Tim China telah memasuki ritme persiapan menghadapi Brasil. Mungkin ini pertandingan paling berat yang pernah mereka hadapi, sekaligus penentu apakah mereka bisa terus bertahan di Piala Dunia ini - Sebenarnya, sepertinya semua pertandingan Tim China selalu ujian berat...
Di saat seperti ini, Zhou Yi menerima telepon dari agennya, Schulze.
“Maaf, Zhou Yi. Sebenarnya aku tidak seharusnya mengganggumu di saat seperti ini... Tapi aku benar-benar tidak bisa memutuskan hal ini sendirian, dan orang itu terus mendesakku, sudah menelepon beberapa kali...”
“Sudahlah, Tino. Langsung saja katakan apa masalahnya?”
“Ehm, begini... Empat hari yang lalu, aku menerima telepon dari Spanyol. Mereka mengaku dari klub Real Madrid dan ingin menanyakan pendapatmu tentang bermain di Bernabeu... Saat itu kamu sedang latihan tim untuk mempersiapkan pertandingan melawan Spanyol, jadi aku tidak menghubungimu. Lagipula kamu tahu, telepon pengintaian seperti ini dari klub-klub sangat sering. Jika setiap kali harus mengganggumu, mungkin kamu akan memecatku... Jadi aku tidak memberitahumu, kupikir ini hanya prosedur rutin. Tapi mereka terus menelepon empat kali lagi beberapa hari ini, setiap kali menanyakan pemikiranmu tentang bergabung dengan Real Madrid. Kupikir aku harus memberitahumu agar bisa memberi mereka balasan...”
Zhou Yi awalnya terkejut mendengar minat Real Madrid padanya, tapi dia tidak menyela Schulze, menunggunya menyelesaikan semua penjelasan.
“Bermain untuk Real Madrid?” dia bertanya balik pada Schulze.
“Ya, benar. Mereka menelepon berturut-turut beberapa kali, tampaknya agak panik.”
“Apa saranmu, Tino?” Schulze adalah agen Zhou Yi. Meski akhirnya Zhou Yi yang mengambil keputusan, dia selalu meminta pendapat agennya. Lagipula untuk apa merekrut agen kalau tidak?
“Saya rasa ini adalah ancaman serius, Zhou Yi. Jika kamu mau naik ke level yang lebih tinggi, maka kamu harus bergabung dengan klub besar yang lebih bergede, ke panggung yang lebih luas. Saya tidak hanya berbicara di level kompetisi, tapi juga dalam hal pengaruh, nilai komersial...semuanya. Sebelumnya saya tidak pernah menyarankanmu meninggalkan Borussia Dortmund, karena kamu bilang masih ingin meraih juara di sana. Tapi sekarang kamu sudah memenangkan semua gelar yang mungkin di Dortmund, bahkan membantu mereka meraih lebih. Lalu alasan apa lagi yang bisa menghalangimu pergi?”
Sebagai agen, Schulze tentu berharap pemainnya melakukan transfer dari Borussia Dortmund ke klub raksasa. Ini bukan hanya karena dia bisa mendapatkan komisi dari transfer, tapi juga berarti Zhou Yi bisa memiliki pengaruh dan nilai komersial yang lebih besar, sekaligus membuktikan nilai dirinya sebagai agen.
“Di dunia ini sekarang, selain Real Madrid, Bayern München, dan Barcelona, adakah klub besar yang lebih bergengsi? Tidak ada. Tapi Bayern München, pasti tidak akan kamu tuju. Tinggal Barcelona dan Real Madrid. Barcelona terlihat cocok untukmu, Real Madrid juga bagus, tergantung pilihan pribadimu.”
Schulze memberikan hak memilih kepada Zhou Yi.
Zhou Yi terdiam sejenak merenung.
Dia juga merasa sekarang adalah waktu yang tepat untuk meninggalkan Borussia Dortmund. Musim panas lalu sebenarnya dia bisa pergi, setelah membantu Dortmund meraih gelar Champions Eropa - itu merupakan kesempatan emas. Namun kepergian Götze dan Robert Lewandowski secara berturut-turut membuatnya tidak tega meninggalkan klub yang sedang goyah. Jika pergi saat itu, akan terlihat terlalu kejam. Akhirnya dia memilih bertahan.
Saat itu sudah ada pemikiran dalam benaknya: apapun hasil akhir musim ini, dia harus meninggalkan Borussia Dortmund untuk mengejar tantangan yang lebih tinggi.
Tak disangka, musim ini dia justru membantu Dortmund meraih gelar ganda (liga dan Champions Eropa). Tidak ada timing perpisahan yang lebih tepat dari ini.
Dengan pergi sekarang, dia tidak memiliki hutang budi pada Dortmund. Tidak ada yang bisa menuduhnya kejam.
Satu-satunya masalah adalah: ke mana?
Seperti yang dikatakan Schulze, setelah membantu Dortmund meraih dua Champions Eropa dan empat gelar liga, hanya segelintir klub di dunia yang bisa membuatnya meninggalkan lingkungan yang sudah nyaman.
Klub yang benar-benar lebih bergengsi dari Dortmund hanya Bayern München, Barcelona, dan Real Madrid.
Serie A secara keseluruhan mengalami kemunduran, jadi tim-tim Italia tidak layak dipertimbangkan.
Di Liga Premier, Manchester United era Sir Ferguson adalah pilihan bagus, tapi sekarang Manchester United sudah tidak kompetitif lagi. Arsenal milik Wenger sebenarnya juga bisa dipertimbangkan, tapi saat ini Arsenal sendiri sedang dalam kekacauan. Kritik terhadap Wenger semakin keras, bagaimana nasibku nanti jika bergabung? Sulit diprediksi.
Chelsea, Liverpool, dan Manchester City kondisinya hampir sama. Untuk naik level, mengapa harus memilih tim-tim ini?
Jadi setelah dihitung-hitung, hanya dua raksasa La Liga yang cocok.
Gaya bermain taktis Barcelona mungkin lebih cocok dengan karakter permainanku. Mereka juga terus mencari penerus Xavi.
Real Madrid yang legendaris sebagai Tim Terbaik Abad ke-20 sangat ingin mematahkan dominasi Barcelona dan sangat haus akan bakat baru.
Baik bergabung dengan Real Madrid maupun Barcelona, semuanya opsi bagus.
Tapi Zhou Yi belum mau mengambil keputusan sekarang. Masih lama menuju penutupan jendela transfer, siapa tahu apa yang akan terjadi?
Saat Zhou Yi sedang berpikir, Schulze tiba-tiba berkata: "Ah, hampir lupa. Real Madrid bilang jika kamu setuju bergabung, mereka akan langsung mengaktifkan klausul pelepasan di kontrakmu dengan Borussia Dortmund."
"Klausul pelepasan? Berapa nominalnya?" Zhou Yi sendiri agak bingung.
"Sembilan puluh juta! Euro!" teriak Schulze.
“Wah, gebrakan besar ya.” Zhou Yi berdecak kagum. 90 juta euro, langsung dikeluarkan begitu saja. Klub yang mampu melakukan ini di dunia mungkin tidak banyak. “Aneh, sebelumnya Real Madrid juga pernah tertarik padaku, tapi tidak pernah seintens ini...”
“Kurasa ada alasan penting, mungkin karena kamu memimpin Borussia Dortmund mengalahkan mereka di final Liga Champions,” kata Schulze sambil tersenyum.
“Ha? Aku mengalahkan mereka, malah membuat mereka semakin tertarik... Apa Real Madrid punya sindrom Stockholm?”
“Mimpi 10 gelar hancur, dan kamulah yang memadamkannya dengan tanganmu sendiri. Jika tidak bisa mengalahkanmu di lapangan, tentu mereka akan merekrutmu. Ini sangat sesuai dengan gaya Florentino Pérez. Dia juga bersikukuh bahwa rekrutan besar Real Madrid harus pemain top dunia. Jadi jika Real Madrid benar-benar bersedia membayar 90 juta euro untukmu, itu membuktikan kamu adalah pemain kelas dunia.”
Mendengar penjelasan Schulze ini, Zhou Yi merasa masuk akal. Membeli pemain yang merepotkan lalu menjadikannya aset, hal seperti ini cukup umum di sepakbola profesional.
Ini bukan pertama kalinya dia mengalahkan Real Madrid di Liga Champions. Dua musim lalu saat Borussia Dortmund merebut gelar Champions, mereka juga mengalahkan Real Madrid di semifinal.
Real Madrid yang dua musim berturut-turut tersingkir di Champions Eropa oleh lawan yang sama, memang memaksa mereka harus merebut pemain dari Borussia Dortmund.
Zhou Yi tidak menolak kemungkinan bergabung dengan Real Madrid, tapi juga tidak akan mengambil keputusan gegabah. Ia berkata kepada Schulze: "Sampaikan ke Real Madrid bahwa saat ini aku tidak mempertimbangkan transfer apapun. Fokusku hanya pada pertandingan timnas. Urusan transfer bisa dibahas setelah Piala Dunia Tim China selesai. Jika mereka masih tertarik saat itu, kita bisa berdiskusi."
"Baik, akan saya sampaikan. Omong-omong, selamat lolos ke babak 16 besar Piala Dunia, Zhou Yi. Sebenarnya kalau dulu klausul pelepasan kita dengan Borussia Dortmund 100 juta euro, mungkin Real Madrid juga akan membayarnya... Nanti kamu akan jadi pemain pertama yang nilai pasarnya tembus 100 juta euro, ck ck..." Schulze membayangkan masa depan itu sambil mendecakkan lidah. Transfer Bell ke Real Madrid juga disebut-sebut 100 juta euro, tapi sebenarnya hanya 96 juta euro.
"Jangan berkhayal dulu, belum ada kepastian." Zhou Yi memotong khayalan Schulze dengan tegas.
Setelah menutup telepon, Zhou Yi berpikir tentang ketertarikan Real Madrid padanya. Jika benar bisa bermain untuk Real Madrid, tentu itu bagus. Baik kehormatan klub, popularitas tim, maupun pengaruhnya secara global, jauh melebihi yang dimiliki Borussia Dortmund. Sebagai orang China, pengaruh Real Madrid mungkin dirasakan lebih dalam.
Tahun 2003 ketika Real Madrid datang ke China, kegemparan yang terjadi benar-benar hanya bisa digambarkan dengan "suasana kota sepi karena semua orang keluar menyambut".
Banyak tim Eropa yang datang ke China untuk pertandingan persahabatan komersial, termasuk klub-klub besar. Tapi yang mampu mencapai skala seperti tahun 2003, hanya Real Madrid satu-satunya.
Bahkan setelah baru saja melakukan tur di China bersama Borussia Dortmund, Zhou Yi tetap merasa pengaruh dan skala tur Dortmund di China masih kalah dibanding Real Madrid.
Jadi tentang peningkatan apa yang bisa didapatnya di Real Madrid, Zhou Yi sendiri sangat paham.
Tapi dia hanya memikirkannya sebentar, lalu melupakan hal itu.
Seperti yang dikatakannya, Piala Dunia saat ini adalah prioritas utama. Masa depan pribadi tidak bisa dibandingkan dengan kehormatan kolektif.
Karena itu Zhou Yi tidak membicarakan hal ini. Tak ada yang tahu bahwa Real Madrid sedang memburunya dengan gila-gilaan.
……
Di sisi lain, Schulze membalas Real Madrid, menyampaikan terima kasih Zhou Yi atas ketertarikan mereka. Namun saat ini yang terpenting baginya adalah Piala Dunia, jadi sebelum pertandingan Piala Dunia berakhir, dia tidak akan mempertimbangkan pembicaraan transfer dengan tim manapun.
"Di pihak Real Madrid tentu memahami tindakan Zhou Yi, namun mereka juga menangkap kata kunci dalam ucapan Schulze."
"Apakah tidak mempertimbangkan negosiasi dengan tim manapun?"
"Ya, tidak akan bernegosiasi dengan tim manapun, termasuk kalian." Schulze paham betul fokus perhatian Real Madrid.
"Ini... ucapan asli Zhou Yi?"
"Tentu."
"Hah... baik, terima kasih, sudah merepotkan, Tuan Schulze. Saya harap kita bisa membangun komunikasi baik dan menjaga kontak rutin..."
"Tentu, tidak masalah, itu kewajiban." Schulze menyetujui dengan antusias. Sebagai agen profesional, tentu dia akan melakukannya.
Setelah menutup telepon, Schulze tak bisa menahan diri membayangkan perpindahan Zhou Yi ke Real Madrid.
Stadion Bernabeu, klub terbaik abad ke-20, Real Madrid.
Bergabung dengan klub sebesar ini dengan nilai transfer 90 juta euro hampir dipastikan menjadikannya pemain inti dengan posisi strategis.
Citra pribadi Zhou Yi akan terasosiasi dengan klub besar Real Madrid, meningkatkan popularitasnya signifikan.
Nilai komersialnya pun pasti akan meroket.
Namun masalahnya di manajemen hak Real Madrid yang cukup ketat - mereka menuntut 50% kepemilikan.
Apakah ini harus diimbangi dengan penyesuaian gaji?
Gaji tahunan Zhou Yi di Dortmund saat ini 8 juta euro. Jika pindah ke Real Madrid, nominalnya pasti lebih tinggi.
Berapa kenaikannya?
Musim lalu, total gaji tahunan sebelum pajak dari 23 pemain tim utama Real Madrid mencapai 184 juta euro. Tingkat gaji seluruh tim terbagi dalam lima peringkat. Peringkat terendah diwakili oleh pemain muda jenius seperti José dan Nacho yang memiliki kualifikasi kurang dan posisi tidak stabil di tim, sehingga hanya menerima gaji tahunan 1,2 juta euro setelah pajak.
Peringkat keempat ditempati pemain seperti Khedira dan Diego López yang memainkan peran penting dalam formasi namun memiliki gaji relatif rendah, yaitu 2 juta euro setelah pajak.
Peringkat ketiga adalah pemain kunci seperti Pepe, Di Maria, dan Modric dengan rentang gaji 3,5 hingga 5 juta euro.
Peringkat kedua mencakup pemain bintang seperti Casillas, Xabi Alonso, Ramos, dan Benzema yang menerima gaji tahunan sekitar 5,5 hingga 6 juta euro setelah pajak.
Peringkat pertama jauh lebih unggul dengan gaji melebihi 10 juta euro setelah pajak. Hanya dua pemain yang mendapat perlakuan spesial ini: Gareth Bale yang bergabung musim lalu dengan gaji 22,8 juta euro sebelum pajak (sekitar 11 juta setelah pajak), serta bintang lapangan Portugal Cristiano Ronaldo sebagai pemain andalan Real Madrid dengan gaji 35,33 juta euro sebelum pajak (17 juta euro setelah pajak).
Ini bukan rahasia, data gaji tahunan tim utama Real Madrid yang diungkap media. Berdasarkan data ini, Schulze mulai memposisikan Zhou Yi untuk menentukan harga saat bernegosiasi kontrak dengan Real Madrid nanti.
Di benaknya, Zhou Yi pasti setara dengan Cristiano Ronaldo dan Bell. Gaji tahunan setelah pajak harus mencapai 10 juta euro.
Tingkat pendapatan ini bagi Zhou Yi bisa disebut lonjakan besar.
Perlu diketahui, meski Zhou Yi sekarang menerima 8 juta euro per tahun di Borussia Dortmund, itu jumlah sebelum pajak. Tarif pajak di Jerman mencapai 45%, jadi 8 juta euro itu praktis terpotong separuh menjadi uang yang masuk ke tangan Zhou Yi.
Sedangkan data gaji tahunan Real Madrid tadi semuanya sudah setelah pajak.
Schulze berharap bisa memperoleh gaji tahunan setelah pajak lebih dari 11 juta euro untuk Zhou Yi.
Menurutnya, baik kemampuan individu maupun pentingnya Zhou Yi bagi tim lebih unggul daripada Bell, jadi pantas menerima jumlah segitu.
Lagipula dia punya keunggulan: saat ini Real Madrid-lah yang sangat ingin merekrutnya, bukan dia yang menawarkan Zhou Yi. Bahkan dalam 4 hari mereka menelepon 4 kali.
Mengingat Real Madrid begitu gesit dan menunjukkan ketulusan, Schulze bisa leluasa menaikkan harga.
Sekadar membayangkan angka gaji tahunan Zhou Yi saja membuat Schulze bersemangat sampai sulit tidur.
