Saat menonton rekaman, Zhou Yi sesekali menjeda pemutaran dengan remote, mencoret-coret di buku catatan kecil di meja teh, berpikir sejenak, lalu melanjutkan pemutaran.
Setelah selesai menonton sekali, dia memutar ulang dari awal.
Setelah mengulangi proses ini beberapa kali, barulah dia mematikan televisi.
Ketika masuk ke kamar, Kottane sudah berbaring di tempat tidur hendak tidur.
"Kukira kau akan menonton sampai larut malam," canda Kottane awalnya.
Tapi dia menyadari Zhou Yi tidak menanggapi candaannya, terus mengerutkan alis. "Ada apa? Lawan sesulit itu?"
Zhou Yi mengangguk: "Sangat sulit."
"Lebih sulit dari Bayern München?"
“Dari sudut pandang tertentu... lebih kuat dari Bayern München. Utamanya karena taktik mereka sangat menyasar, terutama terhadap saya...” Zhou Yi duduk di tepi tempat tidur. “Tim Simeone sangat ahli dalam bertarung fisik, sementara saya justru tidak mahir dalam duel fisik.”
Kottane tentu paham kelebihan dan kekurangan Zhou Yi, dia juga khawatir: “Memang lawan yang sangat merepotkan. Apa kamu punya cara mengatasinya?”
Zhou Yi menggeleng: “Tidak ada.”
“Ha?” Kottane terkejut mendengar jawaban itu. “Lalu bagaimana?”
“Walau tidak ada cara tetap harus dimainkan, nanti berusaha sekuat tenaga saja.” Saat ini Zhou Yi benar-benar belum punta solusi. Dia berencana masuk ke ruang virtual untuk bertanding melawan Atletico Madrid, mengumpulkan pengalaman dari pertandingan-pertandingan tersebut.
Untuk saat ini, hanya itu satu-satunya solusi.
Mustahil baginya untuk berubah menjadi monster otot yang tak takut duel fisik hanya dalam 3-4 hari.
Sedangkan Atletico Madrid pasti akan memanfaatkan kelemahan fisiknya.
……
Sebelum latihan keesokan harinya, Zhou Yi langsung mengetuk pintu kantor Klopp dan mengembalikan flashdisk ke pelatih kepala itu. Klopp terkejut: “...Anda masih bisa terus menontonnya...”
Zhou Yi menggeleng: “Tidak perlu, sudah saya hapal di otak.”
Klopp tidak meragukan perkataannya. Dia mempercayai Zhou Yi lalu bertanya: “Apa kamu perhatikan cara mereka 'mengisolasi' Messi?”
Zhou Yi mengangguk: “Tentu.”
Pertahanan Atletico Madrid terhadap Messi dalam pertandingan ini sangat sukses.
Perlu diketahui, sebelum pertandingan, situs resmi Barcelona bahkan secara khusus membayangkan performa Messi dalam laga ini: "Messi telah delapan kali menaklukkan gawang Atletico Madrid di Stadion Calderón. Para suporter seharusnya mengingat pertandingan tahun 2007 ketika Barcelona membantai Atletico Madrid 6-0 di kandang lawan, dengan Messi mencetak dua gol. Dia telah mencetak total dua puluh gol melawan Atletico Madrid, menjadi algojo tim Los Rojiblancos. Bek-bek Atletico Madrid akan melewati malam penuh mimpi buruk!"
Pelatih Barcelona Martino juga menyatakan Messi akan menjadi penentu kemenangan dalam pertandingan ini.
Hasilnya, dua FLAG ini berdiri dengan sempurna.
Sepanjang pertandingan, adegan yang menampilkan Messi sangat minim. Beberapa close-up shot yang ada justru memperlihatkan sosoknya lesu tanpa semangat.
Pressing tinggi Atletico Madrid berhasil mendorong Messi ke luar area penalti, mempertahankan kotak pertahanan dengan ketat agar Messi tidak bisa masuk.
Terisolasi di luar area penalti, Messi juga diputus hubungannya dengan rekan setim oleh Atletico Madrid. Iniesta, Xavi, dan Busquets kesulitan mengontrol bola dengan tenang di bawah pressing lawan, sulit menjalin kerja sama dengan Messi.
Akibatnya, Messi terpaksa bertarung fisik dan ketahanan mental melawan para pemain baja Atletico Madrid.
Sayangnya, ini bukan keahlian utama Messi.
Jadi di Stadion Calderón, Messi benar-benar menghilang. Tak terlihat dribel khasnya, operan akurasinya pun lenyap, bahkan tembakan-temabakannya kerap melenceng dari target.
Selain itu performa Messi dalam pertandingan ini memang buruk. Namun tidak jelas apakah ini karena taktik pertahanan menyasar Atletico Madrid yang membatasinya, atau memang kondisi fisiknya sedang tidak prima. Pasalnya Atletico sejak awal sudah menguasai ritme permainan, sama sekali tidak memberi kesempatan Messi menunjukkan performa terbaiknya.
Setelah pertandingan terdapat statistik jarak lari pemain sepanjang 90 menit. Messi yang bermain penuh tanpa diganti bahkan hanya berlari sejauh 6.853 meter! Belum mencapai 7 kilometer!
Sebagai perbandingan, kiper Barcelona Pinto saja mencatat jarak lari 5.359 meter. Bahkan veteran berusia 34 tahun Xavi berlari lebih dari 10.000 meter!
Performa seperti ini memunculkan pertanyaan: Apakah Messi benar-benar berusaha sekuat tenaga saat melawan Atletico Madrid...
"Setelah pertandingan, menanggapi pernyataan angkuh Barcelona di situs resmi sebelum pertandingan, para suporter Atletico Madrid membuat pengumuman orang hilang untuk mengejek Messi dan Barcelona: 'Leo Messi, 27 tahun, berkebangsaan Argentina, bermain untuk klub Barcelona. Hilang pada 10 April 2014 pukul 19:45 di Stadion Calderón, Madrid. Saat hilang mengenakan kaos hitam dan celana pendek hitam... Bagi yang memiliki informasi, harap segera hubungi klub Barcelona. Hadiah menarik menanti!'"
Benar-benar penuh kebencian...
"Menurutku selama otak Simeone tidak bermasalah, nanti Atletico Madrid pasti akan 'mengisolasi'mu seperti ini." kata Klopp.
"Tentu saja." Zhou Yi sama sekali tidak terkejut, bahkan tidak menunjukkan kekhawatiran atau kesulitan.
Klopp memperhatikan reaksi Zhou Yi ini, lalu penasaran bertanya: "Kamu punya cara menghadapinya?"
Zhou Yi menggeleng: "Bukan cara khusus, aku cuma punya logika..."
Klopp tidak menyangka Zhou Yi benar-benar bisa memberikan solusi. Ia semakin yakin keputusannya meminta Zhou Yi menonton rekaman pertandingan adalah tepat - dia tahu Zhou Yi pasti bisa menciptakan kejutan!
"Oh? Coba jelaskan!" Klopp bersemangat condongkan tubuh ke depan, membuat gestur "siap mendengarkan".
"Pressing tinggi Atletico Madrid memang masalah besar untuk tim yang mengandalkan penguasaan bola. Tapi Pelatih, kita bukan tim tipe penguasaan bola kan..." Zhou Yi membuka tangannya.
"Mendengar perkataan Zhou Yi ini, Klopp tertegun."
Zhou Yi tidak berhenti, melanjutkan: "Melawan tim yang lebih lemah, kami memang punya keunggulan penguasaan bola. Tapi saat berhadapan dengan tim yang setara atau bahkan lebih kuat, kami jarang mendominasi operan. Ingat pertandingan terakhir melawan Bayern München? Penguasaan bola kami hanya 29%, tapi kami menang 3-1. Jadi menurutku kita tidak perlu terlalu khawatir dengan pressing tinggi Atletico Madrid."
Klopp mengangguk-angguk setuju, merasa analisis Zhou Yi masuk akal.
"Selain itu, kita punya senjata ampuh untuk menghadapi pressing - Footbonaut. Kombinasi umpan cepat kita adalah momok alami bagi sistem pressing tinggi."
Mendengar ini, mata Klopp berbinar-binar.
Apa itu pressing tinggi? Taktik bertahan agresif dengan membanjiri area tertentu menggunakan keunggulan jumlah pemain untuk merebut bola.
Tapi strategi ini pasti meninggalkan ruang kosong di area lain, terutama di belakang garis pertahanan.
Kebanyakan tim yang dipressing kesulitan bertahan, apalagi memanfaatkan celah di belakang lawan.
Namun bagi Borussia Dortmund yang ahli dalam kombinasi umpan cepat, ini bukan masalah besar.
Kamu bisa maju melakukan pressing, tapi aku juga bisa mengoper bola sebelum pressingmu terbentuk. Asalkan bisa mengeluarkan bola dari lingkaran kepungan, pressingmu jadi sia-sia. Malah aku akan punya banyak ruang kosong untuk mengembangkan serangan.
Tentu saja analisis seperti ini baru sebatas teori, belum ada praktiknya. Tapi seperti kata Zhou Yi, ini memang memberi Klopp sebuah logika taktis, dan itu logika yang cukup bagus. Lebih baik daripada sebelumnya yang sama sekali buta tanpa setengah ide pun, kan?
Klopp sangat antusias dan gembira, kembali menatap murid kesayangannya... benar-benar "murid kebanggaan" yang membuatnya bangga. Dari semua pemain yang pernah dilatihnya, Zhou Yi adalah yang paling disukai, dikagumi, diandalkan, dan diharapkannya.
Terkadang, peran dan pengaruh Zhou Yi dalam tim sudah melampaui batas seorang pemain top dunia sekalipun.
Awalnya dia hanya menunjukkan rekaman pertandingan tanpa harapan besar, sekadar ingin mempersiapkan mental Zhou Yi menghadapi kondisi apa saja di lapangan.
Tapi Zhou Yi justru memberinya kejutan besar. Penasaran, Klopp bertanya: "Ini hasil pemikiranmu semalam saja?"
Zhou Yi bisa mendengar rasa kagum dan takjub dalam nada suara Klopp. Sebenarnya dia ingin merendah, lalu menggelengkan kepala: "Tidak juga. Sejak menonton siaran langsung pertandingan sebelumnya, saya sudah memikirkan cara menghadapi mereka. Tapi waktu itu belum jelas. Setelah berulang kali menonton rekaman yang diedit tim pelatih, logika perlahan mulai terbentuk..."
Sebenarnya dia berbohong. Ini kebohongan putih. Bagaimana mungkin dia memberi tahu Klopp bahwa di ruang virtual saat tidur malam, dia sudah melakukan delapan pertandingan simulasi melawan Atletico Madrid untuk menyusun strategi?
Klopp melihat Zhou Yi sudah lama mempersiapkan ini. Meski tidak se-spektakuler merancang semalaman, tetap sangat luar biasa - berapa pemain yang aktif menonton pertandingan lawan dan menganalisis taktik?
Zhou Yi sudah melakukan yang terbaik. Tidak mungkin menuntut lebih.
Klopp berdiri sambil menggesekkan tangan penuh semangat: "Kerja bagus! Selanjutnya kita akan perkuat kombinasi umpan cepat dalam latihan! Kita harus ubah program latihan..."
Sambil bicara, dia buru-buru menelepon anggota tim pelatih satu per satu, memanggil mereka ke kantornya untuk rapat.
Zhou Yi merasa tidak ada lagi urusannya dan hendak pamit, tapi ditahan Klopp: "Tunggu, Zhou Yi tetap di sini. Kamu perlu jelaskan logikamu ke mereka. Menurutku hanya kamu yang bisa menjelaskannya."
"Zhou Yi bukan pertama kali menghadiri rapat tim pelatih, jadi dia tidak menolak dan mengangguk setuju dengan senang hati."
