Borussia Dortmund beruntung berhasil mengalahkan Bayer Leverkusen, jalan di depan mereka tiba-tiba terlihat lebih mulus.
Dua pertandingan Bundesliga ke depan melawan dua lawan yang tidak memiliki ambisi khusus, semuanya seolah menjadi lebih mudah.
Begitulah persepsi publik.
Tapi Klopp tidak berpikir demikian.
Dalam perjalanan pulang dari Leverkusen ke Dortmund, ia langsung mengadakan rapat pemikiran dengan satu tujuan: menyamakan persepsi para pemain agar tidak menganggap kemenangan atas Leverkusen sebagai jaminan gelar juara.
Dalam sepak bola ada tiga kemungkinan hasil akhir - kemenangan, imbang, dan kekalahan.
Artinya, peluang menang di setiap pertandingan sebenarnya hanya satu dari tiga, sementara kemungkinan tidak meraih kemenangan mencapai dua pertiga.
Klopp menggunakan contoh musim lalu untuk menekankan bahwa ini bukan waktu untuk bersantai.
Musim lalu, Borussia Dortmund berhasil mengalahkan Bayern München dalam duel langsung dan memuncaki klasemen liga.
Tapi kemudian mereka hampir terjungkal saat menghadapi Wolfsburg.
Di pertandingan itu, Dortmund mencetak gol pembuka dan unggul terlebih dahulu.
Namun Wolfsburg membalas dengan tiga gol beruntun, mengubah skor menjadi 3-1.
Seandainya Dortmund kalah saat itu, Bayern München akan kembali menggeser posisi mereka.
Di babak kedua, Borussia Dortmund seperti baru tersadar dan berusaha mengejar ketertinggalan. Akhirnya pada menit ke-84, Mark membantu Dortmund meraih keunggulan 4:3.
Borussia Dortmund akhirnya berhasil mengalahkan lawannya.
Jadi tidak ada yang tidak mungkin terjadi dalam sepakbola, kita harus selalu menghormati setiap pertandingan.
……
Setelah pertandingan melawan Bayer Leverkusen, Borussia Dortmund selanjutnya akan menghadapi Atletico Madrid.
Ini adalah leg kedua semifinal Champions Eropa.
Di leg pertama, Borussia Dortmund mengalahkan Atletico Madrid 3-0, hampir memastikan tiket ke Stadion Da Luz Lisbon, Portugal.
Mereka memegang kendali permainan.
Sementara Atletico Madrid yang bermain di kandang sendiri harus berjuang di ujung tanduk.
Menurut pemberitaan media Madrid, Diego Simeone telah memberikan instruksi perang kepada timnya, meminta para pemain memberikan segalanya di lapangan seperti sedang bermain di final Liga Champions.
Suporter Atletico Madrid juga berjanji akan mendukung timnya dengan segala cara, mengubah Stadion Calderón menjadi "neraka" yang sesungguhnya.
Media Dortmund terlihat lebih optimis.
Mereka meyakini selama Borussia Dortmund tidak melakukan kesalahan sendiri, semua usaha Atletico Madrid akan sia-sia.
Meskipun pertandingan pertama antara Dortmund dan Atletico Madrid adalah semifinal leg pertama, namun di leg kedua justru menjadi pertandingan penutup babak semifinal.
Pada hari pertandingan pertama, pertandingan antara Real Madrid dan Bayern München yang lebih dulu digelar.
Pada leg pertama semifinal Champions Eropa, Bayern München hanya kalah 0-1 di kandang lawan.
Banyak yang memprediksi mereka akan lolos ke babak berikutnya.
Di satu sisi karena pertandingan leg pertama, di sisi lain karena tim yang menjalani jadwal tandang-terlebih dahulu biasanya lebih diuntungkan, serta alasan ketiga yaitu Real Madrid sering kesulitan saat bertandang ke tim Jerman.
Sebelumnya, Real Madrid telah 26 kali bertandang ke tim Jerman dengan hanya meraih 2 kemenangan, termasuk kekalahan memalukan seperti 0-5 dari Kaiserslautern, 1-5 dari Borussia Mönchengladbach, dan 1-5 dari Hamburg.
Tentu saja, kemenangan tandang terakhir Real Madrid terjadi musim ini - mereka mengalahkan Schalke 04 6-1 di babak 16 besar.
Meskipun kemenangan ini sangat bergengsi.
Namun statistik 2 kemenangan dari 26 pertandingan tandang tetap terlihat menyedihkan.
Lagipula banyak yang berpendapat kekalahan Schalke 04 dari Real Madrid hanya membuktikan kelemahan Schalke 04, bukan menandakan Real Madrid telah menghilangkan kutukan.
Bayern München dan Schalke 04 sama sekali bukan tim yang setara peringkat. Fakta bahwa Schalke 04 bisa dikalahkan Real Madrid 1-6 di kandang sendiri juga membuktikan Bayern München pun bisa.
Oleh karena itu, publik lebih yakin Bayern München akan lolos ke final.
Dengan demikian, pertemuan Bayern München dan Borussia Dortmund di final Liga Champions selama dua musim berturut-turut akan segera menjadi kenyataan.
……
Borussia Dortmund juga sangat memerhatikan pertandingan antara Bayern München vs Real Madrid ini. Mereka ingin melihat lawan yang akan dihadapi di final serta mengumpulkan intel strategis.
Tim Guardiola yang tersalip dan terkejar Borussia Dortmund di liga domestik semakin sulit merebut gelar juara. Satu-satunya penyelamat musim ini adalah Champions Eropa. Bayern München pasti akan berjuang mati-matian untuk menyangga trofi Liga Champions, atau musim ini akan menjadi "kegagalan total" bagi Guardiola.
Pelatih dan para pemain Borussia Dortmund menyaksikan siaran pertandingan ini dari sebuah hotel di Madrid.
Sebelum pertandingan, banyak yang memperkirakan Bayern München akan lebih mendominasi saat menjamu Real Madrid di kandang sendiri. Tidak mudah bagi Real Madrid untuk memenangkan pertandingan ini.
Tak disangka, situasi pertandingan sudah menyimpang dari perkiraan sejak babak awal.
Baru 16 menit kick-off, Real Madrid mendapatkan tendangan pojok. Modric yang menendang, Cristiano Ronaldo melompat tinggi di area tengah, kepala nyaris setinggi mistar gawang, tapi tetap gagal menyundul bola.
Meski tak menyentuh bola, dia berhasil menarik perhatian hampir semua pemain Bayern München. Semua mendongak melihat Cristiano Ronaldo yang menjulang tinggi, tapi lalai akan bahaya mengerikan di belakangnya - bek tengah Real Madrid Sergio Ramos tiba-tiba meleset seperti panah dari belakang, melompat tinggi muncul di belakang Cristiano Ronaldo, menyundul bola yang melayang. Dengan kecepatan dan kekuatan seperti itu, kiper Neuer saja sudah hebat bisa melakukan penyelamatan, apalagi menghalau bola sepenuhnya...
Bola masuk ke gawang! Kebuntuan pecah, agregat menjadi 2:0, Real Madrid semakin memperlebar keunggulan mereka!
Para pemain Borussia Dortmund di depan televisi tertegun menyaksikan ini. Tak menyangka Real Madrid bisa mencetak gol secepat ini...
Meski sebagai kompetitor, mereka mengakui Bayern München adalah tim kuat. Makanya kebobolan cepat ini membuat mereka terkejut.
Tapi kejutan yang lebih besar masih menanti.
Hanya empat menit setelah kebobolan pertama, Bayern München kebobolan lagi!
Menit kedua puluh Real Madrid mendapatkan tendangan bebas di sayap kanan yang membentuk sudut hampir 45 derajat dengan gawang.
Di Maria yang akan mengeksekusi tendangan bebas di sayap kanan ini, menggunakan kaki kirinya untuk membuat lengkungan dalam. Bola meluncur menuju sudut belakang gawang.
Pepe di tengah melompat menyundul ke belakang, diikuti Ramos yang muncul tiba-tiba di belakangnya menyambut sundulan Pepe dengan sundulan sempurna!
Ini adalah sundulan yang hampir di garis area penalti kecil. Neuer bahkan tidak sempat melakukan gerakan penyelamatan... Bola seperti peluru yang melesat masuk ke gawang Bayern München!
"2:0!! Ya ampun! Real Madrid unggul 2-0 atas Bayern München di Allianz Arena! Bayangkan? Ini adalah kandang sendiri Bayern München!" Komentator Spanyol pun terlihat tidak percaya.
Apalagi pelatih dan pemain Borussia Dortmund di depan televisi - semua yang menonton pertandingan ini terpana, tak bisa berkata-kata.
Real Madrid kini tidak hanya memimpin agregat 2-1 atas Bayern München, tapi juga memiliki dua gol tandang. Bahkan jika Bayern menyamakan agregat, mereka akan tersingkir karena aturan gol tandang.
“……Sergio Ramos! Dia adalah bek pertama yang mencetak dua gol dalam semifinal Champions Eropa! Benar-benar senjata pamungkas Real Madrid!” Komentator Spanyol terus memuji Ramos. “Dalam sejarah Real Madrid, hanya ada tiga bek yang pernah mencetak dua gol dalam satu pertandingan Champions Eropa: Panucci pada 1998, Roberto Carlos, dan yang ketiga adalah Ramos. Namun dua pendahulunya tidak pernah mencapai prestasi mencetak dua gol di semifinal Champions yang begitu penting! Bahkan Ramos adalah orang Spanyol kedua dalam sejarah yang mencetak dua gol melawan Bayern München di Champions, sebelumnya ada Raul Gonzalez...”
Di depan televisi, Zhou Yi menghela napas: “Bayern München sudah sial.”
Meski pertandingan baru berjalan dua puluh menit, Zhou Yi sudah bisa menarik kesimpulan ini.
Siapa sangka, satu tahun sebelumnya tim ini justru menyapu bersih Barcelona "Tim Galaksi" 4-0 di stadion ini untuk lolos ke final?
Di liga mereka kalah balik keadaan dari Borussia Dortmund, di semifinal Champions Eropa kini menghadapi keruntuhan.
Sekalipun ini rival bebuyutan, melihat lawan yang sudah berkutat beberapa musim dan selalu sengit berduel kini terlihat kerepotan, Zhou Yi tak bisa menahan rasa iba.
