Karena masih ada pertandingan sendiri, Tim China tidak menonton sampai akhir. Usai babak pertama, mereka meninggalkan ruangan untuk bersiap ke lapangan.
Depan hotel dipadati wartawan dan suporter. Melihat pemain China keluar, suporter mengibarkan bendera dan syal sambil bersorak memberi dukungan.
Meski Zhou Yi tidak turun lapangan, dukungan mereka tertuju pada kesatuan timnas, bukan individu pemain.
Sekalipun tanpa Zhou Yi yang menurunkan tingkat kemenangan, harapan akan kemenangan Tim China tetap menggelora.
Bagaimanapun, dalam grup ini, mungkin yang terlemah kemampuannya adalah Chili...
Semua berharap Tim China bisa mengalahkan Chili, untuk memulai perjalanan kedua mereka di Piala Dunia dengan baik.
Hal ini agak mirip dengan situasi terakhir saat Tim China berpartisipasi di Piala Dunia.
Saat itu, pertandingan pertama China melawan Kosta Rika yang merupakan tim terlemah di grup selain China. Sebelum pertandingan, banyak suporter dan media China membayangkan Tim China mengalahkan Kosta Rika, meraih poin pertama, gol pertama, dan kemenangan pertama dalam sejarah sepak bola Tiongkok di Piala Dunia.
Zhou Yi melambaikan tangan ke semua orang sebelum naik mobil.
Meski tidak bisa tampil di lapangan, dia akan tetap ikut tim ke lokasi pertandingan dan duduk di bangku cadangan, menunjukkan solidaritasnya dengan tim.
Dalam daftar starting line-up Tim China yang baru diumumkan, nama Zhou Yi tidak tercantum. Semua tahu dia tidak akan bermain di pertandingan ini...
……
Saat Tim China berangkat ke lapangan, pertandingan babak kedua antara Belanda dan Spanyol juga dimulai.
Proses dan skor babak pertama membuat semua orang mengira ini akan jadi pertandingan seimbang, tapi tak disangka babak kedua justru penuh kejutan.
Menit ke-53, Arjen Robben menerima operan dari Blind, menggeser Piqué, lalu menembak dengan kaki kiri sebelum Casillas sempat menutup ruang - bola menerobos jari-jari Casillas dan masuk ke gawang, 2:1!
Pada menit ke-65, Tim Belanda melakukan tendangan bebas dari sayap kiri ke area penalti. Van Persie berebut heading dengan Casillas yang bertubrukan, memungkinkan pemain Belanda De Vrij yang mengendap di tiang gawang jauh menyambar kesempatan. Di tiang gawang belakang, ia menyundul bola masuk ke gawang. Untuk gol ini, dia bahkan sampai menabrak tiang gawang. Skor sementara Belanda unggul 3-1 atas Spanyol.
Di menit ke-73, Belanda kembali mencetak gol. Kali ini akibat kesalahan Casillas sendiri yang gagal mengontrol bola dengan baik. Van Persie menyambar tackle dan melakukan serangan balik melewati offside untuk menembak ke gawang kosong. Belanda kini unggul 4-1!
Pada menit ke-80, Belanda menunjukkan serangan balik klasik. Arjen Robben menerima operan dari lini belakang lalu sprint 60 meter masuk ke area kanan pertahanan. Dengan gerakan berbalik yang lihai, ia menipu pergerakan Casillas lalu melewati pressing tangguh sang kiper dengan beberapa gerakan tipuan. Di sekitar titik penalti, ia menghajar bola menggunakan kaki kiri yang melesak ke gawang. Skor menjadi 5-1 untuk Belanda.
Pertandingan pada dasarnya telah berakhir di titik ini.
Kabar ini segera menyebar ke dalam Tim China yang sedang beristirahat di ruang ganti setelah tiba di lapangan.
Ruang ganti pun sunyi sepi mendengar berita tersebut.
Inilah lawan satu grup mereka. Semula mengira Spanyol adalah musuh terberat, ternyata Belanda adalah BOSS sesungguhnya.
Pantas disebut grup kematian, bahkan juara Piala Dunia sebelumnya seperti Spanyol bisa dipermalukan sedemikian rupa...
Dalam keheningan total, suara Zhou Yi lah yang pertama memecah kesunyian: "Baik, ada kabar buruk dan kabar baik."
Semua orang mengangkat kepala memandangnya dengan bingung, tak mengerti maksud perkataannya.
Zhou Yi mengacungkan satu jari: "Kabar buruk, Belanda jauh lebih kuat dari perkiraan." Kemudian dia mengacungkan jari lagi. "Kabar baik, juara bertahan hanyalah macan kertas. Di pertandingan terakhir melawan Spanyol, kita punya peluang besar untuk menang."
……
Zhou Yi sudah memikirkan pertandingan terakhir, tapi anggota timnas lainnya belum bisa berpikir sejauh itu. Pertandingan mendatang melawan Chili-lah yang paling mereka prioritaskan.
Mereka akan segera menghadapi pertandingan Piala Dunia pertama mereka. Ini merupakan debut Piala Dunia bagi semua pemain.
Bahkan Zheng Zhi, pemain tertua di tim ini, baru pertama kali berpartisipasi di Piala Dunia. Ini adalah tim yang sangat muda dan minim pengalaman.
Kondisi grup yang sulit ditambah ketidakhadiran Zhou Yi, membuat banyak suporter China diliputi harapan sekaligus kekhawatiran.
Harapan muncul karena selain Zhou Yi, ada lima pemain yang tampil gemilang di liga Eropa. Apakah mereka bisa mengisi kekosongan akibat absennya Zhou Yi? Ini menjadi pertanyaan besar.
Saat para pemain timnas melakukan pemanasan, Zhou Yi juga ikut keluar. Tapi dia tidak turun bermain, hanya berdiri di pinggir lapangan menyaksikan.
Di sampingnya berdiri pelatih kepala Lippi.
Lippi sama-sama memantau dengan seksama para pemain China yang sedang pemanasan.
Tiba-tiba, tanpa mengalihkan pandangan, dia bertanya: "Menurutmu bagaimana caranya kita bisa lolos dari grup ini?"
“Tentu saja dengan memenangkan dua pertandingan fase grup pertama.” Zhou Yi juga menatap lapangan tanpa berkedip. “Bercanda, semua orang pasti ingin menang jika bisa. Tapi melihat secara tenang dan rasional, sangat sulit bagi kami mengalahkan Belanda. Satu-satunya keunggulan kami mungkin adalah harapan bahwa Tim Belanda meremehkan kami dan bersikap overconfident.”
Zhou Yi menutupi mulutnya sambil menyampaikan pemikirannya kepada Lippi.
“Jadi pertandingan pertama melawan Chile sangat krusial, harus menang agar peluang lolos kami lebih besar. Tapi Chile pasti juga berpikir begitu…” Zhou Yi melanjutkan. “Kedua tim sama-sama ingin lolos, maka pertandingan pertama harus dimenangkan. Yang kalah akan kesulitan di pertandingan berikutnya…”
……
Kedua tim sedang melakukan pemanasan di lapangan. Pelatih kepala Chile Jorge Sampaoli berdiri di pinggir lapangan, namun lebih sering mengamati Tim China daripada pemainnya sendiri.
Ia melihat Zhou Yi yang hanya berdiam diri di pinggir lapangan.
Sebelum pertandingan, semua kabar menyebut Zhou Yi pasti absen di dua laga fase grup pertama. Ternyata ini bukan kabar palsu China, melainkan fakta.
Ia bersyukur Chile bertemu China di laga pertama fase grup, bukan terakhir. Jika Zhou Yi fit, Sampaoli tidak yakin timnya bisa mengalahkan China.
Tanpa Zhou Yi, Tim China ibarat pasir yang tercerai-berai.
Sampaoli sangat yakin akan hal ini. Menurutnya, absennya Zhou Yi karena cedera justru lebih berdampak pada mental daripada taktik Tim China. Dia telah mempelajari tim ini secara mendalam, mengetahui betapa pentingnya peran Zhou Yi baik di lapangan maupun di ruang ganti.
Kehadirannya bagaikan tiang penyangga bagi Tim China. Di lapangan, dia mampu meningkatkan performa rekan-rekan pemain China lainnya.
Sebaliknya, ketidakhadirannya mungkin akan membuat banyak pemain China kehilangan kepercayaan diri dan performa mereka menurun.
Terutama ketika menghadapi kesulitan dalam pertandingan, tim ini kemungkinan besar akan cepat runtuh. Andai Zhou Yi ada, situasi pasti bisa distabilkan.
Jadi dampak ketidakhadiran Zhou Yi bagi Tim China mungkin lebih besar dari perkiraan mereka sendiri...
Hingga kini masih ada perdebatan tentang cedera Zhou Yi di Final Liga Champions. Sebagian menyalahkan Carvajal, sementara yang lain mengkritik Zhou Yi karena terlalu lama menguasai bola di menit akhir. Andai dia melakukan tendangan jauh, masalah tidak akan terjadi.
Sampaoli tidak ingin terlibat dalam perdebatan ini. Dia hanya ingin bersyukur pada Tuhan yang membuat pemain terpenting lawan cedera jelang Piala Dunia.
Sebenarnya Chile bukan tim yang mendominasi di grup ini.
Tapi sekarang ambisinya mulai berkobar.
Dalam pertandingan lain di grup yang baru berakhir, juara bertahan secara mengejutkan kalah 1-5 dari Belanda, mengungkap kerapuhan di balik tampilan kuat sang juara bertahan.
Ditambah dengan absennya Zhou Yi karena cedera, ini semua memberi kesempatan bagi Chile. Pertama, Chile harus mengalahkan Tim China di pertandingan pertama fase grup, lalu di pertandingan kedua mengalahkan Spanyol yang hanya tampak kuat di permukaan, maka pertandingan terakhir melawan Belanda tidak akan berarti lagi. Mereka akan memperoleh hak lolos grup.
……
“……Saya tidak tahu apakah Chile akan meremehkan kami, tapi pasti mereka ingin mengalahkan kami. Mungkin mereka akan bermain lebih agresif menyerang dalam pertandingan, berharap bisa secepatnya mencetak gol. Bagaimanapun, jika bermain sabar dengan kami, itu sebenarnya menguntungkan kami – bukankah sebelumnya banyak media yang mengatakan dalam pertandingan Tim China vs Chile, kita harus mengejar imbang? Jadi jika Chile menyerang, kita bisa lakukan serangan balik. Kami punya kemampuan untuk serangan balik……Begitulah pemikiran saya.”
Lippi mengangguk setelah mendengarkan penjelasan Zhou Yi dengan tenang tanpa memotong, lalu berkata: “Tahukah kamu, Zhou Yi. Setelah kabar pengangkatan saya sebagai pelatih Tim China tersebar, saya menerima telepon dari Klopp.”
Zhou Yi menoleh kaget ke arah Lippi: “Jürgen Klopp?”
“Siapa lagi kalau bukan pelatih Borussia Dortmund?” Lippi tersenyum. “Dia memberi saya saran. Katanya jika saya ingin melatih Tim China dengan efektif, sebaiknya sering berdiskusi denganmu dan menanyakan pendapat serta pandanganmu. Dia juga bilang itu rahasia keberhasilannya memenangkan banyak gelar saat melatih Dortmund. Sekarang saya lihat, itu memang rahasianya……”
Zhou Yi menggaruk kepala. Memang dia sering berdiskusi dengan Klopp tentang analisis pertandingan, dalam hal ini dia tidak perlu rendah hati.
……
Kedua tim yang telah menyelesaikan pemanasan kembali ke ruang ganti masing-masing.
Lippi menghadapi para pemain China yang mengenakan seragam putih dengan ekspresi serius: "Ini adalah pertandingan pertama kami di Piala Dunia fase grup, lupakan semua 'makna' yang tidak jelas. Pertandingan ini sederhana, target kami hanya satu - yaitu kemenangan. Bertahan dan melakukan serangan balik adalah senjata kemenangan kita, saat bertahan harus memiliki kesabaran, jangan panik, bek harus lebih tegas dalam mengolah bola..."
Sampaoli berdiri di tengah ruang ganti, memutar tubuhnya sambil menatap para pemainnya, mengacungkan kepalan tangan: "Pemain inti mereka tidak ada di lapangan, selama kita bisa membuat masalah untuk mereka, mereka akan kehilangan ketenangan dan akhirnya runtuh. Jadi dari menit pertama pertandingan kita harus terus memberi pressing ke gawang mereka! Ingat! Pressing dimulai sejak detik pertama pertandingan!"
