Saat Tim China naik bus menuju lapangan pertandingan, di luar hotel tak hanya banyak wartawan China dan suporter, tapi juga muncul beberapa media Brasil dan penggemar Brasil.
Di antara suporter Brasil itu, beberapa mengangkat spanduk yang ditujukan untuk pemain Tim China.
Zhou Yi nyaris tertawa terbahak-bahak saat pertama kali melihat spanduk-spanduk itu.
Meski menggunakan karakter Han, makna tulisan di spanduk itu sangat aneh.
"Zhou Yi Kecil!"
Mungkin maksud mereka Zhou Yi tidak berarti?
"Zhou Yi Harus Bunuh Diri!"
Mungkin spanduk ini dibuat orang Jepang, tapi sayangnya Zhou Yi bukan orang Jepang - orang China tidak punya budaya harakiri...
"Zhou Yi Penjahat!"
Pesannya jelas, tapi justru terlihat menggemaskan...
Menanggapi spanduk-spanduk konyol ini, Zhou Yi tidak langsung naik bus. Dia malah mendekati suporter Brasil itu, berbalik badan, lalu berpose dengan gestur berbentuk V di depan spanduk sambil meminta rekan setim memotretnya.
Sun Pan dengan kompak mengeluarkan HP-nya dan menekan shutter.
Wartawan-wartawan yang hadir pun segera mengarahkan kamera dan lensa mereka ke situasi ini.
Tentu interpretasinya berbeda-beda: Orang China melihat ini sebagai bentuk kepercayaan diri dan humor Zhou Yi, sementara orang Brasil menganggapnya sebagai provokasi.
"Saat Zhou Yi berfoto bersama spanduk-spanduk aneh itu, dari belakang terus terdengar cacian suporter Brasil. Kalau bukan karena polisi dan satpam yang menghalangi, mungkin saja suporter Brasil akan menerjang Zhou Yi untuk menghajarnya sampai tidak bisa main di pertandingan berikutnya."
Setelah foto bersama, Zhou Yi mengambil HP dari tangan Sun Pan untuk melihat hasil jepretannya, lalu menyuruhnya mengirim foto-foto tersebut: "Aku mau post di Weibo!"
"Aduh, aku juga mau posting..."
"Lu retweet punya aku aja." Zhou Yi memutuskan begitu.
Keduanya lalu menundukkan kepala sambil asyik mengoperasikan HP naik ke bus, meninggalkan semua cacian itu di belakang.
Tak lama kemudian, suporter China yang membuka Weibo langsung menemukan update terbaru Zhou Yi: foto dirinya di depan spanduk-spanduk tersebut, plus beberapa foto close-up spanduk agar netizen bisa membaca tulisan di spanduk dengan jelas.
Captionnya berbunyi: "Terima kasih untuk sambutan hangat suporter Brasil, tapi kayaknya mereka perlu belajar bahasa Mandarin lagi biar pengetahuan lebih mantap..."
Sun Pan segera meretweet: "Sebagai fotografer, aku bersaksi bahwa suporter Brasil menyapa Zhou Yi dengan sangat 'akrab'!"
Netizen bingung: Bukannya Tim China sedang dalam perjalanan ke stadion?
Dua pilar utama tim malah sibuk nge-weibo?
"Bang, serius dikit dong!"
"Wkwk! Bahasa Mandarin suporter Brasil masih belepotan ya!"
“Harakiri? Apa slogan ini ditulis orang Jepang? Sudah lama dengar kabar hubungan Brasil dan Jepang baik, ternyata benar!”
“Zhou Yi kecil? Zhou Yi cepat buktikan pada mereka, kamu sama sekali tidak kecil!”
“Penjahat besar? Imutnya...”
“Zhou Yi ini sudah menyakiti hati suporter Brasil, sampai-sampai datang ke hotel Tim China untuk protes. Tekanan saat pertandingan nanti bisa dibayangkan, semoga dia tidak terganggu...”
“Sialan, apa suporter kita tidak melawan balik?!”
“Media Brasil terus mengipasi api, kurasi ini ada yang mengorganisir...”
……
Karena ucapan Zhou Yi sebelum pertandingan, ketegangan pertandingan ini tiba-tiba memanas.
Saat Tim China tiba di lapangan untuk pemanasan, terdengar siulan menyasar mereka.
Tentu yang paling disoraki adalah Zhou Yi.
Tapi Zhou Yi sama sekali tidak peduli, hanya fokus pada pemanasan.
Setelah pemanasan, semua kembali ke ruang ganti.
Saat ini, waktu menuju pertandingan tinggal setengah jam lebih.
Semua melakukan persiapan terakhir.
Asisten pelatih Li Te masuk sambil bertepuk tangan mengingatkan: "Cepat, sebentar lagi Lippi akan berpidato!"
Tak lama, Lippi dan anggota tim pelatih masuk ke ruang ganti. Semua sudah hampir siap ganti perlengkapan.
Mereka menatap pelatih kepala, Lippi juga menatap mereka.
“Dalam dua puluh menit lagi, pertandingan ini akan segera dimulai. Karena lawan kita adalah tuan rumah, kita pasti akan mendapat lebih banyak perhatian dan komentar dibanding pertandingan lain. Sekarang saya ingin kalian melupakan semua hal sebelum pertandingan dan fokus pada laga ini. Ingat selalu: mereka tidak sekuat yang dikatakan, dan kita tidak selemah yang mereka kira,” kata Lippi.
“Apapun yang terjadi di lapangan, percayalah pada diri sendiri bahwa kalian bisa mengalahkan lawan. Ini sangat penting. Ini pasti bukan pertandingan terakhir kita di Piala Dunia. Saya sangat yakin akan hal itu.”
“Saya tahu Tim China pernah menghadapi Brasil di Piala Dunia dua belas tahun lalu, dan saya juga tahu skor saat itu. Tapi kalian sekarang bukan Tim China masa lalu, dan Brasil sekarang juga bukan Brasil dulu. Tidak ada tim yang tak terkalahkan di dunia ini, juga tidak ada 'aturan tersembunyi' bahwa tuan rumah tidak boleh tersingkir.”
Di sisi lain, Scolari juga memberikan pengarahan terakhir kepada para pemainnya.
“...Inti mereka adalah Zhou Yi. Beri dia tekanan terus-menerus selama pertandingan, buat dia tidak nyaman, jangan biarkan dia mudah menguasai bola atau mengoper... Selain itu waspadai serangan balik mereka. Bek kita yang maju menyerang harus cepat mundur bertahan... Terakhir, saya ingin katakan bahwa kemampuan kita lebih unggul dari mereka, ini tidak perlu diragukan. Ini kandang kita sendiri, jadi wajar jika kita menang, dan kita HARUS menang. Target kita apa? Mengangkat Piala Jules Rimet di hadapan rakyat tanah air! Saya punya pengalaman mengangkat piala, percayalah, saya akan mewujudkan impian kalian!”
Lippi melanjutkan: "...Tim Brasil memang memiliki keuntungan bermain di kandang sendiri. Dalam pertandingan, kita akan menghadapi suporter tuan rumah mereka yang jumlahnya sangat besar. Suara mereka pasti akan mengganggu kita. Tapi ingat, yang paling terpengaruh sebenarnya bukan kita, melainkan mereka. Bermain di kandang sendiri adalah keuntungan, tapi juga tekanan yang besar. Jika performa mereka sedikit tidak memuaskan selama pertandingan, harapan suporter tuan rumah bahkan seluruh rakyat akan berubah menjadi tekanan... Hal ini sudah terbukti dalam dua pertandingan fase grup sebelumnya. Tuntutan suporter Brasil tidak hanya sekedar tim mereka menang... Jadi kita harus terus membuat masalah untuk mereka, baik dalam serangan maupun pertahanan. Asal kita bisa membuat mereka terjebak dalam rawa, para pendukung mereka akan kehilangan kesabaran..."
Scolari: "...Kita bertarung untuk 200 juta saudara sebangsa Brasil! Di belakang setiap kalian ada 8,7 juta orang yang mengawasi! Mereka akan memberikan kekuatan! Jangan kecewakan mereka!"
Lippi: "Kita harus lebih sabar dari mereka, tentu saja juga lebih licik..."
Saat mengatakan ini, dia melirik Zhou Yi. Zhou Yi tersenyum.
"Ingat, di Piala Dunia hasil akhir adalah segalanya. Apapun prosesnya, meskipun terlihat kerepotan, selama kita yang jadi pemenang di akhir, itu adalah kesuksesan!"
……
Ketika para pemain dari kedua tim keluar dari ruang ganti masing-masing, mereka bertemu di lorong pemain.
Para pemain dari kedua tim berdiri berjejer berdampingan, membentuk dua barisan terpisah.
Zhou Yi sebagai kapten tim, berdiri di barisan terdepan mengenakan ban kapten. Para pemain Brasil lainnya tak perlu menoleh untuk melihatnya.
Bagi para pemain Brasil, Zhou Yi bukanlah sosok asing. Mereka sama-sama berkarier di liga Eropa. Meski berasal dari klub berbeda, sering bertemu di Champions Eropa. Marcelo, Alves, Thiago Silva, Fernandinho di starting lineup Brasil pernah berhadapan dengannya di UCL. Oscar pernah menghadapinya di Piala Super Eropa, sementara Gustavo dari Wolfsburg sering bersua di Bundesliga.
Jadi tak ada yang asing dengan Zhou Yi.
Bahkan Neymar yang belum sempat berhadapan langsung di level klub pasti mengenalnya lewat pemberitaan media.
Pemegang gelar Champions Eropa dua musim terakhir, pemain terbaik Eropa musim lalu - gelar ini pantas disematkan padanya.
Namun sorotan pemain Brasil ke arahnya bukanlah kekaguman, melainkan rasa permusuhan yang tebal.
Zhou Yi baru saja melontarkan kata-kata provokatif yang menghina sepak bola Brasil.
Selain perseteruan di level timnas, sebagian dari mereka juga punya dendam klub dengannya.
Mengingat Dortmund tidak memiliki pemain yang membela timnas Brasil, tak ada rekan setim Zhou Yi di sini - semuanya adalah lawan.
Marcelo yang dikalahkannya di final Liga Champions musim lalu, Thiago Silva dan David Ruiz yang dieliminasi di perempat final Liga Champions, serta Hulk yang dikalahkannya di babak 16 besar Liga Champions. Belum lagi Oscar yang ditaklukkannya di Piala Super Eropa.
Jika dirunut ke musim sebelumnya, masih ada Fernandinho yang dikalahkannya di fase grup Liga Champions.
Selain itu, Dani Alves dan César juga pernah menjadi korban kaki Zhou Yi, apalagi Gustavo yang memang bermain di Bundesliga. Baik saat di Hoffenheim, Bayern München, maupun Wolfsburg, dia sering berhadapan dengan Zhou Yi dengan catatan lebih banyak kalah daripada menang.
Bisa dikatakan, hampir seluruh skuad Brasil adalah pecundang di bawah kaki Zhou Yi...
Pertandingan kali ini bagi para pemain Brasil bagai menyelesaikan permusuhan pribadi dan dendam kolektif sekaligus!
