Setelah pertandingan masuk ke fase perang tarik, meski kedua tim punya peluang, secara umum Bayer Leverkusen lebih dominan. Bagaimanapun mereka unggul skor, baik mentalitas maupun moral pasti lebih baik daripada Dortmund.
Tapi Borussia Dortmund juga menunjukkan ketangguhan.
Pada menit ke-28, Yan Min melakukan penetrasi di sayap kiri. Awalnya dia berpura-pura akan menuju garis lapangan, tapi tiba-tiba menyarang ke dalam.
Bek Leverkusen Roberto Hilbert yang menjaganya terlambat berbalik untuk melakukan intercept. Dalam keterpaksaan, dia menarik Yan Min hingga jatuh.
Borussia Dortmund mendapatkan Tendangan Bebas di sayap kiri area penalti.
Tanpa Reus, Sahin yang maju untuk mengeksekusi tendangan bebas tersebut.
Bek tengah Dortmund malah berlari ke depan gawang lawan, skenario ini mirip tendangan pojok dengan sudut lebih sempit dan jarak lebih dekat.
Sahin kemudian mengirim bola langsung ke arah gawang.
Dalam proses ini, Großkreutz menerjang ke depan sambil melompat dan menyundul bola dengan teknik backheel!
Bola mengarah ke gawang melalui sundulannya!
Gerakan sundulan backheel ini terlalu tiba-tiba. Kiper Leno yang terganggu pandangannya terlambat melakukan penyelamatan meski sudah berusaha meraih...
Bola pun melesak ke gawang Bayer Leverkusen!
"GROßKREUTZ!!" teriak Marcel Leif penuh semangat, "Großkreutz! Dia menyamakan skor untuk Dortmund! Ketangguhan Borussia Dortmund! Mereka menolak untuk menyerah di kandang lawan!"
Begitu Großkreutz mencetak gol, Klopp langsung melompat sambil mengangkat kedua tangan ke udara.
Zhou Yi juga tak kalah semangat melesat dari kursinya. Sejak menjadi pilar utama Borussia Dortmund, pengalaman seperti tidak masuk starting lineup dan hanya duduk di bangku cadangan semakin jarang ia alami...
Biasanya saat timnya mencetak gol, ia berada di lapangan untuk berpelukan merayakan dengan rekan setim yang mencetak gol. Kini ia hanya bisa bersorak bersama pemain pengganti.
Namun Zhou Yi tak mempermasalahkan hal itu. Ia hanya peduli pada perform tim. Melihat Borussia Dortmund berhasil menyamakan skor, ia turut bahagia.
……
Namun kebahagiaan Zhou Yi tak bertahan lama. Pada menit ke-34, Bayer Leverkusen melancarkan serangan balik cepat dengan umpan panjang dari lini belakang ke area depan.
Kießling menyundul bola dengan teknik backheel di area depan, mengoper ke Son Heung-min yang menyusuri garis diagonal ke dalam.
Son Heung-min mengontrol bola dengan kaki kanan, lalu membawa bola dengan garang menuju area penalti Borussia Dortmund.
Menghadapi blokade dua bek Borussia Dortmund, Son Heung-min menyadari gerakan Brandt yang berlari di sisi kanan. Ia melakukan dribel horizontal untuk mengalihkan perhatian bek sekaligus memberi ruang bagi Brandt.
Pada momen tepat, ia mengirimkan umpan terobosan ke Brandt.
Sementara itu, bek-bek Borussia Dortmund berusaha mati-matian mundur bertahan ke Brandt untuk menutup ruang tembakannya.
Tapi Brandt tak menembak. Bahkan tanpa mengontrol bola, ia langsung mengirimkan umpan silang ke titik jauh!
Bola melayang di atas kepala tiga pemain Borussia Dortmund, mendarap di ruang kosong di belakang pertahanan.
"Castro datang dari belakang, menghadapi umpan Brandt, dia memilih langsung menyundul dengan keras!"
Bola dan Weidenfeller yang buru-buru menyambar nyaris bersentuhan. Weidenfeller menyambar ke sudut dekat, tapi bola justru melesat melewati kakinya masuk ke sudut jauh gawang...
"Castro!! Leverkusen kembali unggul! Hanya lima menit setelah Dortmund menyamakan skor, Leverkusen sudah mencetak gol lagi! Sepertinya di kandang sendiri, Leverkusen benar-benar bertekad memenangkan pertandingan ini! Mereka pasti ingin meraih kemenangan!" kata Marcel Leif. "Selain itu, saat ini, entah apakah Bayern München juga memperhatikan pertandingan ini ya..."
……
Tentu saja Bayern München memperhatikan pertandingan ini. Setelah bus tiba di hotel, tim pelatih Bayern München langsung bergegas masuk ke kantor pelatih kepala Guardiola.
Saat Dortmund menyamakan skor, suasana di dalam kamar agak mencekam.
Untungnya Leverkusen berjuang keras, segera menyamakan skor.
Suasana di kamar pun mulai santai dan lebih rileks, semua orang bisa mengobrol santai.
"Kombinasi ini sangat bagus..."
"Benar sekali! Umpan silang langsung Brandt sangat krusial, benar-benar membuat bek-bek Dortmund kewalahan!"
Mereka menganalisis gol tersebut dengan menonton ulang rekaman, persis seperti komentator tamu.
"Entah apakah Klopp menyesal menempatkan Zhou Yi di bangku cadangan ya..." seseorang berkomentar.
Tepat pada saat ini, siaran TV juga menyorot Zhou Yi dengan close-up shot.
Dalam lensa, Zhou Yi duduk di posisinya dengan ekspresi datar.
Sama sekali tak terlihat apa yang ada dalam pikirannya.
Ini mengecewakan mereka yang berharap melihatnya gelisah.
……
Baru saja menyamakan skor langsung kebobolan lagi, tentu ini menjadi pukulan bagi Borussia Dortmund.
Tapi para pemain Borussia Dortmund tidak gentar menghadapi pukulan ini.
Mereka masih ingat apa yang dikatakan Klopp sebelum pertandingan: "...Menurutku, tidak ada individu yang tak tergantikan di tim ini, karena KALIAN SEMUA adalah yang tak tergantikan! Kita adalah satu kesatuan. Gelar liga selama tiga musim berturut-turut dan Champions Eropa yang kita raih, bukan karena satu orang, tapi persatuan. Itu sebabnya aku melakukan penyesuaian formasi untuk duel ini. Bukan berarti aku meremehkan Bayer Leverkusen, apalagi berniat menyerah di liga. Karena aku PERCAYA pada kalian, kalian juga pemain Borussia Dortmund!"
Kata-kata ini memberikan kepercayaan diri dan motivasi besar bagi para pemain Dortmund.
Zhou Yi memang pemain inti tim, tapi seperti kata pelatih - merekapun adalah bagian dari Borussia Dortmund yang telah mencurahkan keringat untuk gelar juara.
Jika Zhou Yi adalah puncak piramida yang paling bersinar, maka merekalah fondasi piramida itu. Tanpa fondasi, puncak mustahil berdiri. Seberapa gemilang pun, apa artinya?
Pertandingan inilah kesempatan mereka membuktikan diri.
"Zhou Yi tidak masuk dalam starting lineup. Jika mereka benar-benar terjepit oleh Bayer Leverkusen, bukankah itu menunjukkan selain Zhou Yi, yang lain tidak berguna?"
Setelah dipikir begitu, Borussia Dortmund yang tertinggal malah berjuang lebih ganas.
Menit ke-37, Yan Min beralih ke sayap kanan untuk melakukan umpan silang, mengarahkan bola ke area penalti Leverkusen.
Mark melompat di area penalti untuk berebut bola udara, berduel dengan bek Leverkusen Hilbert.
Tapi saat Hilbert melompat untuk duel udara, tangannya terangkat - persis lengan yang terangkat ini menghantam bola yang melayang!
"Handball!" teriak Duan Xin.
Bersamaan, Mkhitaryan di samping juga mengangkat tangan memberi isyarat pelanggaran handball oleh Hilbert!
Pelanggaran handball ini sangat jelas, tidak ada halangan di sekitar, wasit utama yang berada di dekatnya melihat dengan jelas.
Dia segera meniup peluit menghentikan pertandingan.
"Hilbert melakukan handball saat duel udara... Ini penalti?" Marcel Leif masih ragu, lalu melihat wasit utama menunjuk titik penalti. "Ya, penalti! Dortmund dapat penalti! Tiga menit setelah kebobolan oleh Leverkusen, Dortmund langsung dapat penalti! Keberuntungan yang luar biasa!"
Hilbert membela diri: "Ini bola yang mengenai tangan, aku tidak sengaja..."
Wasit utama melakukan gerakan membuka lengan ke arahnya, menandakan bahwa tangannya terbuka sebelumnya. Ini menjadi dasar krusial keputusan penalti. Jika dia mengencangkan kedua tangan, meskipun bola menyentuh tangannya, tidak akan dianggap penalti karena posisi tangan yang rapat bisa menjadi bukti ketiadaan niatan pelanggaran. Inilah alasan banyak pemain menyembunyikan kedua tangannya di belakang punggung saat bertahan dari umpan silang - meski sulit menjaga keseimbangan, setidaknya menghindari risiko bola menyentuh lengan yang terangkat untuk keseimbangan yang berujung penalti...
Rekaman ulang slow motion dari berbagai sudut juga membuktikan kebenaran keputusan wasit utama.
Jika tangan Hilbert tidak menyentuh bola saat itu, Mark akan menyundul bola di sekitar titik penalti yang bisa menjadi ancaman serius bagi gawang Bayer Leverkusen.
Handball yang dilakukan Hilbert terlalu jelas, tak mungkin dibantah.
Para pemain Leverkusen meski kecewa tak bisa mengajukan banding atas insiden ini.
Mereka hanya bisa menerima keputusan wasit.
Sebaliknya, para pemain Borussia Dortmund terus mendesak. Mark menghampiri wasit utama meminta kartu kuning tambahan untuk Hilbert.
Namun wasit utama menggelengkan kepala menolak permintaan itu.
"Penalti saja sudah cukup karena bukan handball sengaja. Meminta kartu kuning tambahan itu berlebihan..."
“Penalti yang didapat Borussia Dortmund diberikan kepada Mark untuk mengeksekusinya. Saat ini ia memiliki 17 gol liga, hanya selisih satu gol dari Robert Lewandowski yang berada di puncak daftar pencetak gol.”
Mark yang telah menempatkan bola dengan baik menunggu wasit utama membunyikan peluit.
Kemudian ia mulai melakukan ancang-ancang. Saat kakinya menyentuh bola, ujung sepatunya sedikit terangkat, membuat bola terangkat!
Kiper Bayer Leverkusen, Leno, menyambar ke sisi kanan, tapi Mark justru melakukan tendangan penalti ala sendok!
Bola melambung membentuk parabola dan masuk ke gawang melalui tengah!
“Mark! Mark!!! Tendangan penalti sendok yang cantik! Ia kembali menyamakan skor untuk Borussia Dortmund! Ini juga menjadi gol ke-18nya di liga musim ini! Kini ia menyamai Robert Lewandowski, keduanya berdampingan di puncak daftar pencetak gol liga!”
