Saat kedua tim masuk ke ruang ganti untuk melakukan penyesuaian, stasiun TV dan dunia maya juga ramai membahas babak pertama ini.
Bagi para suporter China, meski skor masih 1-1, yang mereka dapatkan justru lebih banyak semangat dan kegembiraan.
Pada pertandingan sebelumnya, Tim China mengalahkan juara bertahan Spanyol dengan skor 2:0. Namun menurut analisis setelahnya, sebenarnya Spanyol sudah seperti macan kertas yang hanya tampak kuat dari luar. Tidak terlalu mengejutkan bahwa Tim China yang bertarung mati-matian bisa mengalahkan mereka.
Sekarang, menghadapi tuan rumah Spanyol yang sedang di puncak kejayaan, Tim China mampu menyamakan skor setelah kebobolan pertama. Ini menunjukkan kemampuan yang sangat luar biasa.
Hampir tidak ada celah yang bisa ditemukan dari performa seperti ini.
Meski Yan Min mencetak gol bunuh diri, jika dipikir secara tenang, gol itu memang sudah takdir. Entah Yan Min menyentuh bola atau tidak, hasilnya tetap sulit diubah.
Lebih lanjut, Yan Min berhasil merebut kesempatan penyamaan skor untuk Tim China melalui perebutan bola agresif di area depan. Performanya benar-benar sempurna.
Di studio siaran, presenter dan tamu undangan membahas performa Tim China di babak pertama. Mereka berharap Tim China bisa mempertahankan performa jelang akhir babak pertama, tetap sabar dan tidak panik karena tekanan justru ada di pihak Brasil.
"Bermain di kandang sendiri ada keuntungan dan kerugiannya," pandangan tamu undangan sejalan dengan pelatih Lippi. "Brasil tidak boleh kalah, mereka HARUS menang. Jadi jika kita bisa mempertahankan skor ini, pemain Brasil akan semakin panik seiring berjalannya pertandingan. Saat itulah Tim China akan mendapat lebih banyak kesempatan serangan balik..."
……
Jeda babak pertama selama 15 menit berlalu cepat. Ketika para pemain dari kedua tim muncul kembali di lapangan, babak kedua segera dimulai.
“……Pada babak pertama, Tim China bahkan mendominasi dalam hal penguasaan bola dengan 57% berbanding 43%. Melihat data statistik ini, sulit dipercaya ini adalah rasio penguasaan bola antara China dan Brasil... Tapi inilah kenyataannya. Sebenarnya kami tidak terlalu inferior melawan Brasil. Jangan terlalu mengagungkan 'Kerajaan Sepak Bola'. Faktanya kami seimbang dengan mereka. Anak-anak Tim China di babak kedua jangan panik, pertahankan kepercayaan diri, bertahanlah! Saya yakin tidak ada yang mustahil!”
He Ping memproyeksikan babak kedua berdasarkan statistik teknis babak pertama.
“……Jumlah tembakan Tim China di babak pertama hanya 4 kali, sementara Brasil mencapai 10 kali. Tembakan tepat sasaran China hanya 2 kali, tiga kali lipat lebih banyak untuk Brasil...” Marcel Leif juga menganalisis statistik teknis kedua tim di babak pertama. “Terlihat meski kehilangan sedikit penguasaan bola, serangan Brasil lebih mengancam. Jangan lupa, dari 4 tembakan China, 2 masuk dalam bingkai gawang dengan persentase tembakan tepat 50%. Dua tembakan dalam bingkai gawang menghasilkan 1 gol, tingkat keberhasilan 50%. Ini sangat efisien. Sebenarnya taktik China tidak mengharuskan mereka unggul jumlah tembakan, mustahil mengalahkan Brasil dalam hal ini. Bertahan dan melakukan serangan balik memang mengandalkan efisiensi, dan dalam aspek ini Tim China tampil baik di babak pertama.”
“Pada jeda babak pertama, kedua tim tidak melakukan perubahan pemain. Waktu yang tersisa untuk Brasil masih 45 menit. Anak-anak harus memberikan segalanya, tampilkan kemampuan terbaik, dan bawa kemenangan untuk kita setelah 45 menit!” Komentator Brasil bersemangat menyemangati pemainnya dari kursi komentator, meski mereka sama sekali tidak bisa mendengar...
……
Setelah babak kedua dimulai, Tim China langsung melancarkan serangan.
He Ying menguasai bola di sayap kanan. Saat ingin melakukan kombinasi dengan Zhou Yi, dia ditubruk oleh David Luiz yang mendesak. Wasit utama Webb langsung meniup peluit, memberikan tendangan bebas di sayap kanan depan untuk China.
Zhou Yi berlari untuk mempersiapkan eksekusi tendangan ini. Begitu Zhou Yi muncul, tribun langsung bergemuruh siulan.
Sejak babak pertama, setiap kali Zhou Yi menyentuh bola, siulan langsung menggema. Kecuali satu detik setelah tembakannya, ketika suporter Brasil terdiam karena terkejut, siulan seolah menjadi BGM (musik latar belakang) penampilan Zhou Yi - langsung berkumandang saat dia muncul.
Zhou Yi sudah mengabaikan siulan ini. Dia menempatkan bola dengan baik sementara pemain kedua tim berjejal di garis kotak penalti.
Kemudian dia mengarahkan bola ke area penalti.
César menyergap lebih dulu, melompat memukul umpan lambung Zhou Yi.
Bola direbut oleh Yang Hao yang langsung mengoper mundur ke bek Rong Hao.
Zhou Yi segera mendekati Rong Hao meminta bola. Rong Hao memberikan umpan, Zhou Yi mengontrol lalu berbalik badan, cepat-cepat mengarahkan bola kembali ke dalam area penalti.
“Pemain Tim Brasil kali ini kebetulan sedang menekan ke depan, meninggalkan ruang kosong di belakang mereka.”
“Sementara itu, Gao Lin dengan cerdik melakukan gerakan membalik arah, berlari mundur tepat ke titik jatuh umpan Zhou Yi!”
“Kesempatan untuk Tim China!”
“Namun César sangat fokus dalam mengantisipasi bola ini. Dengan cepat dia meninggalkan gawang, melompat tinggi, dan memukul bola keluar dengan satu tinju sebelum Gao Lin menyentuhnya!”
“Serangan Tim China gagal.”
“Brasil langsung beralih dari bertahan ke menyerang, sementara Tim China mundur total ke pertahanan.”
“Saat serangan balik Brasil mencapai zona 30 meter China, Marcelo mengoper bola menyamping seolah akan memberikan umpan ke Neymar, membuat Yang Muge langsung melakukan marking ketat.”
“Tapi ketika bola sampai di kaki Neymar, dia sengaja tidak mengontrol bola dan membiarkannya melewati kedua kakinya!”
“Bola meluncur melewati selangkangannya, membuat Yang Muge kewalahan.”
“Neymar! Gerakan tipuan yang cantik!”
“Di belakang Neymar, Fernandinho yang datang dari belakang langsung melepaskan tembakan dari luar area penalti besar!”
“Sun Pan segera melakukan penyelamatan, tapi tidak berhasil menyentuh bola karena tembakan Fernandinho melenceng dari gawang...”
“Mantap! Meski belum mencetak gol, Brasil pasti akan segera membobol gawang jika terus bermain seperti ini!” komentator Brasil terus memberi semangat pada penonton di depan televisi.
“Sebenarnya, dalam arti tertentu... dia tidak sepenuhnya salah...”
Pada menit ke-55, Tim Brasil sudah mencetak sebuah gol.
Tapi sebelum Hulk melakukan tembakan, lengannya yang terangkat menyentuh bola, persis membantu mengontrol bola dengan baik, mengurangi waktu penyesuaiannya, dan menjadi landasan kontak sempurna untuk tembakannya berikutnya.
Jadi saat terjadi handball tersebut, semua pemain China di sekitarnya langsung mengangkat tangan, menunjuk Hulk melakukan handball.
Wasit utama yang waspada, meskipun bola akhirnya masuk ke gawang Tim China, tetap meniup peluit dan membatalkan gol tersebut.
Suporter Brasil di tribun awalnya meledakkan sorakan gembira, tapi segera setelah menyadari gestur wasit bukan menandakan gol sah, sorakan berubah menjadi siulan - mereka kecewa dengan keputusan ini.
Ketidakpuasan juga datang dari Hulk dan Scolari.
Hulk menepuk bahunya, menunjukkan bola menyentuh bagian ini bukan lengan. Sentuhan di bahu bukan handball, sangat berbeda dengan sentuhan di lengan.
Scolari juga marah besar di pinggir lapangan, menganggap Webb sekali lagi menyerah pada tekanan dari pernyataan Zhou Yi sebelum pertandingan, membuat keputusan yang memihak Tim China di momen genting.
Tapi rekaman ulang slow motion siaran TV dari berbagai sudut dengan jelas menunjukkan bola memang menyentuh lengan Hulk, bukan bahunya.
Tak ada keraguan, ini jelas handball Hulk tanpa masalah sama sekali.
"Keputusan Webb ini tidak ada masalah, Hulk memang melakukan handball terlebih dahulu, kalau tidak bagaimana mungkin dia bisa mendapatkan kesempatan tembakan yang begitu mudah? Jangan mengeluh, nanti Webb memberimu kartu kuning..." He Ping berolok-olok.
……
Ketika pertandingan sudah berjalan selama satu jam, tersisa 30 menit lagi hingga berakhir, namun skor masih 1-1 tanpa perubahan berarti.
Serangan Tim Brasil sangat gencar, namun di bawah pimpinan Zhou Yi, serangan balik Tim China juga tampil mengesankan.
Karena takut akan serangan balik China, Brasil tidak bisa memberikan segalanya dalam menyerang. Bagaimanapun, dua bek sayap Brasil baik Alves maupun Marcelo lebih kuat menyerang daripada bertahan. Jika mereka maju menyerang, sangat mungkin tidak bisa kembali dengan cepat, menciptakan kerentanan besar di lini pertahanan.
Meskipun Yan Min dan He Ying yang sering menjadi sorotan dalam serangan balik China, tapi sebenarnya dari mana sumber semua itu?
Zhou Yi.
Sebagai pemain inti Tim China, pentingnya Zhou Yi bagi tim ini tidak perlu diragukan lagi.
Tapi tidak mudah bagi Brasil untuk menghentikan Zhou Yi.
Meskipun Scolaria secara khusus menempatkan Fernandinho sebagai starter dan menjadikan Paulinho yang performanya buruk sebagai cadangan, Fernandinho tetap kesulitan menghadapi Zhou Yi sendirian selama pertandingan.
Keduanya pernah berhadapan di fase grup Liga Champions dulu. Saat itu Fernandinho juga gagal menghentikan Zhou Yi yang membawa Dortmund meraih kemenangan.
Kali ini, kondisinya lebih buruk.
Karena Zhou Yi kini lebih kuat dibanding dua tahun lalu - tubuhnya lebih lincah, teknik kakinya lebih matang, penanganan bola lebih presisi, dan efisiensi melepaskan diri semakin meningkat.
Saat Zhou Yi menguasai bola, Fernandinho menyergap dari belakang ingin menempelnya, tapi Zhou Yi dengan cepat mengoper bola lalu berbalik dan langsung lari. Fernandinho gagal menyentuh, malah menerjang ke Yang Muge yang sedang memegang bola di depannya. Namun Yang Muge mengembalikan bola ke Zhou Yi yang kini tak terjaga, meninggalkan Fernandinho tertinggal di belakang...
Ketika situasi serupa terulang, dia tak lagi mengincar Yang Muge yang memegang bola, melainkan berbalik mengejar Zhou Yi. Akibatnya, Yang Muge membawa bola maju mengikuti pantatnya, membuatnya tampak seperti desertir yang dikejar-kejar...
Dia terus terperangkap dalam masalah serupa tanpa bisa melepaskan diri.
Usaha kerasnya dalam bertahan tak banyak berpengaruh pada Zhou Yi.
Dalam setiap pertemuan dengan Zhou Yi, dia seperti terus memerankan karakter "pecundang".
Hingga menit ke-60, Fernandinho tak lagi sanggup menerima kekalahan beruntunnya dari Zhou Yi.
Saat dia ke-N kalinya menyambar Zhou Yi yang menguasai bola, Zhou Yi membelakanginya, pertama kali mencondongkan badan ke kiri, membuat Fernandinho mengira Zhou Yi akan berbalik dan menembus dari sisi ini. Maka dia pun ikut memutar badan. Hasilnya, Zhou Yi segera berbalik ke arah yang benar-benar berlawanan, menggunakan punggung kaki luar kanannya untuk mengoper bola ke belakang, hampir saja berhasil menembus Fernandinho.
Gelandang bertahan Manchester City kali ini sudah tak tahan, kaki kanannya dari belakang melancarkan tendangan sapuan, langsung mengenai kaki kanan Zhou Yi yang baru saja mengoper bola. Akibatnya, Zhou Yi gagal menyelesaikan putarannya dan terjatuh telungkup di lapangan.
