Saat Simeone di pinggir lapangan melihat Dortmund masih menggunakan taktik yang sama, senyum tipis mengembang di wajahnya.
Atletico Madrid berharap bisa memampatkan ruang operan Borussia Dortmund dengan pertahanan mengerut, memaksa mereka melakukan kesalahan operan. Inilah kesempatan Atletico Madrid melakukan serangan balik.
Secara umum, ide ini benar dan masuk akal.
Tapi Borussia Dortmund memiliki "komputer super".
Zhou Yi bertugas mengolah informasi ini. Begitu bola sampai di kakinya, tidak ada penundaan sedetik pun. Dia selalu langsung mengirim bola ke tempat yang tepat.
Meski sebagian besar berupa transfer bola, serangan Dortmund justru mengalir lancar melalui pergerakan ini.
Tak lama, Dortmund sudah menekan hingga ke luar Zona 30 Meter Atletico Madrid.
Serangkaian operan panjang juga membuat tiga garis pertahanan Atletico Madrid terkompresi rapat, jarak antar garis sangat dekat.
Zhou Yi menggerakkan kepala ke kiri-kanan sambil mengamati, mencetak peta dinamis area ini dalam ingatannya.
Dia menganalisis berbagai jalur dan kemungkinan, tapi tak semua berguna. Sebab jika hanya dia yang melihat jalur bagus sementara rekan setim tidak, maka jalur itu sia-sia.
Saat itu Piszczek menguasai bola di sayap. Setelah membawa bola, dia maju menyusur sisi lapangan namun segera dihadang pemain Atletico Madrid.
Reus muncul di rusuk untuk memberikan dukungan. Piszczek memberikan umpan kepada Reus, sambil terus bergerak maju seolah ingin melakukan kombinasi satu-dua.
Tapi Reus tidak mengembalikan umpan.
Zhou Yi saat itu berlari menyambut Reus, sambil memberi isyarat agar Reus memberikan umpan kepadanya.
Saat menerima bola, Reus menghadap arah berlawanan dari serangan. Menguasai bola di posisi itu tidak ada gunanya. Melihat Zhou Yi datang memberikan dukungan, tanpa ragu dia mengoper bola.
Awalnya Piszczek memang ingin melakukan kombinasi satu-dua dengan Reus. Tapi saat dia melakukan serangan ke depan, Reus tidak memberinya umpan. Hal ini membuatnya ragu, ingin menghentikan sprint-nya.
Tepat di saat itu, dia melihat Zhou Yi.
Zhou Yi yang sedang bersiap menerima bola sama sekali tidak melihat ke arah bola, melainkan menatap tajam ke arahnya.
Meski tidak berkata-kata atau membuat ekspresi apapun, hanya dengan pandangan itu, Piszczek sudah mengerti.
Zhou Yi menyuruhnya terus melakukan serangan.
Meski tidak tahu rencana detail Zhou Yi, dia memutuskan untuk menuruti.
Dia mempertahankan kecepatan larinya, menyambar celah di belakang lini pertahanan Atletico Madrid.
Tepat pada momen itu, bola sampai ke kaki Zhou Yi.
Zhou Yi masih tetap tidak melihat ke arah bola, matanya terus mengawasi Piszczek. Saat pemain itu hampir mencapai pertahanan terakhir Atletico, Zhou Yi mendorong bola dengan sisi kaki kanannya ke kiri lapangan.
Belum sempat berdiri tegak, dia sudah terhempas ke tanah akibat tabrakan dari Gabi yang menyusul dari belakang.
Wasit utama Eriksson langsung memasukkan peluit ke mulutnya, bersiap memberikan pelanggaran Gabi.
Tapi saat dia melirik bola, ternyata bola sudah menembus pertahanan pertama Atletico Madrid dan menggelinding ke arah posisi Godin.
Berpegang pada prinsip keuntungan serangan, Eriksson tidak meniup peluit. Matanya tetap mengawasi pergerakan bola.
Jika pemain Atletico Madrid berhasil merebut bola itu, dia akan segera memberi tendangan bebas untuk Dortmund.
Perhatian Godin seluruhnya tertuju pada bola, sama sekali tak menyadari celah di belakangnya antara dirinya dan Filipe, juga tak melihat Piszczek yang sedang menyambar celah itu.
Kaki Godin terangkat untuk menendang bola, tapi baru sadar jaraknya terlalu jauh... Kaki yang sudah terangkat membuat tubuhnya kaku sesaat.
Di detik itu, Piszczek melesat dari belakangnya.
Awalnya Filipe juga fokus ke Zhou Yi. Baru saat Piszczek berlari melewatinya, dia menyadari ada lawan.
Tapi penyesalan datang terlambat...
Bahkan menarik seragam Piszczek pun sudah tak sempat.
Dia hanya bisa mematung melihat Piszczek menerobos ke belakangnya.
Di saat bersamaan, bola sudah menggelinding ke belakang garis bek Atletico Madrid!
Piszczek, di belakang mereka, berhasil menguasai bola!
“Piszczek! Gol! Umpan indah Zhou Yi! Tidak offside!” He Ping teriak dengan penuh semangat.
“Umpan terobosan Zhou Yi! Cantik!!” Marcel Leif juga meneriakkan dengan bersemangat.
Pemain Atletico Madrid lainnya yang belum bereaksi, saat menoleh melihat Piszczek pemain Borussia Dortmund yang menerima bola di belakang mereka, langsung menganggap Piszczek offside. Reaksi pertama mereka bukan mundur bertahan, tapi mengangkat tangan ke wasit utama.
Tapi wasit utama Eriksson melihat jelas - bagaimana mungkin ini offside?
Dia mengabaikan protes pemain Atletico Madrid.
Pertandingan dilanjutkan!
Piszczek yang menerima bola di belakang garis bek Atletico Madrid, kini hanya berhadapan dengan kiper Courtois.
Courtois yang sudah meninggalkan gawang sejak Piszczek melakukan anti-offside, kini jarak antara mereka sudah sangat-sangat dekat!
Dalam tiga musim terakhir, Borussia Dortmund menyapu bersih semua kompetisi liga, meraih gelar liga berturut-turut. Piszczek yang bermain sebagai bek sayap kanan juga dianggap sebagai bek sayap terbaik Bundesliga.
Tapi mungkin sedikit yang tahu bahwa "bek sayap terbaik Bundesliga" ini awalnya adalah penyerang.
Awal kariernya sebagai penyerang tidak terlalu menonjol, kemudian Piszczek beralih ke posisi sayap. Di Hertha Berlin pun dia tetap bermain di posisi ini.
Tahun 2010 Hertha Berlin degradasi, dia transfer ke Borussia Dortmund.
Di Dortmund, Klopp mengubah posisinya menjadi bek sayap. Tak disangka di posisi ini justru dia membuat kejutan besar, menemukan posisi paling tepat dan menjadi anggota penting Dortmund dalam meraih gelar liga dan juara Champions Eropa beberapa tahun terakhir.
Meski tidak seterkenal saat bermain sebagai penyerang atau sayap, bukan berarti dia tidak punya kemampuan menembak mencetak gol.
Bagaimanapun sejak kecil dia dilatih dan dibina sebagai penyerang...
Jadi saat berhadapan dengan kiper Atletico Madrid Courtois yang keluar gawang, Piszczek tidak mengayunkan kaki untuk tembakan keras, melainkan cepat-cepat menyodokkan kakinya!
Dengan kecepatan maksimal dia menyodok bola ke arah gawang.
Bola melesat menyentuh rumput menuju gawang.
Courtois melihat bola menggelinding, langsung terjatuh melakukan penyelamatan.
Karena jarak terlalu dekat, Courtois mustahil menggunakan tangan meski sudah terjatuh. Dia hanya bisa membuka kedua kakinya sambil terjatuh, berharap bisa menghalau bola dengan kaki...
Tapi sodokan Piszczek jauh lebih cepat dari reaksi Courtois.
Saat dia melakukan gerakan itu, bola sudah menyelinap lewat celah kakinya...
Dia terbaring di tanah, tapi sama sekali tidak menyentuh bola!
Bola menggelinding masuk ke gawang di belakangnya!
“Woooooooooh!!!” Para suporter Borussia Dortmund di tribun Westfalenstadion meneriakkan sorakan ini ketika Piszczek menerima bola di belakang lini pertahanan Atletico Madrid.
Sorakan mereka mencapai puncak desibel saat bola menggelinding masuk ke gawang.
"Wow! Wow! Wow!!!" Marcel Leif terus berteriak terkejut. "3-0! 3-0! 3-0!!! Borussia Dortmund mengubah skor menjadi 3-0 hanya dalam 15 menit pertama!! Unggul tiga gol! Ini pasti sesuatu yang tidak terbayangkan banyak orang sebelum pertandingan! Bagaimana mungkin Dortmund bisa memimpin tiga gol dalam 15 menit awal?! Bukankah ini seharusnya pertandingan yang seimbang!?"
Marcel Leif tampak begitu bersemangat hingga terlihat agak gila, teriakan ini benar-benar menunjukkan keterkejutannya yang luar biasa.
He Ping juga tak kalah antusias: "Piszczek... Gol! Gol! Gol brilian! Dortmund mencetak gol lagi! Memimpin 3-0 atas Atletico Madrid! Awal pertandingan yang sama sekali tak terduga... Tiga serangan pisau Dortmund benar-benar membuyarkan konsentrasi Atletico!"
……
Piszczek yang mencetak gol berlari menuju tribun selatan, merayakan bersama suporter Borussia Dortmund di bawah tribun.
Rekan setimnya berhamburan dari belakang dan mengerumuninya.
Suporter Borussia Dortmund membalas dengan sorakan paling keras untuk para pemain.
Seluruh stadion bergemuruh oleh euforia kemenangan.
“Di depan bangku cadangan, Klopp terlihat sangat bersemangat, bahkan lebih daripada saat gol pertama.”
“Semangatnya itu muncul karena dia benar-benar tidak menyangka. Saat dia merasa unggul dua gol sudah cukup baik dan mulai berpikir untuk memperlambat ritme, pemain di lapangan masih bisa memberinya gol tambahan!”
“Unggul tiga gol tentu lebih baik daripada dua gol...”
“Sekarang dia semakin bersyukur tidak langsung turun tangan memerintahkan penyesuaian, melainkan memberikan otonomi penuh pada pemain, terutama Zhou Yi.”
“Di bawah arahan Zhou Yi, Borussia Dortmund memanfaatkan serangan kilat untuk menaklukkan gawang Atletico Madrid untuk ketiga kalinya.”
“Umpan terobosan terakhir Zhou Yi benar-benar mengagumkan. Bola menembus dua lapis pertahanan Atletico Madrid sejauh hampir 10 meter tanpa tersentuh pemain lawan, lalu mendarat sempurna di kaki Piszczek.”
“Padahal operan itu dilakukan dalam kondisi dia dijaga ketat oleh Gabi. Beberapa pemain bahkan mungkin tidak bisa melakukan operan seperti itu dalam kondisi bebas penjagaan...”
“Kehadiran Zhou Yi benar-benar menyederhanakan banyak hal!”
“Bab 296 Kembali ke Normal”
“Piszczek——GOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOAL！！！”
“Suara teriakan komentator yang dipanjangkan terdengar dari televisi.”
“HP di tangan Sun Pan kembali terjatuh ke karpet. Dia tetap tak menyadarinya, hanya menatap kosong layar televisi.”
"Kali ini dia tidak terkejut melihat Atletico Madrid kebobolan gol ketiga."
"Di benaknya bergema suara Zhou Yi."
"Hei, Pan-Pan, sepertinya kamu belum pernah melihat kami mengeluarkan semua kemampuannya ya?"
"Besok kamu harus nonton siaran langsung pertandingan ini!"
"Mengeluarkan semua kemampuan..." Sun Pan bergumam. Sekarang dia akhirnya mengerti maksud "mengeluarkan semua kemampuan" yang dimaksud Zhou Yi.
Rupanya beginilah wujud Borussia Dortmund saat mengeluarkan semua kemampuannya!
Tiga gol dalam 15 menit! Di semifinal Champions Eropa, melawan Atletico Madrid yang terkenal dengan ketangguhan dan pressing-nya!
Benar-benar menakutkan...
Tiba-tiba dia teringat percakapan tentang "senjata rahasia" itu.
Zhou Yi bilang ada senjata rahasia, awalnya Sun Pan mengira itu cuma gertakan psikologis belaka.
Sekarang dia baru sadar tebakannya salah...
Ternyata benar-benar ada!!
……
"Tiga gol dalam 15 menit! Bisa dikatakan pertandingan ini berakhir lebih awal? Belum... Mungkin belum, Atletico masih punya kesempatan jika bisa mencetak satu gol. Situasi masih bisa dikendalikan... Tapi yang pasti, tiga serangan beruntun Dortmund di 15 menit awal benar-benar membuat Atletico limbung. Entah apakah mereka bisa pulih dari ini..." He Ping mencoba menganalisis setelah sempat terbawa euforia.
Di dunia maya China, netizen juga ramai sekali membahas.
"Tiga gol dalam 15 menit! Siapa yang menyangka?"
"Katanya Dortmund sedang bermain di dua kompetisi sampai kewalahan? Kok bisa masih seganas ini?"
“Benar-benar pantas jadi juara bertahan, Atletico Madrid terlihat seperti murid SD di hadapan mereka...”
“Zhou Yi jago banget! Semua serangan berasal dari inisiatifnya, Atletico Madrid sama sekali tak bisa menahan!”
……
Di Jerman, Marcel Leif juga mengungkapkan kekaguman: “Sungguh tak masuk akal! Ini pasti 15 menit pertama paling mengejutkan yang pernah kusaksikan! Sebenarnya untuk menghadapi serangan kilat Dortmund, Atletico sudah memilih pertahanan mengerut, tapi meski sudah menarik barisan belakang, mereka tetap kebobolan lagi dalam waktu singkat... Kukira inilah pukulan terberat bagi Atletico Madrid...”
Ucapannya tepat. Saat para pemain Borussia Dortmund merayakan gol ketiga, kali ini para pemain Atletico Madrid akhirnya menunjukkan pandangan kebingungan yang dalam.
Mereka tak mengerti, padahal sudah patuh pada komando dan langsung menarik diri untuk bertahan. Mengapa masih kebobolan...
Jika dua gol pertama karena pressing berlebihan hingga meninggalkan ruang kosong di belakang, lalu bagaimana menjelaskan gol ketiga ini?
Untuk pertama kalinya, pemain Atletico Madrid mulai meragukan sistem yang dipertahankan, bahkan kepercayaan diri terhadap Simeone mulai goyah.
Inilah bagian paling berbahaya.
Tim yang sempat tak terpatahkan meski kebobolan cepat di awal pertandingan, kini mulai goyah...
Simeone juga terlihat frustasi. Gol ketiga Dortmund memberikan dampak besar padanya.
Dua gol pertama ia anggap sebagai bentuk taktiknya yang terkalahkan oleh lawan.
Baik, lalu ia melakukan penyesuaian taktik. Formasi bertahan mengerut, tidak melakukan pressing lagi.
Ini pasti berhasil, kan? Pasti bisa stabilkan situasi?
Tidak, tamparan telanjang datang lebih cepat!
Hanya satu menit setelah kebobolan sebelumnya, Borussia Dortmund kembali mencetak gol!
Membuat Simeone mulai meragukan apakah ada kesalahan dalam keputusannya...
Kalau tidak, mengapa taktik yang sudah disesuaikan tetap membuat kebobolan? Bahkan lebih cepat lagi.
Kali ini Simeone tidak bisa langsung memberi saran atau penyesuaian pada tim, karena dirinya sendiri sedang kebingungan...
Kelicikan dan kecerdasan Simeone sudah terlihat sejak masih menjadi pemain - di Piala Dunia 1998 saat Argentina berhadapan dengan Inggris, pertandingan antara kedua negara ini selalu penuh drama karena sejarah Perang Falklands dan duel legendaris "Inggris vs Argentina" di Piala Dunia Meksiko 1986.
Duel Inggris-Argentina 1998 melahirkan gol ikonis Owen si "pemburu angin", kombinasi tendangan bebas brilian Zanetti, serta kartu merah dan sebuah "akting" legendaris.
Saat itu pelanggaran Simeone pada Beckham membuat pemain muda Inggris yang emosional itu tidak terima - sambil berbaring, Beckham mengangkat kakinya menyentuh betis Simeone.
Simeone yang sedang berada di depan wasit utama langsung berpura-pura tersandung mundur beberapa langkah sebelum terjatuh duduk.
Gerakan Simeone memang terlihat berlebihan, tapi efeknya sangat baik. Wasit utama Denmark Nielsen yang menyaksikan seluruh proses langsung mengusir Beckham dengan kartu merah.
Kisah selanjutnya sudah diketahui dunia - Inggris yang kekurangan satu pemain akhirnya tersingkir oleh Argentina lewat adu penalti. Beckham yang diusir dengan kartu merah pun menjadi biang keladi kekalahan Inggris, dicaci maki habis-habisan oleh seluruh Inggris. Kalau saja Ferguson tidak membelanya, mungkin nama Beckham sudah hilang dari peta sepakbola dunia...
Simeone saat itu jelas sangat cerdik. Sebenarnya tendangan Beckham tidak terlalu kuat, tidak sampai membuatnya terjatuh. Tapi Simeone memanfaatkan hal ini dengan baik, sekaligus memanfaatkan peraturan secara sempurna.
Peraturan memang memberikan hukuman sangat berat untuk tindakan balas dendam.
Apapun konsekuensi dari tindakan balas dendam terhadap pemain lawan, selama ada unsur pembalasan, hukuman berat tetap diberikan.
Ini untuk mencegah pemain kedua tim saling tersulut emosi dan balas dendam di lapangan.
Tapi Simeone yang licik ini justru terjebak oleh Dortmund kali ini.
Ini membuktikan Klopp dan Zhou Yi juga sama liciknya...
……
Saat para pemain Borussia Dortmund selesai merayakan dan kembali ke posisimu masing-masing, pertandingan pun dimulai kembali.
"Atletico Madrid benar-benar terkejut oleh tiga serangan pisau Borussia Dortmund, tidak hanya gagal mengorganisir serangan efektif, pertahanan mereka juga penuh celah, membuat suporter Atletico Madrid merasa cemas."
"Contohnya di menit ke-18, Dortmund melancarkan serangan. Tendangan dingin Zhou Yi dari luar area penalti berhasil melewati bek di area penalti dan jari-jari Courtois, tapi menghantam mistar gawang!"
"Ini membuat suporter Atletico Madrid kaget, sekaligus menimbulkan penyesalan bagi suporter Borussia Dortmund."
"Mistar gawang! Mistar Westfalenstadion dengan kejam menghalangi tendangan jauh Zhou Yi! Seandainya bola ini masuk, Dortmund sudah unggul empat gol atas Atletico! Belum pernah ada tim yang mencetak empat gol dalam 20 menit pertama di semifinal Champions Eropa..." kata Marcel Leif.
"Kalau tendangan Zhou Yi masuk, kita bisa bilang tidak hanya pertandingan ini yang berakhir lebih awal, bahkan leg kedua juga sudah ditentukan..." komentar He Ping.
"Variasi permainan cepat Dortmund dengan operan dan pergerakan ini terus berlanjut hingga menit ke-22 sebelum akhirnya memperlambat tempo."
"Pasalnya, gaya bermain seperti ini membutuhkan stamina pemain yang sangat tinggi. Berlari terus-menerus sambil melakukan operan akurat itu sangat sulit."
"Tidak ada tim yang bisa mempertahankan ritme seperti ini selama 90 menit, bahkan 45 menit pun mustahil."
"Setelah bermain seperti itu, Dortmund memang perlu waktu istirahat."
Saat Borussia Dortmund menguasai bola, mereka mulai mengoper bola bolak-balik di lini tengah-belakang, tidak terburu-buru menyerang ke depan.
Para suporter Atletico Madrid menarik napas lega - badai akhirnya berlalu.
"Borussia Dortmund sepertinya melakukan penyesuaian taktik... tapi ini wajar, gaya permainan mereka memang tidak mungkin bertahan lama. Tampaknya Dortmund hanya bisa bertahan sekitar dua puluh menit dengan mengerahkan seluruh kekuatan... Tapi sebelumnya, mereka berhasil mencetak tiga gol. Rencana Dortmund tampaknya tepat. Menggunakan taktik ini untuk membuat Atletico Madrid kewalahan, lalu berusaha mencetak gol secepat dan sebanyak mungkin," analisis Marcel Leif. "Sebelum pertandingan, semua orang mempertanyakan perlunya latihan tertutup Dortmund. Saat itu Klopp menjawab karena memiliki Senjata Rahasia, jawaban yang sempat ditertawakan. Sekarang terbukti memang ada Senjata Rahasia, meski berbeda dengan yang dibayangkan orang... Ini adalah 'Senjata Rahasia' yang tidak asing bagi kita... Latihan tertutup tiga hari ternyata hanya latihan intensif khusus untuk menghadapi Atletico Madrid, jadi tiga hari pun sebenarnya cukup mungkin..."
Setelah Dortmund memperlambat tempo permainan, situasi Atletico Madrid menjadi lebih baik.
Mereka mulai pulih dari pukulan kekalahan tiga gol berturut-turut dan bisa bermain normal kembali.
Karena tidak tahu apakah perlambatan Dortmund ini kabut asap atau bukan, Atletico Madrid tetap memilih melanjutkan pertahanan mengerut, tidak berani sembarangan menekan untuk merebut bola.
Borussia Dortmund semakin tidak terburu-buru, perlahan mengoper bola bolak-balik, bermain sabar sambil memulihkan stamina.
Tentu saja, Atletico Madrid bukan berarti sama sekali tidak bisa melancarkan serangan balik.
Singkatnya, dibandingkan dua puluh menit pertama, pertandingan sekarang lebih terlihat wajar.
Menit ke-27, Atletico Madrid melakukan serangan balik. Diego Costa menghajar bola dengan kaki kanan dari sisi kanan area penalti, 16 meter, namun bola melenceng dekat sudut gawang. Ini merupakan tembakan pertama Atletico Madrid dalam pertandingan ini.
Menit ke-31, Gabi menjatuhkan Zhou Yi dengan pelanggaran. Dortmund mendapatkan tendangan bebas di area depan. Zhou Yi sebagai eksekutor tidak langsung menembak, melainkan mengangkat bola ke area penalti. Godin berhasil mendesak keluar bola dengan sundulan sebelum Mark menyentuhnya.
Menit ke-33, Hummels mengirim umpan panjang dari lini belakang. Aubameyang melakukan kesalahan saat mengontrol bola di area penalti, gagal memanfaatkan kesempatan ini. Atletico Madrid langsung melancarkan serangan balik.
Di area depan, Gabi memberikan operan menyamping ke Mario Suarez yang kemudian menghajar bola dari jarak 25 meter dengan kaki kanan, sayangnya sedikit melenceng.
Menit ke-38, tendangan pojok dari Reus dengan mudah ditangkap oleh Courtois.
Menit ke-41, Reus mengontrol bola dengan dada di area 14 meter dari gawang kemudian melepaskan tendangan keras menggunakan kaki kanan. Juanfran berhasil menghalau bola dengan posisi tubuh miring. Reus mengangkat tangan menuding pelanggaran handsball, namun rekaman ulang slow motion menunjukkan kedua tangan Juanfran berada di belakang punggungnya saat menghalau bola.
Tak lama kemudian, babak pertama berakhir dengan skor 3-0. Meski Borussia Dortmund memperlambat ritme permainan, Atletico Madrid tetap kesulitan menciptakan peluang berbahaya meski sempat mendapat beberapa kesempatan.
