“Meski Zhou Yi sudah membantah rumor di media sosial, dia merasa hal ini harus dikomunikasikan dengan pelatih kepala.”
“Keesokan harinya saat tiba di Basis Pelatihan Brackel, bahkan tidak ke ruang ganti dulu, langsung mengetuk pintu kantor pelatih Klopp.”
“Klopp tersenyum melihat Zhou Yi: ‘Kau datang karena urusan Bayern München itu kan?’”
“‘Iya, saya mau...’”
“Zhou Yi baru saja membuka mulut langsung dipotong Klopp: ‘Klub Bayern München baru saja mengeluarkan pernyataan resmi di situs web, mengakui pernah kontak dengan agenmu dan bahwa kau sudah menolak mereka.’”
“Klopp menunjuk komputer di meja kerjanya, menyuruh Zhou Yi mendekat untuk melihat.”
“Zhou Yi mendekat dan melihat itu memang situs resmi klub Bayern München.”
“‘Sangat langsung ya.’ Zhou Yi menghela napas setelah menyapu pandangan sekilas.”
“Kamu membantah rumor begitu cepat dan tegas, sampai mereka tidak bisa tidak mengaku...” Klopp tertawa. “Menurutku mereka pikir dengan media yang terus menghembuskan isu, hal ini bisa terus berkembang beberapa hari. Saat itu meski kamu sudah membantah, pengaruhnya sudah terbentuk. Bahkan mungkin bisa menimbulkan kecurigaan antara klub danmu. Tapi tak disangka kamu langsung membantah di malam yang sama, bahkan tidak memberi mereka waktu dua belas jam... Haha! Sekarang mereka tidak bisa pura-pura mati lagi, harus memberikan pernyataan...”
“Aku kan nggak bodoh, sudah dikasih tai yang ditaruh di kepala, mau dipakai lagi beberapa hari?” Zhou Yi mengangkat bahu. “Tapi klub benar-benar nggak curiga?”
“Curiga apa? Curiga kamu mau ke Bayern München?” Klopp balik bertanya.
“Lalu apa lagi?”
“Masa sih? Götze dan Robert Lewandowski pindah ke Bayern München punya alasan mereka sendiri. Kamu ke Bayern München?” Klopp menatap Zhou Yi sambil menggeleng, “Aku nggak ngerti alasannya. Kalau kamu bilang mau ke Real Madrid, Barcelona, aku percaya. Ke Bayern München? Demi apa? Beberapa tahun terakhir mereka terus kita kalahin dengan telak.”
“Bisa jadi karena uang? Kamu tahu berapa gaji tahunan yang Bayern München tawarin?” Zhou Yi bertanya.
“Berapa?” Klopp juga penasaran.
“Katanya tiga belas juta.”
“Wah.” Klopp mengangkat alis, “Gaji tertinggi di Bundesliga nih. Kamu tertarik?”
“Bercanda, Bayern München mau bayar berapa pun, aku nggak mungkin pergi. Ini masalah prinsip!” Zhou Yi menggerutu.
“Makanya, menurutmu masih ada yang perlu kita ragukan atau khawatirkan?” Klopp membuka tangan sambil tersenyum ke Zhou Yi.
Zhou Yi juga ikut tertawa.
“Sebenarnya Bayern München pasti tahu kamu nggak bakal mau pergi. Tapi mereka tetap nekat begini, tujuannya cuma mau bikin kita jengkel dan cari masalah. Kayak musim lalu.” Klopp menjelaskan. “Kalau sudah begini, kita juga harus balas cari masalah buat mereka.”
Zhou Yi menatap Klopp, menunggu kelanjutan ceritanya.
“Klub berencana melaporkan Bayern München ke FIFA, protes karena mereka menghubungi pemain secara diam-diam tanpa izin klub. Ini sudah mereka akui sendiri... Sebagai rival bebuyutan, memang harus saling cari masalah sampai mati.”
Mendengar penjelasan Klopp, Zhou Yi kembali tertawa.
Setelah semua yang perlu dibicarakan selesai, Zhou Yi berniat kembali ke ruang ganti. Pasti dia masih harus menjelaskan ke rekan setimnya di sana.
Tapi tepat saat dia hendak berpamitan pergi, Klopp yang tadi sudah pamitan tiba-tiba memanggilnya lagi.
“Aku sangat menghargai usahamu menjelaskan hal ini khusus padaku, Zhou Yi.” Kata Klopp. “Aku harap komunikasi dan kepercayaan antara kita bisa terus terjaga baik, baik masih dalam satu tim maupun tidak...”
Zhou Yi tertegun, tak menyangka Klopp tiba-tiba bicara seperti ini. Setelah itu dia bertanya bingung: “Pelatih?”
"Tidak ada apa-apa, hanya tiba-tiba merasa tersentuh. Jika suatu hari kau mau meninggalkan Borussia Dortmund, kuharap kau bisa langsung memberitahuku, bukan malah aku yang tahu dari berita..." Klopp mengangkat bahu, "Seperti musim lalu, Zorc yang datang memberitahu baru kusadar Götze sudah membuat kesepakatan dengan Bayern München. Itu sangat menyakitkan, mengingat saat itu akulah pelatih kepalanya... Aku tidak yakin apakah kau akan meninggalkan Dortmund, sama seperti keraguanku apakah aku sendiri akan pergi. Kuharap kita bisa mempertahankan hubungan baik seperti sekarang ini."
Zhou Yi mengangguk, memberikan jawaban tegas pada Klopp: "Akan kulakukan, Pelatih. Kuberjanji padamu, jika aku harus pergi, kaulah yang pertama tahu kabar ini."
“Klopp tersenyum padanya, tidak bersuara.”
“Zhou Yi juga sekali lagi berbalik pergi, kali ini Klopp tidak lagi membujuknya untuk tetap tinggal.”
“Setelah Zhou Yi menutup pintu kantor, Klopp baru kembali duduk di kursinya sendiri, lalu menghela napas.”
……
“Karena tertunda di kantor Klopp, Zhou Yi menjadi orang terakhir yang tiba di ruang ganti. Baru saja ia membuka pintu ruang ganti, langsung dikerumuni rekan setimnya.”
“Zhou Yi! Bayern München benar-benar mencarimu?”
“Semua orang menatap Zhou Yi.”
“Tentu saja.” Zhou Yi mengangguk, tidak menyembunyikan apapun.
“Aduh… Berani benar mereka!” Semua orang berapi-api.
“Hasilnya sudah pasti ditolak Zhou Yi, benar-benar mendapat malu sendiri…”
Semua orang memanfaatkan kesempatan untuk mengejek rival bebuyutan Bayern München.
Tapi ada juga yang memandang Zhou Yi dengan cemas: "Kamu benar-benar tidak akan pergi ke Bayern München, kan? Bukan sekarang, aku tahu kamu sudah menolak mereka. Tapi siapa yang tahu di masa depan..."
Zhou Yi menggelengkan kepala sambil tersenyum: "Tidak mungkin. Jika aku harus meninggalkan Borussia Dortmund, pasti ke klub di luar Jerman. Aku tidak akan pernah bergabung dengan Bayern München seumur hidupku."
"Bagus! Punya tekad!" Mats Hummels memberi Zhou Yi thumb-up.
Ketika Zhou Yi mengatakan "jika aku harus meninggalkan Borussia Dortmund", tidak ada yang protes di ruang ganti, bahkan tak ada yang menyadari kalimat itu.
Sebenarnya semua paham, dengan kemampuan dan kondisi Zhou Yi saat ini, mustahil dia tetap di Borussia Dortmund selamanya. Dortmund masih terlalu kecil baginya.
Zhou Yi punya bakat menjadi bintang lapangan dunia. Dia pantas berada di tempat para bintang berkumpul.
Di internal tim, pembicaraan tentang kepergiannya sudah tidak sesensitif dulu. Semua tahu ini hanya masalah waktu.
Lagipula di Dortmund, dia sudah memenangkan semua gelar yang mungkin. Apa artinya bertahan? Dortmund juga tidak bisa menawarkan kontrak gaji tertinggi Bundesliga seperti Bayern München.
Sebagai pemain profesional, wajar jika mencari lingkungan kerja dan perlakuan yang lebih baik. Itu manusiawi dan mudah dipahami.
Situasi Zhou Yi berbeda dengan kasus Götze musim lalu. Jika Götze tidak pindah ke Bayern München, atau transfer ke rival bebuyutan tidak terekspos media saat persaingan gelar liga dengan Bayern memasuki tahap memanas, mungkin reaksi emosional di ruang ganti tidak akan sebesar itu.
Selain itu, saat itu Dortmund baru memenangkan gelar liga dua musim berturut-turut, belum menyentuh trofi Champions Eropa. Sekarang berbeda. Zhou Yi telah membawa tim meraih Champions Eropa dan tiga gelar liga berturut-turut. Para pemain ini sudah merasa cukup puas, tidak akan kehilangan motivasi karena hal ini.
Setelah menjelaskan kepada rekan setim, Zhou Yi mengganti pakaian dan ikut latihan bersama mereka.
Melalui pengamatan cermat, Klopp dan staf pelatih lainnya tidak menemukan performa tidak normal dari para pemain Borussia Dortmund. Mereka memastikan tim tidak terpengaruh oleh masalah ini.
Seluruh pelatih akhirnya lega.
Alasan Bayern München memilih waktu ini untuk merebut pemain Dortmund jelas ingin mengganggu persiapan normal tim dalam menghadapi pertandingan.
Respons terbaik Dortmund adalah menjaga semua aktivitas tetap berjalan wajar.
Kemudian membuktikan diri dengan performa nyata di lapangan.
……
Tim Dortmund berlatih serius untuk persiapan menghadapi Hoffenheim di akhir pekan.
Sementara perang di tingkat manajemen klub masih terus berlangsung.
Pada malam yang sama, media lokal Dortmund melaporkan bahwa klub Borussia Dortmund telah memutuskan untuk mengajukan keluhan ke FIFA terhadap klub Bayern München, menuduh mereka melanggar prosedur FIFA dengan menghubungi pemain yang masa kontraknya masih tersisa enam bulan tanpa melalui klub.
Berita ini segera direproduksi oleh media lain dan memicu perhatian serta diskusi.
FIFA memang memiliki peraturan seperti itu, namun sebenarnya banyak pihak yang mengabaikan aturan ini. Karena klub mana yang tidak pernah melakukan kontak diam-diam dengan pemain klub lain?
"Hukum tidak bisa menghukum massa", kasus seperti ini terlalu banyak sehingga pihak berwenang pun memilih tutup mata.
Inilah yang disebut peraturan tersembunyi.
Tapi bagaimanapun ini adalah ketentuan resmi yang tertulis dalam statuta, jika ada pihak yang bersikeras mempermasalahkan, masih bisa dijadikan bahan perdebatan.
Dari sisi prosedur maupun opini publik, hal ini bisa mendapatkan dukungan.
Banyak klub yang memilih menggunakan pasal ini untuk menghalangi klub lain yang berminat pada pemain mereka dan melakukan manuver diam-diam.
Tindakan klub Borussia Dortmund saat ini juga bertujuan demikian.
Mereka sebenarnya tidak benar-benar ingin melapor ke FIFA, karena jika serius pasti tidak akan membocorkan informasi terlebih dahulu. Ini sebenarnya peringatan untuk Bayern München agar menjauh dari pemain mereka.
Pertama Zhou Yi membantah rumor, kemudian pihak resmi Dortmund mengeluarkan pernyataan akan melapor ke FIFA.
Bayern München yang sepenuhnya berada di posisi salah tidak bisa berkata-kata lagi. Malam itu, Sammer selaku direktur olahraga klub Bayern München dalam wawancara dengan wartawan menyatakan: "...Kami tidak melakukan kontak diam-diam dengan pemain Borussia Dortmund. Itu adalah kesalahpahaman. Kami menghormati Borussia Dortmund dan sama sekali tidak akan melakukan hal seperti itu..."
Meski tidak meminta maaf secara langsung, setidaknya mereka sudah menunjukkan sikap mengalah.
Maka "drama perebutan pilar tim" ini bahkan tidak bertahan 48 jam sebelum berakhir...
