Hummels dan Papastathopoulos berlari dari samping Zhou Yi menuju area depan, memasuki area penalti Real Madrid.
Zhou Yi tidak ikut maju. Dia tetap berdiri di depan bola, bersiap untuk mengeksekusi tendangan bebas ini.
Meski bukan penendang set-piece utama tim, bukan berarti Zhou Yi tidak punya kemampuan menendang bola mati.
Apalagi untuk tendangan bebas tidak langsung seperti ini, baginya sama saja dengan mengirim umpan panjang akurat.
Setelah pemain kedua tim siap, wasit utama Kuipers membunyikan peluit. Zhou Yi mengambil ancang-ancang lalu menendang bola ke area penalti Real Madrid.
Usai menendang, dia tidak berdiam menunggu tapi langsung menekan ke depan.
Jika bola ini berhasil dibayangi oleh orang itu, maka dia harus berusaha berada di depan area penalti lawan. Jika titik jatuh kedua direbut oleh Borussia Dortmund, dia berharap bisa secepatnya mengorganisasi serangan kedua. Saat itu, lini pertahanan Real Madrid biasanya belum sepenuhnya melakukan penyesuaian posisi, sehingga masih menyisakan banyak ruang kosong dan kesempatan.
Tentu saja, setelah tendangan sepak bola tersebut, pandangan semua orang secara alami beralih dari Zhou Yi. Sorotan mata mereka mengikuti bola yang melayang menuju area penalti Real Madrid.
Casillas melihat bola datang dari kejauhan, memilih bertahan di depan gawang daripada meninggalkan posisi. Di babak pertama, pilihan keluar yang salah telah menyebabkan timnya kebobolan. Kali ini dia bersumpah tidak akan keluar lagi.
Jika sampai kebobolan lagi, dosanya pasti akan semakin besar...
Lagipula, di depannya masih ada rekan setim yang bertugas, jadi tidak perlu dia sendiri yang keluar menguasai bola.
……
Saat Zhou Yi mengirimkan bola, para pemain dari kedua tim yang sebelumnya berada di tepi area penalti besar langsung berbondong-bondong masuk ke area penalti.
Mats Hummels dan Sokratis Papastathopoulos sama-sama melompat, berusaha merebut bola tersebut.
Sementara itu, bek tengah Real Madrid Sergio Ramos dan Raphaël Varane tidak mau kalah. Mereka melompat tinggi, berusaha menyundul bola keluar sebelum pemain Borussia Dortmund mencapainya.
Ramos menyundul bola, namun dalam bayang-bayang ketat Mark, sundulannya tidak tepat mengenai bagian tengah bola melainkan bagian bawah. Bola melambung tinggi vertikal ke udara, mencapai puncak lalu kehilangan momentum sebelum mulai terjun bebas - sundulan Ramos menciptakan lintasan vertikal sempurna.
Masalah Casillas dalam menangkap bola tinggi sudah membuat bek Real Madrid tegang, insiden tak terduga sundulan vertikal Ramos justru memperparah kecemasan rekan setimnya.
Hummels mengangkat kedua tangan, bersiap untuk lompat merebut bola udara.
Khedira di sampingnya mati-matian menempel, mencegahnya melompat.
Bersamaan, Varane melompat.
Kali ini ia berhasil membersihkan bola dengan sundulan tepat!
Bola disundul Varane keluar area penalti.
Banyak suporter Real Madrid akhirnya menarik napas lega.
Namun titik jatuh kedua tidak dikuasai pemain Real Madrid. Yan Min yang bertubuh kecil dan tak masuk area penalti, langsung berebut ke titik jatuh kedua dan berhasil mengontrol bola lebih dulu.
Tentu saja pemain Real Madrid langsung menekan, Di Maria langsung menyergap Yan Min.
Menghadapi Di Maria yang garang, Yan Min tampak hendak memaksakan tendangan jauh. Tapi saat mengayunkan kaki, pandangan sampingnya menangkap sosok Zhou Yi.
Zhou Yi tidak mengangkat tangan memberi isyarak minta bola, tapi Yan Min menyadarinya dan mengetahui ini adalah kesempatan.
Di Maria tertarik oleh gerakan tembakan Yan Min, melompat dan berusaha menghalangi tembakan itu dengan tubuhnya.
Tapi Yan Min tidak menembak, melakukkan gerakan tipuan sebelum mengoper bola ke Zhou Yi di sisi kiri.
Berkat sundulan klar kepala Ramos yang vertikal, Zhou Yi mendapat waktu. Begitu tiba di depan, Yan Min langsung mengoper padanya.
Zhou Yi tidak menghentikan bola mati di kakinya, tapi sambil mengontrol, ia menyentuh bola maju perlahan.
Selanjutnya, Zhou Yi melangkah ke depan, tangan kanannya mengayun keluar, mengangkat kaki kanan untuk menendang bola.
Sebelum siapa pun sempat bereaksi, Zhou Yi sudah melepaskan tendangan secepat kilat.
Tapi ini bukan tendangan terburu-buru. Seperti umpan silang berputar dalam dari kiri menggunakan kaki kanan - sentuhan sekilas bisa menghasilkan gol.
Depan gawang jadi medan perang. Pemain Real Madrid dan Borussia Dortmund berebut posisi, berusaha menyundul bola.
Bahkan kiper Casillas mengira ini umpan silang. Ia bertahan di tengah, fokus menghadapi sundulan di area depan.
Tapi segera semua sadar: mustahil ini umpan silang karena... terlalu tinggi.
"Raphaël Varane yang tingginya 1,91 meter melompat, berusaha menyundul bola keluar dalam kondisi sangat sulit. Aksi ini bisa dibilang sangat berisiko, karena ada kemungkinan ia justru menyundul bola ke gawang sendiri akibat gangguan dari lawan."
"Tapi meski begitu, dia tidak menyerah menjalankan tugasnya."
"Namun meski sudah melompat sekuat tenaga, sundulannya gagal mencapai bola..."
"Bola melesat di atas kepalanya, membentuk lengkungan tajam menuju sudut belakang gawang."
"Saat itu Casillas baru tersadar: Jika ini umpan silang, pasti umpan itu gagal total... Jika bukan umpan, berarti ini adalah tembakan!"
"Dengan panik, kiper itu melompat mundur sambil merentangkan tangannya sejauh mungkin untuk menjangkau bola."
"Tapi reaksinya sudah terlambat, lompatan terburu-buru ini sudah tak berarti."
"Dia pun gagal menyentuh bola."
"Dia hanya bisa memandang pasrah saat bola jatuh melewati jangkauan tangannya, menyusur bawah mistar gawang dan masuk ke jala."
……
""Zhou Yi mengumpan silang... Eh? Bukan!" Marcel Leif tiba-tiba berteriak histeris. "Bola... Gol! Gol! Bola mengitari tangan Casillas dan masuk lewat sudut belakang gawang!""
""Zhou Yi! Zhou Yi! Gol spektakuler! Zhou Yi——!!!" He Ping begitu bersemangat sampai hanya bisa terus meneriakkan nama sang pemain."
Seluruh Stadion da Luz meledak oleh sorakan gemuruh, di dalamnya ada sorak gembira suporter Borussia Dortmund, juga teriakan kaget suporter Real Madrid.
Berbagai suara ini saling bertautan, membuat orang tak bisa lagi membedakan dari sisi mana asalnya.
Hanya dua menit setelah Real Madrid menyamakan skor, Borussia Dortmund kembali mencetak gol!
"Zhou Yi mengirim umpan silang... Eh? Bola ini... Kok bisa masuk?!" Komentator Spanyol terus-terusan berteriak kaget, tak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Ini... Ini sebenarnya umpan silang atau tembakan ya?!"
"Zhou Yi mencetak dua gol!!" He Ping akhirnya sadar kembali, dia berseru penuh semangat. "Ini pertama kalinya pemain China mencetak brace di final Liga Champions, Zhou Yi kembali menorehkan sejarah!"
Para suporter China di depan televisi juga langsung melompat kegirangan.
Di internet langsung bermunculan komentar-komentar terkait gol ini:
"Zhou Yi! Aduh! Gol ini keren banget! Gol spektakuler!"
"Umpan silang jadi gol, Zhou Yi kebetulan banget bisa masuk!"
"Apa sih, ini jelas-jelas tembakan sengaja! Aku yakin Zhou Yi pasti sudah merencanakan ini!"
"Ah, terserah lah umpan atau tembakan! Yang penting gol!"
"Brace lagi, keren banget... Zhou Yi kelas dunia! Tidak diragukan lagi!"
……
Di tengah sorakan gemuruh Stadion da Luz, Zhou Yi yang mencetak gol berlari menuju papan iklan di belakang gawang Real Madrid, lalu melompati papan iklan itu dan langsung menuju suporter yang berada di sana.
Area ini merupakan tempat suporter Borussia Dortmund. Melihatnya berlari mendekat, para suporter Dortmund bersorak gembira. Ada yang mengacungkan kepalan tangan sambil bersorak, ada juga yang mengangkat ponsel untuk mengabadikan momen bersejarah ini.
Bagaimana dengan Zhou Yi?
Menyadari ada yang memotretnya, ia malah melambaikan tangan meminta ponsel tersebut.
Tanpa ragu sedikitpun, sang suporter beruntung itu langsung menyerahkan ponselnya ke tangan Zhou Yi.
Dengan cekatan Zhou Yi mengganti mode kamera depan-belakang. Berpose di tribun yang dipenuhi lautan suporter berbaju kuning-hitam, ia mengangkat ponsel. Di belakangnya, kerumunan suporter Dortmund berdesakan mengarahkan pandangan ke kamera di tangan sang idola.
Senyum sumringah mereka memenuhi layar.
Saat ekspresi mereka paling berbinar, jari Zhou Yi menekan tombol shutter virtual di layar.
Klik! Momen itu terbekukan dalam ponsel si pemilik beruntung.
Bukannya langsung mengembalikan ponsel, Zhou Yi malah berbalik badan. Kali ini lensa kamera menangkap para pemain Dortmund yang sedang berhamburan merayakan gol.
Maka terkoleksilah satu lagi foto selfie komplit bersama skuad Dortmund dalam gawai sang suporter paling beruntung itu.
Setelah mengambil dua foto selfie, Zhou Yi baru mengembalikan HP kepada suporter Borussia Dortmund itu, lalu memeluknya. Kemudian dia berbalik dan bergabung dalam perayaan rekan setimnya.
"Hahaha!" He Ping di kursi komentator tertawa riang. "Saya yakin bagi suporter Dortmund ini, pasti ini dua foto paling berharga! Merayakan gol dengan selfie memang sudah biasa, tapi dalam momentum seperti ini, gerakan celebrasi Zhou Yi tetap sangat kreatif. Bagaimanapun juga, ini pertama kalinya dalam sejarah Final Liga Champions ada yang merayakan gol dengan selfie pakai HP..."
"Zhou Yi memamerkan celebrasi selfie di final Liga Champions! Saya yakin setelah pertandingan, momen ini akan menjadi topik hangat di media dan kalangan suporter. Tentu saja, dengan syarat Borussia Dortmund akhirnya memenangkan pertandingan ini... Sekarang Dortmund kembali unggul, padahal Real Madrid baru saja menyamakan skor. Saya rasa ini pukulan berat bagi moral pemain Real Madrid. Dengan injury time, tersisa sekitar 10 menit lagi. Waktu untuk Real Madrid semakin sempit!" Marcel Leif menahan kegembiraannya, berusaha objektif karena tidak ingin merusak karma dengan merayakan terlalu dini...
