Pertandingan ini baru memasuki tembakan pertama Spanyol di menit kedua puluh.
Saat itu Iniesta melakukan umpan silang dari sayap kanan, Villa melakukan voli udara di area penalti yang sangat mirip dengan tendangan voli Yan Min sebelumnya.
Namun voli udara Villa tidak hanya melenceng jauh dari garis lapangan, tapi juga sudah offside lebih dulu...
Meski tembakan ini secara keseluruhan tidak sukses, kabar baiknya Spanyol perlahan menemukan feel pertandingan, serangan mereka juga mulai menunjukkan ancaman.
Tiga menit kemudian, serangan Spanyol kembali melancarkan serangan. Torres mundur ke luar Zona 30 Meter menyambut operan rekan setim, berpura-pura menggiring ke sayap tapi tiba-tiba menghentak bola ke belakang dengan tumit sambil berbalik cepat.
Yang Hao yang mengawalnya terpaksa ikut berbalik, sementara Torres mulai membawa bola maju.
Yang Hao menempelkan tubuh untuk mengganggu dribel Torres. Di depan Torres, Guo Nu juga maju selangkah bersiap melakukan tackle.
Di bawah gangguan Yang Hao, Torres gagal mengontrol bola dengan baik, bola terhempas ke kaki Guo Nu.
Tapi Guo Nu juga terburu-buru menghadapi bola mendadak ini, hanya bisa menerima pasif tanpa bisa menguasai bola secara aktif.
Bola yang menabrak betisnya memantul ke samping, tepat jatuh di depan Villa.
Villa menyambar bola, tapi tidak mencoba menguasainya meski semua mengira dia akan melakukannya - bek kanan Tim China Zhang Linpeng langsung mengejar Villa, berusaha menempel untuk mencegahnya berbalik dengan mudah.
Tapi Villa tidak mengontrol bola, dengan cerdik menghentak bola ke belakang menggunakan tumit!
Bola menerobos pertahanan rusuk Tim China, menggelinding ke ruang kosong yang ditinggalkan Zhang Linpeng setelah maju...
"Villa operan tumit! Bahaya!" Liu Jianhong berteriak dengan nada tegang.
Saat itu, Alba sudah melesat ke garis kotak penalti, tepat di ruang kosong belakang Zhang Linpeng. Karena Feng Xiaoting berada di posisi paling belakang, Alba tidak berada dalam posisi offside!
Setelah menguasai bola, Alba membawa bola beberapa langkah ke depan sambil melakukan penyesuaian posisi, lalu mengayunkan kaki untuk menembak!
Begitu bola lepas dari tendangannya, sliding tackle Guo Nu nyaris menyapu. Andai dia lebih lama mengatur posisi, mungkin bola sudah berhasil dihalau...
Meski berhasil lolos dari sapuan Guo Nu, bola gagal menembus jari-jari Sun Pan.
Sun Pan yang sudah menutup sudut terjatuh sambil menangkis dengan kedua kepalan. Untuk menghadapi tembakan keras dari jarak dekat Alba ini, dia memilih memukul bola daripada menangkapnya untuk menghindari risiko bola terlepas.
Bola yang dipukul tersebut mendarat di luar area penalti, lalu ditendang keluar garis lapangan oleh pemain Tim China.
Torres kemudian protes ke wasit utama tentang pelanggaran Yang Hao, menunjukkan 'bukti' - sobekan besar di seragamnya akibat tarikan saat duel...
"Seragam Torres sampai robek besar, mungkin akibat tarikan Yang Hao saat bertahan... Sepertinya setelah dikalahkan oleh Torres, Yang Hao benar-benar berjuang mati-matian dalam bertahan..." komentar Liu Jianhong.
Dia benar, Yang Hao benar-benar bertahan mati-matian sebelumnya. Saat Torres tiba-tiba berbalik, dia kaget dan khawatir jika Torres bisa melepaskan diri lalu membuat masalah untuk bek-bek di belakangnya. Maka dia pun ikut berbalik cepat sambil menggunakan tangan dan kaki untuk bertahan. Saat itu dia sama sekali tidak sempat memikirkan kemungkinan dihukum pelanggaran.
Zhou Yi sudah kembali ke tim. Jika Tim China tetap gagal lolos, lalu apa arti semua usaha yang kita lakukan sebelumnya?
Bagaimanapun, kita tidak boleh membiarkan kepulihan Zhou Yi kehilangan makna, juga tidak boleh menyia-nyiakan kerja keras kita sendiri!
Inilah pemikiran Yang Hao saat itu.
Melihat seragam Torres ternyata sobek karena tarikannya, dia mulai merasa ngeri - kalau saat itu wasit utama menghukumnya karena menarik lawan, bukankah itu akan menghasilkan tendangan bebas di posisi strategis?
Dia menatap Zhou Yi yang juga tersenyum padanya, lalu mengacungkan jempol.
Ini adalah kali kedua Zhou Yi mengacungkan jempol dalam pertandingan ini.
Dia memberi like untuk rekan setimnya, dan mereka memang layak mendapatkannya karena setiap orang berjuang keras, berkorban, dan kompak.
……
Selanjutnya pertandingan memasuki fase impas antara kedua tim.
Spanyol memang harus bertarung demi kehormatan, dan setelah penyesuaian formasi dan taktik, para pemain di lapangan justru bermain lebih luwes sekarang.
Terutama dua "veteran" Torres dan Villa, mereka adalah pahlawan Spanyol yang meraih gelar juara Piala Dunia di edisi sebelumnya. Chemistry mereka dengan pemain tim sangat baik, ditambah semangat juang yang tak pernah padam. Di dua pertandingan awal, Villa harus duduk menghadap lapangan kosong selama 180 menit di bangku cadangan, hanya bisa menyaksikan timnya tersingkir tanpa bisa memberikan kontribusi sedikitpun.
Kini, kesempatan untuk berkontribusi dan memulihkan kejayaan sepak bola Spanyol di mata dunia terbuka lebar. Bagaimana mungkin dia tidak akan memberikan segalanya?
Villa yang berusia 33 tahun sangat menyadari, ini akan menjadi partisipasi terakhirnya di Piala Dunia, sekaligus pertandingan pamungkasnya di turnamen ini.
Untuk yang terakhir kalinya ini, dia tidak ingin meninggalkan penyesalan apapun pada dirinya sendiri.
Spanyol bermain mati-matian, Tim China juga tak kalah gigih.
Kedua tim saling serang habis-habisan.
Menit ke-25, setelah Torres berganti seragam dan masuk lapangan, dia langsung menerima operan langsung dari Iniesta - Dengan absennya Xavi, Iniesta mengambil alih tugas umpan terakhir sementara Xabi Alonso lebih fokus mengendalikan ritme permainan tim secara keseluruhan.
Usai menerima bola, Torres langsung melepaskan tembakan dari sisi kanan area penalti.
Tapi Guo Nu dengan kedua tangan di belakang muncul di depan Torres. Bola menghantam dadanya dengan keras lalu memantul keluar.
Meski mendapat hantaman keras, Guo Nu langsung kembali ke pertandingan seperti tak terjadi apa-apa, tanpa berguling-guling di tanah sambil memegangi dada.
Kemudian Spanyol kembali mendapatkan tendangan pojok pada menit ketiga puluh.
Namun tendangan pojok ini tidak menjadi ancaman bagi gawang Sun Pan. Spanyol melakukan tendangan pojok taktis, tapi menghadapi pertahanan Tim China yang rapat seperti tembok, ditambah ketiadaan Xavi, Tim Spanyol juga tidak memiliki logika operan yang lebih baik. Akhirnya tendangan pojok taktis berubah menjadi serangkaian operan mundur, terus mengoper hingga kembali ke kaki kiper Reina.
"Tendangan pojok Spanyol malah berubah jadi operan mundur, sungguh sedikit mengejutkan... Menghadapi pertahanan China, Tim Spanyol bahkan tidak mencoba sama sekali ide untuk mengoper ke area penalti. Apakah khawatir bola direbut lalu diserang balik oleh China?" komentator stasiun TV Jerman Marcel Leif berolok-olok. "Memang Zhou Yi memiliki kemampuan luar biasa dalam menangkap kesempatan serangan balik..."
Pertandingan ini juga disiarkan langsung secara nasional oleh stasiun TV Jerman. Komentator yang ditugaskan membawakan pertandingan sengaja dipilih Marcel Leif yang sangat familiar dengan Zhou Yi.
Kemudian Tim China juga melancarkan serangan. Pada menit ke-34, Yan Min menguasai bola di sayap kiri. Meski kecepatannya tidak tinggi, bek kanan Spanyol Juanfran di depannya tidak berani sembarangan menyapu. Performa Yan Min bersama Borussia Dortmund musim lalu sudah dikenal semua, Juanfran juga paham kemampuan ledakan tenaga dan kecepatan awal pemain ini yang ahli dalam giringan beruntun dengan perubahan arah cepat serta gerakan kaki yang gesit. Juanfran memilih mundur perlahan, berharap memojokkan Yan Min ke area sempit dimana ruang geraknya terbatas sehingga mengurangi ancaman ke gawang Spanyol.
Tapi siapa sangka, justru di area penalti Yan Min seperti ikan di air.
Begitu masuk area penalti, Yan Min langsung memperagakan gerakan mengayuh sepeda di depan Juanfran.
Juanfran frustasi - sebelumnya tidak berani menyentak kaki karena takut dilewati, sekarang semakin takut melakukan kontak karena khawatir Yan Min terjatuh dan wasit memberikan penalti.
Menghadapi giringan mengayuh sepeda Yan Min, Juanfran terlihat ragu-ragu.
Pada momen krusial ini, Yan Min menangkap ketidakstabilan keseimbangan Juanfran. Dengan sigap ia menghentak bola menggunakan punggung kaki luar kiri ke depan, lalu melesat melewati Juanfran!
“Yan Min! Menembus!”
Mendekati garis lapangan, Yan Min menyapu bola ke depan gawang!
“Umpan silang… Perhatikan bolanya——!”
Dalam teriakan Liu Jianhong.
He Ying buru-buru serang ke area depan gawang, lalu menyentakkan kaki ke bola!
Tapi gagal menyentuh bola yang meluncur dari depan kakinya, menggelinding ke titik jauh!
Di belakang, Wu Lei beradu fisik dengan bek kanan Spanyol Jordi Alba. Wu Lei berusaha mendahului Alba menyentuh bola. Sentuhan sekecil apapun di posisi ini hampir pasti jadi gol.
Tapi pengalaman Alba lebih mumpuni. Ia terus membayangi Wu Lei sambil tak buru-buru membersihkan bola. Saat bola tiba, ia menghindar sambil menghalangi Wu Lei yang ingin menyalip.
Umpan silang Yan Min melesat cepat melewati gawang… langsung keluar garis lapangan.
“Aduh!” Liu Jianhong terkejut. “Tak ada yang menyentuh! Bola lolos begitu saja! Tim China gagal memanfaatkan kesempatan emas memecah kebuntuan!”
“Sirine meraung di depan gawang Spanyol! Hadapi formasi penyerang China yang garang, lini pertahanan Spanyol tampak panik!” Marcel Leif tak sepenuhnya netral. Meski komentator dari negara netral, kedekatannya dengan Zhou Yi dan Yan Min membuatnya memihak Tim China.
"Lagipula Spanyol sudah tersingkir, tentu dia berharap Spanyol mengorbankan diri agar Tim China bisa lolos dari grup ini. Dia ingin melihat lebih banyak performa Zhou Yi di Piala Dunia... Hanya satu pertandingan ini saja tidak cukup kan?"
Zhou Yi sudah membuktikan bakat dan kemampuannya di liga dan Champions Eropa, bagaimana bisa absen dari kompetisi sepenting Piala Dunia?
