Setelah kedua tim menyelesaikan daftar penalti, wasit utama memanggil kapten kedua tim untuk mengundi koin guna menentukan urutan eksekusi penalti.
Beberapa orang berpendapat urutan eksekusi penalti akan sangat mempengaruhi hasil, seperti pengaruh sistem kandang-tandang yang begitu jelas.
Sebagian beranggapan tim yang menendang duluan lebih terbebani tekanan, karena setiap babak mereka harus lebih dulu ke titik penalti tanpa mengetahui performa lawan berikutnya. Ketidakpastian ini memperparah kondisi mental. Sedangkan tim yang menendang belakangan sudah mengetahui hasil lawan, sehingga lebih tenang dalam eksekusi.
Tapi ada juga yang berpendapat sebaliknya, pemain yang menendang belakangan justru menghadapi tekanan lebih besar karena beban berat akan jatuh ke pihak yang tampil belakangan. Apakah orang itu berhasil mencetak gol atau tidak, pasti akan memengaruhi.
Tapi menurut data statistik, urutan eksekusi penalti sepertinya tidak terlalu berpengaruh pada hasil akhir.
Sebelum Piala Dunia ini, ESPN telah mengumpulkan semua data penalti di Piala Dunia sebelumnya. Statistik ini mencakup banyak aspek, salah satunya: apakah urutan penendang dalam adu penalti memengaruhi hasil akhir?
Data menunjukkan hampir tidak ada pengaruh. Dari semua statistik, 51% tim yang menendang duluan meraih kemenangan, sementara 49% tim yang menendang belakangan yang menang.
Kedua tim pada dasarnya seimbang. Selisih 2% ini bisa diabaikan.
Setelah undi koin, Tim Brasil akhirnya memenangkan hak untuk menendang duluan.
Pemain kedua tim mulai beranjak dari area istirahat, bersiap untuk adu penalti penentuan kemenangan.
"Pertandingan akhirnya sampai pada babak penentuan... Dengan ketangguhan, Tim China berhasil imbang melawan Brasil selama 120 menit, memaksa pertandingan masuk ke adu penalti. Kami yakin Lippi pasti sudah mempersiapkan skenario ini, sebab sebelum pertandingan ada laporan bahwa dia sedang melakukan latihan penalti... Saat ini seluruh sorotan suporter China tertuju pada depan gawang... Bahkan seluruh dunia sedang menatap sini. Sebagai tuan rumah, apakah Brasil sang juara lima kali Piala Dunia akan tersingkir oleh China lewat adu penalti? Kemungkinan ini sebelumnya mustahil, tapi sekarang perlahan menjadi nyata..." komentar He Ping.
"Sun Pan berjalan langsung menuju gawang. Di belakangnya, para pemain Tim China berteriak, 'Semangat, Sun Pan!'"
"Ini kesempatanmu untuk jadi pusat perhatian, Pan-Pan!"
Sun Pan melambaikan tangan tanpa menoleh.
Rekan setimnya tak melihat ekspresinya. Sebenarnya, senyum Sun Pan hampir sampai ke telinga - dia tertawa terang-terangan.
Adu penalti!
Bagi kiper yang sangat percaya diri, tidak ada yang lebih hebat dari adu penalti.
Sebagai kiper, sebagian besar waktu kita jadi kambing hitam. Yang jadi bintang selalu penyerang. Kalau penyerang mencetak gol cantik, kiper cuma jadi backdrop.
Hanya di adu penalti, kiper jadi raja di kandang sendiri.
Di sini, pepatah "kiper hebat setara separuh tim" akan terbukti nyata.
Sun Pan senang bisa menyeret pertandingan ke perpanjangan waktu.
Sesampai di depan gawang, dia mengencangkan sarung tangan lalu mengukur jarak dengan langkah kaki.
Karena ini kandang Brasil, mayoritas suporter di belakang gawang manapun pasti fans Brasil.
Suporter China berada di posisi lebih atas dan agak samping.
Pilih gawang mana pun, Brasil tetap dapat dukungan lebih besar. Bagi China sama saja.
Lagipula, undian sebelum penalti bukan untuk pilih sisi. Wasit utama yang menentukan gawang berdasarkan pencahayaan dan kondisi rumput.
“Sun Pan mengukur lebar gawang, lalu berbalik dan berdiri di garis gawang. Di belakangnya, para suporter Brasil terus memberi siulan dan beberapa bahkan acungin jari tengah sambil mencacinya dalam bahasa Portugal.
Tapi semua ini tak mengganggu Sun Pan.
Meski dikenal temperamental, Sun Pan tahu postur balasan yang benar sebagai kiper.
Pemain pertama Brasil yang maju adalah bek tengah David Ruiz, yang memiliki teknik set-piece mumpuni.
Setelah menempatkan bola, dia berbalik dan meninggalkan area penalti hingga ke busur kotak penalti - jarak ancang-ancang yang sangat panjang.
Jarak lari sepanjang ini bisa membuat eksekutor overthinking, atau justru membuat kiper kebanyakan berpikir...
Begitu wasit utama Webb meniup peluit, David Ruiz mulai berlari kencang, menerobos area penalti lalu mengayunkan kaki untuk tendangan keras!
Bola melesat ke sudut kiri atas. Sun Pan yang terjun ke kanan salah prediksi. Bola masuk gawang tanpa suspense.
Sorakan gembira menggema dari tribun suporter Brasil.
"DAVID RUIZ! GOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOL!!!" Komentator Brasil akhirnya bisa melepaskan energi paru-parunya yang terpendam selama pertandingan.
Usai mencetak gol, David Ruiz berlari ke garis lapangan sambil mengacungkan kepalan tangan untuk merayakan.
Sebagai orang pertama yang menendang penalti untuk seluruh tim, Zheng Zhi seringkali harus menghadapi tekanan besar.
Tendangan David Ruiz ini memberi awal yang baik bagi rekan-rekan setimnya.
Pemain pertama yang tampil untuk Tim China adalah Zheng Zhi.
"Zheng Zhi akan mengeksekusi penalti pertama China. Hasil tendangannya akan memengaruhi psikologis rekan setim yang akan menendang berikutnya..." He Ping menurunkan volume suaranya saat mengomentari, seolah tak ingin mengganggu konsentrasi Zheng Zhi.
Namun suasana stadion sama sekali tidak tenang. Suporter Brasil terus menerus melontarkan siulan, bahkan penggemar di belakang gawang menggerakkan tubuh sambil menari-nari untuk mengganggu konsentrasi Zheng Zhi secara visual.
Setelah menempatkan bola dengan kepala tertunduk, Zheng Zhi mundur beberapa langkah sambil tetap menunduk menunggu peluit wasit utama.
Begitu peluit berbunyi, ia mulai lari ancang-ancang dengan kepala masih tertunduk, lalu menendang bola ke... area tengah!
César menyambar ke samping, namun saat bergerak ia baru menyadari bola justru mengarah ke tengah. Mustahil baginya untuk kembali ke posisi semula, sehingga ia hanya bisa pasrah melihat bola melesak ke gawang dari tempatnya sempat berpijak...
"Gol! Zheng Zhi dengan mantap menempatkan bola ke dalam gawang!" He Ping di kursi komentator bersemangat menggegamkan kepalan tangan.
……
Pemain kedua yang menendang untuk Brasil adalah Willian. Setelah menempatkan bola, ia menunggu peluit berbunyi lalu mulai lari ancang-ancang untuk mengeksekusi.
"Kali ini, dia menendang bola ke arah kiri, sementara Sun Pan salah menebak arah dan menyambar ke kanan."
"Tapi tembakan William kali ini tidak masuk ke gawang. Bola yang menempel rumput akhirnya melenceng dari tiang gawang kiri!"
"William... Aaaaaa!" teriak komentator Brasil. "Melenceng! Dia melenceng! Terlalu... Terlalu memaksakan sudut... Seharusnya tidak! Tidak perlu memaksakan sudut seperti ini! Kiper Tim China sudah salah menebak arah dua kali berturut-turut, tapi kali ini kitalah yang menyia-nyiakan kesempatan!"
"Mantap! William meleset! Gol gagal! Selanjutnya selama He Ying bisa mencetak gol, kita akan unggul atas Brasil!" kata He Ping dengan semangat.
Para suporter China di depan televisi awalnya bersorak gembira, tapi segera berubah hening. Semua menahan napas menyaksikan He Ying membawa bola maju.
Setelah menempatkan bola, He Ying melakukan ancang-ancang dan menembak ke sudut kiri bawah gawang - sudut yang secara teoretis sulit diselamatkan.
Tapi kali ini César tepat menebak arah. Begitu He Ying mengayunkan kaki, dia langsung melesat ke sudut kiri bawah gawang dan menepis tembakan He Ying!
"Aduh--!!!" He Ping menyangga kepala dengan kedua tangan. "Tembakan He Ying sudah mengarah ke celah semaksimal mungkin, tapi César melakukan penyelamatan sempurna! Dia berhasil membaca arah tendangan He Ying dan bergerak lebih dulu..."
Dalam data statistik yang dibuat ESPN mengenai penalti di Piala Dunia, sudut kiri bawah gawang adalah area favorit pemain penendang. Lebih dari 20% tendangan penalti mengarah ke sini, terutama dari pemain berkaki kanan.
Karena pemain cenderung menendang ke area ini, kiper yang telah melalui latihan panjang dan akumulasi pengalaman secara alami juga lebih sering menyambar ke sisi ini.
Meskipun ini zona tersering dalam penalti Piala Dunia, persentase gol memang peringkat kedua terbawah di antara sembilan area - hanya lebih tinggi dari zona tepat di atas kepala kiper, dengan persentase gol 71%.
He Ying yang gagal mengeksekusi penalti ini menengadah ke atas, mengatupkan bibirnya dengan erat, menunjukkan ekspresi kesal yang mendalam.
Sebenarnya dia punya kesempatan membawa Tim China unggul dalam skor. Semua orang menantikan momen ini, tapi dia mengecewakan harapan mereka.
Ini menjadi pukulan berat baginya, sekaligus kehilangan peluang emas bagi Tim China untuk membalikkan ketertinggalan dari Brasil. Penalti ini menyelamatkan William dan Brasil yang sedang cemas, tapi menjerumuskan Tim China ke dalam kobaran api.
Situasi kedua tim langsung berbalik 180 derajat. Inilah kekejaman adu penalti - perubahan drastis yang membuat kedua kubu terus-menerus dihantam gelombang psikologis antara menggapai awan atau terjerembab ke jurang.
Di bawah tekanan dan guncangan mental sebesar ini, hanya mereka yang memiliki jantung sebesar batu karang yang bisa tetap tenang.
