Sebelum perpanjangan waktu, kedua tim memiliki waktu istirahat lima menit. Tanpa sempat ke ruang ganti, mereka beristirahat di pinggir lapangan.
Tim fisioterapis kedua kesebelasan sibuk memijat otot kaki pemain yang kelelahan untuk memulihkan stamina.
Sementara para pelatih kepala sibuk menjelaskan pengaturan taktik di papan taktik untuk persiapan perpanjangan waktu.
Setiap pemain menyimak dengan sungguh-sungguh.
“Siaran TV sedang memutar ulang tembakan terakhir He Ying tadi. He Ping masih merasa menyesal: ‘Seandainya bola ini masuk, tidak akan ada semua kejadian sekarang... Sayang sekali, tapi inilah sepak bola. Kita tak pernah tahu apa yang terjadi di detik berikutnya... Semoga mental anak-anak Tim China tidak terganggu, semoga He Ying tidak terpengaruh. Kalau ada kesempatan di depan gawang lagi, tetap harus menembak dengan tegas!’”
Lippi memegang papan taktik sambil berbicara tanpa henti di depan para pemain. Penerjemahnya fokus memperhatikannya, lalu saat pelatih berhenti sejenak, ia langsung menerjemahkan seluruh ucapan tadi dengan cepat.
“...Ingat, pertahanan harus solid, lalu serang balik. Saat melakukan serangan balik harus tegas, jangan ada pemikiran berlebihan. Yang terpenting adalah sabar, tenang, jangan panik. Kita sudah latihan penalti khusus sebelum pertandingan. Jika benar-benar mentok, jalani adu penalti. Dalam penalti peluang kedua tim setara, Brasil belum tentu lebih baik dari kita...”
Teriakan penerjemah yang bernada tergesa-gesa semakin memperkuat nuansa genting dalam situasi seperti ini, membuat banyak pemain Tim China merasa tenggorokan mereka terasa mengencang.
Tapi sesaat sebelum masuk lapangan, Zhou Yi menepuk-nepuk bahu rekan setimnya sambil berkata: “Tim Brasil pasti tidak menyangka akan diseret ke perpanjangan waktu. Ini pukulan mental besar bagi mereka. Selama kita tetap tenang, sebenarnya keunggulan ada di pihak kita. Main saja sesuai ritme permainan sebelumnya, jangan terlalu banyak mikir.”
Meski masih muda, Zhou Yi telah melalui ratusan pertempuran. Ucapannya selalu menenangkan karena situasi apa lagi yang belum pernah ia alami? Pengalaman dua kali Final Liga Champions menjadikannya satu-satunya pemain China yang mencapainya.
Apa yang ia katakan pasti benar. Jika ia bilang tidak masalah, maka tidak ada masalah.
……
Setelah penyesuaian singkat dan istirahat, kedua tim kembali ke lapangan.
Lippi melakukan pergantian pertama dengan memasukkan Zheng Zhi menggantikan Yang Hao yang stamina-nya habis.
Yang Hao telah menjadi starter dalam empat pertandingan Piala Dunia berturut-turut. Meski selalu tampil sejak awal, konsumsi stamina-nya sangat besar. Dengan sisa 30 menit pertandingan, ia sudah tidak bisa mengikuti ritme permainan. Celah pertahanan akibat masalah stamina adalah skenario yang harus dihindari.
Zheng Zhi memang sudah berumur, namun kaya pengalaman. Berkat profesionalisme dan gaya hidup disiplin, kondisi fisiknya tetap prima. Tidak heran ia menjadi kapten dan pilar utama Guangzhou Hengyuan - penguasa CSL.
Zheng Zhi adalah gelandang serbaguna. Ia bisa mengatur serangan, bertahan, bahkan turun ke garis bek sebagai bek tengah saat diperlukan. Kehadirannya setara dengan menambahkan beberapa pemain sekaligus.
Kehadiran Zheng Zhi juga membantu Zhou Yi mengorganisir lini tengah, meringankan beban sang playmaker.
Berbeda dengan Tim China yang langsung melakukan substitusi di awal perpanjangan waktu, Tim Brasil masih menyimpan satu kuota pengganti terakhir. Namun Scolari memilih tidak melakukan pergantian.
Pertandingan berlanjut dengan Tim Brasil yang bermain di kandang sendiri terus menggempur gawang Tim China.
Karena pertandingan sudah memasuki perpanjangan waktu, tentu mereka berharap bisa segera mencetak gol, membangun keunggulan, lalu mengakhiri pertandingan dalam perpanjangan waktu.
Menit ke-91, Hulk melakukan terobosan di sayap kiri dan dijatuhkan oleh Zhang Linpeng. Wasit utama Webb memberikan tendangan bebas untuk Brasil di dekat garis lapangan, posisi ini praktis setara dengan tendangan pojok pendek.
Neymar yang mengeksekusi tendangan bebas ini. Depan gawang dipenuhi pemain. Ia mengoper bola ke depan gawang, berharap menciptakan kekacauan dan memenangkan bola dalam situasi kacau.
Namun bola ini berhasil dibayangi oleh Guo Nu yang melompat lebih dulu dari semua pemain, dan disundul keluar garis lapangan.
Selanjutnya Brasil mendapatkan tendangan pojok.
Kali ini Brasil tidak langsung mengirim bola ke depan gawang. Mereka melakukan tendangan pojok taktis, mengatur serangan kembali. Kemudian mengirim bola ke depan gawang lagi. Tapi saat Roque Santa Cruz menyambar bola, kaki kirinya yang terangkat malah menendang Sun Pan. Webb menilai Roque melakukan pelanggaran terhadap kiper dan memberikannya kartu kuning.
Tapi masalah Brasil mungkin belum berhenti di situ.
Sun Pan yang ditendang Roque Santa Cruz langsung berbaring di lapangan dan tidak bangun-bangun.
Menurut peraturan, jika ada pemain cedera selama pertandingan, pemain tersebut harus keluar lapangan untuk menjalani perawatan, dan baru boleh kembali setelah selesai diobati. Selama itu tim tersebut harus bermain dengan pemain berkurang.
Hanya satu posisi yang pengecualian, yaitu kiper.
Kiper cedera, tidak perlu turun lapangan untuk menerima perawatan, pertandingan tidak bisa dilanjutkan. Pertandingan baru bisa dilanjutkan setelah perawatan kiper selesai dan dipastikan tidak ada masalah. Sebelum itu, seberapa pun gentingnya, kita hanya bisa menunggu.
Menunggu……
Menunggu……
……
Saat Roque Santa Cruz mengenai lengan Sun Pan, Sun Pan langsung memegangi lengannya dan jatuh ke tanah. Tim medis Tim China juga segera naik ke lapangan setelah mendapat izin wasit utama untuk melakukan pemeriksaan dan perawatan pada Sun Pan.
Sebenarnya tidak ada masalah serius, tapi semua orang tahu ini adalah kesempatan emas bagi Tim China untuk mengulur waktu.
Maka tim medis melakukan pemeriksaan dan perawatan sedetail itu dengan santai, sementara Sun Pan berbaring di tanah sambil memegangi lengannya dengan ekspresi kesakitan. Pemain China lainnya mengerumuninya, ada yang mengisi cairan tubuh, ada yang menyaksikan keramaian, ada juga yang beristirahat.
Pemain Brasil mana mungkin tidak tahu rencana Tim China? Mereka semua sudah berpengalaman, bukan pemain baru. Roque Santa Cruz mendatangi wasit utama dan protes bahwa Sun Pan pasti sedang mengulur waktu: "Aku memang menyenggolnya, tapi pasti tidak separah itu. Dia tidak mungkin butuh perawatan selama ini!"
Sebagai kapten tim, Zhou Yi tentu harus membela rekan setimnya. Ia mendekati Roque Santa Cruz: "Kamu bukan dokter, mana bisa tahu tingkat keparahannya?"
Roque Santa Cruz membantah: "Kekuatanku tidak besar..."
"Oh, kekuatan tidak besar? Kalau tepat menginjak posisi kritis, tidak butuh kekuatan besar pun bisa menyebabkan kerusakan parah." Zhou Yi berdebat dengan (Hu) alasan (Jiao) yang (Man) ngotot (Chan).
“Ini pembenaran yang dipaksakan!” Roque Santa Cruz marah.
Zhou Yi melangkah maju hampir menempel Roque, lalu menatapnya sambil berkata: "Yang melanggar itu kamu. Menurutku kamu tidak punya hak untuk bicara seperti ini. Ingat, kamu sudah punya satu kartu kuning."
Meski Roque menggigit gigi geram, setelah mendengar perkataan Zhou Yi, sejengkel apapun dia tidak bisa berbuat apa-apa pada Zhou Yi.
Pemain Brasil lainnya segera menarik Roque pergi. Mereka khawatir kalau Roque impulsif mendorong Zhou Yi, lalu Zhou Yi pura-pura jatuh sambil memegang wajah, bisa-bisa pertandingan tertunda sampai babak pertama perpanjangan waktu selesai...
Kapten Brasil Thiago Silva memeluk bahu Zhou Yi sambil berbisik dengan tangan menutupi mulutnya: "Kita semua tahu apa yang terjadi, cukup sudah ya..."
Zhou Yi berpura polos: "Aku tidak bisa memutuskan ini. Tergantung fisioterapis, dan fisioterapis juga harus lihat kondisi Sun Pan..."
Thiago Silva tidak bisa berbuat banyak menghadapi orang se kurang ajar ini.
Salah sendiri timnya terlanjur menendang orang yang seharusnya tidak ditendang.
Akhirnya Sun Pan berbaring di tanah selama tiga menit di bawah siulan keras suporter Brasil sebelum ditarik bangun oleh fisioterapis.
Tiga menit itu seberapa lama?
Babak pertama perpanjangan waktu cuma 15 menit, dia sudah mengulur waktu seperlima-nya.
Saat Sun Pan mulai melenturkan kakinya, siulan dari tribun semakin keras.
"Sun Pan sama sekali tidak peduli, bahkan melambaikan tangan ke arah suporter Brasil di tribun yang mencibirinya dan mengacungkan jari tengah..."
Melihat adegan ini, bahkan Zhou Yi pun harus mengakui kalau Sun Pan bisa lebih tak tahu malu daripada dirinya sendiri ketika sudah kehilangan muka.
"Sun Pan sudah bangkit, terlihat tidak ada cedera serius. Dia menggerak-gerakkan lengan yang ditendang Roque Santa Cruz..." He Ping sengaja tidak menyebut soal penguluran waktu.
Tapi komentator Brasil langsung mengecam: "Ini tindakan tidak beretika olahraga dan sangat hina! Sebelum pertandingan Zhou Yi bilang wasit memihak Brasil, tapi lihatlah apa yang dilakukan Tim China - setiap tindakan mereka menginjak-injak semangat olahraga yang adil!"
Sebenarnya tindakan Sun Pan bukan sekadar mengulur waktu, yang lebih penting adalah memberi pemain China beberapa menit tambahan untuk istirahat.
Berbeda dengan Brasil, kedalaman bangku cadangan China jelas kurang. Empat pertandingan hampir seluruhnya mengandalkan formasi inti yang sama, menyebabkan kelelahan fisik yang sulit pulih dalam waktu singkat. Bertahan selama 90 menit plus perpanjangan waktu menjadi ujian berat bagi stamina seluruh tim.
Karena itulah Tim China membutuhkan waktu istirahat seperti ini untuk mempersiapkan diri menghadapi perpanjangan waktu berikutnya.
Setelah proses berlarut-larut ini, akhirnya pertandingan bisa dilanjutkan kembali.
Aksi penguluran waktu Sun Pan membuat suporter Brasil geram. Mereka menanti-nanti saat pertandingan dimulai untuk menghancurkan China dan mengubah gawang Sun Pan menjadi saringan.
