"Umpan silang Yan Min! Kesempatan emas! Sundulan Aubameyang... Courtois! Ia melakukan penyelamatan kelas dunia... Tunggu, bolanya belum keluar, kekacauan di depan gawang... Eh?! Gol! Goolll!!!" He Ping berteriak penuh semangat. "Dalam kekacauan, tak jelas siapa yang menyentuh bola lebih dulu. Bola terbang masuk ke gawang Atletico Madrid! Borussia Dortmund unggul 2:0 di kandang sendiri! Luar biasa!"
He Ping yang sebelumnya khawatir akan hukuman karena menyia-nyiakan kesempatan, kini melupakan semua kekhawatiran itu.
Saat bola masuk jala, Klopp dan rekan-rekannya melompat dari bangku cadangan, merayakan dengan gegap gempita.
Taktik mereka sukses!
Dua gol dalam 14 menit awal melawan Atletico Madrid - sungguh luar biasa!
Ini adalah awal pertandingan terbaik yang pernah mereka bayangkan!
Sementara itu, di sebelah mereka, pelatih Atletico Madrid Diego Simeone bermuka semakin masam.
Kebobolan satu gol di menit ketiga kick-off, lalu dua gol di menit keempat belas... Kondisi seperti ini sama sekali tak dia perkirakan.
Dia pernah membayangkan timnya mungkin kebobolan di kandang lawan, bahkan berpotensi kalah, tapi sama sekali tak menyangka situasi akan separah ini.
"Pasukan baja" yang dibangunnya ternyata begitu rapuh di kandang Borussia Dortmund!
Meski kedua gol kemasukan terkesan karena faktor kesialan, Simeone kini tak berani menyalahkan semua masalah pada nasib buruk. Jika tetap berpikir demikian, mustahil dia bisa membawa Atletico Madrid meraih prestasi seperti sekarang.
Dengan wajah muram, dia merekonstruksi mental dua gol Dortmund dan serangan-serangan mereka yang gagal mencetak gol.
Tak butuh waktu lama. Bahkan sebelum para pemain Dortmund selesai merayakan, dia sudah menemukan jawabannya.
Menghadapi pressing tinggi mereka, Dortmund menggunakan taktik operan cepat dan pergerakan posisi. Dengan operan supercepat dan rotasi posisi, pressing agresif Atletico Madrid menjadi tak efektif. Sebab, pergerakan manusia takkan bisa menyaingi kecepatan bola. Selagi Dortmund menjaga bola terus beredar, pertahanan Atletico Madrid akan terus tertarik.
Di saat bersamaan, pressing terus-menerus pemain Atletico Madrid meninggalkan ruang kosong besar di belakang garis pertahanan mereka.
Dua gol kebobolan ini sebenarnya terjadi karena ada ruang kosong di pertahanan, sehingga dimanfaatkan oleh Borussia Dortmund...
Tiba-tiba dia menyadari, apa maksud "senjata rahasia" yang selalu disebut-sebut Klopp dan Zhou Yi sebelum pertandingan...
Bukankah ini senjata rahasia yang sengaja mereka siapkan untuk menghadapi Atletico Madrid?!
Hanya saja senjata rahasia ini benar-benar tak terduga. Simeone sebenarnya tahu Dortmund punya variasi permainan seperti ini - ini bukan pertama kalinya dia menghadapi Dortmund. Sudah pasti dia mempelajari tim ini dan tahu Dortmund pernah menerapkan taktik serupa sebelumnya.
Namun menurutnya, permainan model ini menuntut level tinggi dari setiap pemain. Kecuali seluruh tim dalam kondisi prima, mustahil untuk menjalankannya. Mengingat performa buruk Dortmund musim ini, menurut analisisnya mereka tak mungkin mengambil risiko menggunakan taktik ini. Jika dipaksakan, bisa-bisa mereka malah hancur sendiri sebelum berhasil...
Siapa sangka Klopp benar-benar nekat melakukannya, dan bahkan berhasil!
Orang-orang bilang Klopp adalah pelatih gila. Ternyata reputasinya tidak berlebihan...
Setelah memahami akar masalahnya, tentu langkah penyesuaian harus segera dilakukan.
Taktik operan cepat dan pergerakan tanpa bola lawan ini memanfaatkan ruang kosong setelah pressing Atletico. Solusi untuk menekannya sederhana: hentikan saja pressing kita.
Dalam kondisi sudah kebobolan dua gol, jika tetap melanjutkan pressing, sangat mungkin akan terus kebobolan. Jika nanti kalah dengan skor telak, di leg kedua saat kembali ke kandang sendiri, pertandingan ini akan sulit dihadapi...
Diego Simeone sudah mulai memikirkan persiapan untuk leg kedua.
Sekarang yang terpenting adalah memperkuat pertahanan, tidak boleh kebobolan lagi. Sisa waktu pertandingan masih lebih dari 75 menit, selama memiliki kesabaran cukup, masih ada kesempatan mencetak gol.
Dengan kondisi pertandingan yang sudah seperti ini, Simeone tidak lagi memikirkan kemenangan. Jika bisa mencetak gol tandang dan tidak kebobolan lagi, skor 1:2 masih bisa diterima.
Dengan satu gol tandang, agregat hanya tertinggal satu gol. Kembali ke kandang sendiri nanti, dengan keuntungan kandang yang kuat, Atletico Madrid pasti bisa membalikkan keadaan.
Yang terpenting, di leg kedua nanti Borussia Dortmund benar-benar tidak punya rahasia lagi. Mereka sudah menunjukkan semua strategi andalan, di leg berikutnya Atletico Madrid pasti akan menyiapkan penyesuaian taktik. Strategi yang sama tidak bisa digunakan dua kali terhadap Saint Seiya, bukan?
Jadi selama tidak kalah telak di leg pertama, Atletico Madrid masih bisa mendominasi di leg kedua.
……
Saat para pemain Dortmund masih merayakan gol, Simeone berdiri di pinggir lapangan dan memanggil Gabi untuk memberikan instruksi langsung.
Gerakan ini tentu tidak luput dari pengamatan pelatih utama Dortmund, Jurgen Klopp.
Melihat adegan ini, dia langsung tahu apa yang akan dilakukan Simeone.
Semua orang bukanlah orang bodoh, hal sederhana seperti ini mudah ditebak.
Meskipun Simeone sudah memahami situasi dalam empat belas menit dan melakukan penyesuaian yang diperlukan.
Tapi Klopp sudah cukup puas.
Bagaimanapun, dalam waktu empat belas menit ini, Borussia Dortmund sudah mencetak dua gol dan unggul 2:0.
Selanjutnya ketika Atletico Madrid tidak lagi mempertahankan pressing tinggi, Dortmund juga bisa memperlambat ritme permainan dan bermain sabar menghadapi mereka.
Sebenarnya penyesuaian Simeone ini justru membuat Klopp lega.
Dengan kondisi pemain dan stamina Dortmund saat ini, mustahil mempertahankan taktik seperti ini sepanjang pertandingan, bahkan separuh lapangan pun sulit.
Jadi jika Atletico tidak menyesuaikan diri, dia juga tidak akan memaksa timnya terus bermain seperti ini, paling-paling setelah tiga puluh menit harus memperlambat ritme dan kembali ke taktik biasa. Kalau tidak, stamina akan terkuras habis, tim akan runtuh, dan meski unggul dua gol, pertahanan tidak akan bertahan.
Meski melihat penyesuaian Simeone, Klopp tidak berteriak-teriak di pinggir lapangan untuk mengingatkan para pemainnya.
Dia percaya Zhou Yi yang melihat perubahan orang itu akan melakukan penyesuaian yang sesuai. Serahkan saja hal seperti ini pada Zhou Yi untuk menanganinya.
……
Saat Zhou Yi dan rekan setimnya selesai merayakan dan kembali ke separuh lapangan mereka, para pemain Atletico Madrid sudah berada di posisi masing-masing.
Meski tertinggal dua gol, mereka langsung mendapat arahan dari pelatih sehingga tidak panik. Karena mereka tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Sebenarnya dalam banyak kasus, ketika pemain tim lawan bermain buruk dan terus melakukan kesalahan setelah kebobolan, itu biasanya karena ketidaktahuan langkah berikutnya yang menyebabkan ketidakstabilan mental.
Saat ini meski tertinggal dua gol, waktu pertandingan masih panjang. Pelatih telah memberi tahu strategi selanjutnya: memperkuat pertahanan lalu mencari kesempatan serangan balik. Cukup mencetak satu gol saja sudah memenuhi target.
Setelah pertandingan dimulai kembali, Zhou Yi segera merasakan perubahan ini.
Pemain Atletico Madrid masih melakukan pressing, namun intensitasnya sudah jauh berkurang dibanding sebelumnya. Dulu pressing mereka bahkan bisa mendesak sampai ke depan kiper Borussia Dortmund, Weidenfeller.
Tapi sekarang, saat Dortmund mengoper bola mundur ke garis bek untuk saling mengoper, pemain Atletico bahkan tidak mendekati.
Secara logika, dalam kondisi seperti ini Dortmund seharusnya memperlambat tempo dan bermain sabar menghadapi Atletico.
Lagipula saat ini mereka unggul dua gol.
Tapi Zhou Yi tidak berniat melakukan itu.
Memperlambat ritme justru yang diharapkan Atletico. Jika Dortmund ikut memperlambat permainan, itu sama saja jatuh ke dalam perangkap strategi lawan.
Taktik operan cepat dan pergerakan tanpa bola memang sangat menguras stamina, tapi pertandingan baru berjalan sekitar sepuluh menit. Stamina pemain Borussia Dortmund masih jauh dari tahap terkuras habis. Jika taktik ini dihentikan sekarang, bukankah itu berarti secara sukarela melepaskan keunggulan?
Karena itu Zhou Yi memutuskan untuk tetap mempertahankan gaya permainan saat ini.
Dia tidak khawatir dengan formasi pertahanan mengerut Atletico Madrid.
Belum lagi Atletico Madrid sebenarnya tidak benar-benar bertahan secara ultra-defensif. Bahkan jika mereka melakukannya, taktik operan cepat tetap memiliki kemampuan untuk menembus pertahanan.
Alih-alih terus mengoper bola di lini belakang menunggu tekanan pemain Atletico Madrid, dia langsung mengirim bola ke depan.
Tetap mempertahankan operan cepat dan pergerakan posisi untuk memberikan dukungan.
Selain itu, dia terus melambaikan tangan meminta rekan setim untuk menekan ke depan, terutama kedua bek sayap yang harus maju menyokong serangan.
Rekan setim memiliki kepercayaan penuh pada Zhou Yi. Meski melihat perubahan formasi Atletico Madrid, jika Zhou Yi memerintahkan untuk menekan, mereka pun melakukannya.
Piszczek dan Durm sebagai bek sayap patuh maju ke depan. Seluruh tim tetap mempertahankan formasi kompak, seolah tidak khawatir Atletico Madrid akan memanfaatkan celah ini untuk melancarkan serangan balik ke belakang pertahanan mereka...
