Setelah babak kedua dimulai, Bayern München tentu harus bangkit dan terus mengepung Stuttgart, berharap bisa mencetak gol lagi, memperbesar keunggulan, memastikan kemenangan, sambil sesekali memantau pertandingan Borussia Dortmund melawan Berlin.
Tapi tepat saat Bayern München bersiap mengerahkan seluruh tenaga namun belum berhasil menembus gawang Stuttgart, kabar baru datang dari Berlin.
Baru tujuh menit babak kedua berjalan, tribun Allianz Arena tiba-tiba bergemuruh dengan siulan sangat besar yang tak terduga.
Siulan itu memenuhi stadion, padahal saat itu pemain Bayern München yang menguasai bola.
Dan kebetulan Götze yang sedang memegang bola.
Begitu siulan terdengar, kaki Götze terbelit, hampir kehilangan bola.
Tapi setelah sadar siulan itu bukan untuknya, perasaannya malah semakin buruk.
Karena dia tahu makna di balik siulan itu - Borussia Dortmund mencetak gol lagi, mereka unggul tiga gol! Masih adakah kejutan di pertandingan ini?
Hatinya penasaran: Siapa pencetak gol kali ini?
……
“Zhou——Yi！！！” Marcel Leif berteriak dengan suara yang dipanjangkan. “3:0！Borussia Dortmund unggul 3:0 di kandang lawan Hertha Berlin! Apakah bisa dikatakan bahwa ketegangan perebutan gelar liga musim ini sudah berakhir?”
Dalam teriakannya, Zhou Yi sambil berlari ke area bendera sudut melambaikan tangan memanggil rekan setimnya untuk bersama-sama merayakan gol.
Rekan-rekan setimnya pun dengan gembira menyambut dan berhamburan mendekat.
Di bangku cadangan Borussia Dortmund, Klopp berpelukan merayakan bersama staf di sebelahnya.
Setiap orang terlihat penuh semangat.
Unggul dua gol di babak pertama saja tidak membuat mereka sebersemangat ini, gol di babak kedua baru benar-benar melepaskan semua emosi mereka.
Unggul tiga gol!
Meski ini adalah kandang sendiri Hertha Berlin, dengan semangat Borussia Dortmund saat ini kemungkinan mereka membalikkan keadaan sangatlah tipis.
Banyak yang merasa mereka sudah berada di ambang pintu gelar juara liga...
……
Guardiola tidak perlu laporan dari stafnya, cukup mendengar siulan penonton sudah tahu pasti Borussia Dortmund kembali mencetak gol...
Borussia Dortmund unggul 3:0, kemungkinan mereka mengalami kekalahan hampir nol.
Bayern München semakin dekat dengan kekalahan.
Musim pertamanya menukangi Bayern München yang dimulai dengan penuh ambisi, kini akan berakhir dengan kekecewaan.
Mungkin hanya musim terakhirnya melatih Barcelona yang bisa dibandingkan dengan situasi ini.
Namun sebenarnya, bahkan pada musim itu, jumlah gelar yang diraih Guardiola paling tidak lebih banyak dibandingkan musim ini.
Pada musim 2011-2012, Guardiola membawa Barcelona meraih Piala Super Spanyol, Piala Super Eropa, Piala Dunia Klub, dan Copa del Rey, hanya kehilangan gelar liga dan Champions Eropa.
Lalu bagaimana dengan musim ini di Bayern München? Piala Super Jerman sebelum musim direbut Borussia Dortmund. Sekarang hanya tersisa Piala Jerman yang masih berpeluang menjadi juara. Champions Eropa dan Bundesliga sudah tidak ada harapan.
Ini benar-benar musim yang mengecewakan dan buruk.
Sebelum datang ke Bayern München, Guardiola mengira Borussia Dortmund sudah berada di ujung tanduk. Menaklukkan Bundesliga seharusnya cukup mudah. Jika Dortmund sudah jatuh, sama sekali tidak ada tim yang bisa mengancam posisi Bayern München. Bayern adalah penguasa tak terbantahkan di sini, semua keputusan ada di tangan mereka.
Dia benar-benar yakin cukup fokus pada permainannya sendiri untuk meraih gelar. Itulah sebabnya dia pernah mengatakan tidak terlalu memperhatikan performa Dortmund. Keinginannya menunjukkan filosofi "mengontrol permainan" justru diinterpretasikan media sebagai kesombongan dan tidak menganggap serius Dortmund.
Tidak menganggap serius ya sudah, dia tidak peduli.
Namun realitas memberikannya tamparan keras di musim pertama melatih tim di Bundesliga.
Borussia Dortmund musim ini memang terlihat seperti busur yang sudah melemah. Tapi perjalanan "busur melemah" ini ternyata cukup panjang, bahkan di liga dan Champions Eropa mereka bertahan sampai akhir. Di liga sekarang mereka harus mengalahkan Bayern München, sementara di final Liga Champions hasilnya masih belum jelas.
Dia sangat paham dengan Real Madrid. Nanti pertandingan pasti tidak akan mudah.
Tapi bagaimanapun juga, Borussia Dortmund hampir meraih salah satu gelar terpenting musim ini.
Guardiola menundukkan kepala, tangannya mengusap bagian belakang kepala.
Baru saja bergabung dengan Bayern München, langsung bersitegang dengan Borussia Dortmund di Piala Jerman. Saat itu Dortmund sudah memberikan pelajaran keras padanya.
Waktu itu dia tidak menghiraukan, tapi sekarang teringat, mungkin pertandingan itu sudah mengisyaratkan akhir persaingan Bayern München melawan Dortmund di musim ini...
……
Gol ketiga Dortmund tidak hanya membuat Guardiola frustrasi, tapi juga hampir mematahkan semangat para pemain Bayern München.
Kondisi sekarang: Berapa pun gol yang Bayern München cetak melawan Stuttgart, Dortmund tetap unggul tiga gol atas Hertha Berlin (3-0). Skor seperti ini dalam pertandingan seperti ini adalah jaminan ganda. Dortmund hampir mustahil kalah.
Suporter Bayern München juga paham situasi ini. Di sisa pertandingan, tribun Allianz Arena terlihat jauh lebih sepi dibanding sebelumnya.
Siaran TV sesekali menangkap gambar suporter Bayern München yang duduk di kursi, menyangga kepala dengan kedua tangan, atau menopang dagu, menatap lapangan dengan pandangan kosong.
Ini semua mencerminkan kekecewaan yang dirasakan suporter Bayern München.
Pemain Bayern München juga tampil kurang bersemangat selama pertandingan.
Sebenarnya selisih kedua tim hanya satu poin, tapi bagaimanapun usaha mereka, selisih itu terasa seperti jurang yang tak bisa dipersempit atau didekatkan.
……
Di sisi Dortmund, setelah unggul tiga gol, Klopp mulai melakukan pergantian pemain.
Pertama-tama, Schmelzer masuk menggantikan Durm.
Schmelzer mengalami cedera di akhir musim - keseleo otot membuatnya absen selama lebih dari sebulan.
Kini dia akhirnya bisa pulih, pertandingan ini merupakan kesempatan Klopp untuk mengembalikan feeling bermainnya tanpa tuntutan berlebihan.
Kepulihannya juga kabar baik untuk Dortmund yang akan menghadapi Final Liga Champions.
Dengan ini, lini pertahanan Dortmund kecuali Subotic, tiga pilar utama lainnya sudah kembali lengkap.
Lima menit kemudian, Klopp memasukkan Mkhitaryan menggantikan Reus.
Zhou Yi belum diganti meski unggul tiga gol, Klopp tetap bermain hati-hati.
Hingga menit ke-82, Mkhitaryan mengirim umpan silang dari sayap yang berhasil disundul Mark menjadi gol keempat mereka.
Dortmund unggul 4:0 atas Hertha Berlin, dengan sisa waktu pertandingan hanya sepuluh menit.
Klopp baru memutuskan untuk menggunakan kuota pengganti ketiga.
"4:0! Pertandingan Borussia Dortmund sudah tidak ada ketegangan lagi! Perebutan gelar juara liga juga sudah berakhir!" Marcel Leif sudah tak sabar mengumumkannya.
Gol ini bagaimana palu di rumah lelang yang jatuh ketiga kalinya, menjadi gol penentu.
Para suporter Borussia Dortmund sudah mulai merayakan empat gelar liga beruntun mereka.
Para komentator pun mulai berbicara panjang lebar tentang betapa sulitnya meraih empat gelar liga beruntun... Bagaimanapun musim ini sangat spesial bagi Borussia Dortmund.
"...Di separuh musim pertama liga, mereka terus menerus mendapat pukulan cedera serius. Semua mengira Borussia Dortmund sudah sial, target realistis mereka hanyalah posisi kedua dan ketiga liga, mempertahankan slot Champions Eropa fase grup. Tapi Borussia Dortmund tidak menyerah, mereka benar-benar berhasil membalik keadaan Bayern München di menit-menit akhir..."
"Performansi Bayern München musim ini sebenarnya cukup baik dan stabil. Tapi kesalahan terbesar mereka adalah meremehkan lawan. Guardiola yang baru datang ke Bundesliga mungkin belum paham betul persaingan antara Bayern München dan Borussia Dortmund, sementara manajemen klub Bayern München juga tidak mengingatkannya untuk tidak meremehkan Borussia Dortmund..."
“Meraih gelar liga selama empat musim berturut-turut, Borussia Dortmund menorehkan nama mereka dalam sejarah Bundesliga dengan performa gemilang! Di musim ini mereka bahkan merebut gelar dari Bayern München yang dijuluki 'Tim Galaksi', itu pun dilakukan dalam kondisi skuad yang tidak lengkap selama sebagian besar musim - semakin menunjukkan tingkat kesulitan dan kualitas kompetisi sebenarnya dari gelar ini!”
“Borussia Dortmund telah mengamankan gelar liga, selanjutnya tinggal menunggu final Liga Champions - apakah mereka bisa menjadi tim pertama yang berhasil mempertahankan gelar sejak reformasi Champions Eropa?”
……
Seolah-olah semua orang sudah menganggap Borussia Dortmund sebagai juara liga.
Padahal masih tersisa sepuluh menit pertandingan.
Sepak bola itu bulat, apa pun mungkin terjadi, benar kan?
Hanya saja kemungkinan kali ini memang terasa terlalu kecil.
Empat gol Dortmund telah menghancurkan motivasi Hertha Berlin. Mereka memang tidak memiliki ambisi khusus - sudah aman dari degradasi namun tak mungkin lolos ke kompetisi Eropa. Di pertandingan terakhir musim ini, pikiran para pemain mungkin lebih tertuju pada liburan dan Piala Dunia ketimbang pertandingan.
Dortmund juga tidak memiliki permusuhan hidup dan mati dengan mereka, tak perlu bertarung mati-matian dengan situasi pertandingan yang sudah seperti ini.
……
Di sisi lain, suporter Bayern München di Allianz Arena tahu Dortmund kembali mencetak gol, tapi kali ini mereka tidak menyampaikan kekecewaan dengan siulan keras.
Melainkan bersama-sama tenggelam dalam keheningan.
Mereka sudah tahu seperti apa hasil akhir musim ini nantinya.
Sama seperti musim lalu, unggul hampir sepanjang musim, tetapi di fase akhir sprint justru tumbang di kaki Borussia Dortmund, disalip orang itu, dan kehilangan gelar juara.
Mengalami pukulan beruntun selama dua musim berturut-turut membuat para suporter Bayern München yang sombong mulai meragukan takdir - dosa apa yang telah kami perbuat hingga mengalami hal ini dua kali berturut-turut?
Ada satu momen ketika Allianz Arena senyap bagaikan kamar mayat.
Menimbulkan rasa tidak nyaman di sekujur tubuh.
