"Ini benar-benar masa yang sulit untuk dilalui..."
Saat Zhou Yi berbaring di tempat tidur mengeluh seperti itu, televisi sedang menayangkan pertandingan Brasil vs Kroasia. Baru sebelas menit kick-off, bek kiri Brasil Marcelo mencetak gol bunuh diri yang membuat Kroasia unggul.
Tuan rumah Brasil di hadapan puluhan ribu suporter sebangsanya, sedang tertinggal skor.
Komentator Brasil di siaran TV berbicara tanpa henti, tapi tak ada yang mengerti. Meski bahasa Spanyol dan Portugis mirip, kecepatan bicara bahasa Portugis yang terlalu kencang membuat He Ying dan Sun Pan kesulitan. Mereka sama sekali tak berniat memahami ucapan sang komentator.
Bahkan menonton pertandingan pun dilakukan dengan setengah hati.
Karena pertandingan tim lain tak penting. Yang utama adalah pertandingan mereka sendiri.
Sebelum pertandingan pembuka Piala Dunia ini, Tim China merilis daftar starting line-up untuk pertandingan besok. Tentu saja Zhou Yi tidak masuk dalam daftar tersebut.
Di pertandingan pertama fase grup besok, Tim China akan menantang Chile di Arena Pantanal, Cuiabá.
Dalam pertandingan pemanasan terakhir beberapa hari lalu, lawan Tim China adalah Kosta Rika. Alasan memilih tim ini sebagai lawan karena sama-sama negara Amerika Latin, mungkin memiliki kesamaan gaya bermain.
Pertandingan itu berakhir imbang 1-1 antara Tim China dan Kosta Rika.
Hasilnya mungkin terlihat biasa, tapi perlu diketahui bahwa Kosta Rika lebih unggul hampir sepanjang pertandingan. Baru di menit ke-77, Tim China melakukan serangan balik defensif yang sukses, menyamakan skor lewat kemampuan individu He Ying.
Jadi dari segi proses, performansi Tim China belum memuaskan.
Ini baru pertandingan pemanasan. Menjelang Piala Dunia, pemain Kosta Rika sebenarnya tak mengerahkan seluruh tenaga. Saat bertahan pun tak terlalu agresif, khawatir cedera.
"Saat menghadapi pertandingan Piala Dunia yang sesungguhnya, lawan tidak akan lagi memberikan toleransi."
"Bagaimana Tim China tanpa Zhou Yi yang mengendalikan ritme permainan akan menghadapi lawan yang sudah menunjukkan taringnya?"
Semua berkumpul di kamar Zhou Yi untuk menyaksikan laga pembuka, namun pikiran mereka mungkin tidak sepenuhnya terfokus pada pertandingan.
Secara alami, pembicaraan pun beralih ke cedera Zhou Yi.
Di hadapan media, Zhou Yi selalu menunjukkan senyum dan kepercayaan diri, namun di depan sahabatnya, barulah ia mengungkapkan perasaan sebenarnya dengan kalimat melankolis tadi.
"Sejak cedera ini, memang benar-benar menyiksa."
Sebenarnya lukanya tidak parah, hanya butuh istirahat cukup waktu. Ini bukan masalah besar sama sekali.
Tapi kebetulan terjadi menjelang Piala Dunia dengan jadwal yang sangat ketat. Andai Borussia Dortmund sama sekali tidak lolos ke final Liga Champions, dan Zhou Yi mengalami cedera serupa di pertandingan terakhir Bundesliga, reaksinya tidak akan separah ini. Waktu lebih dari sebulan cukup untuk pemulihannya.
Justru karena ada Piala Dunia, cedera ringan ini menjadi masalah rumit.
Apakah Zhou Yi sendiri tidak ingin segera pulih? Tentu saja ia ingin, bahkan lebih dari siapa pun.
Apakah Zhou Yi rela melewatkan dua pertandingan fase grup? Tentu tidak, ia paling tidak ingin itu terjadi.
Tapi mau bagaimana lagi, sekarang ia hanya bisa menerima kenyataan ini.
"Tenang saja, kita tidak akan berhenti di fase grup..." kata Yang Muge si "pria hangat" dengan suara lembut.
"Aku yakin kita bisa melaju dari fase grup, tapi tetap saja tidak enak hati hanya bisa menonton kalian bertanding lewat televisi."
Sun Pan tertawa: "Bodoh! Kamu bisa nonton langsung di stadion!"
Zhou Yi melototinya.
Di televisi, tim Brasil akhirnya menyamakan skor di menit ke-29 melalui pemain inti Neymar setelah melakukan serangan bertubi-tubi.
"Brasil saja bermain sulit di kandang sendiri... Piala Dunia kali ini benar-benar berat..." gumam He Ying sambil menatap layar TV.
"Mungkin Brasil meremehkan lawan? Mereka kira Kroasia mudah dikalahkan, ternyata lawan tangguh," kata Guo Nu sambil memusatkan perhatian ke pertandingan. "Banyak pemain Kroasia yang sebenarnya berkualitas..."
"Menurutku kemampuan tim Brasil secara keseluruhan memang menurun," kata Zhou Yi. "Sistem pengembangan pemain muda Brasil sedang krisis. Sudah lama tidak muncul bakat akademi berbakat. Lihat saja striker tengah utama mereka sekarang, Fred yang dulu sulit masuk skuad nasional saja bisa jadi pemain utama..."
Tim Brasil baru berbalik unggul di menit ke-71 melalui gol Neymar. Oscar mengunci kemenangan 3-1 di menit ke-90, memberi Brasil kemenangan sulit di laga perdana Piala Dunia mereka.
Pertandingan di hari pertama Piala Dunia resmi berakhir.
Tiga poin ini menjadi modal penting bagi Brasil untuk lolos dari fase grup.
Hari berikutnya baru merupakan hari dimana pertandingan Piala Dunia secara menyeluruh dimulai.
Pada tanggal 13 siang pukul 13.00, pertandingan kedua fase grup Grup A dimulai, Meksiko melawan Kamerun. Pukul 16.00 sore, duel sengit Grup B antara Spanyol dan Belanda kick-off. Pukul 19.00 malam, pertandingan kedua fase grup Grup B antara Tim China dan Chili tampil di lapangan.
Tiga pertandingan ini sesuai dengan waktu Beijing masing-masing pukul 00.00 dini hari, pukul 03.00 dini hari, dan pukul 06.00 pagi.
Pertandingan China vs Chili akan kick-off pukul 06.00 pagi tanggal 14 Juni. Jika hanya menonton pertandingan Tim China, tidak perlu begadang, cukup bangun lebih pagi.
Namun pertandingan Spanyol vs Belanda sebelum laga China vs Chili juga menjadi perhatian banyak pihak.
Ini adalah pengulangan Final Piala Dunia edisi sebelumnya.
……
Tanggal 14 Juni, area luar hotel tempat Tim China menginap sudah dipadati wartawan media dan suporter China sejak pagi hari.
Meskipun kabar bahwa Zhou Yi dipastikan tidak bisa bermain sudah beredar sejak kemarin, banyak yang masih berharap keajaiban terjadi di saat-saat terakhir - Zhou Yi sembuh secara ajaib dan bisa tampil.
Setelah makan siang, seluruh anggota tim menjalani istirahat siang sesuai instruksi tim pelatih.
Saat itu, pertandingan Meksiko vs Kamerun juga sudah dimulai.
Mungkin karena baru saja makan siang, atau jadwal pertandingan yang terlalu pagi, performa pemain kedua tim terlihat kurang bersemangat.
Akhirnya Meksiko menang tipis 1-0 atas Kamerun berkat gol Oribe Peralta. Peringkat poin Grup A sudah keluar: Brasil yang mengalahkan Kroasia 3-1 berada di puncak, disusul Meksiko di posisi kedua, Kamerun ketiga, sementara Kroasia terpuruk di dasar klasemen karena selisih gol paling sedikit.
Saat pertandingan Belanda vs Spanyol akan dimulai, para pemain Tim China telah pulih dari tidur siang. Kemudian atas permintaan tim pelatih, mereka berkumpul di ruang rapat untuk menyaksikan pertandingan Belanda vs Spanyol secara bersama. Tujuan mereka menonton berbeda dengan suporter biasa - sebagai lawan satu grup, mereka perlu memahami betul kondisi terkini kedua tim ini.
Di waktu yang sama, di dalam negeri China, banyak suporter begadang menonton pertandingan ini.
Pertandingan ini merupakan duel bergengsi pertama antar tim-tim top di Piala Dunia edisi kali ini.
Sebelum pertandingan ini, timnas Spanyol adalah puncak tertinggi sepakbola dunia. Mereka mendominasi tiga turnamen besar terakhir termasuk dua Euro dan satu Piala Dunia. Meski di Piala Konfederasi tahun lalu mereka KALAH 0-3 dari Brasil di final, tapi Piala Konfederasi selalu dijadikan ajang uji coba yang tak bisa dijadikan patokan.
Sebelum pertandingan, semua orang mengingat final empat tahun lalu: tendangan Nigel de Jong ke dada Xabi Alonso, gol penutup Andrés Iniesta, hingga penyelamatan brilian Iker Casillas.
Sebelum pertandingan ini, Casillas telah memegang rekor 433 menit tanpa kebobolan beruntun di Piala Dunia. Pada Piala Dunia Afrika Selatan sebelumnya, Spanyol hanya kemasukan dua gol dalam tujuh pertandingan, semuanya berasal dari fase grup. Dalam empat pertandingan babak penyisihan, Casillas berhasil menjaga gawang tetap bersih. Dalam pertandingan melawan Belanda ini, jika dia bisa bertahan hingga menit ke-85 tanpa kebobolan, dia akan menciptakan rekor baru, melampaui rekor 517 menit tanpa kebobolan yang dipegang oleh legenda kiper Italia Walter Zenga.
"Saya tidak terlalu yakin Casillas bisa memecahkan rekor Zenga," kata Zhou Yi sebelum pertandingan dimulai. "Kondisinya saat ini sedang tidak baik, terutama setelah kekalahan di Final Liga Champions. Media dalam negeri Spanyol terus-menerus mengkritiknya, menyebutnya sebagai biang keladi kegagalan Real Madrid meraih gelar Champions Eropa ke-10. Bahkan ada suara yang ingin menggantikannya dengan David De Gea... Semua keraguan ini telah menghantam kepercayaan diri Casillas. Ditambah lagi, dia sendiri membawa tekanan besar, semua ini tidak menguntungkan performansinya di Piala Dunia."
Zhou Yi benar-benar tidak optimis dengan Casillas. Jika dulu Casillas adalah kiper kelas dunia, sekarang dia telah turun level menjadi kiper kelas atas Eropa. Meski masih kiper yang hebat, jarak kemampuannya jauh berbeda dengan "Santo Iker" yang dulu serba bisa dan penuh keajaiban.
Penuaan, ditambah kurangnya jam terbang di klub, membuat penurunan kondisi memang tak terhindarkan.
……
Setelah pertandingan dimulai, kedua tim bermain cukup agresif. Keduanya menciptakan beberapa ancaman mematikan.
Casillas masih bisa menepis serangan balik melewati offside dari Sneijder.
Tampaknya kekalahan di Final Liga Champions tidak mempengaruhinya.
Menit ke-26, Silva memberikan umpan terobosan. Diego Costa, penyerang Brasil yang sebelumnya menolak kesempatan bergabung dengan timnas Brasil dan memilih Tim Spanyol, masuk ke area penalti mencoba melepaskan diri dari kawalan pemain Belanda namun terjatuh. Wasit utama Italia Rizzoli tanpa ragu meniup peluit dan memberikan penalti untuk Spanyol.
Namun dari rekaman ulang slow motion, terdapat kecurigaan diving pada Costa.
Tapi keputusan wasit sudah final, protes tak berguna.
Xabi Alonso yang maju sebagai eksekutor penalti, menempatkan bola ke sudut kiri bawah gawang. Spanyol unggul 1-0 atas Belanda.
Setelah empat tahun berlalu, kedua tim seolah tak berubah - Spanyol tetap lebih kuat daripada Belanda.
Namun dalam sisa pertandingan, Belanda melancarkan serangan balik gencar. Mereka terus menekan hingga mendekati akhir babak pertama, Blind dari Belanda di sayap kiri dekat garis tengah tiba-tiba melakukan umpan silang panjang.
Bola melayang sekitar 50 meter sebelum mendarat di area penalti besar Spanyol.
Penyerang Belanda Van Persie yang tiba tepat waktu melakukan sundulan keras menyambar, dari jarak yang sangat jauh, ia memilih cara menembak yang sama sekali tak terduga ini, bola melewati Casillas yang posisinya terlalu maju, dan menghujam gawang di belakangnya! Belanda menyamakan skor!
“Aduh!”
Melihat gol ini, ruang rapat gempar, tak ada yang menyangka sundulan Van Persie ini bisa masuk.
“Keberuntungannya keterlaluan!” teriak seseorang.
“Bukan, posisi Casillas terlalu maju. Kemampuan menilai bola tinggi-nya bermasalah, kurangnya jam terbang membuatnya kehilangan akurasi memprediksi titik jatuh bola…” Di mata suporter Casillas, Zhou Yi pasti dianggap “pembenci Casillas”. Tapi ucapannya faktual, karena sudah dibuktikannya di Final Liga Champions.
Babak pertama berakhir dengan skor 1-1.
