"...Tahun 2002 adalah tahun terakhir Real Madrid meraih trofi Champions Eropa. Dua belas tahun kemudian, Real Madrid telah melalui dua era Galácticos dengan total pengeluaran lebih dari satu miliar poundsterling untuk membeli bintang-bintang sepak bola dunia. Namun sejak 2005, Real Madrid secara berturut-turut selama enam musim tersingkir di babak 16 besar Liga Champions, menciptakan lelucon pahit 'Juara 16 Besar'. Kini setelah dua belas tahun, Real Madrid akhirnya tiba di panggung final, akankah trofi ke-10 menanti mereka?"
"Di layar kaca sedang ditayangkan program pra-final Liga Champions, berikut perjalanan Real Madrid musim ini terutama pertandingan tandang 4-0 melawan Bayern München, momen Cristiano Ronaldo mengibas-ngibaskan tangan saat merayakan gol benar-benar ditonjolkan."
"Ditemani teriakan-teriakan histeris komentator lapangan, benar-benar membuat penonton bersemangat berapi-api."
"Setelah pembahasan tentang Real Madrid, giliran beralih ke Borussia Dortmund."
“Sebagai juara bertahan Champions Eropa musim lalu, Borussia Dortmund menciptakan musim penuh keajaiban. Tapi sebenarnya musim ini lebih ajaib lagi. Dalam kondisi dipenuhi pemain cedera, banyak yang tidak memprediksi perform tim ini. Ada momen dimana baik di liga maupun Champions Eropa, sang juara bertahan hampir seperti akan mengalami kekalahan memalukan... Tapi siapa sangka di akhir musim ini, tim yang justru meraih gelar Bundesliga adalah mereka? Kini mereka bahkan mengalahkan Atletico Madrid milik Diego Simeone, berhasil lolos ke final Liga Champions untuk dua musim berturut-turut. Sejak reformasi Liga Champions, belum ada tim yang berhasil mempertahankan gelar. Ini telah menjadi sebuah 'kutukan'. Mampukah Dortmund yang ajaib kali ini memecahkan 'kutukan' tersebut?”
Adegan berganti menampilkan perjalanan Dortmund di Liga Champions musim ini.
Sorotan utama adalah leg pertama semifinal dimana Dortmund melancarkan serangan kilat di kandang sendiri untuk menghancurkan Atletico Madrid.
Para pemain Timnas China duduk di restoran hotel tempat mereka menginap, menyantap makan malam sambil menonton TV.
Final Liga Champions antara Real Madrid vs Borussia Dortmund akan segera dimulai.
Seluruh pemain Timnas China menanti siaran langsung final tersebut.
Bukan sekadar ingin menyemangati Zhou Yi dan Yan Min, ini adalah "tugas" yang diberikan pelatih baru Lippi kepada tim.
Sebagai tim yang akan bertanding di Piala Dunia, tentu harus memiliki wawasan global.
Lalu bagaimana mungkin kita melewatkan pertandingan sepak bola dengan tingkat teknik tertinggi di dunia - Final Liga Champions?
Menonton pertandingan berkemampuan tinggi seperti ini juga dapat meningkatkan pemahaman taktik para pemain, sekaligus memperluas wawasan mereka tentang seperti apa sebenarnya level tertinggi sepak bola modern, agar banyak orang tidak terjebak pada kesan sepak bola modern yang masih terpaku pada label Tiki-taka dari beberapa tahun lalu. Tidak ada satu pun tim yang lolos ke final Liga Champions tahun ini yang bermain dengan gaya Tiki-taka. Real Madrid jelas-jelas bukan, sementara Borussia Dortmund meski memiliki kemampuan penguasaan bola melalui operan yang luar biasa, gaya bermain mereka lebih variatif.
Lippi berharap dengan menonton Final Liga Champions, para pemainnya bisa mendapatkan lebih banyak pelajaran.
……
Saat lembaga siaran TV sedang memanaskan atmosfer final melalui berbagai program, para pemain Borussia Dortmund dan Real Madrid telah tiba di lapangan pertandingan final - Estádio da Luz di Lisbon, Portugal.
Bersamaan dengan itu, daftar starting line-up kedua tim telah diumumkan.
Di sisi Real Madrid, Khedira menggantikan Alonso yang absen di final karena hukuman suspensi, sementara Varane mengambil posisi Pepe yang cedera. Sejak November tahun lalu, Khedira hanya tampil selama 117 menit. Keputusan Ancelotti ini mengandung risiko besar dan akan menghadapi tekanan berat.
Kiper utama adalah Casillas. Sebelum final Liga Champions ini, Casillas bermain di pertandingan La Liga, yaitu pertandingan terakhir musim La Liga sekaligus pertandingan liga kedua yang dimainkan Casillas musim ini. Meskipun Mourinho telah meninggalkan Real Madrid, Casillas juga tidak menjadi pemenang. Setelah Ancelotti naik jabatan, ia tetap terkunci di bangku cadangan. Untuk menjaga martabat kapten Real Madrid, Ancelotti menerapkan praktik unik sistem rotasi: Casillas menjadi kiper utama di kompetisi piala seperti Liga Champions dan Copa del Rey, sementara Diego López tetap digunakan di liga.
Setelah Real Madrid lolos ke final Liga Champions, jika tetap mempertahankan pengaturan hanya memainkan Casillas di pertandingan piala, maka Casillas akan menghadapi situasi canggung tanpa satu pun pertandingan selama 24 hari penuh dari 30 April hingga 24 Mei.
Ini sangat tidak baik bagi Casillas yang akan menghadapi final Liga Champions, karena jika tidak bermain dalam waktu lama, kondisi fisiknya tidak akan terjaga.
Bagaimana performa seorang kiper yang tidak bermain lebih dari 20 hari saat bertanding di final Liga Champions? Ini sulit dibayangkan.
Oleh karena itu, dalam kondisi seperti ini, Real Madrid akhirnya memainkan Casillas di dua pertandingan liga.
Pertandingan pertama adalah babak tambahan ke-34 liga pada 7 Mei.
Pertandingan lainnya adalah laga terakhir liga, Real Madrid menjamu Spanyol di kandang sendiri.
Meski sudah bermain dua laga liga, dalam 24 hari hanya dua pertandingan ini yang dimainkan, volume pertandingan Casillas masih jauh dari cukup...
Performa seperti apa yang bisa ditunjukkannya di final nanti, tidak ada yang bisa memastikan.
Selain kiper Casillas, bek utama Real Madrid adalah Carvajal sebagai bek kanan, kombinasi Varane dan Ramos sebagai bek tengah, Coentrão sebagai bek kiri menggantikan Marcelo. Di lini tengah ada Modric, Khedira, dan Di Maria. Sedangkan lini depan diisi oleh Bale, Benzema, dan Cristiano Ronaldo.
Formasi pemain utama Borussia Dortmund tidak berbeda dengan sebelumnya.
Kiper Weidenfeller, bek kanan Piszczek, bek tengah Hummels dan Sokratis Papastathopoulos, bek kiri Schmelzer. Lini tengah diisi Sven Bender, Zhou Yi, Yan Min, dan Reus. Lini depan ditempati Aubameyang dan Mark.
Dapat dikatakan, selain pemain yang cedera, kedua tim telah menurunkan formasi terkuat yang mereka miliki.
……
Saat pemanasan, Zhou Yi tidak mengamati tata letak lapangan final maupun TIFO suporter di tribun. Sebagian besar waktunya digunakan untuk mengamati Casillas.
Sebenarnya, pertandingan final melawan lawan ini telah disimulasikan Zhou Yi berkali-kali di ruang virtual.
Dalam banyak kali simulasi, Zhou Yi menemukan sebuah masalah, namun dia tidak yakin apakah ini akan terulang di dunia nyata. Karena itu, kini dia berusaha mengamati sesi pemanasan Casillas untuk menemukan petunjuk...
Tampaknya Real Madrid sengaja memberikan umpan ke Casillas selama pemanasan untuk membantunya menemukan kondisi terbaik.
Zhou Yi memperhatikan bahwa Casillas terlihat cukup stabil saat menangkap tembakan biasa. Namun ketika rekan setim mulai sengaja mengirim bola tinggi, sang kiper melakukan beberapa kesalahan walau tidak banyak - semuanya terekam oleh mata tajam Zhou Yi.
Sebenarnya kelemahan Casillas dalam menguasai bola tinggi sudah lama ada. Dia mengimbanginya dengan reaksi kedua yang brilian dan latihan intensif, sehingga di masa keemasannya masalah ini tidak terlalu mencolok. Namun seiring bertambahnya usia dan minimnya jam terbang dalam dua musim terakhir, performanya menurun drastis sehingga kelemahan ini kembali muncul bahkan... terasa mematikan.
Masalah Casillas dalam menguasai bola tinggi berasal dari keterbatasan tinggi badannya.
Di antara kiper kelas dunia, tinggi Casillas yang hanya 185 cm memang menjadi kelemahan.
Sebagai perbandingan, baik Buffon (191 cm) maupun Neuer (193 cm) memiliki postur tinggi yang dikombinasikan kelincahan. Bahkan Sun Pan pun memiliki tinggi 190 cm.
"Bola tinggi, itulah kelemahan Casillas yang diamati Zhou Yi dalam permainan virtual. Di dunia nyata, hal ini juga belum diperbaiki dengan baik."
Setelah melihat performa Casillas, Zhou Yi mengalihkan pandangannya dan fokus pada pemanasannya sendiri. Dia telah mendapatkan intel yang diinginkannya.
……
Usai pemanasan, kembali ke ruang ganti, Zhou Yi langsung menemui Klopp dan melaporkan kondisi yang dia amati selama pemanasan kepada pelatih kepala.
"Ini memang tidak terlalu diperhatikan sebelumnya..." gumam Klopp setelah mendengar. "Tapi ini akan membantu kami. Terima kasih, Zhou Yi."
"Sama-sama, Pelatih. Ini masih dalam batas kemampuanku."
"Tapi jarang ada pemain yang memperhatikan detail masalah seperti ini."
Zhou Yi menggaruk kepalanya. Bagaimana mungkin dia menjelaskan kepada pelatih bahwa dia menyadari ini setelah berulang kali melihat Casillas melakukan kesalahan yang sama dalam permainan virtual?
Tampaknya dampak ketidakstabilan jadwal pertandingan yang berkepanjangan pada Casillas jauh lebih besar dari perkiraan kebanyakan orang...
