Saat pertandingan memasuki menit ke-75, tersisa 15 menit lagi sebelum pertandingan berakhir. Waktu yang tersisa untuk Tim Brasil semakin sedikit.
Suporter Brasil di tribun sudah sulit menahan emosi.
Siulan mulai lebih sering terdengar saat serangan pemain Brasil gagal atau terjadi kesalahan.
Pemain Brasil di lapangan juga mulai kehilangan kesabaran, kesalahan mereka semakin bertambah.
Scolari berdiri di pinggir lapangan mondar-mandir gelisah dengan ekspresi serius.
Dua belas tahun lalu saat memimpin Tim Brasil di Piala Dunia, ekspresi dan gerak-gerik seperti ini tidak pernah muncul.
Masalah yang sebelumnya tak terpikirkan kini berubah menjadi pertanyaan yang tak bisa dihindari - Apakah Brasil benar-benar akan tersingkir di babak 16 besar?
Ini benar-benar pertanyaan menakutkan. Saat tiba-tiba muncul di benak banyak orang, mereka semua terkejut.
Suasana di Stadion Mineiro bahkan sedikit mereda.
Begitu menyadari kemungkinan Brasil tersingkir, para suporter Brasil yang sebelumnya bersiul-siu mencaci pun terdiam.
Hasil akhir ini bukanlah yang mereka inginkan. Seberapapun ketidakpuasan terhadap timnas, itu semua didasari harapan akan performa yang baik. Tidak ada yang ingin melihat Brasil gagal, tidak ada yang mau menerima hasil seperti ini. Kritik dan siulan mereka terhadap performa buruk pemain pun bukanlah bertujuan demikian.
Pada dasarnya, mereka tetap ingin melihat Brasil menang. Seberat apapun cacian, syaratnya Brasil harus lolos dulu. Kalau bisa lolos dengan susah payah, cacian berikutnya pun bertujuan agar performa di pertandingan selanjutnya lebih baik hingga bisa jadi juara. Nanti kalau benar jadi juara, sebesar apapun masalah sebelumnya tak akan ada yang menyentuhnya lagi.
Tapi kalau Brasil terhenti di babak 16 besar, sekeras apapun mencaci, apa gunanya? Atau masih adakah artinya?
Banyak suporter Brasil mulai paham - apapun kritik kita terhadap tim ini, yang utama harus pastikan dulu mereka menang. Jadi sekarang bukan waktunya menjatuhkan, harus bersatu dengan tim, berjuang bersama, dan mendukung mereka!
Tak lama, tribun kembali bergema nyanyian dan sorakan gembira. Para suporter Brasil memberi semangat pada timnya.
Para pemain Brasil pun menyadari keseriusan masalah ini. Dukungan suporter yang tiba-tiba itu benar-benar seperti suntikan semangat langsung ke jantung mereka.
Serangan Tim Brasil mulai menunjukkan peningkatan.
Pada menit ke-76, Alves membawa bola hingga ke area depan lalu melepaskan tendangan keras dari jarak 30 meter ke gawang!
Bola meluncur langsung ke gawang China, namun Sun Pan yang waspada berhasil melompat tinggi dan menepis tembakan Alves dengan satu tangan ke atas mistar gawang.
Tak lama kemudian, Neymar melakukan penetrasi di sayap kanan, mengelabui Rong Hao. Guo Nu yang membantu bertahan terlibat duel dengannya hingga dekat garis lapangan. Neymar membuat gerakan tipu sebelum mengirim umpan silang. Roque Santa Cruz yang datang dari belakang di area tengah menyundul bola ke gawang, tapi sundulannya meleset...
Di menit ke-78, Brasil mendapatkan peluang terbaik mereka di babak kedua. Hulk menembus Zhang Linpeng di sayap kiri lalu mengirim umpan silang ke titik jauh.
Guo Nu melompat untuk membersihkan bola dengan sundulan, namun gagal menyentuh bola - sebuah kesalahan prediksi yang langka darinya!
Roque Santa Cruz yang berada di belakangnya langsung menyambar bola untuk mencetak gol!
Tapi tampaknya ia terganggu oleh gerakan Guo Nu, salah memperkirakan jatuhnya bola sehingga gagal menyentuhnya!
Bola langsung melambung keluar dari garis lapangan...
"Bahaya sekali!" teriak He Panik. "Serangan dan semangat Brasil sedang meningkat akhir-akhir ini, Tim China harus ekstra waspada dalam bertahan! Jangan sampai ada mentalitas atau pemikiran yang salah, jangan menganggap Brasil bisa dikalahkan dengan mudah. Ingat, di depan kita berdiri satu-satunya tim yang lima kali juara Piala Dunia, dan ini adalah pertandingan di kandang mereka sendiri!"
Menghadapi perubahan dalam serangan Brasil yang kembali bangkit, Lippi juga cepat melakukan penyesuaian pergantian pemain dengan mengganti Gao Lin dengan Wu Lei.
Meskipun ini adalah pergantian di lini serangan, sebenarnya tujuannya untuk memperkuat pertahanan.
Setelah Wu Lei masuk, ada tiga pemain depan yang memiliki kecepatan memadai dan kemampuan individu dalam bertahan sendiri. Dengan ini, Tim China tidak perlu mengerahkan banyak pasukan saat menyerang - cukup mengandalkan mereka untuk melakukan serangan balik. Sementara pemain lain bisa fokus lebih banyak pada pertahanan.
Dengan cara ini, kemampuan bertahan Tim China di lini belakang relatif meningkat. Bagaimanapun, semua pemain bisa lebih fokus pada satu tugas tanpa keterbelahan fokus atau keraguan.
Sebenarnya taktik Tim China sejak awal pertandingan adalah bertahan dan melakukan serangan balik. Tapi mengapa Wu Lei tidak dimainkan sejak awal, melainkan Gao Lin?
Pertama, Gao Lin juga bisa menjalankan strategi bertahan-serang. Dia mampu menguasai bola dan menjadi pengumpan bagi rekan setim, yang sangat membantu dalam taktik ini. Kedua, Lippi sudah mempertimbangkan variasi taktik dengan menempatkan Wu Lei di bangku cadangan. Saat dibutuhkan, Wu Lei bisa masuk untuk menggempur lini pertahanan Brasil. Selain itu, kondisi stamina pemain pengganti berbeda - bek-bek Brasil yang sudah bermain 70-80 menit pasti memiliki stamina yang berbeda dengan Wu Lei yang baru masuk. Dengan memaksimalkan keunggulan stamina dan kecepatannya, Wu Lei bisa memberikan dampak maksimal pada pertahanan Brasil.
……
Setelah Wu Lei masuk, Tim China beralih ke strategi bertahan-serang yang lebih ekstrem.
Walau Wu Lei dan Yan Min adalah penyerang, mereka harus turun membantu pertahanan. He Ying juga bertahan, tapi posisinya sedikit lebih maju. Dia lebih banyak membantu pertahanan di area tengah daripada mundur ke area penalti.
Menjelang akhir pertandingan, serangan Tim Brasil semakin gencar. Meski sebagai penyerang, mereka tak mungkin diam melihat tim dikepung tanpa membantu.
Menit ke-81, César memberikan umpan silang dari sudut 45 derajat di sayap kanan. Neymar tiba-tiba berakselerasi, menyelinap di antara Feng Xiaoting dan Guo Nu, lalu melompat melakukan sundulan keras ke gawang!
Tapi headingnya langsung ditangkap Sun Pan yang sudah berdiri di posisi tepat.
Dua menit kemudian, Hulk menerobos area penalti dari sayap kanan dan memilih menghajar bola dengan kaki kanan. Kali ini tembakan kerasnya kembali ditepis Sun Pan dengan penyelamatan spektakuler.
Selama periode ini, Sun Pan sangat sering muncul di layar.
Dibandingkan César, performanya juga luar biasa. Brasil ingin mencetak gol penutup sebelum pertandingan usai, tapi harus melewati Sun Pan dulu.
Tentu saja Sun Pan tidak mengizinkan.
Dia tak hanya menyelamatkan gawang dari serangan Brasil, tapi juga terus memprovokasi suporter Brasil. Usai menepis tembakan keras Hulk, dia bangkit sambil menepuk-nepuk lambang bendera merah lima bintang di dada dengan wajah dingin.
Pada Piala Dunia ini, Sun Pan telah bermain dalam empat pertandingan dan kebobolan empat gol sejauh ini, rata-rata satu gol per pertandingan. Jika hanya melihat statistik kebobolan, performa ini mungkin tidak istimewa. Namun siapa pun yang menyaksikan empat pertandingan Tim China ini pasti tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Meski kebobolan empat gol, Sun Pan telah menepis lebih banyak tembakan berbahaya, terutama dalam pertandingan melawan Belanda dan Spanyol di mana kontribusinya di depan gawang sangat besar.
Dalam pertandingan ini dia juga kebobolan satu gol, tetapi berhasil menepis lebih banyak tembakan. Performa seperti ini jelas tidak bisa disebut buruk.
……
Berkat performa gemilang Sun Pan di menit-menit akhir, Brasil yang mengerahkan seluruh tenaga di akhir pertandingan gagal mencetak gol.
Bahkan Tim China sempat mengorganisir serangan berbahaya di menit ke-92 pertandingan.
Tembakan terakhir He Ying hanya meleset sedikit. Meski tidak masuk, hal itu sempat membuat suporter Brasil gemetar ketakutan.
"He Ying—dia menyia-nyiakan kesempatan emas untuk mengunci kemenangan atas Brasil!"
He Ping merasa sangat menyesal. Seandainya bola itu masuk, pertandingan akan berakhir dengan kemenangan China yang mengeliminasi Brasil menuju 8 besar Piala Dunia—sebuah lompatan sejarah baru bagi sepak bola Tiongkok.
Kini ketegangan masih berlanjut.
He Ying yang gagal memanfaatkan peluang itu tampak sangat kecewa. Dia bahkan berlutut di rumput lapangan, kedua tangan memegangi kepala sambil mendongak menghela napas.
Di tribun, banyak suporter China juga memegangi kepala dengan ekspresi penuh penyesalan.
……
Tembakan melenceng He Ying ini menjadi usaha terakhir kedua tim dalam 90 menit pertandingan.
Webb segera membunyikan peluit tanda berakhirnya pertandingan.
"Pertandingan 90 menit berakhir! Skor imbang 1-1! Dengan demikian, pertandingan akan memasuki perpanjangan waktu 30 menit. Jika belum ada pemenang setelah perpanjangan waktu, kita akan memasuki adu penalti yang paling kejam..." kata He Ping. "Sebelum pertandingan melawan tuan rumah, banyak yang mengira kita pasti tersingkir. Tapi setelah 90 menit, kita masih bertahan. Ini sangat penting - selama masih bertahan, harapan tetap ada. Setelah bertarung 90 menit, pasti lelah, tapi sekarang harus tetap kuat, gigit gigi dan bertahan! Pintu menuju dunia baru sudah di depan mata. Bertahan berarti menang!"
Komentator Brasil tampak sangat kecewa dengan hasil ini, namun mengingat pertandingan sudah mencapai fase ini, dia tak boleh pesimis. Akhirnya dia hanya bisa memotivasi para pemain Brasil: "...Jangan panik! Dari segi stamina, kita lebih unggul. Starting lineup mereka relatif tetap, sudah bermain empat pertandingan berturut-turut, pasti lebih banyak kehilangan stamina. Dari segi kemampuan tim, kita juga lebih baik. Asal bisa menjaga mentalitas dan bermain normal, tak ada yang perlu dikhawatirkan..."
Meski begitu, setiap suporter Brasil di depan televisi pasti tak seoptimis itu.
Performa buruk Brasil dalam pertandingan ini terlihat jelas oleh semua.
Meski di dua pertandingan fase grup pun performa Brasil biasa saja, saat itu masih fase grup - seri satu kali masih ada kesempatan. Ini babak penyisihan, tak ada istilah imbang - selain menang ya kalah.
Jika tak bisa menang, berarti harus tersingkir.
Menyaksikan performa Tim Brasil selama 90 menit ini, sungguh sulit dipercaya mereka memiliki jaminan mutlak untuk mengalahkan Tim China. Baik dalam serangan maupun pertahanan, organisasi permainan China jauh lebih baik. Brasil hampir sepenuhnya mengandalkan kemampuan individu pemain baik saat menyerang maupun bertahan.
Bintang lapangan bisa menentukan kemenangan atau kekalahan lewat kemampuan personal, tapi adakah pemain di skuad Brasil saat ini yang layak disebut sebagai bintang?
Hanya Neymar yang mendekati level seorang bintang lapangan.
Neymar tampil sangat gigih hari ini, namun sekeras apapun usahanya, ia tak mampu menembus gawang Tim China.
Memasuki perpanjangan waktu, ancaman Neymar akan berkurang seiring menurunnya stamina.
Bisakah ia mengandalkan bakatnya untuk mencetak gol penutup di perpanjangan waktu, membawa kemenangan krusial bagi Brasil?
