Bundesliga musim 2013-2014 resmi berakhir.
Borussia Dortmund akhirnya meraih gelar liga, menjuarai empat musim berturut-turut.
Bagaimana dengan Bayern München? Seluruh musim tampil sempurna, hanya tiga pertandingan yang ada kesalahan, hasilnya Dortmund langsung manfaatkan peluang. Kini mereka hanya bisa menerima kenyataan ini.
Schalke 04 mengalahkan Nürnberg 4:1 di kandang sendiri pada pertandingan terakhir Bundesliga, mengakhiri musim ini dengan kemenangan. Mereka akhirnya finis di peringkat tiga liga dan mendapatkan hak partisipasi untuk Champions Eropa fase grup musim depan.
Wolfsburg mengalahkan Borussia Mönchengladbach 3-1 di kandang sendiri. Meskipun Bayer Leverkusen mengalahkan Werder Bremen 2-1 di kandang sendiri, mereka tetap tidak bisa mengungguli Wolfsburg. Dengan demikian, Wolfsburg secara tak terduga mendapatkan tiket ke Champions Eropa di menit akhir.
Bayer Leverkusen terpaksa menelan kekecewaan dengan harus bermain di Liga Europa.
Borussia Mönchengladbach finis di peringkat enam dan juga lolos ke Liga Europa musim depan.
Di penghargaan individu, Zhou Yi menjadi raja assist Bundesliga dengan 25 assist.
Markus Wagner meraih gelar top skor Bundesliga dengan 22 gol.
Borussia Dortmund menuai panen besar.
Namun bagi Bayern München dan Borussia Dortmund, musim ini belum benar-benar berakhir.
Pada 17 Mei, Bayern München akan bertanding di final Piala Jerman melawan Wolfsburg.
Ini menjadi satu-satunya kesempatan Bayern München untuk meraih gelar musim ini, menghindari kenyataan pahit "sia-sia" sepanjang musim.
Borussia Dortmund akan menghadapi Real Madrid di final Champions Eropa pada 24 Mei.
Real Madrid musim ini menunjukkan performansi buruk di La Liga, namun di Champions Eropa mereka berhasil lolos ke final dengan mudah.
Sebenarnya banyak yang tidak begitu optimis terhadap Borussia Dortmund.
Mereka dianggap sudah cukup beruntung bisa mencapai final Liga Champions. Dengan kondisi tim yang kekurangan personel saat ini, sangat sulit untuk mengalahkan Real Madrid.
Yang terpenting, sejak reformasi Liga Champions, belum ada tim yang berhasil mempertahankan gelar juara. Ini seperti kutukan yang terus menghantui.
Sebelumnya juga pernah ada juara bertahan yang lolos ke final.
Sebelum reformasi Liga Champions, ada 12 kali kasus sukses mempertahankan gelar. Namun sejak reformasi, hal baik seperti itu tidak pernah terulang.
Empat tim juara pernah lolos ke final Liga Champions di tahun berikutnya: AC Milan tahun 1995 yang akhirnya kalah dari Ajax muda di final, membuat Patrick Kluivert menjadi terkenal lalu ditransfer ke AC Milan.
Tahun 1996, Ajax sebagai juara bertahan juga lolos ke final Liga Champions, namun kalah dalam adu penalti dari Juventus dan gagal mempertahankan gelar.
Tahun 1997, giliran Juventus sebagai juara bertahan yang berpeluang mempertahankan gelar. Di final mereka menghadapi Borussia Dortmund. Pertandingan itu mengukuhkan Lars Ricken sebagai "Pemain Cadangan Super" lewat gol penutupnya yang membawa Dortmund menang 3-1 atas Juventus.
Borussia Dortmund meraih gelar Champions Eropa pertama dalam sejarah klub mereka, sementara Juventus kehilangan kesempatan untuk mempertahankan gelar.
Dari 1995 hingga 1997, tiga final Liga Champions berturut-turut menampilkan juara bertahan yang lolos ke final namun selalu dikalahkan, melahirkan kutukan "juara bertahan tak bisa mempertahankan gelar" sejak reformasi kompetisi.
Selama bertahun-tahun setelahnya, tak ada satupun juara bertahan yang mampu mencapai final - mereka selalu tersingkir sebelum babak penentuan.
Hingga 2009, Manchester United selaku juara bertahan akhirnya lolos ke final lagi, menghadapi Barcelona yang dilatih Guardiola. Hasilnya, Manchester United menderita Kekalahan Telak 0-2 dari Barcelona dalam pertandingan tersebut.
Guardiola kemudian memulai era Dream Team dengan membawa Barcelona meraih enam gelar dalam satu tahun - rekor yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tak terulang hingga kini.
Namun sehebat apapun "Tim Galaksi" ini, tetap gagal mematahkan kutukan juara bertahan Champions Eropa.
Musim berikutnya, Inter Milan pimpinan Mourinho menghentikan langkah mereka di semifinal - padahal banyak suporter Barcelona yang sudah membayangkan kemenangan di Bernabeu untuk mempermalukan Real Madrid...
Dalam dunia sepak bola, segala analisis terkadang kalah dengan penjelasan sederhana: "Ini memang kutukan."
"Sepak bola itu bulat", jadi kemungkinan terjadinya berbagai "kondisi takhayul" juga lebih tinggi.
"Kutukan" dan takhayul semacam ini selalu lebih laku di dunia sepak bola.
Kadang-kadang memang membuat orang harus berpikir ke arah "kutukan", karena eliminasi beberapa juara bertahan benar-benar tak bisa dipahami akal sehat.
Tahun 1991, jika AC Milan sebagai juara bertahan Champions Eropa musim sebelumnya berhasil menjadi juara lagi, mereka akan meraih tiga gelar berturut-turut — AC Milan musim lalu adalah tim terakhir yang sukses mempertahankan gelar Champions Eropa.
Mereka bertemu Olympique Marseille di perempat final.
Pertandingan leg pertama di Stadion San Siro berakhir skor 1:1. Di leg kedua di kandang lawan, AC Milan menerapkan taktik ofensif namun gagal menguasai situasi, tak mampu menahan gol Chris Waddle yang sebelumnya bahkan sempat mengalami gegar otak dalam sebuah duel fisik, tapi tetap membantu Marseille meraih keunggulan 2:1 setelah pulih.
Skor ini bertahan hingga jelang injury time. AC Milan masih punya harapan, cukup mencetak satu gol lagi untuk menyamakan agregat sekaligus mengeliminasi Marseille lewat keunggulan gol tandang. Tapi tepat di momen ini, beberapa lampu penerangan di Stadion Velodrome Marseille tiba-tiba bermasalah.
Wasit utama menilai pertandingan bisa dilanjutkan, namun AC Milan justru merasa ini adalah kesempatan emas untuk meminta pertandingan ulang dengan alasan masalah pencahayaan.
Akhirnya seluruh tim mundur ke ruang ganti dan menolak kembali ke lapangan.
Wasit utama juga tidak segan, langsung menolak permintaan AC Milan untuk pertandingan ulang. Akhirnya Marseille dihukum menang dengan skor 3-0. AC Milan tidak hanya kehilangan kesempatan mempertahankan gelar juara, tetapi juga dilarang UEFA berpartisipasi dalam kompetisi Eropa musim depan karena permintaan pertandingan ulang yang dianggap semena-mena ini.
Maka berakhirlah keikutsertaan AC Milan yang begitu gemilang di Champions Eropa. Pada musim ketika mereka dilarang berpartisipasi, Barcelona berhasil mengalahkan Sampdoria dan meraih trofi Champions Eropa pertama dalam sejarah klub. Tim yang dipimpin Cruyff itu dijuluki "Tim Impian".
Namun tim impian ini justru mengalami kekalahan telak 0-4 dari AC Milan dalam final Champions Eropa dua tahun kemudian.
Sementara itu, AC Milan yang kembali diizinkan berkompetisi di Champions Eropa pada musim 1992-1993 berhasil lolos ke final, meski akhirnya kalah dari Marseille. Belakangan Marseille terlibat skandal sepak bola palsu. Meski gelar juara Champions Eropa-nya tidak dicabut, mereka kehilangan hak berpartisipasi di Piala Toyota. AC Milan yang menggantikan mereka di Piala Toyota sempat menimbulkan kesan seolah-olah gelar juara Champions Eropa tahun itu dialihkan ke AC Milan, padahal kenyataannya tidak. UEFA beralasan masa banding telah habis, sehingga gelar tetap menjadi milik Marseille.
Musim 2006-2007, juara bertahan Barcelona dieliminasi di babak 16 besar Champions Eropa oleh Liverpool. Padahal Liverpool yang mengeliminasi mereka sebelumnya sempat mengalami konflik internal. Saat itu Craig Bellamy dan John Arne Riise tidak hanya pergi minum dan berpesta di bar sebelum pertandingan, tapi juga terlibat konflik karena mabuk. Setelah kembali ke hotel, Bellamy bahkan mengambil stik golf dan memukul Riise di kamarnya.
Namun dalam pertandingan berikutnya, Liverpool justru berhasil mengalahkan Barcelona 2-1 di kandang lawan. Yang mencetak gol adalah Bellamy dan Riise sendiri...
Tim Bintang Merah Belgrade yang mengalahkan Marseille di final tahun 1991 dan meraih gelar Champions Eropa sebenarnya punya kesempatan mempertahankan gelar. Namun pecahnya Perang Yugoslavia membuat banyak bintang sepak bola hengkang ke Eropa Barat. Tim ini kehilangan kekuatan utamanya, ditambah sanksi PBB yang melarang klub Yugoslavia berkompetisi di Champions Eropa dan timnas mereka di Euro. Sepak bola Yugoslavia yang perkasa pun hancur oleh perang...
Tahun 2003, AC Milan mengalahkan Juventus lewat adu penalti dan kembali menjadi juara Champions Eropa. Tapi tahun berikutnya, setelah menang mudah 4-1 atas Deportivo La Coruña di leg pertama perempat final kandang sendiri, mereka secara tak terduga kalah 0-4 di leg kedua dan tereliminasi.
Tahun 2010, ketika Barcelona pimpinan Guardiola sedang di puncak kejayaan, semua orang mengira jika ada tim yang bisa memecahkan kutukan itu, pastilah "Tim Galaksi" pimpinan Guardiola. Namun Barcelona yang begitu hebat justru ditaklukkan oleh bus parkir Mourinho di kandang sendiri pada semifinal...
Tentu juara bertahan paling menyedihkan adalah Chelsea. Setelah mengalahkan Bayern München di Allianz Arena tahun 2012 untuk meraih gelar Champions Eropa pertama dalam sejarah klub, tahun berikutnya mereka bahkan gagal lolos fase grup dan langsung tersingkir...
Banyak contoh di atas membuktikan betapa dahsyatnya kekuatan kutukan "juara bertahan tak bisa mempertahankan gelar".
Segala alasan tentang betapa sulitnya Dortmund menjadi juara Champions Eropa yang disebutkan sebelumnya, tetap tidak lebih efektif daripada kalimat "ada kutukan juara bertahan Champions Eropa yang tak bisa mempertahankan gelar".
Perusahaan taruhan juga jelas lebih memprediksi kemenangan Real Madrid berdasarkan odds yang mereka keluarkan.
……
Setelah menjadi juara liga, Klopp memberikan libur satu hari penuh kepada tim untuk beristirahat dan memulihkan diri.
Usai sehari beristirahat, para pemain Borussia Dortmund kembali ke Basis Pelatihan Brackel untuk mempersiapkan final Champions Eropa.
Sejumlah wartawan menghadang di pintu gerbang basis pelatihan dan menanyakan pandangan Zhou Yi tentang kutukan juara bertahan yang tak bisa mempertahankan gelar.
Zhou Yi tersenyum sambil melambaikan tangan: "Saya orang yang percaya sains, tidak percaya takhayul."
Wartawan berkata: "Tapi sebelumnya kamu pernah bilang Real Madrid tidak bisa menang di kandang lawan tim Jerman itu seperti kutukan..."
Zhou Yi mengangkat kedua tangan: "Kapan aku bilang begitu? Aku bilang itu Hukum Murphy, sains, bukan takhayul."
Wartawan sepertinya sudah tahu Zhou Yi akan menjawab begitu, dengan sombong mengejar: "Tapi musim ini Real Madrid menang 6-1 atas Schalke 04 dan 4-0 atas Bayern München di kandang lawan, kedua tim Jerman itu lho..."
Zhou Yi mengangguk: "Betul. Jadi Real Madrid sudah membuktikan dengan aksi nyata bahwa tidak ada kutukan apa pun, bukan?"
Wartawan itu ternganga, tak bisa berkata-kata.
Dia benar-benar tak menyangka Zhou Yi bisa setebal muka ini, berbalik pendapat secepat membalik telapak tangan...
Di sebelahnya, wartawan China melihat rekan asing itu terjebak, tak tahan tertawa terkekeh - Apa pria itu tidak riset dulu sebelum mewawancarai Zhou Yi? Tidak kenal siapa Zhou Yi sebenarnya?
