah Klopp bergabung dengan Borussia Dortmund, pernah juga mengalami kekalahan double dari Bayern München dalam satu musim. Bahkan di musim 2009-2010 ketika Zhou Yi dipromosikan ke tim utama, Borussia Dortmund tetap kalah double. Satu pertandingan 1-5, satu lagi 1-3. Pertandingan 1-3 itu menjadi kekalahan terakhir Zhou Yi dari Bayern München, sekaligus satu-satunya kekalahannya saat membela Borussia Dortmund. Jadi sudah jelas siapa momok sebenarnya bagi Bayern München..."
"Keberadaan Zhou Yi telah menghilangkan ketegangan dalam perebutan gelar Bundesliga. Dua musim terakhir polanya selalu sama - sehebat apapun performa awal Bayern München, bahkan ketika sudah menunjukkan dominasi penuh, pada akhirnya tetap saja tersingkir dari tahta oleh Borussia Dortmund... Sepertinya Borussia Dortmund hanya perlu mengalahkan Bayern München untuk memastikan gelar juara liga..."
“……Zhou Yi seorang diri membuat Allianz Arena terdiam, membuat bintang-bintang Hollywood Bundesliga di seberang tampak redup! Dialah penguasa sejati Bundesliga! Sebelumnya Zhou Yi selalu dikenal karena assist briliannya, namun kali ini dia menunjukkan kemampuan mencetak golnya ke dunia. Siapa sangka di musim pertamanya bersama Borussia Dortmund total hanya mencetak tiga gol, namun sekarang bisa mencetak tiga gol dalam satu pertandingan. Waktunya bermain di tim utama Dortmund sebenarnya tidak lama, dihitung sejak musim 2009-2010 sampai sekarang belum lima musim, dimana musim 2009-2010 hanya setengah musim, tapi perkembangannya benar-benar pesat...”
……
Dalam laporan media pasca pertandingan, kekalahan Bayern München menjadi perhatian, Zhou Yi juga termasuk salah satu sorotan.
Bayern München musim ini tampil sangat gemilang, sehingga dijuluki "Tim Galaksi".
Tidak hanya di Bundesliga, di seluruh peta sepakbola Eropa, Bayern München karya Guardiola dianggap sebagai favorit juara.
Orang-orang mulai berharap Guardiola setelah istirahat satu tahun, kembali memulai perjalanan di Munich lalu membangun dinasti Bayern München, persis seperti yang pernah dia ciptakan di Barcelona dulu.
Ketika dia pertama kali tiba di Munich, media dipenuhi pujian dan sanjungan berlebihan terhadapnya. Orang-orang memiliki kekaguman dan kepercayaan hampir seperti takhayul terhadap Guardiola. Saat itu Dortmund bahkan tidak disebut sebagai rival utama Bayern München. Orang menganggap dalam cetak biru megah Guardiola, Dortmund sama sekali tidak layak diperhitungkan, hanya masalah kecil yang akan diselesaikan sambil lalu.
Siapa sangka di musim pertama, Bayern München yang awalnya melesat tinggi justru berakhir dengan hasil seperti ini.
Hattrick Zhou Yi di Allianz Arena benar-benar mempermalukan banyak pihak.
Setelah pertandingan, dalam penilaian Bild terhadap pemain kedua tim, Rafinha yang diusir keluar lapangan dengan kartu merah mendapat nilai 6 - performa terburuk. Rekan bek tengah Javi Martínez dan Dante juga sama-sama mendapat 6.
Götze meraih 2 poin, nilai tertinggi di tim Bayern München.
Di sisi Dortmund, Zhou Yi mendapatkan nilai tertinggi baik di timnya maupun seluruh lapangan - 1 poin.
Sebelumnya telah dijelaskan sistem penilaian Bundesliga menggunakan skala 5 poin. Sistem ini bukan dari 0-5, tapi 1-6 dengan interval 0.5 poin.
Nilai 1 poin sangat sulit diraih.
Musim lalu Zhou Yi juga menyumbangkan gol penutup melawan Bayern München di liga, membantu Dortmund membalikkan posisi klasemen. Meski menjadi Man of the Match di pertandingan itu, nilainya saat itu 1.5 poin.
"Dan kali ini, hattrick, menguasai pertandingan, Zhou Yi mendapat satu poin pantas diraih."
"Tapi dibandingkan nilai ini, yang lebih jadi bahan perbincangan adalah kemesraannya dengan Kottane."
"Setelah pertandingan, Kottane yang jarang mau diwawancarai wartawan akhirnya terjebak. Di depan lensa, Kottane mengakui dengan terbuka."
"'Ya, aku pernah bilang kalau dia bisa mencetak hattrick dalam pertandingan, baru aku akan pertimbangkan lamarannya... Kukira harus tunggu musim depan, ternyata di musim ini sudah tercapai.'"
"Kottane tersenyum."
"'Jadi kau menerima lamarannya?' Seorang wartawan bertanya iseng."
"Kottane tertawa lepas: 'Kenapa tidak? Dia sudah cetak tiga gol di Allianz Arena!'"
"Semua yang hadir ikut tertawa."
……
"Zhou Yi baru saja tiba di Dortmund ketika telepon dari ayahnya Zhou Jianliang masuk: 'Anakku, mantap! Ayah bangga padamu! Maksudku soal lamaran itu, kapan rencana nikahnya?'"
"'Eh, belum dipikirkan, Ayah...'"
"'Kalau menurut Ayah, memilih hari tidak sebaik langsung bertindak. Musim panas ini saja!'"
"'Aku masih ada Piala Dunia tahun ini, Ayah!'"
"'Habis Piala Dunia langsung nikah plus bulan madu sekalian!'"
"'Ayah, kenapa aku merasa Ayah lebih heboh dari aku?'"
Di ujung telepon, Zhou Jianliang segera berganti ke nada serius: "Sebagai pemain profesional, jika ingin meraih prestasi tinggi, dukungan keluarga yang stabil sangat penting. Jadi aku harap kamu bisa segera menikah dan fokus sepenuhnya pada sepak bola. Jika punya anak, kami bisa bantu mengasuh, pasti tidak akan mengganggu kariermu..."
"Ayah, kamu rindu punya cucu ya?"
"Ahem..." Zhou Jianliang yang terbongkar maksudnya buru-buru lempar tanggung jawab ke istrinya, "Ini permintaan ibumu..."
Belum selesai bicara, Li Cuiyun merebut telepon: "Jangan dengarkan omong kosong ayahmu. Menikah kapan terserah kamu, soal punya anak juga aku tidak keberatan, kamu dan Kottane yang putuskan."
Setelah menutup telepon, Zhou Yi melihat Kottane memandangnya, lalu tersenyum: "Ayahku tadi menelepon, mengucapkan selamat atas hattrickku... Eh, Kottane, bagaimana kalau kita adakan pernikahan setelah Piala Dunia?"
Kottane mengangguk tanpa ragu: "Boleh!"
Maka keputusan besar hidup ini pun diambil dengan riang...
